ETIKA BATUK
DI RUMAH SAKIT UMUM SANTA ELISABETH
KABUPATEN SAMBAS
NOMOR :2.016/RSSE-SK/DIR/VII/2018
TENTANG
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit perlu
adanya Pedoman Etika Batuk di RSU Santa Elisabeth Sambas
b. Bahwa untuk mencegah terjadinya infeksi di lingkungan rumah sakit, perlu
adanya Kebijakan Pedoman Etika Batuk Di RSU Santa Elisabeth.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b
perlu ditetapkan dengan surat keputusan direktur.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU SANTA ELISABETH SAMBAS TENTANG
KEBIJAKAN ETIKA BATUK YANG BENAR DI RSU SANTA ELISABETH
SAMBAS.
Kedua : Kebijakan Etika Batuk yang benar di RSU Santa Elisabeth sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan ini mengatur bagaimana cara Etika Batuk yang benar sesuai
dengan pedoman Etika Batuk
Keempat : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan, dan apabila kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan ditinjau dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN : DI SAMBAS
PADA TANGGAL : 23 JULI 2018
DIREKTUR RSU.ST.ELISABETH SAMBAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
panduan Panduan Etka Batuk dapat diterbitkan. Panduan ini dimaksudkan sebagai penambahan
pengetahuan bagi pembaca mengenai Etika Batuk dan Cara Batuk yang benar di rumah sakit,
khususnya dalam melaksanakan prosedur patien safety di Rumah Sakit Umum Santa Elisabeth.
Paparan teori disertai penjelasan serta contoh praktis di kemukakan dengan maksud agar
pembaca memahami latar belakang penyusunan buku ini dan memudahkan terapannya dalam
kondisi dan situasi yang biasa ditemukan dalam melaksanakan pekerjaan di Rumah Sakit. Cara
penulisan tersebut diharapkan dapat memandu pemikiran para karyawan untuk dapat
membiasakan diri dalam Etika Batuk yang benar.
Panduan ini merupakan panduan seluruh karyawan, pasien maupun pengunjung di Rumah
Sakit Umum Santa Elisabeth Sambas. Dalam panduan ini dijelaskan tentang pengertian dan
tatalaksana Etika Batuk yang benar di Rumah Sakit Umum Santa Elisabeth Sambas.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Etika Batuk di Rumah Sakit
Umum Santa Elisabeth Sambas.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….ii
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang…………………………………………………………………………....……1
B Ruang Lingkup…………………………………………………………………………….......1
C Tujuan Umum………………………………………………………………………………….1
D Tujuan Khusus……………………………………………………………………………...….1
1 Pengertian………………………………………………………………………………………2
2 Tata Laksana……………………………………………………………………………………2
3 sosialisasi……………………………………………………………………………………….4
4 Instrumen…………………………………………………………………………………….....4
5 Jadwal penyuluhan……………………………………………………………………………...5
6 Monitoring……………………………………………………………………………………...5
7 Evaluasi…………………………………………………………………………………………6
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Batuk bukanlah suatu penyakit, Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh didalam
saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu reaksi tubuh terhadap iritasi tenggorokan
karena adanya lender/slem, makanan, asap dan sebagainya. Sedangkan bersin merupakan
mekanisme pertahanan untuk mencegah masuknya zat asing kedalam tubuh. Bersin adalah
respon tubuh yang dilakukan oleh membrane hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan
kelebihan cairan yang masuk kedalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan
menolak bakteri dan kelebuhan cairan yang masuk kedalam hidung, sehingga secara
otomatis tubuh akan menolak bakteri tersebut.
Bersin juga dapat timbul akibat adanya peradangan ( benda asing, infeksi virus, atau
reaksi alergi ). Reaksi alergi tersebut muncul Karena paparan terhadap bahan allergen.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan RSU St. Elisabeth Sambas wajib memberikan
pengetahuan terhadap pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi/HAIs yang termasuk
didalamnya tentang kewaspadaan isolasi terhadap transmisi udara/airborne dalam
mencegah penularan penyakit yang dapat menular melalui udara diantaranya Pneumonia
dan Tuberculosis ( TBC/TB ).
Pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi tersebut harus terus berjalan sehingga
salah satu hal yang paling sederhana dapat dilakukan dalam menangani penularan TB
adalah dengan memberikan informasi/penyuluhan mengenai Etika Batuk. Dalam
mendukung upaya memberikan informasi tentang Etika Batuk ke petugas medis,
karyawan, pasien dan pengunjung RSU St. Elisabeth Sambas karena disekitar kita masih
sering kita temui keadaan ini yaitu tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat
umum, tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat
batuk atau bersin, membuang ludah sesudah batuk disembarang tempat, membuang atau
meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat dan tidak menggunakan masker
saat flu atau batuk.
B Ruang Lingkup
Panduan ini disusun untuk digunakan sebagai panduan umum tentang bagaimana
melakukan Etika Batuk yang juga merupakan bagian dari kewaspadaan isolasi terhadap
transmisi udara atau airborne di RSU St. Elisabeth Sambas. Panduan ini dapat
dimanfaatkan bagi petugas medis, karyawan dan pengunjung di RSU St. Elisabeth Sambas.
C Tujuan Umum
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas ( Droplets ) dan
membuat kenyamanan pada orang disekitarnya.Droplets tersebut dapat mengandung
kuman infeksi yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya melalui udara
pernafasan.
D Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan tentang Etika Batuk bagi seluruh karyawan, pengunjung
dan pasien.
Melakukan perubahan yang mendukung budaya Etika Batuk.
BAB II
TATA LAKSANA
A Pengertian
Batuk adalah Mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan
gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya
lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Etika batuk adalah Cara penting untuk mengendalikan udara penyebaran infeksi
di sumbernya.
Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membrane hidung ketika
mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk kedalam hidung, sehingga
secara otomatis tubuh akan menolak bakteri dan kelebuhan cairan yang masuk kedalam
hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri tersebut.
B Tata Laksana
Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus di anjurkan untuk selalu
mematuhi etika batuk dan kebersihan pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan yaitu
dengan cara :
Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda tutup hidung dan mulut anda dengan
menggunakan tissue, saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan
dorongan untuk batuk atau bersin.
Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
Gambar 2 Etika Batuk
Langkah 3
Tinggalkan ruangan atau tempat anda berada dengan sopan dan mengambil kesempatan untuk
pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel pembersih tangan.
Langkah 4
Gunakan masker sesuai dengan petunjuk pengguna APD
Gambar 4 Etika Batuk
C Sosialisasi
D Instrumen
Setelah melakukan Tata Laksana Etika Batuk ada beberapa alat dan bahan penunjang
yang harus disiapkan.
1. Instrumen Pelaksanaan:
a. Tissue
b. Tempat sampah
c. Sabun
d. Handrub
e. Wastafel
f. Masker
2. Instrument Sosialisasi:
a. Poster
b. Peragaan
c. Leaflet
d. Slide power point
3. Instrument Monitoring:
a. Pelaksanaan :
Form Audit Etika Batuk
b. Sosialisasi :
Form Edukasi Pasien
UAN Sosialisasi Etika Batuk
E Jadwal Penyuluhan
F Monitoring
Dibagian monitoring ada beberapa contoh format yang biasa digunakan untuk
pemantauan tentang Etika Batuk.
Hari/Tgl : ………….
Ruang/Unit : ………….
Auditor : ………….
4 Gunakan masker
Total
TOTAL JUMLAH YA ( A )
………………………X 100
Kepatuhan : ……………………….
G Evaluasi
Dalam pembahasan tentang Evaluasi terdapat beberapa contoh yang biasa kita ambil, antara lain:
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang digunakan
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontak waktu
d. Persiapan materi
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang akan disampaikan.
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang diberikan.
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Mengetahui pengertian Batuk dan Etika Batuk
b. Mengetahui tujuan Etika Batuk
c. Mengetahui kebiasaan Batuk yang salah
d. Mengetahui cara batuk yang baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
Diharapkan dengan adanya pedoman ini, program pencegahan dan Pengendalian infeksi di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Sambas menjadi masalah yang tidak biasa dihindari sehingga
dibutuhkan kesadaran bagi semua pihak tentang pentingnya menerapkan kewaspadaan standard
dan kewaspadan isolasi salah satunya transmisi udara/airborne. Untuk itu perlunya penerapan
Etika Batuk untuk memutuskan rantai penularan infeksi di RSU St. Elisabeth Sambas. Semoga
panduan ini dapat menjadi salah satu landasan pencegahan dan pengendalian infeksi yang terjadi
di Rumah Sakit ini.
1. Keputusan MENKES Nomor 382/ MENKES/ SK/ IV/ 2007. Tentang pedoman dan pengendalian
infeksi RS dan FASKES.
2. www. Scribd. Com Tentang Etika Batuk
3. http:/ id. Wikipedia. Org/ wiki/ Bersin
4. Buku Pedoman Departemen Kesehatan tahun 2008 tentang Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
5. http://lindamariani.blogspot.com/2014/02/ sap-satuan-acara-penyuluhan-etika-batuk.html
6. http://gegtriee.wordpress.com/2010/10/02/etika-batuk/
ETIKA BATUK
No Dokumen No Revisi Halaman
RSSE/SPO/…/… 00 1/1
Tata laksana 1. Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda tutup hidung dan mulut
anda dengan menggunakan tissue, saputangan atau lengan dalam baju anda
setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.
2. Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
3. Tinggalkan ruangan atau tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau
menggunakan gel pembersih tangan
4. Gunakan masker sesuai dengan petunjuk pengguna APD
5. Tindakan penting ini harus selalu dilakukan untuk mengendalikan sumber
infeksi potensial.