Anda di halaman 1dari 26

ALUR DAN PENEMPATAN

PASIEN

Tim PPI RS MMA Jakarta


PENDAHULUAN
 Penyakit menular yg masih merupakan penyebab kematian
terbesar diantara Infeksi yg lain tb

 Penularan M.tb melalui udara (airborne) saat bicara, batuk,


bersin dll

 Menurunkan angka kesakitan TB perlu upaya kuratif, promotif


& preventif termasuk upaya Pencegahan & Pengendalian
infeksi TB di ruang rawat inap

 Pasien batuk > 2 Minggu, pasien suspek TBC, pasien TB aktif,


Suspek Emerging Disease (Mers-CoV, H5N1, Ebola dan MDR
TB, difteri), Varisella, Rubella dll. PERLU PENEMPATAN PASIEN
SESUAI SPO
TUJUAN
• Memberi gambaran alur yang harus disiapkan di RS
sesuai rekomendasi WHO
• Mencegah transmisi airborne dengan memisahkan
pasien TB dari pasien lain
• Memberi rekomendasi penempatan pasien TB
sesuai keadaan pasien
TRIASE
• Pengenalan segera pasien suspek atau konfirm TB
• menempatkan petugas untuk menyaring pasien dengan batuk lama
segera pada saat datang RS
• Pasien dengan batuk ≥ 2 minggu, atau yang sedang dalam
investigasi TB tidak dibolehkan meng-antri dengan pasien lain untuk
mendaftar atau mendapatkan kartu.
• Mereka harus segera dilayani mengikuti langkah-langkah dibawah
ini.
PENYULUHAN

• Meng-instruksi-kan pasien yang tersaring diatas untuk melakukan


etiket batuk. Yaitu untuk menutup hidung dan mulut ketika batuk
atau bersin. Kalau perlu berikan masker atau tisu untuk membantu
mereka menutup mulutnya
• Kebersihan tangan, penggunaan masker N95
PEMISAHAN
Pasien yang suspek atau kasus TB melalui
pertanyaan penyaringan harus dipisahkan dari
pasien lain

diminta menunggu di ruang terpisah dengan


ventilasi baik

diberi masker bedah/ tisu untuk menutup mulut dan


hidung pada saat menunggu (Etika batuk)
PEMBERIAN PELAYANAN SEGERA

Pada tempat pelayanan terpadu


pasien + gejala di-triase ke baris depan untuk
mendapatkan pelayanan segera (misalnya VCT HIV,
kunjungan ulang obat), agar segera dapat dilayani
dan mengurangi waktu orang lain terpajan pada
mereka. Ditempat pelayanan terpadu, usahakan
agar pasien yang hanya datang untuk pelayanan HIV
mendapatkan layanan HIV sebelum layanan untuk
ODHA dengan TB.
RUJUK UNTUK INVESTIGASI/TERAPI TB
• Pemeriksaan diagnostik TB ditempat pelayanan itu, tetapi
bila layanan ini tidak tersedia, Fasilitas perlu membina
kerjasama baik dengan sentra diagnostik TB untuk
merujuk pasien dengan gejala TB
• Fasilitas perlu mempunyai kerjasama dengan sentra
pengobatan TB untuk menerima rujukan pengobatan bagi
pasien terdiagnosa TB.
FREKUENSI MUTASI RESISTEN
 Bicara :
0 – 210 Partikel
 Batuk :
0 – 3500 Partikel
 Bersin :
4500 – 1 Juta Partikel
Rekomendasi WHO
- Ventilation rate ruangan dgn risiko tinggi penularan
melalui udara : > 12 ACH (airchanges per hour).

- Rumus :
ACH = Laju Pertukaran Udara per jam
Volume ruangan
VENTILASI ALAMIAH

Qian ,Seto WH,Li Y,University of Hongkong and Queen Mary Hospital,observed inan
experimentIn China,Hongkong during SAR
RUANG RAWAT DENGAN VENTILASI
CAMPURAN
 Dengan menggunakan sistem ventilasi CAMPURAN terdiri atas:

 Ventilasi Campuran ( membuka jendela, exhaust fan dan kipas angin) dan Ventilasi
mekanik (Hepafilter)

 Mengalirkan udara bersih dan menggantikan udara di dalam ruangan ( natural


ventilation dapat dibantu dengan mekanikal ventilation)

 Dapat dengan menyaring (dengan pemasangan filter) partikel yang infeksius dari
udara yang di resirkulasi ( HEPAFILTER)
JARAK TEMPAT TIDUR

• Jarak TT standard international 2,5 m


• Pencegahan transmisi droplet TT berjarak >
6 feet ( >1, 8 Meter)
• Minimal jarak antar TT >1 m
PENEMPATAN PASIEN
1. Ruangan khusus dgn pintu terbuka
 Ruangan khusus TB tdk ada :
-kohorting pasien dgn penyakit yg sama
-pisahkan pasien , jarak minimal
1meterbila memakai korden sebaiknya dari
bahan plastik atau antibakterial
PENEMPATAN PASIEN

2. Ruangan khusus dengan pintu tertutup


 Udara dalam ruangan dikeluarkan (tekanan negatif) pakai
kipas angin atau filtration system

 Mempertimbangkan keadaan imunitas pengunjung


sebelum masuk ( pilek,HIV)

 Pintu depan ada tertulis tentang kewaspadaan airborne (


APD untuk pasien dan pengunjung/petugas
VENTILASI MEKANIK DENGAN HEPAFILTER
TERAPI PASIEN TB
• CDC pasien TB diterapi OAT 4 mingguBTA menurun 98%
• Terapi OAT 2 mgg masih mungkin BTA dorman bisa ekspos
• Terapi OAT 2 bulan aman ,non infeksius
PENEMPATAN PASIEN
• Sesama pasien TB dapat dirawat kohorting pasien dengan TB
lainnya
• Pasien HIV reaktif tidak boleh dirawat kohorting dengan pasien TB
• Pasien HIV TB boleh dirawat kohorting pasien TB
• Pasien TB dengan BTA positif belum mendapat terapi OAT tidak
boleh dikumpulkan dengan pasien TB yang telah mendapat terapi
OAT 2 bulan maupun pasien HIV
PENEMPATAN PASIEN

• Pasien baru dengan suspek TB dipisahkan/isolasi

• Pasien baru dengan BTA positif/kultur positif harus


diisolasi/dipisahkan ruang terpisah
Penempatan pasien jika ruang isolasi penuh sementara pasien
terinfeksi memerlukan ruang isolasi ?
(penanganan sementara)

- Dilakukan kohort pasien, pasien menggunakan masker bedah,


memasang Hepafilter Portable di ruangan tersebut
- Jika terjadi peningkatan jumlah pasien, maka dibuka satu ruangan
yang jendelanya bisa dibuka, pasien tetap menggunakan masker,
jendela dibuka dan memasang kipas kearah jendela .
Referensi
• Pedomanpencegahandanpengendalianinfeksituberkulosisdifasilitas
pelayanankesehatan, 2014
• Pedoman Teknis prasarana rumah Sakit sistem Instalasi Tata Udara ,
2016
• Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara
pada bangunan gedung, SNI 03-6572-200
• Guidelines for treatment of drug-susceptible tuberculosis and
patient care2017
• PMK No 27 tahun2017 tentang PPI di fasilitas pelayanan

Anda mungkin juga menyukai