PEDOMAN
PELAYANAN GIZI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat-Nya sehingga Pedoman Pelayanan Gizi ini dapat diselesaikan
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan
gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit.
Dan kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Tim
Penyusun atas segala upayanya menyelesaikan Pedoman ini.
Tim Penyusun:
1. dr. Nur Rachmat Adi Sawe, Sp.GK., M.Kes
2. Nurzakiah, S.Kep
3. Mujiati, SKM
4. Mulki Rezky Mustika, A.Md.Keb
DAFTAR ISI
3
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 4
B. Tujuan ………………………………………………………………… 5
C. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................. 5
D. Batasan Operasional ......................................................... 6
E. Landasan Hukum ............................................................. 10
BAB II STANDAR KETENAGAAN ……………………………………………. 12
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .................................... 12
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal Maret 2019
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 235 TAHUN 2019
TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN
PELAYANAN GIZI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit.
Terutama pada penderita anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk
serta kesulitan menelan, penyakit saluran cerna disertai mual, muntah,
diare, infeksi berat, usia, tidak sadar dalam waktu lama, kegagalan
fungsi saluran cerna dan pasien yang mendapat kemoterapi.
Oleh karena itu, pelayanan gizi rumah sakit merupakan hak setiap
orang. Memerlukan adanya sebuah pedoman agar diperoleh hasil
pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu akan membantu
proses penyembuhan pasien yang berarti pula dapat memperpendek
lama hari rawat, sehingga dapat menghemat biaya pengobatan.
Pelayanan gizi di rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai
adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan
berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien
semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya. Fungsi organ
yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan
5
kekurangan gizi. Disamping itu, masalah gizi lebih dan obesitas yang
erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus,
penyakit jantung koroner, darah tinggi, penyakit kanker, memerlukan
terapi gizi medis untuk membantu penyembuhannya.
Pengelolaan instalasi gizi di rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai menggunakan sistem swakelola, terhitung tanggal 07
Mei 2019 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai mengelol
langsung makanan petugas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sinjai. Jadi penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai meliputi penyelenggaraan makanan pasien rawat inap
dan makanan petugas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
B. Tujuan
Tujuan Pedoman Pengorganisasian adalah :
1. Sebagai acuan untuk menggerakkan organisasi khususnya di bagian
gizi dalam rangka meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
2. Sebagai acuan petugas yang berada dibawah bagian gizi dalam
melaksanakan program kerja dan kegiatan sehari-hari.
D. Batasan Operasional
Untuk membantu lebih mengarahkan pemahaman tentang isi
bahasan buku ini, perlu dibuat batasan istilah penting yang terkait
dengan kerangka pelayanan gizi rumah sakit, Batasan operasional di
bawah ini merupakan batasan istilah, baik bersumber dari buku
pedoman lama maupun dari sumber-sumber lain yang dipandang sesuai
dengan kerangka konsep pelayanan yang terurai dalam buku ini.
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit, adalah kegiatan pelayanan gizi
dirumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah
sakit baik rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan metabolisme
tubuh, peningkatan kesehatan maupun mengoreksi kelainan
metabolisme dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, dan
promotif.
2. Pelayanan Gizi, adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan
gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien
yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
3. Terapi Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien
berdasarkan pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi
dan atau pemberian makanan khusus dalam rangka penyembuhan
penyakit pasien. (Nutrition and Diet Dictionary, 2004).
4. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/
terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi
dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
5. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan
sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas, melalui serangkaian aktivitas yang terorganisir meliputi
identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanannya untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
7
20. Panitia Asuhan Gizi, adalah sekelompok petugas rumah sakit yang
terdiri dari dokter/dokter spesialis, dietisien dan perawat yang
ditunjuk oleh pimpinan rumah sakit, bertugas membantu tim
asuhan gizi dalam hal inventaris masalah, penyusunan prosedur
baku asuhan gizi, pemantapan tatalaksana gizi, serta penyelesaian
masalah asuhan gizi.
21. Masyarakat Rumah Sakit, adalah sekelompok orang yang berada
dalam lingkungan Rumah Sakit terkait dengan aktifitas Rumah
Sakit, terdiri dari pegawai atau karyawan, pasien rawat inap dan
pengunjung poliklinik.
22. Perskripsi diet/rencana diet, adalah kebutuhan zat gizi
klien/pasien yang dihitung berdasarkan status gizi, degenerasi
penyakit dan kondisi kesehatannya. Preskipsi diet dibuat oleh
dokter, sedangkan rencana diet dibuat oleh nutritionis dietisien.
23. Dietisien, adalah seorang nutritionist yang telah mendalami
pengetahuan dan ketrampilan dietetik, baik melalui lembaga
pendidikan formal maupun pengalaman bekerja dengan masa kerja
minimal satu tahun, atau yang mendapat sertifikasi dari Persatuan
Ahli Gizi (PERSAGI), dan bekerja diunit pelayanan yang
menyelenggarakan terapi dietetik.
24. Food Model, adalah bahan makanan atau contoh makanan yang
terbuat dari bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran
dan satuan tertentu sesuai dengan kebutuhan, yang digunakan
untuk konseling gizi, kepada pasien rawat inap maupun rawat jalan.
25. Klien, adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien
rumah sakit yang sudah berstatus rawat jalan.
26. Nutrition related disease, adalah penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan masalah gizi dan tindakan serta pengobatan
memerlukan terapi gizi.
27. Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
keamanan pangan, kandungan gizi da standar terhadap bahan
makanan dan minuman.
10
E. Landasan Hukum
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan
pelayanan gizi dirumah sakit, peraturan perundang-undangan (legal
aspect). Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan
dalam kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sinjai,
adalah sebagai berikut:
1. UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
2. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/III/2008
tentang Gizi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
6. Kepmenkes RI nomor 1333 tahun 1999 tentang standar pelayanan
rumah sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Gizi.
11
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3. Administrasi
Administrasi adalah petugas yang menyiapkan dan Mencatat laporan
secara perkala yang meliputi makanan pasien dan pegawai serta
pengaturan hal-hal yang mengenai kepegawaian.
a. Membantu kepala ruangan di bidang administrasi;
16
4. Inventarisasi
Invetarisasi adalah petugas yang bertanggung jawab dalam sarana
dan prasarana dalam lingkup instalasi gizi.
a. Mencatat dan memantau sarana dan prasarana dalam Instalasi
gizi serta melaporkan jika terjadi kehilangan ataupun kerusakan;
b. Menyampaikan laporan kerusakan sarana dan prasarana kepada
kepala ruangan instalasi gizi;
c. Mencatat dan melaporkan daftar kebutuhan bahan makanan
dalam sebulan.
7. Nutrisionis pelaksana
Nutrisionis pelaksana adalah petugas yang bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan pelayanan gizi rumah sakit.
a. Melakukan visite baik sendiri maupun bersama tim kesehatan
lainnya;
b. Mencatat hasil visite dalam buku laporan ruang perawatan dan
membuat daftar permintaan makanan pasien (DPMP) pasien
peruangan sesuai hasil visite;
c. Melakukan skrining gizi lanjut pasien dalam ruang perawatan;
d. Melakukan antropometri pasien rawat inap;
e. Melakukan anamnese diit bagi pasien (food frekwensi rata-rata
contoh hidangan);
f. Melakukan recall makanan 24 jam lewat bagi pasien;
18
9. Pembelanja
Pembelanja adalah petugas yang bertanggung jawab membeli
kebutuhan bahan makanan basah sesuai menu yang ditentukan.
a. Mencatat kebutuhan bahan makanan basah yang akan dibeli;
b. Berbelanja kebutuhan bahan makanan basah;
c. Menyerahkan bahan belanjaan kepada petugas pengolahan dan
penyaluran bahan makanan;
19
10. Pramusaji
Pramusaji merupakan pelaksana kegiatan dalam pendistribusian
makanan pasien dari ruang pelayanan gizi sampai ke ruang
perawatan pasien.
a. Membersihkan troli sebelum dan setelah digunakan;
b. Menyiapkan peralatan makan pasien dan memberikan label pada
piring makan pasien;
c. Membungkus (wrapping) peralatan makanan pasien;
d. Memasukkan makanan pasien ke dalam troli;
e. Mengantarkan maknanan pasien ke ruang rawat inap dan
memberikan label nama sesuai label yang tertera pada piring
makan pasien;
f. Mengambil dan membersihkan sisa makanan pada alat makan
pasien;
g. Mencuci, mengeringkan, dan meletakkan alat makan pasien pada
lemari alat.
B. Distribusi Ketenagaan
1 Kepala Ruangan S1 1
2 Pj. Administrasi S1 1
3 Dietisien S1.Gizi Klinik 1
4 Nutrisionis DIII Gizi 9
5 Pramusaji SMA 6
SMP 1
SD 1
6 Tenaga Pengolah SMA 3
SMP 1
7 Koki SMA 3
SMP 1
SD 2
Jadwal jaga
1. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 18 orang dengan :
1 Orang Kepala ruangan
1 Staf Administrasi
1 Orang Dietisien
5 Orang Nutrisionis
2 Orang Koki
4 Orang Tenaga Pengolah
4 Orang Pramusaji
2. Dinas Sore
1 Orang Nutrisionis
2 Orang Koki
4 Orang Pramusaji
21
3. Dinas Malam
- 1 Orang Nutrisionis
- 2 Orang Koki
Tenaga di unit Instalasi Gizi,bekerja dengan jadwal sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan : Senin-Jumat dimulai pukul 07.45-16.00
2. PJ. Administrasi : Senin-Sabtu dimulai pukul 07.45 -14.00
3. Pramusaji makanan petugas : Senin-Minggu 04.30-11.00. Bekerja
sesuai dengan shift yang telah dijadwalkan.
4. Pramusaji Makanan Pasien : Senin-Minggu 05.00-14.00. Bekerja
sesuai dengan shift yang telah dijadwalkan.
5. Koki dan Tenaga Pengolah : Senin-Minggu 07.30-13.30. Bekerja
sesuai dengan shift yang telah dijadwalkan.
6. Nutrisionis Dinas Sore : Senin-Minggu 14.00-21.00
7. Pramusaji Makanan Petugas Dinas Sore : 11.00-19.00
8. Pramusaji Makanan Pasien Dinas Sore : 14.00-21.00
9. Koki Dinas Sore : 12.00-19.00
C. Pengaturan Jaga
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Keterangan:
1. Jalan troli mengantarkan makanan pasien (alur troli tertutup)
2. Ruang distribusi makanan pasien
3. Ruangan dietisien dan staf, ruang shalat, ruang istirahat
4. Ruang bahan makanan kering (BMK)
5. Ruang bahan makanan basah (BMS)
6. Ruang formula
7. Tempat penyimpanan LPG
8. Alat pencucian perelatan makan pasien (water heater)
9. Lemari alat dapur
10. Ruang alat penyimpanan alat dapur
11. Ruang penerimaan bahan makanan
12. Ruang penyimpanan troli tertutup
24
B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang digunakan di pelayanan gizi rawat inap saat ini,
adalah :
1. Peralatan penyajian makanan
Water heater (aliran air panas dan dingin, belum berfungsi air
panas), bak cuci, meja distribusi, lemari alat-alat, panci-panci,
wajan, rice cooker, refrigerator, exhause, alat penggorengan, kompor,
sarana kebersihan, dan tempat sampah tertutup.
2. Peralatan ruang dietisien
Meja kerja, kursi kerja, alat tulis menulis, rak alat, rak peraga food
model, dll. Komputer, printer, ac dan tempat sampah tertutup.
Untuk ruang pegawai : loker, kamar mandi, meja kursi, tempat
sampah, tempat shalat dan tempat tidur.
3. Sarana penyelenggaraan makanan
a. Tempat penerimaan bahan makanan
Digunakan untuk penerimaan bahan makanan dan mengecek
kualitas dan kuantitas bahan makanan. Letaknya mudah dicapai
kendaraan, dekat dengan ruang penyimpanan serta persiapan
bahan makanan.
Terdapat timbangan 100-300 kg, rak bahan makanan beroda,
kereta angkut, alat – alat kecil seperti pembuka botol, penusuk
beras, pisau dan sebagainya.
b. Ruang penyimpanan bahan makanan
Terbagi dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu
penyimpanan bahan makanan segar dan penyimpanan bahan
makanan kering.
25
BAB IV
KEBIJAKAN
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN
Konseling Gizi
33
C. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan
dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan
pencatatan, pelaporan serta evaluasi. Kegiatan penyelenggaraan
makanan pasien terhitung tanggal 1 januari 2017 beralih menjadi
swakelola oleh bagian gizi, namun untuk penyelenggaraan makanan
petugas masih dikelola menggunakan sistem out sourching. Terhitung
tanggal 7 mei 2018, penyelenggaraan makanan petugas pun diambil
alih oleh bagian gizi.
Tujuan penyelenggaraan makanan adalah menyediakan makanan
yang berkulitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima
oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal. Berikut ini
penerapan sistem produksi dan pelayanan makanan yang dilakukan
Bagian Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai:
2. Jenis Konsumen yang dilayani
Konsumen yang dilayani oleh bagian gizi meliputi pasien rawat inap
dan karyawan.
3. Bentuk penyelenggaraan makanan
Kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit umum daerah
kabupaten sinjai dilakukan oleh pihak rumah sakit (swa kelola oleh
bagian Instalasi Gizi).
4. Alur penyelenggaraan makanan
39
Gambar 3
Alur Penyelenggaraan Makanan
5. Target kegiatan
Target suatu jenis kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tidak
terlepas dari aspek input dan proses yang dilakukan sehingga
pencapaiannya secara teknis lebih jelas. Berikut ini terget atau
tujuan yang harus dicapai dalam kegiatan produksi dan pelayanan
makanan di Bagian Gizi.
Tabel 1
Input, Proses & Output kegiatan produksi & pelayanan makanan
BAB VI
LOGISTIK
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
Makanan merupakan salah satu komponen penting dalam rantai
penyembuhan pasien di RS. Makanan yang diberikan tidak hanya
harus memenuhi unsur gizi tetapi juga unsur keamanannya, dalam arti
harus bebas dari komponen-komponen yang menyebabkan penyakit.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Makanan.
Alur Pelaporan Keselamatan Pasien
1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit, wajib segera
ditindak lanjut (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak/
akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insiden dengan
mengisi formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift dan
melaporkan kepada atasan langsung, paling lambat 1 x 24 jam,
jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi formulir, segera serahkan kepada atasan
langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan
manajemen : Supervisor/Kepala bagian/instalasi/departemen/
unit/ketua komite medis/ketua KSM).
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan
investigasi resiko terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan insiden dilaporkan ke tim KP di RS.
6. Tim KP di RS akan menganalisis kembali hasil investigasi dan
insiden untuk menentukan apakah perlu investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan regrading.
7. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan
recomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa
petunjuk / “safety alert” untuk mencegah kejadian berulang.
53
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Pentehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat
berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan kelalaian petugas dapat
pula mengakibatkan kontaminasi terhadap makanan. Pekerjaan yang
terorganisir, dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang terjamin
dan aman, istirahat yang cukup dapat mengurangi bahaya dan kecelakaan
dalam proses penyelenggaraan makanan banyak.
Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dapat dicegah, terjadi
dengan tiba-tiba dan tentunya tidak direncanakan ataupun tidak
diharapkan oleh pengawai, yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat-
alat, makanan dan melukai karyawan/pengawai.
1. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang
harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi
akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
2. Tujuan
Syarat-syarat keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan
yang berbahaya, dengan tujuan :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah,mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.
d. Member kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
e. Member pertolongan pada kecelakaan.
f. Member perlindungan pada pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
55
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Untuk peningkatan mutu pelayanan di Instalasi Gizi, maka Instalasi
Gizi memfasilitasi pasien yang dirawat untuk mendapatkan berbagai jenis
pelayanan.
A. Pelaporan Mutu berdasarkan SPM
1) Pelaporan terhadap ketepatan waktu pemberian makanan pada
pasien.
2) Pelaporan terhadap sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien.
3) Pelaporan terhadap tidak adanya kejadian kesalahan pemberian
diet.
B. Pelaporan Mutu Berdasarkan Indikator Mutu Unit
1) Ketepatan cita rasa makanan (diet RLRG).
2) Kelengkapan peralatan makan.
3) Kepatuhan hand hygine.
4) Kepatuhan pelaksanaan identifikasi pasien.
5) Kepatuhan pelaksanaan TBAK dan SBAR.
6) Kepatuhan penyimpanan sampel.
C. Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Pengawasan dan pengendalian mutu dilakukan secara hirarki
mulai dari penanggung jawab, Kepala Unit, Kepala Bidang/Kepala
Seksi Pelayanan dan Keperawatan hingga Direktur, pengawasan dan
evaluasi dilakukan melalui rapat unit bulanan dan monev
triwulan/semester/tahunan.
61
BAB X
PENUTUP
Peran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga perlu
ditingkatkan kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu.
Koordinasi internal dan eksternal Rumah Sakit perlu dilakukan dalam
upaya peningkatan kegiatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sinjai.
Penyusunan Buku Pedoman pelayanan Rawat Inap ini Adalah Suatu
langkah awal kesuatu proses yang panjang, sehingga memerlukan
dukungan dan kerjasama dari berbagi pihak dalam penerapannya untuk
mencapai tujuan. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan,
maka Buku Pedoman Pelayanan Unit Instalasi Gizi ini akan disempurnakan.