TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG
Ditetapkan di Menggala
Pada tanggal 12 September 2018
PEDOMAN PELAYANAN
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA
I. PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien sejalan
dengan visi dan misi RSUD Menggala karena merupakan bagian dari
rencana strategis RSUD Menggala. Upaya tersebut dilakukan melalui
pembangunan sarana, prasarana, pengadaan peralatan dan
ketenagaan serta perangkat lunak lainnya, sejalan dengan
pembangunan rumah sakit pada umumnya. Namun demikian,
disadari pula masih banyak kendala yang dihadapi, terutama yang
berkaitan dengan standar kebutuhan dan tuntutan sistem pelayanan
yang masih belum selaras dengan perkembangan iptek kedokteran
yang semakin pesat di mana pelayanan spesialistik dan sub-
spesialistik cenderung semakin berkembang.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat maka sistem nilai dan orientasi
dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung
menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih
bermutu termasuk pula pelayanan kesehatan. Dengan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan tadi maka
fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif
dan efisien serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga
maupun masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya bukanlah hal
yang mudah. Kendala yang dirasakan saat ini adalah masih belum
adanya kesamaan pengertian dasar tentang mutu, konsep dan
prinsip demikian pula cara-cara penerapannya.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Secara garis besar, tujuan program upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Menggala
adalah terciptanya dan terjaminnya mutu pelayanan kesehatan
prima dan keselamatan pasien yang berorientasi pada mutu
paripurna dan peningkatan mutu berkelanjutan.
B. Tujuan Khusus
Tujuan secara rinci yang merupakan penjabaran dari tujuan
umum adalah sebagai berikut :
1) Terjaminya mutu pelayanan melalui indikator-indikator mutu
RSUD Menggala yang telah ditetapkan
2) Terciptanya budaya melayani yang berorientasi pada
keselamatan pasien di RSUD Menggala
3) Terjaminya kepastian pelayanan yang aman berorientasi
pada pasien, pelanggan, dan masyarakat di RSUD Menggala
4) Terlaksananya Manajemen Resiko di RSUD Menggala
5) Menurunya Kejadian Tidak Diharapkan di RSUD Menggala
6) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan.
IV. PENGERTIAN
A. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen
terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar
profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan seluruh
sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efektif
dan efisien dengan tetap menjadikan keselamatan pasien sebagai
yang utama.
C. Keselamatan Pasien
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
D. Clinical Pathway
Alur yang menunjukkan secara detail tahap-tahap penting dari
pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan. Secara
sederhana dapat dibilang bahwa clinical pathway adalah sebuah
alur yang menggambarkan proses mulai saat penerimaan pasien
hingga pemulangan pasien.
E. Indikator klinis
Ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas asuhan pasien yang berdampak terhadap
pelayanan
F. Indikator manajemen
Ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas manajerial yang berdampak terhadap
pelayanan
H. Sentinel
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima seperti :
1) Kematian tidak diduga yang tidak disebabkan oleh penyakit
atau kondisi pasien (misal bunuh diri)
2) Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak
disebabkan oleh penyakit atau kondisi pasien
3) Operasi/ pembedahan dengan lokasi, prosedur atau pasien
yang salah
4) Penculikan bayi atau bayi yang tertukar
5) Pemilihan kata “ sentinel” terkait dengan keseriusan cedera
yang terjadi (misal: amputasi pada kaki yang salah, dsb)
sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada
kebijakan dan prosedur yang berlaku
V. KEBIJAKAN
A. Kebijakan Umum
1) Program mutu dan keselamatan pasien wajib dilaksanakan di
seluruh unit rumah sakit.
2) Program mutu dan keselamatan pasien harus disosialisasikan
kepada pemilik dan seluruh karyawan rumah sakit.
3) Data hasil kegiatan program mutu dan keselamatan pasien
dipublikasikan melalui baner yang dipasang di unit kerja.
4) Data yang dipublikasikan adalah indikator utama unit kerja
yang terdiri dari indikator area klinis, indikator area manajemen
dan indikator sasaran keselamatan pasien
5) Penghargaan diberikan tiap tahun kepada unit kerja yang
melaksanakan kegiatan sangat bagus
6) Pencatatan dan pelaporan indikator mutu dan insiden
keselamatan pasien harus didukung sistem informasi yang
baik.
7) Pengumpulan data melalui rekam medis harus tetap menjaga
kerahasiaan rekam medis sesuai aturan yang berlaku
B. Kebijakan Perencanaan
1) Direktur bersama dengan Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien merencanakan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
2) Dalam merencanakan Program Peningkatan Mutu dan
Keselamatan pasien harus meliputi :
a. Rancang ulang proses peningkatan mutu.
b. Memastikan semua unit kerja terlibat dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan.
c. Terbentuknya sistem peningkatan mutu yang
terkoordinasi.
d. Keselamatan pasien menjadi salah satu sasaran program.
3) Direktur bersama Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
mengidentifikasi indikator kunci untuk memonitor struktur,
proses dan hasil dari program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
4) Direktur merancang suatu proses klinis mengacu pada bidang
klinis dan manajerial dengan baik.
5) Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
diimplementasikan ke dalam program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
D. Kebijakan Pengawasan
1) Direktur melalui Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
melakukan pengawasan terhadap proses pelaksanaan
program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
2) Pengawasan dilakukan dengan :
a. Memastikan seluruh staf mengetahui tentang program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dengan
pelaksanaan sosialisasi.
b. Setiap Instalasi/unit kerja ditunjuk seorang yang
bertanggung jawab dalam pengumpulan data.
E. Kebijakan Pelaporan
1) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien melaporkan hasil
analisa dan evaluasi program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada direktur setiap enam bulan.
2) Direktur melaporkan hasil analisa dan evaluasi program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada pemilik
setahun sekali.
VI. PENGORGANISASIAN
A. STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
RSUD MENGGALA
KETUA
KOMITE MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
SEKRETARIS
KETUA KETUA
KETUA
SUBKOMITE SUBKOMITE
SUBKOMITE
KESELAMATAN MANAJEMEN
MUTU PASIEN RESIKO
KOMITE MEDIK
DIREKTUR
KOMITE PPI
IPSRS
UNIT KERJA DI RS
VII. KEGIATAN
A. Peningkatan Mutu
1) Clinical Pathway
a. Penyusunan Clinical Pathway
b. Pemilihan Area Prioritas
c. Audit Clinical Pathway
5) Diklat PMKP
a. Pendidikan dan pelatihan untuk direktur
b. Pendidikan dan pelatihan pimpinan RS
c. Pendidikan dan pelatihan untuk Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien
d. Pendidikan dan pelatihan untuk PIC / pengumpul data di
unit kerja
B. Keselamatan Pasien
1) Penyusunan sistem pencatatan dan pelaporan insiden
keselamatan pasien
2) Pencatatan dan pelaporan sentinel, KTD dan KNC
3) Analisa Risk Grading
4) Penyusuan panduan manajemen resiko
5) Pembuatan FMEA setahun sekali
VIII. METODE
Metode yang digunakan untuk program PMKP di RSUD Menggala
adalah PDSA (Plan Do Study Action)
B. Alur
1) Alur laporan data indikator mutu dan tindak lanjut
a. Alur laporan
Unit kerja KMKP Direktur Pemilik
b. Tindak lanjut laporan
KMKP Direktur unit kerja
2) Alur laporan Insiden Keselamatan Pasien dan tindak lanjut
a. Alur laporan
Unit kerja KMKP Direktur Pemilik
b. Tindak lanjut laporan
KMKP Direktur unit kerja
X. MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
Monitoring program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
melalui rapat koordinasi antara Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien dengan pimpinan yang dilakukan secara rutin dan melalui
beberapa kegiatan Audit Internal RS.
B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun untuk ditindaklanjuti
sesuai masalah / kendala yang ada. Jika pencapaian tidak sesuai
dengan target yang sudah ditetapkan, maka pimpinan mengambil
tindakan yang diperlukan, termasuk didalamnya melakukan
perubahan terhadap program ataupun proses / SPO yang pada
saat ini.
XI. PENUTUP
Pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien ini agar
dapat digunakan sebagai acuan dalam merencanakan,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi program upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Menggala. Pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien
akan di review secara berkala paling lambat 3 tahun sekali.