Anda di halaman 1dari 5

Yogyakarta, 18 oktober 2016

Nomor : 01/Fa/instalasi farmasi/X/2016


Perihal : Laporan Mengikuti Seminar

Kepada
Yth.Ka. Urusan Administrasi Kesekretariatan
Di tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan adanya undangan dari dinas kesehatan kota Yogyakarta:
Nama

: Febriana Astuti, S.Farm., Apt

Tanggal

: 26-27 oktober 2016

Jenis event : seminar perbekalan Farmasi


Perbekalan terhadap sarana produksi dan atau distribusi obat kepada tenaga kesehatan
dan penanggung jawab sarana distribusi obat
Dengan ini kami laporkan hasil dari seminar tersebut berupa ringkasan materi sminar.
Demikian kam sampakan, atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Febriana Astuti, S.Farm., Apt

RINGKASAN MATERI

1. Tema : Kebijakan distribusi Obat di DIY


Poin Materi :
Fokus program / kegiatan pembangunan kesehatan 2017-2019
a. Program Prioritas:
Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk Imunisasi)
Perbaikan Gizi khususnya stunting
Pengendalian Penyakit Menular (ATM: HIV/AIDS, Tuberkulosis &
Malaria)
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes Melitus,
Obesitas & Kanker)
b. Prioritas kegiatan diutamakan ke Promotif & Preventif, termasuk kegiatan
pro-aktif menjangkau sasaran ke luar gedung Puskesmas
c. Fokus utama pada Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Care)
d. Menjangkau sasaran utamanya dgn strategi pendekatan keluarga
Fokus pembinaan : Proses perijinan , SDM. Penyelenggara, Pelaporan
Kebijakan
a. Ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai aman bermutu dan
bermanfaat, sediaan farmasi yang distribusikan dan digunakan dilayanan
kesehatan harus ada ijin edar nya
b. Distributor Pedagang Besar Farmasi (PBF) melakukan operasional sesuai
peraturan yang berlaku dan menerapkan CDOB, mendistribusikan obat sarana
yang sesuai, misalnya ke PBF lain, IFRS, Apotek, Toko obat berijin(kecuali
obat keras)
PBF tidak boleh menyalurkan ke dokter (termasuk vaksin)
Ijin penyaluran lintas provinsi dengan mempertimbangkan
kemanfaatannya dalam pelayanan kesehatan dan pemberdayaan PBF di
DIY
Peningkatan Pelayanan kesehatan kepada masyarakat selalu dilakukan
Pembinaan dilakukan secara berjenjang dan bekerjasama dengan lintas
sektor
2. Tema : Perbekalan dan pengendalian dan pelaporan E-Report terhadap distribusi obat di
indonesia
Poin Materi :
Kesalahan dalam pelaporan obat : Data kode produk yang ditolak, pelaporan retur
obat
Pembukaan akses pelaporan
Bagi PBF yang hingga tanggal yang ditetapkan pelaporannya belum diupload, maka
sistem akan melakukan penguncian otomatis

Akses Pembukaan pelaporan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi setempat


Periode pelaporan obat
a. Triwulan I : 1 Januari 31 Maret max pelaporan 20 April
b. Triwulan II
: 1 April 30 Juni max pelaporan 20 Juli
c. Triwulan III : 1 Juli 30 September max pelaporan 20 Oktober
d. Triwulan IV: 1 Oktober 31 Desember max pelaporan 20 Januari tahun
berikutnya

3. Tema : Peran Dinkes DIY dalam Pembinaan Sarana distribusi


Poin Materi :
Peran DINKES
a. Menjadi perwakilan pusat dalam pelaksanaan program kefarmasian dan
Kesehatan di daerah, terutama dalam kerja sama lintas program dan lintas
b. Menjadi fasilitator pengumpulan dan validasi data capaian program,terutama
yang bersumber dari Puskesmas/sarana pelayanan kesehatan
c. Menjadi kontributor dalam upaya pencapaian tata kelola pemerintahan dan
keuangan negara yang baik dan benar di lingkup Program Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
d. Melaksanakan program kefarmasian dan alat kesehatan dengan kinerja baik.
Khusus untuk pengakuan lintas provinsi
a. Mempertimbangkan :
Jml PBF di DIY cukup utk melayani fasyankes
Jenis dan mutu obat memenuhi kebutuhan
Memberdayakan dan memberikan peluang berkembang PBF yg ada di
DIY
b. Dinkes DIY baru mengeluarkan ijin/pengakuan PBF cabang dari luar kota
ditribusi ke DIY apabila menjadi pemenang tender (termasuk penyedia e
catalog)
4. Tema : Evaluasi Pembinaan Sarana Distribus Obat
Poin Materi :
Poin penting dalam distribusi Obat
a. Kesesuaian dengan Permenkes tentang Pedagang Besar Farmasi No. 34 tahun
2014 Perubahan atas Permenkes No. 1148 /MENKES/PER/VI/201
b. Kesesuaian dengan Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan Kepala Badan
POM No. 03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012
5. Tema : Pengawasan CDOB terhadap Aspek Manajemen Mutu terkait Peredaran obat palsu
Poin Materi :
Di Indonesia peredaran obat illegal termasuk obat palsu semakin marak dan
penyalahgunaan obat oleh pengguna semakin memprihatinkan.

Ciri cirri obat illegal termasuk palsu : tidak memiliki nomor izin edar atau NIE
tidak sesuai dengan yang terdaftar di Badan POM, Bentuk, warna, rasa, tekstur obat
dan kemasan tidak seperti biasanya Tidak mencantumkan nama dan alamat produsen
Sumber obat illegal termasuk palsu : obat kadaluarsa, obat curian, obat donasi dari
luar negeri yang dijual kepada penjual illegal, obat sisa rumah sakit, obat yamg
dikumpulkan pemulung, kemasan yang dipakai kembali, produksi obat illegal
termasuk palsu oleh pihak yang tidak berwenang
Cara distribusi obat yang baik : Cara distribusi, penyaluran obat dan, atau bahan obat
yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
persyaratan dan tujuan penggunaannya.
Kebijakan Mutu :
a. Sesuai dengan sasaran organisasi
b. Komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan berkesinambungan
untuk keefektifan sistem manajemen mutu
c. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu
d. Dikomunikasikan dan dan difahami dalam organisasi dan
e. Ditinjau agar dapat senantiasa sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

6. Tema : Tantangan dan hambatan e-katalog terkait distribusi obat


Poin Materi :
Permasalahan : Obat tgl E-PURCHASING sekarang belum datang.
Penyebab permasalahan : Perubahan sistem intern PBF padahal distributor tunggal,
obat kosong dari industry, distribusi terlambat, proses pembayaran dari customer ke
pbf
Tindak lanjut :
a. Rumah Sakit :
Menginventarisasi pemasok lengkap dengan surat ijin termasuk ijin
lintas provinsi kalau pbf cabang di luar DIY
Melakukan evaluasi pemasok tentang kinerjanya
Memberikan masukan ke Dinas Kesehatan apabila ada masalah
ketersediaan obat
b. PBF :
Menindaklanjuti segera temuan /hasilemeroksaan Balai POM
Melakukan pwlaporan e report secara tertib
Meningkatkan penerapan CDOB
Membuat surat penolakan pesanan apabila ada pesanan tidakmdapat
dilayani
7. Tema : Pelaporan E-Report PBF
Poin Materi :
Tujuan system Pelaporan :
a. Sumber data yang representatif, akurat, realtime, dan valid

b. Sumber informasi dalam penyusunan rencana kebutuhan tahunan dan


laporan kepada INCB
c. Proses pelaporan menjadi mudah, tepat waktu, dan paperless
Pelaporan : e-report dilakukan oleh PBF, SIPNAP dilakuka oleh layanan kesehatan
Permasalahan yang dihadapi :
a. E-Report
tingginya penggantian APJ sehingga menyulitkan transfer ilmu
Kurang maksimalnya kontrol dari Dinas Kesehatan sehingga tingkat
pelaporan kurang maksimal
Gangguan sistem
b. SIPNAP
Masih banyaknya sarana yang belum memiliki kode SIPNAP sehingga
jumlah sarana yang terdaftar tidak mewakili jumlah yang sebenarnya
Kurang maksimalnya kontrol dari Dinas Kesehatan (baik Kab/Kota
maupun Provinsi) sehingga tingkat pelaporan kurang maksimal
Gangguan sistem

Anda mungkin juga menyukai