SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNGAI DAREH
NOMOR :189.1/ /KPTS-DIR/RSUD/2017
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
DIREKTUR
RSUD SUNGAI DAREH
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi
dengan cinta kasih, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan
memperhatikan mereka yang lemah dan kurang mendapat perhatian (option
for the poor).
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi
pada mutu layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) bagi pasien, keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai
dengan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan RSUD Sungai Dareh.
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada
pasien (patient oriented) dengan melaksanakan akses ke pelayanan dan
kontinuitas pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga, asesmen pasien,
pemberian pelayanan pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien,
keluarga dan masyarakat.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali
beberapa unit pelayanan tertentu
5. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu melalui
kegiatan Plan-Do-Check-Action (PDCA).
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal melalui
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang menjangkau setiap
pelayanan di rumah sakit dan melibatkan berbagai individu.
7. Rumah sakit memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa memungut uang
muka.
8. Rumah sakit bisa memberikan keringanan biaya untuk pasien yang kurang
mampu.
9. Setiap pimpinan unit pelayanan harus mampu memberikan arahan,
mengendalikan, mengelola, dan memimpin unit pelayanan masing-masing
untuk mencapai visi-misi unit pelayanan maupun visi-misi rumah sakit.
10.Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib mematuhi
ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan melakukan upaya
untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya, resiko, mencegah kecelakaan
dan cedera, dan memelihara kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk
dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
11.Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan
6 (enam) sasaran Keselamatan Pasien.
12.Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan
kalibrasi secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan selalu dalam
kondisi siap pakai.
13.Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit.
14.Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/ lisensi/ sertifikasi sesuai
dengan profesi dan ketentuan yang berlaku.
15.Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar
kompetensi, standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah
sakit dan semua peraturan rumah sakit yang berlaku.
16.Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan
sebagai sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi kepentingan
manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
17.Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah dan
menggunakan informasi secara terintegrasi yang dikomunikasikan secara
benar untuk meningkatkan kesehatan pasien serta kinerja rumah sakit baik
secara keseluruhan maupun individu.
18.Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib
dilaksanakan melalui rapat rutin minimal 1 kali dalam satu bulan.
19.Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan, semester dan
tahunan kepada manajemen rumah sakit.
20.Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 7 (tujuh)
standar keselamatan pasien, dan 7 (tujuh) langkah menuju keselamatan
pasien rumah sakit.
21.Terkait PONEK RSUD Sungai Dareh mengupayakan pelayanan meliputi:
penanganan awal/emergency ibu dan bayi dan pelayanan rujukan kerumah
sakit lain yang mampu memberikan pelayanan lebih lanjut.
22.RSUD Sungai Dareh bukan Rumah Sakit yang ditunjuk untuk melakukan
pelayanan pasien dengan HIV/AIDS, sehingga pelayanan yang
diselenggarakan RSUD Sungai Dareh meliputi ; palayanan Voluntary
Conceling and Testing (VCT), pelayanan rujukan HIV ke rumah sakit lain yang
di tunjuk melayani HIV/AIDS, dan penerapan Universal Precaution.
23.Rumah sakit melakukan penanggulangan Tuberkulosa (TB) sesuai dengan
pedoman stategi DOTS
24.Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak bersedia di rumah sakit, maka
pasien harus dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa melayani setelah
mendapat persetujuan pasien / keluarga
25.Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani.
26.Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi
rahasia medis pasien yang dilayani.
27.Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data baik
internal ataupun eksternal untuk pengembangan pelayanan rumah sakit.
B. KEBIJAKAN KHUSUS :
1. ORGANISASI PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN INFEKSI
a) Dalam rangka melindungi pasien, pengunjung dan petugas terhadap
penularan infeksi di Rumah Sakit, maka RSUD Sungai Dareh melaksanakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
b) Agar pelaksanaan PPI terkoordinasi dengan baik, Direktur membentuk
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI).
c) Komite mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan fasilitas kesehatan lainnya yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011.
d) Pelaksanaan PPI dikelola dan diintegrasikan antara struktural dan
fungsional disemua unit dan menjadi tanggung jawab seluruh staf dan
karyawan.
e) Agar kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berjalan lancar, maka
RSUD Sungai Dareh memiliki 2 IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)
purna waktu yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan pencegahan
pengendalian infeksi yang meliputi gugus tugas perawatan, IPSRS, IPLRS,
Farmasi, Gizi, Laundry, Administrasi, IGD, Laboratorium.
f) Dalam melaksanakan tugasnya IPCN dibantu oleh IPCLN (Infection
Prevention and Control Link Nurse) sebagai pelaksana harian/penghubung di
unit masing-masing.
2. KEWASPADAAN STANDAR
Meliputi kebersihan tangan, pemakaian alat pelindung diri, disinfeksi dan
sterilisasi, tatalaksana linen, penatalaksanaan limbah dan benda tajam,
pengendalian lingkungan, praktik menyuntik yang aman, kebersihan
pernafasan/etika batuk, praktek lumbal punksi, perawatan peralatan pasien,
penatalaksanaan linen, program kesehatan karyawan, penempatan pasien.
Kewaspadaan standar diterapkan secara menyeluruh di semua area RS dengan
mengukur risiko yang dihadapi pada setiap situasi dan aktivitas pelayanan
sesuai Panduan PPI RSUD Sungai Dareh.
3. KEBERSIHAN TANGAN
a. Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas klinis maupun non
klinis di Seluruh lingkungan RSUD Sungai Dareh.
b. Indikasi kebersihan tangan secara umum :
Segera : setelah tiba di tempat kerja
Sebelum :
1. Kontak langsung dengan pasien
2. Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan
tindakan invasif
3. Menyediakan/mempersiapkan obat-obatan
4. Mempersiapkan makanan
5. Memberi makan pasien
6. Meninggalkan rumah sakit
Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi silang
Setelah :
1. Kontak dengan pasien
2. Melepas sarung tangan
3. Melepas alat pelindung diri
4. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ludah, dahak,
muntahan, urine, keringat dan peralatan yang diketahui atau
kemungkinan terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, pispot,
urinal baik menggunakan atau tidak menggunakan sarung
tangan.
5. Menggunakan toilet, menyentuh/ melap hidung dengan tangan
(batuk/ bersin).
6. Menyentuh lingkungan di sekitar pasien
13 . PENGELOLAAN MAKANAN
Pengelolaan makanan di instalasi gizi memperhatikan standar sanitasi
makanan, minuman, alat, lingkungan produksi dan higiene perorangan
penjamah makanan.
a) Semua bahan makanan yang disiapkan sampai dengan disajikan
kepada pasien, pegawai atau pengunjung dikelola sesuai pedoman
dan standar prosedur pelayanan instalasi gizi agat terhindar dari
pencemaran dan penularan infeksi melalui makanan
b) Penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam
keadaan bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya dan
hewan lain serta suhu penyimpanan disesuaikan dengan jenis bahan
makanan.
c) Penjamah makanan yang kontak langsung dengan makanan mulai
dari proses penyiapan bahan sampai dengan penyajiannya dilakukan
surveilans higiene pribadi berupa monitoring kultur mikrobiologi
swab rektal, dikoordinasikan dan di bawah tanggung jawab Komite
K3 RS.
d) Petugas unit harus dalam kondisi sehat dan dilakukan pemeriksaan
berkala selama 6 (enam) bulan sekali
b) Peralatan
Tingkat sterilitas yang benar, desinfektan dan dekontaminasi harus
dilakukan pada semua perlatan yang akan digunakan. Setiap pasien
harus mempunyai peralatan sendiri-sendiri dan bisa dipakai ulang atau
menggunakan alat yang sekali pakai.
Item sekali pakai
Item yang sekali pakai telah diberi label sekali pakai, maka tidak
boleh dipakai ulang atau didaur ulang.
Item yang dapat dipakai ulang
Item yang dapat dipakai ulang harus dilakukan dekontaminasi dan
disinfeksi yang benar sebelum digunakan kembali dan apabila
prosedur yang akan dilakukan melibatkan bagian tubuh yang steril,
maka peralatan tersebut harus dalam keadaan steril.
Perawatan alat-alat, kalibrasi dilakukan secara berkala (water
treatment, mesin HD, AC)
Test air RO terhadap microbiology dilakukan setiap bulan, sample
diambil sebelum air RO disuplai ke mesin, pada saat mau masuk
mesin HD dan pada saat sudah masuk mesin HD & tercampur
dengan cairan dializat → untuk sample terakhir dilakukan tiap 3
bulan → hasil harus negative/steril
c) Faktor Pasien dan Petugas
Semua petugas HD telah mendapat imunisasi MMR, DPT dan HBV
Melakukan cek terhadap HBV, anti HBsAg, anti HCV dan screening
TB tiap tahun (sesuai dengan regulasi yang berlaku)
Staf yang diketahui mengidap penyakit menular baik melalui
pembuluh darah maupun melalui udara harus berobat dan
melaporkan ke supervisor.
Melakukan skrining terhadap serologi pasien secara berkala (Setiap 6
bulan).
Semua pasien HD harus diperiksa terhadap HBV, HCV, HIV dan TB
sebelum dilakukan tindakan HD dan jika di dapatkan ada pasien
hasil pemeriksaannya positiv maka pasien tersebut di rujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Cek MRSA hanya dilakukan bila diduga atau pada saat KLB
Seluruh petugas Unit Hemodialisa, pasien & keluarga harus
mendapatkan edukasi tentang Pencegahan & Pengendalian Infeksi di
Hemodialisa.
d) Tekhnik Aseptik :
Inspeksi & palpasi dilakukan sebelum melakukan desinfeksi & bila
lokasi insersi terkontaminasi lakukan disinfeksi ulang.
Gosok cup CVC dengan kasa bethadine selama 5 menit sebelum
dilepas/dibuka, Segera ganti CVC dengan akses yang permanen
(cimino, graff).
Akses HD tidak boleh digunakan untuk tujuan lain (injeksi, transfusi,
infus, ambil darah)
Gunakan peralatan (alkohol, betadine, plester, gunting, klem, kasa
roll) untuk pasien yang sama
Cleaning & desinfection dilakukan segera setelah selesai dipergunakan
& dilakukan oleh petugas yang terlatih, menganut pada prinsip E
Spaulding Menggunakan cairan desinfektan untuk RS sesuai dengan
yang direkomendasikan oleh US Environmental Protection Agency
(EPA), mis : bleach, hypochlorid, clhorine,
e) Pengendalian Lingkungan
Penanganan sampah
- Semua pembuangan sampah harus mengikuti tatacara
penanganan dan pembuangan sampah harus sesuai dengan
kategori sampah (Infeksius dan non infeksius)
- Jarum bekas dan benda tajam lainnya harus dibuang ke dalam
tempat yang telah disediakan (sharp container).
- Ada prosedur penanganan percikan/tumpahan darah/cairan
tubuh → ada spill kit
House Keeping
- Tempat tidur/kursi, meja, permukaan mesin, klem, gunting
dibersihkan setiap selesai dipakai pasien, filter & alat-alat yang
tidak di reuse harus diganti setiap selesai dipakai pasien
- Pembersihan harian : lantai harus dibersihkan setiap hari dengan
menggunakan kain pel dan desinfektan, dilakukan 2x sehari atau
sewaktu-waktu.