Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

PEMBAHASAN

Ny. D dengan diagnosa G3P0110 35/36 THIU Letkep, PEB, Obesitas gr III

BMI 42,5, DM Pregestasional, TBJ 2500gr, pada pengkajian keperawatan

ditemukan data sebagai berikut; keluhan utama yang dirasakan adalah pusing.

Riwayat penyakit sekarang tahun 2016 sekitar bulan juni, pasien mengatakan

melahirkan anak ke-2 tetapi meninggal di dalam kandungan. Setelah melahirkan, gula

darah pasien tidak turun-turun lalu dinyatakan DM oleh dokter dan mengkonsumsi

metformin 3x500mg. Bulan desember 2016 pasien telat menstruasi kemudian cek

urin hasil +, lalu periksa ke Puskesmas Krembangan. Di Puskesmas di periksa lagi

dan dinyatakan hamil. Mulai bulan Januari, pasien kontrol kehamilan di RS.Soewandi

dengan tekanan darah sekitar 140/90 an saat kontrol diberikan obat aspilet 1x80mg,

dopamet 3x250mg, nifedipine 3x10mg, dari dokter kandungan pasien diminta untuk

kontrol ke dokter penyakit dalam di RS. Soewandi. Dokter penyakit spesialis

penyakit dalam mengganti metformin dengan insulin 2x 7ui. Bulan Juli 2017 pasien

pindah kontrol ke RSAdi Husada karena keinginan sendiri, di tensi 110/70an lalu di

rujuk ke Soetomo dengan alasan karena tidak ada anak yang hidup sebelumnya. Tgl

11 Juli 2017 kontrol di RS Muhammadiyah karena gerak janin turun, tetap disarankan

ke Soetomo. Tgl 25 Juli 2017 pertama kali periksa ke RSUD Dr.Soetomo di usg,

dinyatakan umur janin 35/36 minggu, ada detak janinnya, berat janin sekitar 2500 gr,

diberikan obat untuk tensinya. Diperiksa gula darah 365. Lalu dokter menyatakan
bayi akan dilahirkan saat umur 36/37 minggu. Tanggal 3 Agustus datang lagi ke

Soetomo, tensi 160/100 oleh dokter diminta masuk rumah sakit untuk persiapan

melahirkan saecar setelah paru-paru bayinya dimatangkan, lalu pasien di bawa ke VK

IRD lt 2. Saat pengkajian tanggal 3 Agustus 2017 jam 21.00 pasien mengatakan

pusing.

Data lain yang ditemukan saat pengkajian yaitu Ny. D memiliki riwayat abortus

pada kehamilan pertama di usia kandungan 1,5 bulan kemudian dilakukan kuret dan

riwayat iufd pada kehamilan kedua pada usia kehamilan 6,5 bulan. Pada pemeriksan

fisik didapatkan TD : 150/90 mmhg, N 110x/menit RR: 22x/menit, BB 109,5 kg, TB :

160,5, DJJ 12-12-13 TFU 28 cm, puka, kedua kaki edema derajat 2, pada

pemeriksaan proterin urin +2, pada pemeriksaan ECHO didapatkan bahwa Katup-

katup jantung tak tampak kelainan, dimensi ruang jantung LV dilatasi, LA, RA, RV

normal,Fungsi sistolik LV normal, EF 58 %, Fungsi diastolik LV abnormal relaksasi,

Fungsi sistolik RV normal LMPSE 2,0 cm, Analisa segmental LV normokinetik,

LVH eksentrik, pemeriksaan USG diapatkan data : DJJ :+ ,BPD (bipariental

diameter) : 8,54 mm ~ 34/35 minggu, HC (head circumference): 30,22mm ~ 33/34

minggu, AC (abdominal circumference): 31,5mm5 ~ 35/36 minggi,Fl (femur

diaphysis length) : 6,64 mm~ 34/35 minggu, EFW : 2585 gram, Plac.corp post /ket.

Cukup.
PEB yang dialami Ny. D terjadi karena faktor resiko usia, obesitas, dan

penyakit kronis (DM). Faktor resiko inisesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Manuaba et al (2010) dimana teori ini menjelaskan faktor resiko terjadinya PEB pada

ibu kamil adalah primigravida, usia > 35 tahun, obesitas, dan adanya penyakit kronik

(diabete mellitus, hipertensi kronik, penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah, lupus

eritematosus sistemik), Hiperplasentosis, dan Riwayat pre eklampsia pada kehamilan

sebelumnya. Teori lain dari Cunningham (2005), menjelaskan bahwa insiden

hipertensi karena kehamilan meningkat 3 kali lipat pada wanita diatas 35 tahun dan

preeklamsia juga terjasi pada multipara yang menderita penyakit vaskuler seperti

hipertensiesensial yang kronis dan diabetes milletus. Faser (2009), mengemukakan

bahwa peningkatan berat badan dapat diperlukan untuk memantau perkembangan

preeklamsia dalam kaitannya dengan parameter lain, dan indeks massa tubuh berguna

sebagai prediktor hipertensi pada kehamilan, karena angka indeks masa tubuh

biasanya lebih tinggi pada ibuyang menderita hipertensi.

Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada Ny D antara lain tekanan darah sistolik

≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 100 mmHg, pusing, dan edema pada kedua kaki. Dari

hasi pemeriksaan fisik yang didapatkan pada Ny.D sesuai dengan pendapat Manuaba

(2010) mengenai manifestasi yang ditemukan pada preeklamsi adalah tekanan darah

sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg, nyeri kepala, dan oedem pada jari

tangan, muka dan tungkai.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Ny D antara lain NST, USG,

hematologi, urin protein. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lebih
lanjut mengenai janin dari Ny D dan kelainan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Mannuaba (2010) mengenai pemeriksaan penunjang pada peeklamsia yaitu

urin protein, pemeriksaan darah, serta USG dan NST untuk mengetahui keadaan

janin.

Penatalaksaan yang dilakukan pada Ny D yaitu dengan tirah baring, pemberian

nifedipin 10mg/8jam, metildopa 250mg/8jam, injeksi dexamethasone 6mg/12jam

serta MGSO$ 40% 1gr/jam selama 24 jam. Nifedipin dan metildopa digunakan untuk

menurunkan tekanan darah Ny D, MGSO4 diberikan untuk pencegahan terjadinya

kejang pada Ny. D sedangnkan dexamethasone diberikan untuk pematangan paru

janin. Penatalaksanaan PEB yang dilakukan sesuai dengan pendapat Agus Abadi dkk,

(2008) yang menyebutkan bahwa penatalaksanaan preeklamsi di kamar bersalin

(selama 24 jam) dengan tirah baring, infus RL yang mengandung 5% dextrose, 10 gr

MgSO4 setiap 6 jam, sampai dengan 24 jam jika tanpa kontraindikasi, nifedipin 5-

10mg setiap 8 jam, metyldopa 250 mg setiap 8jam.

Masalah yang ditemukan pada Ny D antara lain resiko ketidakefektifan perfusi

jaringan cerebral, resiko penurunan curah jantung, resiko cidera janin, kelebihan

volume cairan, resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah dan obesitas.

Intervensi keperawatan, tujuan dan kriteria hasil dibuat berdasarkan pada kriteria

intervensi dan kriteria hasil pada NIC dan NOC. Tindakan keperawatan yang

dilakukan pada Ny. D sesuai dengan rencana yang sudah dibuat berdasarkan kriteria

NIC dan NOC. Evaluasi keperawatan pada Ny D dilakukan pada hari ke-2

implementasi dikarenakan Ny. D akan dilakukan tindakan saecar. Tujuan dan kriteria
hasil yang telah tercapai pada asuhan keperawatan ini yaitu pada masalah resiko

cidera janin.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Ny. D dengan diagnosa G3P0110 35/36 THIU Letkep, PEB, Obesitas gr III

BMI 42,5, DM Pregestasional, TBJ 2500gr, dengan keluhan utama yang dirasakan

adalah pusing. Diagnosa utama pada Ny D yaitu resiko ketidakefektifan perfusi

jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi. Tindakan keperawatan yang

dilakukan adalah dengan pengaturan hemodinamik sesuai dengan NIC. Setelah

dilakukan tindakan keperawatan, resiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral

masih terjadi pada Ny. D, tujuan tercapai sebagian.

5.2 Saran

1. Pasien

Pelaksanaan ANC terpadu sangat penting dilakukan pada awal kehamilan

sampai proses melahirkan, di sarankan bagi pasien untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan berkala untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya PEB

2. Keluarga

Pendampingan pasien, motivasi bagi pasien dan mencari informasi tentang

kehamilan sangat membantu pasien untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya

PEB
3. Pelayanan Kesehatan

Promosi mengenai ANC terpadu dan kejadian PEB sangan membantu pasien

dan keluarga dalam menambah pengetahuan serta mencegah terjadi komplikasi

kehamilan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai