A. Definisi
Penilaian kinerja tenaga medis adalah suatu sistem penilaian
secara berkala yang dilakukan oleh Tim Penilai terhadap kinerja
tenaga medis di RSUD Sinjai berdasarkan indikator kinerja yang
telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian/kontrak kinerja tenaga
medis. Penilaian kinerja ini selain dilakukan oleh tim penilai terdapat
pula partisipasi masyarakat melalui pengisian kuisioner, sehingga
diharapkan hasil penilaian lebih objektif.
B. Manfaat
Manfaat dilakukan penilaian kinerja bagi tenaga medis yang
bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai adalah
sebagai berikut :
1. Penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melanjutkan/memberhentikan kewenangan klinis, pembinaan staf
medis, pengangkatan jabatan, kenaikan pangkat,promosi,
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, serta pemberian
penghargaan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
3. Mendorong peningkatan kinerja dan produktivitas tenagamedis di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
4. Meningkatkan motivasi kerja tenaga medis di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sinjai.
5. Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan izin/melanjutkan
izin kerja bagi tenagamedis dengan status kontrak di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
6. Melindungi RS dan tenaga medis dari tuntutan hukum karena
sudah bekerja sesuai standar pelayanan.
C. Tata Laksana
1. Dasar Hukum Penilaian Kinerja Staf Medis
Beberapa hal yang melandasi mengapa perlu adanya penilaian
kinerja staf medis antara lain :
a. UU RS pasal 29 KEWAJIBAN RS
1). memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah
Sakit.
2). membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien.
b. UU RS Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
c. UU RS Pasal 13
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus
bekerja sesuai dengan : Standar profesi , Standar pelayanan
rumah sakit ,Standar prosedur operasional yang berlaku, Etika
profesi, Menghormati hak pasien dan, Mengutamakan
‘keselamatan pasien.
d. UU ‘PK Pasal 44
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik
kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau
kedokteran gigi.
2. Cara Penilaian Kinerja Staf Medis.
a. Penilaian kinerja tenaga medis dilakukan oleh tim penilai kinerja
tenaga medis berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditetapkan, serta adanya partisipasi masyarakat melalui
pengisian kuisioner kepuasan pasien atas pelayanan tenaga
medis.
b. Evaluasi/penilaian kinerja dilakukan melalui :
*Pengumpulan data
*Observasi
*Wawancara
*Pengisian kuisioner /survey
c. Hasil penilaian yang telah direkapitulasi dan divalidasi
dibuatkan capaian kinerja dengan membandingkan antara
realisasi dan target kinerja. Hasil akhir penilaian diperoleh dari
rata-rata persentase capaian atas semua indikator kinerja dan
dibuatkan kriteria sebagai berikut :
- Nilai 91-100 : Sangat Baik
- Nilai 76-90 : Baik
- Nilai 61-75 : Cukup
- Nilai 51-60 : Kurang
- Nilai < 50 : Buruk
d. Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas
kewenangan didokumentasikan dalam kredensial tenaga medis
dan bundel kepegawaian.
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
2. Dokter 1. Kehadiran dalam kegiatan 50 %
Spesialis morning report
Anak
2. Kehadiran dokter spesialis 90 %
3. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
jalan
4. Pasien dengan hasil skrining 100 %
SGA Kategori C yang
dikonsul ke Dokter Spesialis
Gizi
5. Jam visite dokter spesialis 100 %
antara jam 08.00 – 14.00
6. Kemampuan menangani 100 %
BBLR 1500 gr – 2500 gr
7. Utilisasi OAE (Oto Acoustic 50 %
Emission) pada pasien
BBLR
8. Penulisan resep sesuai 100 %
formularium
9. Kelengkapan pengisian 100 %
rekam medik 24 jam setelah
selesai pelayanan
10. Kematian pasien > 48 jam 0,3 %
11. Kejadian readmisi 0%
12. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
inap
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
3. Dokter 1. Kehadiran dalam kegiatan 50 %
Spesialis morning report
Bedah 2. Kehadiran dokter spesialis 90 %
di poliklinik
3. Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit
4. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
jalan
5. Pasien dengan hasil skrining 100 %
SGA Kategori C yang
dikonsul ke Dokter Spesialis
Gizi
6. Jam visite dokter spesialis 100 %
antara jam 08.00 – 14.00
7. Penulisan resep sesuai 100 %
formularium
8. Kelengkapan pengisian 100 %
rekam medik 24 jam setelah
selesai pelayanan
9. Waktu tunggu operasi elektif 1 hari
10. Asesmen preoperatif 100 %
11. Kejadian Kematian di meja 0 %
operasi
12. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah sisi
13. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah orang
14. Tidak adanya kejadian 100 %
tertinggalnya benda
asing/lain pada tubuh
pasien setelah operasi
15. Kematian pasien > 48 jam 0,3 %
16. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
inap
17. Kejadian readmisi 0%
JENIS
N
SPESIALISA INDIKATOR KINERJA TARGET
O
SI
4. Dokter 1. Kehadiran dalam kegiatan 50 %
Spesialis morning report
Gizi
2. Kehadiran dokter spesialis di 90 %
poliklinik
3. Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit
4. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
jalan
5. Jam visite dokter spesialis 100 %
antara jam 08.00 – 14.00
6. Terpenuhinya asupan gizi ≥80 100 %
% bagi pasien skrining SGA
Kategori C yang dikonsul ke
spesialis gizi
7. Penulisan resep sesuai 100 %
formularium
8. Kelengkapan pengisian rekam 100 %
medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
9. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
inap
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
5. Dokter 1. Kehadiran dalam kegiatan 50 %
Spesialis morning report
Obstetri dan
2. Kehadiran dokter spesialis 90 %
Ginekologi
3. Waktu tunggu di rawat ≤ 60 menit
jalan
4. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
jalan
5. Pasien dengan hasil 100 %
skrining SGA Kategori C
yang dikonsul ke Dokter
Spesialis Gizi
6. Kejadian kematian ibu a.Perdarahan
karena persalinan ≤ 1%
b.Pre-
eklampsia ≤
30 %
c.Sepsis ≤
0,2 %
7. Jam visite dokter spesialis 100 %
antara jam 08.00-14.00
8. Penulisan resep sesuai 100 %
formularium
9. Kelengkapan pengisian 100 %
rekam medik 24 jam setelah
selesai pelayanan
10.Asesmen preoperatif 100 %
11. Waktu tunggu operasi 1 hari
elektif
12. Kejadian Kematian di 0 %
meja operasi
13. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah sisi
14. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah orang
15.Tidak adanya kejadian 100 %
tertinggalnya benda
asing/lain pada tubuh pasien
setelah operasi
16.Kematian pasien > 48 jam 0,3 %
17.Kejadian readmisi 0%
18.Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
inap
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
6. Dokter 1. Kehadiran dalam 50 %
Spesialis kegiatan morning report
Telinga, 2. Kehadiran dokter 90 %
Hidung, spesialis di poliklinik
Tenggorokan
3. Waktu tunggu di rawat ≤ 60 menit
jalan
4. Kepuasan pasien di ≥ 88 %
rawat jalan
5. Pasien dengan hasil 100 %
skrining SGA Kategori C
yang dikonsul ke Dokter
Spesialis Gizi
6. Jam visite dokter 100 %
spesialis antara jam
08.00 – 14.00
7. Penulisan resep sesuai 100 %
formularium
8. Kelengkapan pengisian 100 %
rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
9. Waktu tunggu operasi 1 hari
elektif
10. Pasien BBLR yang 100%
dikonsul ke THT untuk
pemeriksaan OAE yang
dilayani
11. Asesmen preoperatif 100 %
12. Kejadian Kematian di 0%
meja operasi
13. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah sisi
14. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah orang
15. Tidak adanya kejadian 100 %
tertinggalnya benda
asing/lain pada tubuh
pasien setelah operasi
16. Kematian pasien > 48 0,3 %
jam
17. Kepuasan pasien di ≥ 88 %
rawat inap
18. Kejadian readmisi 0%
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
7. Dokter 1. Kehadiran dalam 50 %
Spesialis kegiatan morning report
Radiologi
2. Kehadiran dokter 90 %
spesialis
3. Waktu tunggu hasil ≤ 3 jam
pelayanan foto thoraks
di rawat jalan
4. Kepuasan pasien di ≥ 88 %
radiologi
5. Pelaksana ekspertisi 100 %
hasil pemeriksaan
6. Waktu tunggu pelayanan ≤ 60 menit
pemeriksaan USG
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
8. Dokter 1. Kehadiran dalam 50 %
Spesialis kegiatan morning report
Mata 2. Kehadiran dokter 90 %
spesialis di poliklinik
3. Waktu tunggu di rawat ≤ 60 menit
jalan
4. Kepuasan pasien di ≥ 88 %
rawat jalan
5. Pasien dengan hasil 100 %
skrining SGA Kategori C
yang dikonsul ke Dokter
Spesialis Gizi
6. Jam visite dokter 100 %
spesialis antara jam
08.00 – 14.00
7. Penulisan resep sesuai 100 %
formularium
8. Kelengkapan pengisian 100 %
rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
9. Waktu tunggu operasi 1 hari
elektif
10. Asesmen preoperatif 100 %
11. Kejadian Kematian di 0%
meja operasi
12. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah sisi
13. Tidak adanya kejadian 100 %
operasi salah orang
14. Tidak adanya kejadian 100 %
tertinggalnya benda
asing/lain pada tubuh
pasien setelah operasi
15. Kematian pasien > 48 0,3 %
jam
16. Kepuasan pasien di ≥ 88 %
rawat inap
17. Kejadian readmisi 0%
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
9. Dokter 1. Kehadiran dalam 50%
Spesialis kegiatan morning report
Patologi
2. Kehadiran dokter 90%
Klinik
spesialis
3. Waktu tunggu hasil ≤ 140 menit
pelayanan laboratorium
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
10. Dokter 1. Kehadiran dalam 50 %
Spesialis kegiatan morning report
Anastesi 2. Kehadiran dokter 90 %
spesialis
3. Rata-rata pasien yang ≤ 3 %
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus
yang sama < 72 jam
4. Kepuasan pasien di ICU ≥ 88 %
5. Pasien dengan hasil 100 %
skrining SGA Kategori C
yang dikonsul ke
spesialis gizi
6. Visite dokter spesialis 100 %
anastesi di ICU dalam
waktu ≤ 24 jam
7. Penulisan resep sesuai 100 %
formularium
8. Kelengkapan pengisian 100 %
rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
9. Komplikasi anastesi ≤ 6 %
karena overdosis, reaksi
anastesi dan salah
penempatan ETT
10. Visite pra anastesi 100 %
11. Kejadian Kematian di 0 %
meja operasi
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
11. Dokter 1. Kehadiran dalam kegiatan 50%
Spesialis morning report
Syaraf
2. Kehadiran dokter spesialis 90%
di poliklinik
3. Waktu tunggu di rawat ≤ 60 menit
jalan
4. Kepuasan pasien di rawat ≥ 88 %
jalan
5. Jam visite dokter spesialis 100
antara jam 08.00 – 14.00
6. Kematian pasien > 48 jam 0,3 %
7. Pasien dengan hasil 100
skrining SGA Kategori C
yang dikonsul ke Dokter
Spesialis Gizi
8. Penulisan resep sesuai 100
formularium
9. Penulisan resep sesuai 100
formularium
10. Kepuasan pasien di ≥ 88 %
rawat inap
11. Kejadian readmisi 0%
JENIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPESIALISASI
Dokter
Spesialis 1. Kehadiran dalam kegiatan
12. morning report 50%
Kulit dan
Kelamin
2. Kehadiran dokter spesialis
di poliklinik 90%
9.Kejadian Readmisi
Judul Kejadian Readmisi
Dimensi Mutu Efektifitas dan Efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan pasien rawat
inap yang sesuai standar.
Definisi Operasional Kejadian readmisi adalah pendaftaran
pasien rawat inap yang berulang, yaitu
pasien masuk dengan diagnosa yang sama
dalam waktu ≤ 1minggu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang readmisi
dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam
waktu satu bulan
Cara Perhitungan N/D x 100 %
Metodologi Total sampel
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam Medis
Target 100 %
Penanggung jawab Tim Penilai Kinerja Tenaga Medis Indikator
Pengumpulan data Rawat Inap
23. Pasien BBLR yang dikonsul ke THT untuk pemeriksaan OAE, yang
dilayani
Judul Pasien BBLR yang Dikonsul ke Dokter
Spesialis THT Untuk Pemeriksaan OAE
yang Dilayani
Dimensi Mutu Akses dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepatuhan tenaga medis
untuk melakukan OAE test pada bayi
BBLR untuk mendeteksi adanya gangguan
pendengaran sejak dini
Definisi Operasional OAE adalah alat otoacustik yang
mendeteksi gangguan pendengaran sejak
bayi baru lahir. Pemeriksaan dengan alat
ini sifatnya skrining, jika terdapat
gangguan pendengaran maka akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan yang
lebih spesifik. Indikasi : semua bayi baru
lahir, terutama yang paling beresiko
mengalami gangguan pendengaran (BBLR,
Ikterus Neonatorum, Partus Lama, Trauma
Jalan Lahir)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR yang dikonsul ke dokter
spesialis THT untuk pemeriksaan OAE
yang dilayani dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh BBLR yang dikonsul ke
dokter spesialis THT untuk pemeriksaan
OAEdalam waktu satu bulan
Cara Perhitungan N/D x 100%
Metodologi Total sampel
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medis
Target 100%
Penanggung jawab Tim Penilai Kinerja Tenaga Medis Indikator
Pengumpulan data di Rawat Inap Kebidanan dan
Kandungan/Perinatologi
D. Dokumentasi
1. SPO Penilaian Kinerja Tenaga Medis
2. Form Assesmen Penilaian
E. Penutup
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa
Panduan Penilaian Kinerja Tenaga Medisbukanlah urusan mereka
yang bertugas sebagai tenaga medis saja.Penilaian Kinerja
TenagaMedis adalah tanggung jawab rumah sakit pada umumnya dan
bidang terkait pada khususnya.
Panduanini disusun dengan harapan semua tenaga medis dan
yang terlibat dalam penilaian tenaga medis dalam lingkup Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai akan mengacu pada panduan
ini.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua
dalam memberikan pelayanan kepada pasien/keluarga.
Amin Ya Rabbal Aalamiin.