Anda di halaman 1dari 36

PENCEGAHAN &

PENULARAN 

HEPATITIS 


DIDIK INDIARSO
Div. Gastroentero-Hepatologi Dept. Penyakit Dalam
RSUP dr Kariadi / FK UNDIP

Senarang, 25 Agustus 2019


Indonesia : 4 -20.3% Karier Inaktif VHB
2,5-3,8% diantara donor darah VHC
Beda Hepatitis virus A,B & C
Akut Kronis Vaksin

Oro-
Virus Hep A fekal

Virus Hep B
Parent
eral
Virus Hep C

6 bulan
Bagaimana cara penularan Hepatitis virus ?

Virus Hep A Oro-fekal

Virus Hep B
Parenteral
Virus Hep C
BAGAIMANA HEPATITIS A MENULAR ?
BAGAIMANA HEPATITIS A MENULAR ?
Bagaimana kita bisa tertular
virus Hepatitis B atau C ?

Penularan Horisontal Penularan Vertikal

Host Resipien Ibu

Saat
persalinan

Anak

Hepatitis B menular ketika darah, sperma, atau cairan


tubuh lainnya yang terinfeksi virus Hepatitis B masuk ke
dalam tubuh seseorang yang tidak terinfeksi
Konsentrasi virus hepatitis B
pada cairan tubuh 


Low/Not
High Moderate Detectable

darah semen urine


serum cairan vaginal feces
eksudat luka saliva keringat
Air mata
Air susu
Penularan Horisontal Virus Hepatitis

Penularan virus hepatitis B dari


orang yang terinfeksi dengan
kontak langsung(close contact)

Hepatitis B & C termasuk penyakit


menular seksual

Di AS, Hep B paling sering


ditularkan melalui kontak seksual

↑ Sering berganti pasangan seksual


atau riwayat STD = ↑ risiko
Penularan Horisontal Virus Hepatitis

Faktor risiko:
Pemakaian bersama:
Sikat Gigi
Silet
Gunting kuku
Kecelakaan Jarum suntik
Transfusi darah /

haemodialysis / Prosedur medis
Pengguna obat terlarang dengan
jarum suntik
Tatto
Tindik
akupuntur
Penularan Vertikal Virus Hepatitis

Saat persalinan
Ditularkan melalui ibu
yang carrier ke
bayinya
biasanya saat
pemotongan tali pusar
cara transmisi yang
paling penting dan
paling umum di dunia
dan Indonesia
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan

konsentrasi virus
Volume Inoculume
lama “paparan”
cara masuk VHB kedalam tubuh
kesetaraan individu yang bersangkutan
Individu dengan Resiko Tinggi
Individu yang terpapar produk darah pada kerjanya termasuk
tenaga medis
Anak yang lahir dari ibu dengan hepatitis B
Staf ditempat perawatan pasien cacat mental
Pasien hemodialisis
Pasien penerima konsentrat VIII dan IX
Berumah tangga atau kontak seksual dengan pasien hepatitis B
Homoseksual / biseksual aktif
Individu yang tinggal di daerah endemis Hepatitis B
Individu yang mengunjungi daerah endemis Hepatitis B
Heteroseksual dengan partner seksual multipel
Penyalahguna obat injeksi
Status Imunitas Infeksi Virus Hepatitis B pada Pekerja Kesehatan 

di RSUP dr Kariadi 2013

N = 613

Terinfeksi Hep B
63,6 % Pernah terinfeksi
Imun alamiah
Imun dapatan (vaksin)
Tidak Imun

Didik Indiarso, Agung Prasetyo, Hery Djagat P, Hirlan


Status Imunitas Infeksi Virus Hepatitis B pada Pekerja Kesehatan 

di RSUP dr Kariadi 2018-1019

N = 2035

HBsAg Positif
HBsAg Negatif
AntiHBs positif
AntiHBs negatif

45,4 %

Tidak Imun
Resiko Pekerja Kesehatan
Terinfeksi Hepatitis B

0.5 - 5% 0.1%
Resiko Pekerja Resiko Populasi
Kesehatan USA

Pekerja Kesehatan berisiko

2 – 10 kali lipat lebih tinggi


S. C. Hadler. Vaccine. 1990;8:S24-S28
Pencegahan Infeksi Hepatitis B

•Pencegahan umum:
–Edukasi
•Pencegahan khusus:
–Vaksinasi
–Pencegahan paska pajanan
Edukasi & Konseling
• Konseling dilakukan dengan
tujuan menurunkan mortalitas
dan morbiditas Hepatitis
virus kronik
• Terdapat dua kelompok
populasi yang dapat diberikan
konseling tentang Hepatitis
virus yakni :
– Individu dengan risiko tinggi
– Pengidap Hepatitis virus kronik
Materi Edukasi & Konseling
• Konseling kepada pasien dan keluarga
tentang:
– Perjalanan penyakit
– Pemeriksaan Hepatitis B
– Cara penularan dan pencegahan virus
Hepatitis
Konseling pada Individu Berisiko
Tinggi

• Penjelasan umum mengenai penyebab, cara


penularan, perjalanan penyakit, gejala umum, terapi
dan komplikasi Hepatitis
• Cara-cara pencegahan umum infeksi Hepatitis B & C
dengan mencegah kontak dengan cairan tubuh pasien
(darah & produk darah, cairan cerebrospinal,
peritoneum, pleura, cairan amnion,
semen, cairan vagina)
Konseling pada Individu Berisiko
Tinggi
• Pengetahuan ttg cara
memeriksakan diri untuk
status infeksi Hepatitis
dan kemungkinan terapi
• Saran untuk tidak mendiskriminasikan org yg
menderita Hepatitis virus.
• Konseling untuk meninggalkan gaya hidup
berisiko tinggi bila memungkinkan dan
menggunakan prinsip pencegahan penularan yg
baik bila gaya hidup tersebut tidak bisa
ditinggalkan
Konseling pada Penderita
Hepatitis virus kronik
• Pasien harus menghindari alkhohol sama sekali dan
mengurangi makanan yang
memiliki kemungkinan bersifat
hepatotoksik
• Pasien berhati-hati dalam
mengkonsumsi jamu/suplemen/obatbebas
• Pasien harus memberi tahu status hepatitis virus nya
apabila berobat ke dokter untuk menghindari pemberian
terapi bersifat hepatotoksik dan terapi imunosupresan.
• Pasien harus menerima vaksin Hepatitis A yang belum
memiliki kekebalan
Konseling pada Penderita
Hepatitis B
• Perlu dilakukan vaksinasi pada pasangan seksual.
• Perlunya penggunaan kondom
selama berhubungan seksual dg
pasangan yg belum divaksinasi
• Pasien tidak diperbolehkan bertukar sikat gigi,
gunting kuku atau pisau cukur
• Perlu menutup luka yg terbuka agar darah tdk
kontak dg orang lain.
• Pasien tdk diperkenankan mendonorkan darah,
organ ataupun sperma.
VAKSINASI
Imunisasi
Terdapat 2 jenis imunisasi hepatitis B:
Aktif: disebut juga vaksinasi. Vaksin
hepatitis B berisi HBsAg yang diambil dari
serum penderita hepatitis B yang dimurnikan
atau dari hasil rekombinasi DNA sel ragi
untuk menghasilkan HBsAg.

Pasif: menggunakan HBIg yang didapat


dengan memurnikan plasma donor yang
memiliki kekebalan terhadap hepatitis B.
Vaksinasi
• Vaksin yang tersedia adalah vaksin
rekombinan dan diberikan dalam
3 dosis injeksi IM pada bulan
0,1,6. anti-HBs mulai terbentuk
2-4 minggu setelah vaksin diberikan

Sebelum vaksinasi diberikan, pemeriksaan HBsAg,


anti-HBc, dan anti-HBs harus diperiksa untuk
menilai status imunitas pasien.

Imunisasi diberikan pada bayi baru lahir dan dewasa


yang berisiko tinggi
Vaksinasi
Bila pembentukan imunitas setelah vaksin kurang
baik (anti-HBs<10), pemberian 1 dosis tambahan
vaksin bisa mencetuskan respon pada 25-50%
pasien dan pengulangan 3 dosis vaksin dapat
mencetuskan respon pada 44-100% pasien
Bila pembentukan imunitas baik,
maka tidak perlu
dilakukan booster
Pencegahan transmisi vertikal
Semua wanita hamil harus diskrining
untuk Hepatitis B
IBU Ibu dengan HBsAg (+) dan DNA VHB
tinggi harus diberikan antiviral pada
trimester 3.
Penularan ini dapat dicegah melalui

ANAK pemberian HBIG dan Vaksinasi hepatitis


B pada bayi saat lahir < 12 jam
Belum ada bukti untuk melarang pasien
hepatitis B menyusui bayinya
PENCEGAHAN PASCA
PAJANAN
Risiko Peularan Paska Pajanan

Hepatitis B 37 - 62%
(HBsAg + HBeAg -)

Hepatitis C 1,8%

HIV (Perkutaneus) 0,3%


(Membran mukosa) 0,09%
Kapila K, Gupta RM, Chopra GS. Post-exposure prophylaxis: what every health
care worker should know. Med J Armed Forces India. 2008;64(3):250–3.
Pencegahan Paska Pajanan

Status HBsAg sumber pajanan


dan imunitas pasien merupakan
faktor yang menentukan
perlunya profilaksis paska
pajanan hepatitis B.
Bila diperlukan, profilaksis yang
diberikan adalah HBIg dan
inisiasi seri vaksin hepatitis B
Pencegahan Paska Pajanan

Pemberian HBIg dan vaksin


hepatitis B dilakukan secara IM di
lokasi yang berbeda dan harus
diberikan sebelum 24 jam
setelah pajanan.
Pemeriksaan anti-HBs harus
dilakukan 1-2 bulan setelah dosis
vaksin terakhir
Kesimpulan
Hepatitis virus kronis sering kali tidak
bergejala, dibutuhkan pemeriksaan lab untuk
diagnosis
Pemeriksaan lab digunakan untuk mengetahui
status infeksi & derajat kerusakan hati.
Penularan virus dapat terjadi secara vertikal
& horisontal
Kesimpulan
Konseling dan edukasi penting untuk
diberikan bagi pasien hepatitis B dan
kelompok risiko tinggi
Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif
harus mendapat HBIg dan inisiasi seri vaksin
sebelum berusia 12 jam
Status HBsAg sumber pajanan dan imunitas
pasien merupakan faktor yang menentukan
perlunya profilaksis paska pajanan hepatitis
B.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai