RSUD MANGGELEWA
PEDOMAN
EDISI 1
TAHUN 2023
RSUD MANGGELEWA
Jl. Lintas Calabai Desa Doromelo Kec. Manggelewa Dompu
IGD 081237073050 email : rsmanggelewa26@gmail.com
PERATURAN DIREKTUR RSUD
MANGGELEWA NOMOR : 440 / 12
/PPI/RSUDM/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LINEN LAUNDRY
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MANGGELEWA
5
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN PELAYANAN LINEN LAUNDRY DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MANGGELEWA.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Direktur RSUD Manggelewa
6
KATA PENGANTAR
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Direktur RSUD Manggelewa
7
DAFTAR ISI
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan
yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus
sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian, ternyata memiliki dampak positif dan negatif
terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini mempunyai
konsekuensi perlunya pengelolaan linen dirumah sakit
sebagai bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan rumah
sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari
bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari linen
kotor yang ada dirumah sakit.
Keberhasilan pemerintah dibidang kesehatan membuat
mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah
sakit meningkat, sehingga perlu perhatian khusus dalam
menangani linen dirumah sakit. Hal ini sangat penting jika
dilihat dari sudut hygiene dan pertimbangan resiko
terhadap penularan penyakit. Semua linen yang digunakan
dalam proses pelayanan terhadap pasien, baik diruang
operasi, ruang persalinan, dan ruang perawatan harus
dijaga dalam kondisi yang baik dan bersih.
Linen adalah bahan/alat yang terbuat dari kain, tenun.
Laundry adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi
dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan
disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja
dan mesin strika (menurut Permenkes RI nomor:
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan.
Linen kotor adalah semua linen yang sudah dipakai
pasien atau yang telah digunakan dalam dalam asuhan
keperawatan. Linen infeksius adalah semua jenis linen yang
terkena cairan tubuh pasien, seperti darah, nanah, air
seni, feses, dll. Linen non infeksius adalah semua linen
kotor yang tidak terkena cairan tubuh pasien/kotoran
9
pasien.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit adalah melalui pelayanan penunjang medic,
salah satunya dalam upaya pengelolaan linen di rumah
sakit. Linen di rumah sakit dibutuhkan disetiap ruangan
.kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini sangat
bervariasi baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur
pengelolaan linen cukup panjang, membutuhkan banyak
keterlibatan tenaga kesehatan dengan bermacam-macam
klasifikasi. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik,
nyaman dan siap pakai diperlukan perhatian khusus seperti
kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan kimia.
Linen kotor merupakan sumber kontaminasi udara
penting di rumah sakit.Penanganan linen dilakukan secara
rutin, seperti waktu membersihkan tempat tidur,
pengangkutan linen sepanjang koridor dan ruang-ruang di
rumah sakit yang terdapat linen kotor dapat menebarkan
mikroba ke seluruh bagian rumah sakit. Di tempat
pencucian, penumpukkan linen kotor, sekali lagi akan
menimbulkan gangguan kesehatan kepada para pekerja
laudri dan dapat mengotori linen bersih.
Sehingga agar mutu pelayanan linen tetap terjaga
dengan baik dan tidak merupakan sumber infeksi atau
perantara infeksi, maka diperlukan suatu manajemen linen
yang baik dirumah sakitmulai dari perencanaan, pencucian
linen kotor menjadi linen bersih yang dapat membuat
pasien nyaman dan mencegah penyebaran infeksi, agar
dapat menghasilkan mutu cucian yang memenuhi syarat
hygiene serta dengan biaya yang dapat ditekan serendah
mungkin.
10
B. TUJUAN PEDOMAN
C. DEFINISI
11
BAB II
RUANG LINGKUP
13
D. Kebijakan dan Prosedur
14
perkumpulan dan institusi terkait.
5. Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan dengan
cara aktif mengikuti seminar
15
BAB III
TATA LAKSANA
Penatalaksanaan linen dibedakan menurut lokasi dan
kemungkinan transmisi organisme berpindah.
1. Ruangan
2. Perjalanan transportasi linen kotor
3. Proses pencucian di laundry
4. Penyimpanan linen bersih
5. Distribusi linen bersih
16
1) Biasakan untuk melakukan kebersihan tangan
sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
2) Gunakan APD (sarung tangan dan masker).
3) Persiapkan alat dan bahan.
4) Lipat bagian yang terinfeksi ke bagian dalam dan
masukkan linen ke dalam troli tertutup dan segera
bawa ke spoel hock.
5) Noda darah atau feses dibuang ke spoel hock, basahi
linen dengan air lalu masukkan kedalam kantong
berwarna kuning.
6) Tutup rapat kantong dan segera masukkan ke troli
linen kotor dekat ruang spoel hock dan siap dibawa
ke laundry.
Prosedur untuk linen kotor tidak infeksius:
Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan.
1. Gunakan APD (sarung tangan, dan masker).
2. Persiapkan alat dan bahan.
3. Masukkan linen kotor ke dalam troli kotor yang
berada dekat ruang spoel hock dan siap dibawa ke
laundry.
b. Transportasi Linen
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam
menyebarkan organism, jika linen kotor tidak tertutup
dan troli tidak dibersihkan. Persyaratan alat transportasi
linen:
1. Dipisahkan antara troli linen kotor dan linen bersih,
jika tidak maka wadah penampung yang harus
terpisah.
2. Bahan troli terbuat dari stainless stell dan tidak
mudah berkarat.
3. Wadah mampu menampung beban linen.
4. Wadah mudah dilepas dan setiap saat habis
difungsikan selalu dicuci demikian juga dengan troli
harus dicuci.
5. Muatan atau loading linen kotor dan bersih tidak
boleh berlebihan.
6. Wadah harus tertutup.
7. Lakukan pembersihan trolly secara rutin
17
8. Troli linen kotor tidak diperbolehkan
beriringan dengan trolli linen bersih.
c. Alur Laundry
Tahapan kerja laundry :
18
jenis petst seperti kutu dan tungau dapat mati.
b. Suhu
Suhu yang direkomendasikan sangat bervariasi
mulai 70 derajat celcius sampai dengan 90 derajat
celcius tergantung dari bahan dan jenis linen.
Proses pra cuci dengan atau tanpa bahan
kimia dengan suhu normal.
1) Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan
detergent untuk linen putih 45-50 derajat
celcius, untuk linen warna 60-80 derajat
celcius.
2) Proses bleaching atau dilakukan desinfeksi 65
atau 70 derajat celcius.
3) Proses bilas 1 dan 2 dengan suhu normal.
7. Pelipatan
20
dengan plastic transparan sebelum didistribusikan.
9. Pendistribusian
1. Sentralisasi Linen
21
proses perencanaan, pemantauan dan evaluasi dimana
merupakan siklus yang berputar. Sifat linen adalah
barang habis pakai. Supaya terpenuhi dengan baik
maka diperlukan system pengadaan satu pintu yang
sudah terprogam dengan baik.
2. Standarisasi Linen
23
BAB IV
DOKUMENTASI
24
25
26
27