RSUD MANGGELEWA
PEDOMAN
EDISI 1
TAHUN 2023
RSUD MANGGELEWA
Jl. Lintas Calabai Desa Doromelo Kec. Manggelewa Dompu
IGD 081237073050 email : rsmanggelewa26@gmail.com
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MANGGELEWA
NOMOR : TAHUN
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI KESLING
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MANGGELEWA
Dompu,
Direktur RSUD Manggelewa
4
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
.....................................................................
PERATURAN DIREKTUR 1
.............................................................
KATA PENGANTAR 4
..................................................................
DAFTAR ISI 7
......................................................................
.......
BAB I 6
PENDAHULUAN..................................................
....
BAB II STANDAR KETENAGAAN 15
........................................
BAB III STANDAR FASILITAS 17
..............................................
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 18
.................................
BAB V LOGISTIK 21
...............................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN 23
.........................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA 24
..........................................
BAB VIII PENGENDALIA MUTU 26
............................................
BAB IX PENUTUP 27
...............................................................
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Daerah Dompu mempunyai visi
“Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Manggelewa
sebagai rumah sakit rujukan yang mandiri, terpercaya dan
profesional”. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit sangat penting dilakukan dalam rangka
menjamin mutu lingkungan rumah sakit yang
mempunyai pengaruhterhadap proses penyembuhan
pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga
mempengaruhi mutu lingkungan rumah sakit. Pedoman
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
merupakan salah satu bentuk kontribusi rumah sakit
dalam rangka melestarikan lingkungan, disamping
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan bagi masyarakat disekitar rumah
sakit.
Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit mempunyai urutan proses sebagai berikut yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
menggerakan (actuating), dan pengawasan atau
pengendalian (controling) dalam rangka penyelenggaraan
kesehatan lingkungan rumah sakit yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
menurut KEPMENKES RI No.1204 / MENKES / SK/
X / 2004. Pelaksanaan Kegiatan Penyehatan
Lingkungan Rumah Sakit memerlukan keterlibatan
semua unit dan profesi yang ada di rumah sakit, dan
juga dukungan dari pihak manajemen. Oleh sebab itu
buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan ini
disusun untuk memberikan pedoman bagi petugas
rumah sakit dalam menjalankan kegiatan penyehatan
lingkungan di RSUD Manggelew.
6
B. TUJUAN PEDOMAN
2. Penyehatan Air
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan
untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum
apabila dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Jumlah kebutuhan air minum dan
air bersih untuk fasilitas sanitasi rumah sakit adalah
7
500 liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini harus
terpenuhi sehingga kebutuhan air minum dan air bersih
rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan
medis dan non medis. Upaya penyehatan air di rumah
sakit bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum
dan air bersih yang memenuhi persyaratankesehatan,
sehingga perlu adanya pengawasan kualitas air yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
keadaan sanitasi sarana air bersih dan kualitas air
sebagai data dasar pemberian rekomendasi untuk
pengamanan kualitas air. Kualitas air tersebut, harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif.
Kegiatan Penyehatan air berupa pengawasan
kualitas air mencakup:
a) Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum
di rumah sakit
b) Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel
air
c) Analisis hasil pemeriksaan air
d) Perumusan saran dan cara pemecahan masalah
yang timbul dari hasil kegiatan a, b, dan c
e) Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya
penanggulangan/perbaikan.
3. Pengelolaan Limbah.
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk
padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius,
bahan kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif.
Limbah rumah sakit berasal dari limbah berbagai
unit/instalasi yang ada dirumah sakit. Berdasarkan
bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat
dibedakan yaitu:
a) Limbah padat
8
Adalah semua limbah yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit, yang terdiri
dari :
1) Limbah padat non medis
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit di luar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
tehnologinya.
2) Limbah padat medis
Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
b) Limbah cair
Adalah semua air buangan yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif serta darah yang berbahaya
bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran
air, pihak rumah sakit diwajibkan untuk
membuang limbah cairnya sesuai baku mutu
lingkungan. Adapun parameter limbah cair yang
perlu diolah adalah BOD, COD, TSS, NH3 bebas,
suhu, pH dan PO4, sesuai dengan persyaratan
baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
1) Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak
kontrol dan pre treatment
2) Mengukur debit limbah cair yang masuk ke
IPAL setiap hari
3) Memantau kualitas effluent limbah cair secara
fisika- kimia sebulan sekali
4) Membuat SPO pemantauan kualitas effluent
limbah cair (uji petik) setiap 3 bulan sekali
9
c) Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang
pengganggu lainnya.
10
memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah sakit
dengan benar. Promosi kesehatan lingkungan
adalah penyampaian pesan tentang yang berkaitan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya
ditujukan kepada karyawan.
D. BATASAN OPERASIONAL
12
kesehatan masyarakat dari dampak radiasi melalui
promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi,
dengan melakukan kegiatan pemantauan, investigasi,
dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan
manusia yang terpajan atau alat yang mengandung
radiasi.
14. Promosi higiene dan sanitasi : penyampaian pesan
tentang higiene dan sanitasi rumah sakit kepada
pasien / keluarga pasien, pengunjung, karyawan
baru maupun karyawan lama serta masyarakat
sekitarnya agar mengetahui, memahami, menyadari,
dan mau membiasakan diri berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan fasilitas
sanitasi rumah sakit dengan benar.
15. Promosi kesehatan lingkunga : penyampaian pesan
tentang yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat yang biasa disebut dengan PHBS yang
sasarannya ditujukan kepada karyawan
E. LANDASAN HUKUM
14
BAB II
STANDAR
KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di tentukan melalui proses
analisis kebutuhan SDM berdasarkan metode beban
kerja (Workload Indicator Staff Needs) dan ditetapkan
dalam pola ketenagaan Rsud manggelewakhusus pada
bagian kesehatan lingkungandisesuaikan dengan jumlah
pelayanan yang ada di bagian kesehatan lingkungan.
C. PENGATURAN JAGA
15
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Ruangan kantor Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah Manggelewa untuk saat ini memiliki
dua ruangan terpisah, masing-masing ruangan berkuran
2 x 2 meter.
B. STANDAR FASILITAS
C. FASILITAS PENDUKUNG
16
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
B. PENYEHATAN AIR
1. Pemeliharaan kebersihan tandon air dilaksanakan
setiap 6 bulan sekali
2. Pemeriksaan kualitas air bersih meliputi air sumur,
air tandon, kran dapur, kran ok dan kran Nursery
3. Pemeriksaan Kalitas air minum/air bersih
dilaksanakan 6 bulan sekali
C. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Limbah Padat
a. Limbah Padat Non Medis
a) Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
b) Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari
ruangan ke TPS, dilakukan 2 kali sehari.
c) Pemilahan limbah yang bisa didaur ulang,
dilakukan setiap hari oleh tenaga pemilah.
d) Pengangkutan dari rumah sakit ke TPA,
dilakukan dua hari sekali oleh Dinas Lingkungan
Hidup.
b. Limbah Padat Medis
a) Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
b) Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari
ruangan ke TPS, dilakukan 1 kali sehari.
17
c) Pencatatan volume sampah medis dilakukan
setiap kali pengangkutan oleh pihak ke tiga.
d) Pengangkutan oleh pihak ke tiga dilakukan
sebulan sekali.
2. Limbah Cair.
a. Pengolahan Primer
1) Pipa air kotor
Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari
kamar mandi, WC, pengering lantai dan bak
cuci tangan. Pemeliharaan :
a. Pembersihan : Pembersihan terhadap kotoran
pada pengering lantai dilakukan bila terjadi
penyumbatan laju aliran air bekas. Bila terjadi
penyumbatan pada pipa maka perlu ditekan
dengan alat kompressi atau diberikan bahan
kimia penghancur.
b. Penyetelan : Apabila air aliran kotor tidak
lancar, harus dilakukan penyetelan terhadap
kemiringan pipa.
2) Saluran.
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik
tiap bulan dan icidensial bila ada kebuntuan yang
berupa :
a. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
b. Pengambilan endapan
4) Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran
manusia. Penggelontoran kotoran, dilakukan
dengan menggunakan air yang lebih banyak.
Pembersihan dilakukan setiap hari
18
5) Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic untuk mencegah
luberan dan memaksimalkan fungsinya dengan
penambahan bakteri pengurai. Hal ini dilakukan
maksimal 1 (satu) tahun sekali
19
BAB V
LOGISTIK
20
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
23
Mengendalikan atau menghambat sumber-sumber
bahaya yang terdapat didalam sehingga tidak
menimbulkan bahaya bagi petugas, antara lain dengan
cara :
a. Melaporkan dan mengganti alat sarana yang rusak dan
membahayakan.
b. Penggunaan alat pelindung
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
27
28