2 JOR - YnnoS
Mortalitas perinatal dan maternal
Inciden malformasi kongetal 3x >sering (tu. penyakit jantung bawaan
dan Neural tube defect)
Hipoglikemi, hipokalsemi, hiperbilirubinemi dan ARDS sering terjadi pada
DM gestasional
Mortalitas maternal meningkat 10x akibat ketoasidosis, PE, HT,
Pielonefritis, koma diabetikum, embolism.
Perawatan antenatal
1. Stabilisasi gula darah ( IDDM : NST 3 hari sekali, NIDDM : tiap 1 mgg dan
dapat rawat jalan)
- Kadar gula darah maternal harus normal (1jam pp<140)
- USG utk konfirm usia kehamilan, adanya kelainan congenital, dan IUGR
- CTG
- Gerak anak
- Test kematangan paru
- Hindari infeksi yang dapat menyebabkan ketoasidosis
Penentuan saat persalinan
1. Persalinan direncanakan 38 mgg kecuali disertai kelainan lain
2. NST secara serial bila perlu dengan CST
3. IDDM diterminasi saat 38-39 mgg, sedang NIDDM diterminasi atas indikasi
obstetri
Metode persalinan
DM klas A & B sering dg SC untuk menghindari trauma persalinan
Kriteria Induksi persalinan :
1. Janin tidak besar / panggul tdk sempit
2. Paritas tidak tinggi
3. Cx lunak
4. Letak kepala
Kontrasepsi
Pil kombinasi dan IUD merupakan kontra indikasi
Metode rintangan merupakan cara terbaik diikuti sterilisasi
~ JOR – YnnoS ~
JOR - YnnoS 3
DM PRAGESTASIONAL
KLASIFIKASI WHITE
Klas Kadar gula plasma Terapi
GTT yang abnormal dengan kadar gula darah
A1 puasa normal (< 105 mg/dl) dan post pandrial Diet
normal (<120 mg/dl)
GTT yang abnormal dengan kadar gula darah
A2 Diet + insulin
puasa abnormal atau post pandrial abnormal
IDDM
Onset mulia usia > 20 tahun
B Diet + insulin
Durasi < 10 tahun
Tanpa penyakit pembuluh darah atau retinopati
IDDM
Onset mulia usia 10 - 20 tahun
C Diet + insulin
Durasi 10 - 20 tahun
Retinopati
IDDM
Onset mulia usia < 10 tahun
D Diet + insulin
Durasi > 10 tahun
Retinopati
F Nefropati diabetik Diet + insulin
H Penyakit jantung Diet + insulin
JOR - YnnoS 5
R Retinopati proliferatif Diet + insulin
MORBIDITAS DAN MORTALITAS NEONATUS
Distres pernapasan (Pdu maturasi paru janin pada DM terjadi lambat)
Hipoglikemi : penurunan mendadak kadar glukosa darah janin stlh lahir.
Hipokalsemia : etiologi ?
Hiperbilirubinemia : ? (berhubungan dengan prematuritas dan polisitemia
dengan hemolisis)
Hipertrofi (kardiomiopati) jantung : ok bayi makrosomi dan
hiperinsulinemia. Hal ini menyebabkan gagal jantung.
Perkembangan intelektual dan psikomotor : mengalami gangguan dalam
perkembangannya.
Risiko menderita DM :
a. Bila ibu DM : 1 – 3 %
b. Bila ayah DM : 6 %
c. Bila kedua orang tua DM tipe I : 20 %.
DETEKSI DIABETES PADA IBU
Dulu : screening dilakukan secara terbatas pada wanita dengan keluarga
DM atau BOH (IUFD dengan sebab tak jelas) atau bayi cacat/makrosomia.
Adanya kegemukan, hipertensi, dan glukosuria juga merupakan faktor
risiko.
Sekarang : direkomendasikan agar screening dilakukan pada semua
wanita hamil 24–28 mgg dengan mengukur kadar gula 1 jam setelah
mengkosumsi 50 gr glukosa. Bila >140 mg/dl dilanjutkan dengan OGTT.
DM KLAS A
Karena pada klas ini angka kejadian IUFD masih lebih tinggi dari populasi
normal, maka :
a. harus berkunjung tiap minggu.
b. Diet 1800–2200 kalori.
c. Bila kadar GDP >105 mg/dl atau 2 JPP >120 mg/dl beri insulin dan
monitor kesejahteraan janin dimulai pada 34 minggu.
Bila pada kehamilan sebelumnya penderita memerlukan insulin, pernah
IUFD, hipertensi, atau cenderung preeklamsia pada kehamilan sekarang.
Maka ia diperlakukan sama dengan penderita IDDM (dalam hal monitor
kesejahteraan janin) walaupun klasifikasinya tidak berubah.
PENANGANAN
Prakonsepsi
Regulasi kadar gula darah sebelum dan pada awal kehamilan.
Pengukuran kadar Hb A1 atau Hb A1-c akan menggambarkan keadaan
kadar gula dalam sirkulasi pada 4–6 mgg terakhir berguna untuk
menilai metabolisme awal. (risiko malformasi akan meningkat bila
kadarnya >10%).
Pemberian folat 400 g/hr akan mengurangi risiko defek neural tube bila
diberikan pra konsepsi dan awal kehamilan.
Trimester I
Regulasi kadar gula darah biasanya dengan diet dan insulin. OAD tidak
dianjurkan ok dapat menimbulkan hiperglikemi pada janin kelainan
kongenital (bila diberikan pada awal masa kehamilan).
Kadar glukosa pada trimester I tidaklah stabil, diikuti dengan periode
stabil dan kemudian diikuti dengan peningkatan kebutuhan insulin pada
usia 24 minggu. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya produk
hormon-hormon selama kehamilan yang merupakan antagonis insulin.
Kadar glukosa darah sedapat mungkin dipertahankan sampai 143 mg/dl
untuk mendapatkan outcome yang baik.
6 JOR - YnnoS
Trimester II
Dilakukan pemeriksaan kadar fetoprotein serum pada 16–20 mgg dan
USG pada 18–20 mgg untuk mendeteksi adanya defek neural tube atau
kelainan yang lain.
Trimester III
Kunjungan tiap minggu untuk mengevaluasi kadar gula darah dan adanya
preeklamsia.
Serial USG dengan interval 3–4 mgg untuk menilai adanya IUGR atau
makrosomia dan juga jumlah air ketuban. (mulai 26-32 minggu
tergantung adanya risiko untuk terjadinya IUFD).
MRS untuk DM yang tak terkontrol dan hipertensi.
Untuk menghemat beaya rumah sakit : pada IDDM sejak usia kehamilan
34 minggu sampai melahirkan.
Persalinan
Persalinan sebaiknya mendekati aterm. Bila rasio lesitin : sfingomielin >
2,0 pada 38 mgg, maka persalinan akan efektif.
Bila usia kehamilan pasti, mk persalinan direncanakan pada >38 minggu.
Bila didptkan hipertensi berat, persalinan dilakukan walau rasio L:S < 2,0.
Hindari penggunaan simpatomimetik untuk tokolitik pada PPI, juga
pemberian kortikosteroid untuk maturasi paru.
Pada DM klas B dan C sebaiknya operasi sesar untuk menghindari
trauma persalinan ok bayi besar pada aterm
Adanya penyakit vaskuler menyebabkan kegagalan induksi persalinan
operasi sesar.
Induksi persalinan bila nilai pelvik baik dan bayi tidak terlalu besar.
Hindari insulin long acting saat persalinan, ok pdu kebutuhan insulin akan
menurun tajam setelah persalinan. Dianjurkan reguler insulin.
Lebih baik : insulin infus dalam pump.
Perhatikan terapi cairan (hidrasi) dan glukosa untuk menjaga agar tetap
normoglikemia.
Infeksi harus dideteksi dengan cepat dan diobati dengan adekuat.
Kontrasepsi
Estrogen dalam kontrasepsi oral menyebabkan tromboemboli.
Meningkatkan resiko stroke.
Progestin-only oral atau parenteral dapat digunakan ok efek pada
metabolisme karbohidrat minimal.
IUD meningkatkan risiko infeksi
Steril postpartum dianjurkan pada penderita DM pragestasional.
JOR - YnnoS 7
Suspect DM
MRS
Amniosintesis
Terminasi
LS > 3 LS < 3
8 JOR - YnnoS
ASPEK OBSTETRI KEHAMILAN DENGAN DIABETES
I. Perawatan kehamilan dengan diabetes dibagi 2 yaitu :
a. Perawatan dari kelainan metabolisme karbohidrat.
Diabetes dan kehamilan diusahakan selalu euglikemia (akan
menurunkan perinatal mortality, icterus neonatorum, kelainan
bawaan)
Menghindari obat anti diabetes oral (teratogenik)
Diet : - kenaikan BB minimal 11 Kg
- Protein 1,5 gr/KgBB/hr
- Kalori 2000–2200 kal/hari dimana 65 % tdr atas karbohidrat
b. Perawatan kehamilan.
PAN lebih sering dengan konsultasi internis dan ahli gizi.
MRS pada trimester II untuk evaluasi DM nya.
Trimester III evaluasi usia kehamilan dengan USG dan keadaan janin
dengan OCT dan estriol urine.
Maturasi janin dilihat pd L/S ratio air ketuban (matur bila L/S > 3)
Evaluasi janin :
o Klas A mulai 37 minggu
o Klas B/C mulai 36 minggu
o Klas D – R mulai 34 minggu
Waktu persalinan :
Stress test (-) diulang tiap minggu dilahirkan bila L/S > 3
Bila (-)
Meragukan diulang dalam 24 jam pemeriksaan estriol darah tiap hari
Bila (+)
<3
Stress test (+) L / S >3 dilahirkan
10 JOR - YnnoS