Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU

RSUD MANGGELEWA

PEDOMAN

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI KESEHATAN


LINGKUNGAN

EDISI 1
TAHUN 2023

RSUD MANGGELEWA
Jl. Lintas Calabai Desa Doromelo Kec. Manggelewa Dompu
IGD 081237073050 email : rsmanggelewa26@gmail.com
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MANGGELEWA
NOMOR : TAHUN

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI KESLING
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MANGGELEWA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


MANGGELEWA

Menimbang : a. bahwa rsud manggelewa selalu berupaya


untuk meningkatkan kualitas pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan dan
harapan masyarakat;
b. bahwa dalam kegiatan rsud,
membutuhkan sarana, prasarana dan
peralatan medis dan non medis untuk
menjalankan kegiatan pelayanan rsud;
c. bahwa rsud manggelewa berupaya
meminimalisir bahaya yang mungkin
terjadi dalam pelayanan terhadap pasien;
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut
diatas pada poin b dan c perlu
ditetapkan dengan surat keputusan
direktur rsud manggelewa dalam upaya-
upaya kesehatan lingkungan dengan
menetapkan pedoman pengorganisasian
kesling, termasuk penanganan sampah
medis non medis dan limbah cair di rsud
manggelewa.
Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-undang No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/Menkes/SK/VI/2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital Bylaws);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban
Pasien;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
SK Menkes RI No.
6. 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang
Berlakunya Standar Pelayanan Rumah
Sakit dan Standar Pelayanan Medis di
Rumah Sakit;
7. Keputusan Menkes RI
No.129/Menkes/SK/ II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Permenkes RI No.1691/Menkes/PER/VIII/
2011 tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 012 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
10. Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit,
yang ditetrbitkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI dengan Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS), Tahun 2011;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI KESEHATAN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MANGGELEWA.
Kesatu : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Instalasi
Kesehatan Lingkungan RSUD Manggelewa
sebagaimana terlampir;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Dompu
Pada tanggal :

Direktur RSUD Manggelewa

dr. Laela Soraya


NIP. 198612042011012003
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat


ALLAH SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia Nya kami
dapat menyelesaikan Penyusunan Pedoman Pelayanan
Instalasi Kesehatan Lingkungan RSUD Manggelewa.
Pedoman ini di buat dilatar belakangi oleh tuntutan
masyarakat yang tinggi atas pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan sesuai dengan standart khususnya
pelayanan keperawatan / kebidanan di RSUD Manggelewa,
selain itu pedoman pelayanan kesehatan lingkungan Rsud
manggelewa yang masih terbatas, sehingga perlu adanya
penyempurnaan-penyempurnaan dari pedoman pelayanan
kesehatan lingkungan yang disepakati di RSUD
Manggelewa.
Kami menyadari bahwa isi pedoman ini masih
memerlukan penyempurnaan, oleh karena itu saran
perbaikan dari pembaca buku ini sangat kami harapkan.
Meskipun demikian mudah- mudahan pedoman ini masih
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Terima kasih.

Dompu,
Direktur RSUD Manggelewa

dr. Laela Soraya


Pembina Tk. I/IV.b
NIP. 198612042011012003

4
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
.....................................................................
PERATURAN DIREKTUR 1
.............................................................
KATA PENGANTAR 4
..................................................................
DAFTAR ISI 7
......................................................................
.......
BAB I 6
PENDAHULUAN..................................................
....
BAB II STANDAR KETENAGAAN 15
........................................
BAB III STANDAR FASILITAS 17
..............................................
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 18
.................................
BAB V LOGISTIK 21
...............................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN 23
.........................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA 24
..........................................
BAB VIII PENGENDALIA MUTU 26
............................................
BAB IX PENUTUP 27
...............................................................

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Daerah Dompu mempunyai visi
“Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Manggelewa
sebagai rumah sakit rujukan yang mandiri, terpercaya dan
profesional”. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit sangat penting dilakukan dalam rangka
menjamin mutu lingkungan rumah sakit yang
mempunyai pengaruhterhadap proses penyembuhan
pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga
mempengaruhi mutu lingkungan rumah sakit. Pedoman
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
merupakan salah satu bentuk kontribusi rumah sakit
dalam rangka melestarikan lingkungan, disamping
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan bagi masyarakat disekitar rumah
sakit.
Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit mempunyai urutan proses sebagai berikut yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
menggerakan (actuating), dan pengawasan atau
pengendalian (controling) dalam rangka penyelenggaraan
kesehatan lingkungan rumah sakit yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
menurut KEPMENKES RI No.1204 / MENKES / SK/
X / 2004. Pelaksanaan Kegiatan Penyehatan
Lingkungan Rumah Sakit memerlukan keterlibatan
semua unit dan profesi yang ada di rumah sakit, dan
juga dukungan dari pihak manajemen. Oleh sebab itu
buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan ini
disusun untuk memberikan pedoman bagi petugas
rumah sakit dalam menjalankan kegiatan penyehatan
lingkungan di RSUD Manggelew.

6
B. TUJUAN PEDOMAN

Tujuan dari buku pedoman ini adalah sebagai acuan


dalam menjalankan kegiatan penyehatan lingkungan
rumah sakit sebagai upaya meningkatkan mutu
lingkungan rumah sakit yang berpengaruh terhadap mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Dompu.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman.

Penyehatan ruang bangunan dan halaman


dimaksudkan untuk menciptakan suatu kondisi yang
nyaman, bersih, dan sehat di lingkungan rumah sakit
agar tidak menimbulkan dampak negatif yang berupa
terjadinya infeksi nosokomial baik terhadap pasien,
pengunjung, dan juga karyawan rumah sakit.
Kondisi ruang bangunan ini, sangat dipengaruhi oleh
kualitas udara, keadaan bangunan dan pengaturan
pengisian atau penggunaan ruang itu sendiri. Ruang
bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua
ruang/unit dan halaman yang ada di dalam batas
pagar rumah sakit (bangunan fisik dan
kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan dan kegiatan rumah sakit.

2. Penyehatan Air
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan
untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum
apabila dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Jumlah kebutuhan air minum dan
air bersih untuk fasilitas sanitasi rumah sakit adalah

7
500 liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini harus
terpenuhi sehingga kebutuhan air minum dan air bersih
rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan
medis dan non medis. Upaya penyehatan air di rumah
sakit bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum
dan air bersih yang memenuhi persyaratankesehatan,
sehingga perlu adanya pengawasan kualitas air yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
keadaan sanitasi sarana air bersih dan kualitas air
sebagai data dasar pemberian rekomendasi untuk
pengamanan kualitas air. Kualitas air tersebut, harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif.
Kegiatan Penyehatan air berupa pengawasan
kualitas air mencakup:
a) Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum
di rumah sakit
b) Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel
air
c) Analisis hasil pemeriksaan air
d) Perumusan saran dan cara pemecahan masalah
yang timbul dari hasil kegiatan a, b, dan c
e) Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya
penanggulangan/perbaikan.

3. Pengelolaan Limbah.
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk
padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius,
bahan kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif.
Limbah rumah sakit berasal dari limbah berbagai
unit/instalasi yang ada dirumah sakit. Berdasarkan
bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat
dibedakan yaitu:
a) Limbah padat

8
Adalah semua limbah yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit, yang terdiri
dari :
1) Limbah padat non medis
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit di luar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
tehnologinya.
2) Limbah padat medis
Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
b) Limbah cair
Adalah semua air buangan yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif serta darah yang berbahaya
bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran
air, pihak rumah sakit diwajibkan untuk
membuang limbah cairnya sesuai baku mutu
lingkungan. Adapun parameter limbah cair yang
perlu diolah adalah BOD, COD, TSS, NH3 bebas,
suhu, pH dan PO4, sesuai dengan persyaratan
baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
1) Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak
kontrol dan pre treatment
2) Mengukur debit limbah cair yang masuk ke
IPAL setiap hari
3) Memantau kualitas effluent limbah cair secara
fisika- kimia sebulan sekali
4) Membuat SPO pemantauan kualitas effluent
limbah cair (uji petik) setiap 3 bulan sekali

9
c) Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang
pengganggu lainnya.

Serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya


yang biasa disebut dengan vektor, merupakan
masalah rutin yang ada dirumah sakit. Vektor
(serangga dan tikus), dalam program sanitasi
rumah sakit adalah semua jenis serangga dan tikus
yang dapat menularkan beberapa penyakit tertentu,
merusak bahan pangan di gudang dan peralatan
instalasi rumah sakit. Pengendalian serangga, tikus
dan binatang pengganggu lainnya berguna untuk
memutus mata rantai penularan penyakit dan
mencegah timbulnya kerugian ekonomi akibat dari
rusaknya bahan pangan dan alat-alat rumah sakit
seperti linen, peralatan kantor, dan lain
sebagainya.
Kegiatan Pengendalian Serangga, Tikus dan
Binatang pengganggu lainnya adalah sebagi
berikut:
 Mengukur kepadatan lalat dan jentik Aedes sp
yang diamati melalui indeks kontainer (harus
nol).
 Inspeksi langsung lubang-lubang tanpa kawat
kasa.
 Membasmi tikus, kecoa dan kucing
d) Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Promosi hygiene
dan sanitasi adalah penyampaian pesan tentang
hygiene dan sanitasi rumah sakit kepada
pasien/keluarga pasien, pengunjung, karyawan
baru maupun karyawan lama serta masyarakat
sekitarnya agar mengetahui, memahami,
menyadari, dan mau membiasakan diri berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat

10
memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah sakit
dengan benar. Promosi kesehatan lingkungan
adalah penyampaian pesan tentang yang berkaitan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya
ditujukan kepada karyawan.

Didalam PerMenKes No.1204 tahun 2004 tentang


persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
menyebutkan bahwa persyaratan promosi
kesehatan lingkungan yang harus diselenggarakan
oleh setiap rumah sakit yaitu berupa upaya
promosi higiene dan sanitasi. Upaya promosi ini
dilaksanakan oleh tenaga / unit organisasi yang
menangani promosi kesehatan lingkungan rumah
sakit dengan menggunakan cara langsung, media
cetak maupun media elektronik.

D. BATASAN OPERASIONAL

1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman :


menciptakan suatu kondisi yang nyaman, bersih, dan
sehat dilingkungan rumah sakit agar tidak
menimbulkan dampak negatif yang berupa terjadinya
infeksi nosokomial baik terhadap pasien, pengunjung,
dan juga karyawan rumah sakit.
2. Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit : semua
ruang / unit dan halaman yang ada di dalam batas
pagar rumah sakit (bangunan fisik dan
kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan dan kegiatan rumah sakit.
3. Air Minum : air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
4. Air Bersih : air yang dapat dipergunakan untuk
keperluan sehari – hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum
apabila dimasak.
11
5. Limbah Padat Non Medis : limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis
yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila
ada tehnologinya.
6. Limbah Padat Medis : limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah beda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
7. Limbah Cair : semua air buangan yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi
kesehatan.

8. Pengendalian serangga, tikus dan binatang


penggangu : upaya untuk mengurangi populasi
serangga, tikus dan binatang penggangu lainnya
sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor
penularan penyakit.
9. Dekontaminasi : upaya mengurangi dan atau
menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme
pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui
pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi dengan cara
fisik dan kimiawi.
10. Desinfeksi : upaya untuk mengurangi/menghilangkan
jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit
(tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimia.
11. Sterilisasi : upaya untuk menghilangkan semua
mikroorganisme dengan cara fisik dan kimia.
12. Radiasi : emisi dan penyebaran energi melalui ruang
(media) dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau
partikel – partikel atau elementer dengan kinetik yang
sangat tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat
radiasi yang digunakan oleh instalasi di rumah sakit.
13. Pengamanan Dampak Radiasi : upaya perlindungan

12
kesehatan masyarakat dari dampak radiasi melalui
promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi,
dengan melakukan kegiatan pemantauan, investigasi,
dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan
manusia yang terpajan atau alat yang mengandung
radiasi.
14. Promosi higiene dan sanitasi : penyampaian pesan
tentang higiene dan sanitasi rumah sakit kepada
pasien / keluarga pasien, pengunjung, karyawan
baru maupun karyawan lama serta masyarakat
sekitarnya agar mengetahui, memahami, menyadari,
dan mau membiasakan diri berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan fasilitas
sanitasi rumah sakit dengan benar.
15. Promosi kesehatan lingkunga : penyampaian pesan
tentang yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat yang biasa disebut dengan PHBS yang
sasarannya ditujukan kepada karyawan

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang


Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang


Pengelolaan Limbah B3.

6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik


Indonesia Nomor 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.875/Menkes/SK/PER/VII/2001 tentang
penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan
upaya pemantauan lingkungan.
13
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.876/Menkes/SK/PER/VII/2001 tentang
pedoman teknis analisis dampak kesehatan
lingkungan.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1204/Menkes/SK/PER/XI/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No. 1335/MENKES/SK/X/2002 tentang standar
operasional pengambilan dan pengukuran sampel
kualitas udara ruangan di rumah sakit.

11. Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990 tentang


pengendalian pencemaran air.

12. Perarturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No 416/ MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat –
syarat dan pengawasan kualitas air.

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.986 / MENKES /PER / 1992 tentang fasilitas
sanitasi rumah sakit.

14. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik


Indonesia No.53 tahun 1999 tentang baku mutu air
buangan rumah sakit.

15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor


Kep-13 / MENLH / 12 / 1995 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak.

16. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan


Lingkungan Hidup No.Kep.02 / MENKLH / I / 1998
tentang air.

17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No 907 tahun 2002 tentang syarat – syarat
pengawasan kualitas air minum.

18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.373/Menkes/SK/PER/III/2007 tentang Standar
Profesi Sanitarian.

14
BAB II
STANDAR
KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kriteria / kualifikasi SDM pada dalam bagian
kesehatan lingkungan Rsud manggelewaa dalah sebagai
berikut
No Pendidikan Kualifikasi/persyaratan Jumlah
1. DIII 1. Pendidikan : 4 orang
Kesehatan Berijazah pendidikan
Lingkungan formal Diploma Tiga
Kesehatan
Lingkungan yang
disahkan oleh
pemerintah yang
berwenang
2. Kondisi :
Sehat Fisik dan
Jasmani

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di tentukan melalui proses
analisis kebutuhan SDM berdasarkan metode beban
kerja (Workload Indicator Staff Needs) dan ditetapkan
dalam pola ketenagaan Rsud manggelewakhusus pada
bagian kesehatan lingkungandisesuaikan dengan jumlah
pelayanan yang ada di bagian kesehatan lingkungan.

C. PENGATURAN JAGA

Guna kelancaran dalam pelaksanaan pelayanan


Kesling, KA Instalasi bersama koordinator bersama
menyusun / membuat daftar jaga / shif, serta mengatur
kelancaran seluruh aktifitas pelayanan ( Kebersihan
lingkungan RSUD Manggelewa )

15
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Ruangan kantor Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah Manggelewa untuk saat ini memiliki
dua ruangan terpisah, masing-masing ruangan berkuran
2 x 2 meter.

B. STANDAR FASILITAS

Tabel Fasilitas Ruangan Kesehatan Lingkungan RSUD


Manggelewa
No Ruang / Kelengkapan Jumlah /
Keterangan
1 Gedung/Ruang kerja Permanen
2 Ventilasi 1/3 luas lantai
3 Penerangan lampu Ada
4 Air mengalir , bersih Ada
5 Daya Listrik
6 Tata Ruang :
Ada
a) Ruang tunggu
Ada
b) WC Pegawai

7 Tempat Sampah Ada

C. FASILITAS PENDUKUNG

Adanya peralatan dan bahan untuk mendukung kegiatan di


RSUD Manggelewa
No Ruang / Kelengkapan Jumlah /
Keterangan
1 Mesin Blower Ada
2 Mesin Pompa Air Ada
3 Mesin Potong Rumput Ada
4 Tangga Ada
5 Mesin Penghancur Botol Ada

16
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PENYEHATAN RUANG BANGUNAN DAN HALAMAN


1. Pemeliharaan kebersihan ruang bangunan, halaman,
dan taman dilakukan oleh cleaning service dan
tukang kebun setiap hari.
2. Pemantauan dan pengawasan harian dilakukan oleh
koordinator kesling beserta anggotanya.

B. PENYEHATAN AIR
1. Pemeliharaan kebersihan tandon air dilaksanakan
setiap 6 bulan sekali
2. Pemeriksaan kualitas air bersih meliputi air sumur,
air tandon, kran dapur, kran ok dan kran Nursery
3. Pemeriksaan Kalitas air minum/air bersih
dilaksanakan 6 bulan sekali

C. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Limbah Padat
a. Limbah Padat Non Medis
a) Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
b) Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari
ruangan ke TPS, dilakukan 2 kali sehari.
c) Pemilahan limbah yang bisa didaur ulang,
dilakukan setiap hari oleh tenaga pemilah.
d) Pengangkutan dari rumah sakit ke TPA,
dilakukan dua hari sekali oleh Dinas Lingkungan
Hidup.
b. Limbah Padat Medis
a) Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
b) Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari
ruangan ke TPS, dilakukan 1 kali sehari.

17
c) Pencatatan volume sampah medis dilakukan
setiap kali pengangkutan oleh pihak ke tiga.
d) Pengangkutan oleh pihak ke tiga dilakukan
sebulan sekali.
2. Limbah Cair.
a. Pengolahan Primer
1) Pipa air kotor
Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari
kamar mandi, WC, pengering lantai dan bak
cuci tangan. Pemeliharaan :
a. Pembersihan : Pembersihan terhadap kotoran
pada pengering lantai dilakukan bila terjadi
penyumbatan laju aliran air bekas. Bila terjadi
penyumbatan pada pipa maka perlu ditekan
dengan alat kompressi atau diberikan bahan
kimia penghancur.
b. Penyetelan : Apabila air aliran kotor tidak
lancar, harus dilakukan penyetelan terhadap
kemiringan pipa.

2) Saluran.
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik
tiap bulan dan icidensial bila ada kebuntuan yang
berupa :
a. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
b. Pengambilan endapan

3) Lubang Pemeriksa ( Bak Control/Man Hole).


Pemeliharaan lubang pemeriksa, dilakukan 1 bulan
sekali dan icidensial jika ada laporan kebuntuan.

4) Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran
manusia. Penggelontoran kotoran, dilakukan
dengan menggunakan air yang lebih banyak.
Pembersihan dilakukan setiap hari

18
5) Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic untuk mencegah
luberan dan memaksimalkan fungsinya dengan
penambahan bakteri pengurai. Hal ini dilakukan
maksimal 1 (satu) tahun sekali

D. PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG


PENGGANGGU LAINNYA
1. Pelaksanaan pengendalian serangga, tikus dan
binatang pengganggu lainnya, dilakukan icidensial
setiap kali ada survelains dan laporan.
2. Pencatatan kegiatan survelains, pencegahan dan
pemberantasan serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya, dilakukan setiap kali ada
kegiatan.

E. DESINFEKSI DAN STERILISASI


Pemeriksaan usap lantai, dinding dan
peralatan ruangan dengan zona resiko tinggi seperti :
OK, ICU, Nursery, Obgyn dan NBICU, dilakukan
maksimal 6 bulan sekali.

19
BAB V
LOGISTIK

Dalam melakukan pelayanan pada bagian kesehatan


lingkungan mulai dari kegiatan administrasi sampai pada
pengelolaan dilapangan sangat didukung oleh tersedianya
bahan- bahan logistik yang dibutuhkan dalam menunjang
kegiatan sehari- hari antara lain :
1. Peralatan untuk administrasi
Peralatan adminstrasi pada bagian kesehatan
lingkungan antara lain :
a. Komputer
b. Kertas
c. Balpoint
d. Spidol
e. Isolasi
f. Gunting
g. Cuter
h. Box fileMap
i. Buku tulis dan peralatan kantor lainnya
2. Peralatan untuk pengelolaan dilapangan
a. Kantong sampah Infeksius (kuning)
b. Kantong sampah Non Infeksius (hitam)
c. Masker
d. Sarung Tangan
e. Sepatu kerja
f. Baju kerja
g. Tempat sampah
h. Obat nyamuk
i. Racun tikus
j. Peralatan pengelolaan kebersihan lainnya

20
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari Keselamatan


pasien merupakan hal yang perlu diperioritaskan dalam
meningkatkan pelayanan, karena rumah sakit memiliki
masalah yang kompleks karena disamping fungsinya
sebagai tempat pemulihan penyakit juga berpotensi sebagai
penyebab atau sumber penyakit baru atau disebut infeksi
HAIs. Infeksi HAIs adalah infeksi yang diperoleh pasien
selama berada dalam lingkungan rumah sakit. Infeksi
tersebut tidak ada atau tidak dalam masa inkubasi pada
waktu pasien menginap di rumah sakit, dan bukan infeksi
kelanjutan rawat inap sebelumnya. Lingkungan rumah
sakit merupakan tempat yang memudahkan penularan
berbagai penyakit infeksi. banyak patogen yang bersifat
oportunistik dan mampu berkembang di rumah sakit. Dilain
pihak, kepadatan penghuni ruang-ruang dirumah sakit
memungkinkan penularan kuman melalui perbagai jalur.
Kuman dapat ditularkan kepada pasien oleh petugas,
pengunjung, tindakan, bahan-bahan yang dingunakan
untuk merawat pasien dan kondisi lingkungan rumah sakit.
Sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus pada
bagian kesehatan lingkungan untuk menjaga keselamatan
pasien dan menghindari terjadinya penularan penyakit atau
timbulnya penyakit baru selama pasien menjalani proses
pemulihan
adalah :
1. Proses pengelolaan limbah padat
Tersedianya tempat limbah secara proposional
untuk menampung limbah padat yang dihasilkan dan
pengangkutan secara periodik untuk menghindari
menumpuknya limbah yang dapat menjadi sumber vektor
penyakit dan untuk estetika. Tempat penampungan
limbah padat ini tersedia sesuai jenis limbah padat yaitu
limbah padat umum, Infeksius dan benda tajam.
21
2. Proses pengelolaan limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari aktifitas rumah
sakit disalurkan secara tertutup ke Insatalsi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL) untuk menghindari kontaminasi dan
penularan penyakit dari limbah cair tersebut.
3. Proses pengelolaan kebersihan
Untuk menjaga kenyamanan, kebersihan agar tidak
menimbulkan dampak negatif bagi pasien dan
pengunjung pembersihan ruangan dan bangunan
rumah sakit dilakukan setiap hari sesuai jadwal dan
proses yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh petugas
khusus
4. Proses pengendalian serangga, tikus dan binatang
penganggu lainnya
Melakukan pencegahan dan pemberantasan vector
penyakit yang dapat menggangu kenyamanan pasien
dan pemasangan tanda-tanda larangan atau bahaya
disekitar tempat pemasangan bahan kimia/insektisida
pengendalian serangga, tikus dan binatang penganggu

22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai


suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta
hasil karya dan budayanya. Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi
dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja, tetapi juga dapat mengganggu proses pelayanan
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Dalam pelayanan keselamatan kerja dirumah sakit
program keselamatan petugas merupakan program dari
penyelenggaraan panitia K3 Rumah sakit serta merupakan
tanggung jawab bersama dari setiap unit terkait yang ada
dirumah sakit.
Program kesehatan fisik pekerja yang telah diatur
dalam K3 rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Manajemen resiko terhadap bahaya kebakaran dan
bencana alam
2. Pelaporan insiden kecelakaan kerja atau kasus
kecelakaan kerja
3. Pemeriksaan kesehatan pegawai.
Dari uraian program tersebut diatas maka pada
dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan kerja
bagi petugas khususnya pada sub bagian kesehatan
lingkungan dapat dilakukan dengan cara :
1. Usaha preventif atau pencegahan.

23
Mengendalikan atau menghambat sumber-sumber
bahaya yang terdapat didalam sehingga tidak
menimbulkan bahaya bagi petugas, antara lain dengan
cara :
a. Melaporkan dan mengganti alat sarana yang rusak dan

membahayakan.
b. Penggunaan alat pelindung

c. Mengisolasi (alat pemisah terhadap sumber bahaya )

d. Pengendalian secara tehnis terhadap sumber-sumber


bahaya
e. Pemasangan petunjuk dan peringatan ditempat kerja
f. Pelatihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan
kerja
2. Usaha represif dan kuratif
a. Segera melaporkan dan mencatat apabila ada insiden
atau kasus yang ditemukan.
b. Melakukan pengobatan
3. Usaha Pemeliharaan kesehatan.
Dengan adanya program pemeliharaan kesehatan ini
diharapkan dapat mengotrol seluruh kesehatan petugas
baik yang baru maupun lama, sehingga kualitas
kesehatan bagi seluruh karyawan dapat dipertahankan.
antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan
pertama kali diterima kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan karyawan yang telah lama
bekerja secara periodik.
c. Tersedianya sarana penunjang kesehatan yang cukup
dan memadai.
d. Memberikan perhatian khusus dan sistimatis kepada
petugas yang mengalami masalah kesehatan kerja.
e. Pemeriksaan yang sistimatis dan periodik terhadap
persyaratan pengelolaan lingkungan

Selain melindungi petugas dari kemungkinan terkena


penyakit akibat kerja, keracunan dan usaha menjaga
kesehatan fisik. Perlu juga diperhatikan tentang
24
kemungkinan petugas memperoleh ketegangan atau
tekanan selama bekerja. Sehingga kondisi yang prima
ketika melaksanakan tugas dapat dicapai secara maksimal
dan berkesinambungan.

25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Proses kegiatan pada bagian kesehatan lingkungan


rumah sakit sangat potensi menimbulkan resiko, oleh sebab
itu dalam meminimalkan segala resiko yang dapat
ditimbulkan dari setiap kegiatan yang dilakukan adalah
dengan strategi pengendalian mutu. Peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi kualitas
sarana fisik, tenaga yang tersedia, alat pelindung diri, serta
sarana pelayanan penunjang lainnya.
Mutu pelayanan yang dilakukan dipengaruhi oleh
ada tidaknya kritikan dan keluhan dan saran dari
pimpinan, rekan kerja, dan lembaga pemerintah. Mutu akan
diwujudkan jika telah ada dan berakhirnya interaksi
antara penerima pelayanan dan pemberi pelayanan.
Pengendalian mutu pelayanan pada bagian kesehatan
lingkungan mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan dalam pengelolaan limbah padat
2. Melaksanakan pelayanan dalam pengelolaan limbah cair
3. Melaksanakan pelayanan kebersihan
4. Melaksanakan pelayanan pengendalian vektor panyakit.

Dari fungsi dan tugas yang telah diuraikan tersebut


diatas, ditetapkan pula sumber daya manusia yang
diharapkan dapat menunjang kinerja pengendalian mutu
Rumah sakit. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki
oleh RS Santa Anna tentu sangatlah diharapkan akan
mempengaruhi kualitas pelayanan pada bagian kesehatan
lingkungan dan diharapkan dapat menghasilkan kinerja
rumah sakit dalam pencapaian indikator mutu pelayanan
prima pada RSUD Manggelewa yang didukung pula dalam
hubungan kerja sama yang baik antara unit atau bagian
agar tercipta harmonisasi kerja maksimal sehingga dapat
menghasilkan mutu pelayanan yang sesuai dengan
harapan
26
BAB IX
PENUTUP
Lingkungan yang aman dan nyaman, tingkat efesiensi
kerja yang optimal, serta berbagai upaya penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan kondisi yang
diharapakan dalam pemulihan kesehatan, mencegah
terjadinya gangguan kesehatan, kecelakaan kerja termasuk
penyakit kerja, pencemaran lingkungan kerja guna
tercapainya peningkatan produktifitas tenaga kerja dan
perusahaan. Bagian kesehatan lingkungan Rsud
manggelewamempunyai peran khusus dalam pengelolaan
lingkungan rumah sakit oleh karena itu diharapakan dengan
tersusunya buku panduan pedoman pelayanan ini
diharapakan dapat menjadi acuan dalam pengelolaan
lingkungan pada bagian kesehatan lingkungan secara
berkesinambungan.

27
28

Anda mungkin juga menyukai