Anda di halaman 1dari 15

Bekasi, april 2019

No : 001/PPI/II/2019
Lamp : 1 (satu) bundel
Hal : Laporan PPI Periode Januari-Maret 2019

Kepada Yth,
Dierktur
Di Tempat

Dengan Hormat,

Terlampir kami sampaikan Laporan PPI Periode Januari-Maret 2019. Adapun


rekomendasi dari Komite PPI adalah sebagai berikut :

Demikian laporan PPI Periode Januari-Maret 2019. Semoga bisa menjadi bahan diskusi
dan analisa untuk penetapan strategi menurunkan angka infeksi yang terjadi di RS
Harapan Mulia, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Hormat Saya,
Ketua Komite PPI

dr. Verena Sesilia Tumbelaka


BAB I
PENDAHULUAN

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit semakin penting untuk


dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu
disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksu di rumah sakit
memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi dan komitmen pimpinan
rumah sakit untuk secara terus menerus untuk menggerakkan semua pihak yang terlibat
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi. Untuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap
masyarakat khususnya terhadap jaminan kesehatan pasien (patient safety).

Memperhatikan kompleksnya tetapi di satu sisi banyaknya manfaat yang dihasilkan


apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit dengan
baik, maka kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit ini
seharusnya dapat dilaksanakan dalam satu struktur organisasi yang kuat dan rapi, yang
mampu menyusun dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci dan jelas,
sehingga dapat dilaksanakan semua petugas di rumah sakit secara benar dan
bertanggung jawab. Dibituhkan perencanaan, pelaksanaan, pegawasan dan pembinaan
sebagai upaya menekan infeksi di RS Harapan Mulia.

Pelaksanaan kegiatan program PPI di RS Harapan Mulia bertujuan untuk meningkatkan


keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap aktifitas yang
berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien dan petugas kesehatan,
fasilitas dan lingkungan rumah sakit. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit di RS Haraoan Mulia
melalui kegiatan surveilans, investigasi outbreak/KLB, audit kepatuhan PPI dan
edukasi tentang PPI.
2. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan SPO tentang PPI
melalui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.
3. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
4. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Komite PPI RS Harapan Mulia.
BAB II
LAPORAN HASIL KEGIATAN TIM PPI

A. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KOMITE PPI RS HARAPAN MULIA


PERIODE JANUARI S/D MARET

Bulan Kegiatan Peserta


Januari Edukasi Program PPI : Seluruh peserta
Hand Hygiene, APD,
Etika batuk.

Sosialisasi Program PPI : Karyawan Baru


Hand Hygiene Dan APD
kepada calon karyawan
baru
Februari Edukasi PPI berkala : IPCLN dan Kepala
Kewaspadaan Standar dan Ruangan tiap unit
Isolasi

Sosialisasi Program PPI : POS dan Petugas Linen


Pengelolaan Linen, Hand
Hygiene

Edukasi Berkala PPI : Petugas Cleaning


Pengelolaan Limbah dan
Pembersihan Permukaan
Maret Kunjungan ke PT Cas IPCN, Pokja PPI,
(Pihak ke-3 pengelolaan Manager Umum, Petugas
laundry di bantar gebang, unit Linen,
Bekasi)

Edukasi Berkala PPI :


Hand

B. LAPORAN KEGIATAN SURVEILANS HAIs PERIODE JANUARI s/d MARET


2019
1. Rawat Inap
IAD ISK HAP VAP IDO
(Infeksi (Infeksi (Hospital (Ventilator (Infeksi Phelbitis Dekubitus
No. Bulan Aliran Saluran Aquired Associated Daerah
Darah) Kemih) Pnemonia) Pnemonia) Operasi)
1 Januari - - - - 1 2 -
2 Februari - - - - 2 1 -
3 Maret - - - - 1 2 -
Total - - - - 4 5 -
2. Data IDO
No Ruangan Januari Februari Maret Total
.
1 Poli Kebidanan 2 3 2 5
2 Poli Bedah 0 0 1 1
3 Ranap 1 2 1 4
Total 3 5 4 12

3. Angka Kejadian HAIs Periode Januari s/d Maret


a. IDO
No. Bulan IDO
Jumlah Jml Operasi % Standar
1 Januari 3 153 2% < 2%
2 Februari 5 152 3,2% < 2%
3 Maret 4 134 2,9% < 2%

ANGKA KEJADIAN IDO PERIODE JANUARI S/D MARET 2019

3.20%
2.90%

2%
2.00% 2% 2%
Standar
IDO

Januari Februari Maret

Analisa :
Angka kejadian IDO terjadi fluktuasi di setiap bulannya, Kejadian IDO setiap bulannya
masih di atas standar yang ditentukan yaitu < 2%, hal ini disebabkan karena standarisasi
unit sterilisasi belum sesuai, kegiatan steril dilaksanakan masih di ruang OK dengan
alur belum sesuai standar, indikator dalam belum di gunakan, uji kwalitas alat, ruangan
dan mesin belum dilakukan.
b. Phlebitis
No. Bulan Phlebitis
Jumlah Jml Hari ‰ Standar
Terpasang
IV Line
1 Januari 2 564 3,5‰ <5 ‰
2 Februari 2 576 3,5‰ <5 ‰
3 Maret 3 1.720 1,7‰ <5 ‰

ANGKA KEJADIAN PHLEBITIS PERIODE JANUARI S/D


MARET 2019
(dalam per mill)

3.5 3.5

1.7

januari februari maret

Analisa :
Angka Kejadian Phlebitis ada penurunan di bulan Maret dan diharapkan begitu
seterusnya, walaupun nanti ada peningkatan diharapkan masih dibawah standar yaitu
<5‰. Namun begitu sosialisasi desinfeksi permukaan serta pemantauan pasien-pasien
yang terpasang infus harus tetap dilakukan dengan baik dan benar
C. AUDIT KEPATUHAN HAND HYGIENE PETUGAS RS HARAPAN MULIA
TRIWULAN 2 (PERIODE JANUARI, FEBRUARI, MARET)
1. Rata-rata Angka Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Unit

NO RUANGAN TINGKAT KEPATUHAN

1 IGD 36,7%
2 RANAP 45,8%
3 RAWAT JALAN 48,3%
4 ICU 69,3%
5 VK 49,8%
6 OK 77%
7 PERINA 58,4%
8 Cleaning 34,2%
9 Laboratorium 47%
10 Gizi 42,7%

Angka Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Unit


Periode Januari s/d Maret
77.00%
69.30%
58.40%
49.80%
45.80% 48.30% 47.00%
42.70%
36.70% 34.20% Series 1

D
na
p jal IC
U VK OK rin
a ng m Gi
zi
UG Ra Ra ni riu
Pe ea
at
o
Cl or
b
La
2. Angka Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Moment

ANGKA KEPATUHAN CUCI TANGAN BERDASARKAN MOMENT


PERIODE JANUARI S/D MARET 2019
57 56
52
48
45
42 43 42
40 41
38
35
32
30 31
Januari
Februari
Maret

Momen 1 Momen 2 Momen 3 Momen 4 Momen 5

3. Kepatuhan angka kepatuhan Hand hygiene berdasarkan profesi


KEPATUHAN HH BERDASARKAN PROFESI PERIODE JANUARI S/D
MARET

52 52
49 49
45 43
42
38 37 Januari
Februari
Maret

Dokter Perawat Penunjang

Analisa :
Dari semua unit yang dilakukan audit cuci tangan hanya 1 unit yang hasilnya memenuhi
standard yaitu di atas 70%. Masih banyak unit yang dibawah standard kemungkinan
belum pedulinya pribadi masing-masing akan pentingnya memutus rantai kuman.
Wastafel di beberapa unit yang belum terealisasi juga menjadi kendala untuk langsung
mencuci tangan ketika awal datang ke RS atau sehabis terkena cairan tubuh pasien.
Kepatuhan hand hygiene berdasarkan profesi masih belum terlihat konsisten angka
kepatuhannya.

D. AUDIT KEPATUHAN APD


1. Angka Kepatuhan APD Berdasarkan Unit
UNIT Januari Februari Maret
IGD 31% 37% 45%
RANAP 30% 25% 47%
RAWAT JALAN 47% 63% 60%
ICU 50% 68% 72%
VK 50% 50% 60%
OK 70% 80% 87%
PERINATOLOGI 35% 48% 48%
LABORATORIUM 35% 30% 45%
RADIOLOGI 28% 32% 42%
GIZI 25% 39% 42%
LINEN 30% 38% 56%
DOKTER 62% 68% 71%
CLEANING 20% 42% 60%
ANGKA KEAPTUHAN APD BERDASARKAN UNIT PERIODE JANUARI S/D
MARET 2019
87%
80%
72% 70% 71%
68% 68%
63% 62%
60% 60% 60%
56%
50% 50%
50% 48%
48%
45% 47%47% 45%
42% 42% 42%
37% 39% 38%
35% 35%
31% 30% 32%
30% 28% 30% Januari
25% 25% Februari
20% Maret

ANGKA KEAPTUHAN APD BERDASARKAN PROFESI PERIODE JANUARI


S/D MARET 2019

69

61

53
53
47
42 47 46

Januari
33
Februari
Maret

Dokter
Perawat
Penunjang
Analisa :
Angka Kepatuhan APD dari setiap unit berbeda-beda, begitupun angka kepatuhan
berdasarkan profesi, terdapat peningkatan kepatuhan di setiap bulan walaupun belum
terlalu baik, hal ini dikarenakan fasilitas pemgadaan APD yang belum maksimal. Audit
dan telusur terus dilakukan begitu pula untuk dukungan manajemen untuk penyediaan
fasilitas APD bagi petugas untuk memaksimalkan angka kepatuhan APD.

E. LAPORAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM DAN BENDA TAJAM


LAPORAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM PADA PETUGAS RS HARAPAN
MULIA
Bulan Tempat Tanggal Keterangan
Kejadian Kejadian
Januari - - Tidak ada Kejadian
Februari  Ranap  2 orang terkena pecahan ampul
 UGD  1 orang tertusuk jarum bekas pasien
Maret HCU 1 orang tertusuk jarum pada saat
mengoplos obat

F. LAPORAN KEGIATAN MONITORING Periode :Januari, Februari, Maret Tahun


2019
1. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam.
Kegiatan monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda
tajam dilakukan di tiap tiap unit pelayanan. Adapun ruangan ruangan yang
belum patuh dalam membuang sampah adalah sebagai berikut :

No Unit Hasil Monitoring


.
1 UGD  Sampah medis masih ada yang di buang bukan pada
tempatnya,
 safety box sudah ¾ belum dibuang
 Desinfeksi belum menggunakan alkohol swab
2 HCU Safety box sudah ¾ belum diganti
3 Perinatologi  Jarum yang sudah terpakai tidak langsung dibuang
tapi masih di simpan di laci inkibator pasien
 Fasilitas cuci tangan (tissue) kadang tidak tersedia,
masih menggunakan handuk tidak sekali pakai
4 VK  Safety box sudah ¾ belum diganti,
 cairan tubuh pasien belum dibuang ke closet
(spoelhook tidak ada)
5 OK  Safety box sudah ¾ belum diganti
 Back Up APD (sepatu boot) masih kurang
 Ruang sterilisasi belum terpisah, alur belum
maksimal, indikator tape dalam belum ada
6 Ranap 1  Sampah non medis dibuang ke tempat sampah medis,
 safety box sudah ¾ belum diganti
7 Ranap 2  Sampah non medis dibuang ke tempat sampah medis,
 safety box sudah ¾ belum diganti
8 Laboratorium  petugas lab masih ada yang memakai handscoen
berulang kepada pasien yang berbeda
9 OB  Petugas cleaning masih ada yang mengepel lantai
belum menggunakan sarung tangan rumah tangga
 Masih menggunakan sistem pemerasan dengan tangan
ketika membersihkan permukaan
 Tempat sampah sudah ¾ belum di ambil

2. Monitoring penempatan pasien dengan airborne desease


Penempatan pasien dengan airborne desease sudah dilakukan di ruang isolasi,
jika jumlah pasien lebih dari satu, maka dilakukan kohorting namun jarak
penempatan antar bed belum dapat maksimal dilakukan hanya bisa berjarak 1
meter antar bed.

3. Monitoring peralatan kadaluwarsa


Hasil monitoring peralatan kadaluwarsa tidak ditemukan alat yang kadaluwarsa,
ditemukan obat kadaluwarsa di unit farmasi.

4. Monitoring Unit Steril


Pelaksanaan monitoring Unit Steril terdiri dari alur, proses pembersihan, proses
pengemasan dan proses sterilisasi. Kegiatan sterilisasi masih di lakukan di unit
OK, proses pembersihan, pengemasan dan sterilisasi masih belum sesuai
prosedur, indikator tape dalam belum digunakan, uji kualitas alat yang
dihasilkan oleh autoclav belum dilakukan, autoclav harus di uji kualitas
mesinnya. Pengajuan Unit Steril Pusat yang terpisah dari kamar bedah

5. Monitoring Linen
Monitoring linen dilakukan mulai dari pemisahan linen infeksius dan non
infeksius sampai dengan proses pengambilan. Proses pencucian dilakukan
dengan pihak ke 3. Kegiatan kunjungan ke pihak ke 3 sudah dilakukan di bulan
Maret 2019

6. Monitoring kamar transit jenazah


Pengadaan sarana dan prasarana di kamar jenazah sudah diajukan

7. Monitoring Gizi
Belum adanya troly terpisah antara makanan bersih dan kotor. Hal ini
dikarenakan kurangnya jumlah troly. Troly makanan yang terbuka sudah pakai
tutup troli saat mengantar makanan pasien dan mengambil piring kotor pasien,
tetapi petugas kadang masih tidak pakai tutup trolinya
a. Monitoring Gizi sudah dilaksanakan
b. Alur gizi belum sesuai, dikarenakan Ruang Gizi masih dalam proses
perbaikan
c. Tata letak penyimpanan bahan makanan sudah tertata dengan baik dan rapi,
namunbelum disimpan dalam ruangan yang terpisah.
d. Penyimpanan bahan makanan kering dan basah belum sesuai.
e. Bahan makanan sudah dicuci terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam
lemari es.
f. Freezer tempt menyimpan daging, ayam dan ikan belum ada pengontrolan
suhu nya.
g. Plato masih disimpan di meja, karena belum ada tempat penyimpanan.
h. Wastefel belum tersedia di area yang menerima bahan makanan, dan hanya
terdapat 1 saja dan digunakan untuk seluruh kegiatan pencucian
i. Lemari penyimpanan APD belum ada
j. Selain kegiatan monitoring dilakukan juga sosialisasi tentang Hygiene dan
Sanitasi penjamah makanan dan pemakaian APD yang diikuti oleh seluruh
petugas gizi .

8. Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan PPI


Pengajuan sarana dan prasarana di bulan Januari yaitu : perpindahan unit gizi,
unit sterilisasi, kamar jenazah dan kamar operasi beserta kelengkapan APD,
pemenuhan alat-alat terkait pembersihan permukaan dan penambahan tempat
sampah injak, pergantian gorden dari bahan menjadi gorden plastik, pemasangan
sandblast
BAB III
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. KESIMPULAN
1. Dari hasil audit kepatuhan Hand hygiene yang dilakukan pada triwulan 2
2019 masih terdapat fluktuasi, hal ini dikarenakan fasilitas kebersihan tangan
yang masih belum lengkap dan displin petugas yang belum baik.
2. Angka kejadian HAIs triwulan II ada peningkatan pada IDO hal ini
dikarenakan belum dilakukan nya uji kualitas alat dan usapan alat dari mesin
steril yang di gunakan, untuk Phlebitis ada penurunan, namun bundles untuk
HAIs tetap di upayakan dilaksanakan 100%
3. Hasil monitoring pembuangan limbah infeksius, cairan tubuh dan benda
tajam masih ditemukan sampah non infeksius yang dibuang ke dalam tempat
sampah infeksius. Safety box sudah ¾ masih belum diambil.
4. Ada 4 orang petugas yang terkena benda tajam, hal ini dikarenakan
ketidakhatian petugas dan tidak langsung membuang jarum bekas pakai ke
safety box
5. Proses sterilisasi masih belum standar, ruangan steril masih menyatu dengan
unit Ok dan alur belum jelas, indikator tape dalam belum ada.
6. Sosialisasi dan edukasi tentang pelaksanaan PPI telah dilaksanakan secara
bertahap bagi petugas, pasien dan pengunjung RS Harapan Mulia.
7. Pengadaan sarana dan prasarana unit gizi, unit steril, kamar jenazah masih
dalam proses pengajuan.
8. Fasilitas kebersihan tangan dan APD masih banyak belum terpenuhi.
9. Belum terlaksananya monitoring kontruksi dan renovasi bagunan karena Tim
PPI tidak dilibatkan dalam Tim

B. PEMETAAN RUANGAN BERDASARKAN HASIL SURVEILANS


Berdasarkan hasil surveilans HAIs triwulan 2 (periode Januari s/d Maret 2019)
dimana terjadi peningkatan IDO dan risiko peningkatan Phlebitis, dapat
disimpulkan bahwa ruangan yang berisiko tinggi terjadi peningkatan angka
kejadian infeksi adalah ruangan tindakan diantaranya : OK, Rawat Inap, VK,
UGD dan Perina

C. TINDAK LANJUT
1. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan bundles HAIs lebih ditingkatkan lagi
terutama pada ruang tindakan yang berisiko tinggi.
2. Pengadaan unit sterilisasi dengan mesin steril sesuai standar, pengadaan
indikator tape dalam
3. Pemeriksaan uji kwalitas usapan alat Operasi
4. Edukasi dan sosialisasi tentang pengelolaan limbah lebih ditingkatkan lagi
5. Sosialisasi dan edukasi ulang Hand Hygiene, penggunaan APD dan
penanganan tertusuk jarum.
6. Pengadaan perlengkapan pembersihan permukaan
7. Pengadaan kelengkapan sarana dan prasarana bagi OB untuk melakukan
kegiatan pembersihan permukaan
8. Pengadaan troli linen tertutup untuk pengambilan linen kotor
9. Follow up pemenuhan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
program PPI
10. Dukungan manajemen yang berkesinambungan sangat dibutuhkan untuk
pelayanan yang baik dan berkualitas
11. Pelaksanaan Diklat tentang PPI untuk seluruh petugas RS Harapan Mulia
BAB IV
PENUTUP

Demikian laporan ini dibuat semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk beberapa
kebijakan yang menyangkut PPIRS, tentunya untuk kemajuan rumah sakit yang dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan turut berkontribusi untuk menciptakan
masyarakat yang sehat dan mandiri.

Bekasi, April 2019


Ketua Komite PPI

dr. Verena Sesilia Tumbelaka

Anda mungkin juga menyukai