Introduction
Terjadi 2-10%
Normal pregnancy: resistensi insulin yang disebabkan oleh produksi hormone dari plasental
(HCG, human placental lactogen, cortisol) bayi mendapat kecukupan nutrisi
Late pregnancy akan terjadi peningkatan kebutuhan glukosa (glucose demand)
Pre-gestational DM: DM terlebih dahulu baru hamil
TTGO dikerjakan puasa, lalu GD setelah 1 jam dan 2 jam pembebanan glukosa
Lihat kembali kriteria diagnostiknya
Dampak DMG
Mencegah makrosomia, fetal death, other fetal complication
Weekly monitoring of HbA1c
Tatalaksana:
1 week meal planning
Pengaturan makan dan jasmani: karbohidrat 45-65%, lipid 20-25%, protein
Kebutuhan kalori
25-30 kkal/hari + 50 kkal pada trimester 1; + 250 kkal pada trimester 2; + 450 kkal pada
trimester 3
OAD: metformin dan gliburid masih dapat dipakai, namun gliburid memiliki efek
hipoglikemia pada janin
Insulin sangat individual, adjust setiap 2-3 hari
u Insulin NPH atau detemir
u Insulin aspart atau lispro
Segera setelah post partum kebutuhan insulin dapat turun 50%
TTGO dievaluasi kembali 6 minggu-6 bulan, jika
Normal: TTGO ulang dalam 3 tahun
IGT: TTGO ulang dalam 1 tahun
Multidisiplin: SpOG (memantau BB anak, jika BB cenderung meningkat >= 90 percentil; maka
disarankan insulin), SpA, gizi
Nonstress test dikerjakan: cardiotocography
Prediktor DM tipe 2: etnis, fam history, multiparitas, advanced maternal age, treatment with
insulin, anthropometric (IMT, weight gain), high blood sugar level, RR 7-12 peningkatan
risiko untuk mengalami DM tipe 2
Mild glucose intolerance in pregnancy berhubungan dengan CVD terutama pada usia
lebih muda
CKD: more likely peningkatan eGFR 9-16 tahun postpartum karena terjadinya hiperfiltrasi
dan kerusakan ginjal, peningkatan ACR
Kanker: GDM meningkatkan risiko kanker setelah melahirkan (paru, nasofaring, tiroid)
tidak ditemukan hubungannya dengan kanker kolorektal
Metabolik sindrom
Follow up
Screening: OGTT minggu ke 4-12 setelah post partum dengan 75 gram glukosa
Penelitian lain: 2 hari post partum
Efek breastfeeding terhadap OGTT
Menurunkan kadar GD 2 jam sebanyak 5%
Ulang kasus jika hasil GD lebih rendah 6 mg/dl dari cut off diagnosis
Pemeriksaan GDP
Pemeriksaan HbA1c: untuk pasien yang tidak bisa melakukan puasa, namun peningkatan
turnover eritrosit peripartum less well for diagnostic
Outcome bayi: hipoglikemia, BB > 4 kg, anomaly kongenital, makrosomia evaluasi DM
Pelayanan kesehatan
Barrier screening dan diagnosis: aplikabilitas, time consuming, need to repeat test, lack of
equipment
Barrier treatment: bingung modifikasi gaya hidup, belum dapat mengikuti modifikasi gaya
hidup, lower rate of home cooking
Long term complication of glucose intolerance in pregnancy for the mother: detection
Terhadap luaran kehamilan
Hiperglikemia kronik dengan gangguan metabolism lemak, karbohidrat, dan protein
Penurunan GH meningkatkan sensitivitas insulin pada trimester 1 dan 3
Risiko DMG: OW, obese, inaktivitas, BBL > 4 kg, riwayat DMG sebelumnya, HT kronik,
dislipidemia (HDL < 35, TG > 250), PCOS, HbA1c > 5,7%, 1st degree relative, etnis tertentu
Screening langsung dilakukan saat trimester 1 utk high risk
GDP puasa 8-14 jam
Screening GDM 24-28 minggu
Manajemen
Modifikasi gaya hidup
Metformin 2 x 500-1000 mg PO melewati plasenta, tidak menyebabkan teratogenic, not
associated with congenital anomaly in 1st trimester. Metformin selama kehamilan anak-
anak IMT lebih besar
Insulin jika hiperglikemia simtomatik, fetal macrosomia, GDP > 125, GDS > 200
SU: glibenclamid, gliclazide
Zink, vitamin D defisiensi (85% levelnya < 20 ng/ml) sehingga dapat dipertimbangkan
suplementasi vitamin D
Omega 3, probiotik, magnesium
Fetal monitoring: usia kehamilan 32 minggu, jika terdapat komorbid dapat dilakukan lebih
awal, melalui USG (pertumbuhan janin dan kesejahteraan dengan doppler, ICA, Gerakan
janin
Ibu hamil terkontrol diet: belum tentu membutuhkan fetal surveillance
Waktu persalinan:
Terkontrol diet 39-40 minggu 6 hari
Terkontrol obat 39-39 minggu 6 hari
Poor control: 37-38 minggu 6 hari, jika abnormal 34-36 minggu 6 hari
Follow up pasca kelahiran: 4-12 minggu TTGO ulang, jika normal pemeriksaan ulang setiap 3
tahun, kontrasepsi long acting, modifikasi gaya hidup
Perinatal complication and long term complication: bayi lahir dari ibu DMG
Komplikasi perinatal
Hipoglikemia
Metabolism glukosa intrauterine: full dari ibu, melalui plasenta, rata2 GD 79 mg/dl. Pada
DMG glukosa darah ditrasnfer ke anak sehingga terjadi hiperglikemia intrauterine
hiperinsulinemia
Metabolism glukosa ekstrauterin
Insulin menurun, glucagon dan epinferin akan naik terjadi glikogenolisis dan
gluconeogenesis sehingga menghindari hipoglikemia proses ini dapat terjadi blunted
response
30% bayi baru lahir akan mengalami transitional hypoglycemia
Manifestasi klinis dapat asimtomatik, gejala mirip dengan hipoglikemia (rewel, kejang,
apnea, takikardia)
Hipomagnesemia
1/3 bayi dari ibu DMG
Jika Mg < 1,5 mg/dl
Tatalaksana dengan IV atau IM
Developmental origin of health and disease in adult: penyakit kronik dewasa berasal dari
intrauterine
Lingkungan, nutrisi tidak baik, exposure toksin reprogramming janin intrauterine
Epigenetic: gen tidak berubah namun ekspresi gen beruhbah karena faktor lingkungan
Anak yang lahir dari ibu DMG risiko 7 kali mengalami DM tipe 2 pada saat dewasa
Risiko obesitas lebih tinggi
Makin meningkat usia makin tinggi risiko obesits, DM tipe 2
CV morbidity: risiko lebih tinggi mengalami rawat inap akibat CV
Perkembangan lebih terlambat:
1. Cegah obesitas
2. Cegah obesitas saat kehamilan
3. Kontrol glikemik yakinkan baik
4. Prevent obesity and diabetes in youth
Tatalaksana nonfarmakologi
Lifestyle dan weight management
TNM: menjamin kecukupan nutrisi yang baik untuk ibu dan bayi, mencegah benda keton,
mencapai BB sesuai
Kebutuhan kalori
25-30 kkal/hari + 50 kkal pada trimester 1; + 250 kkal pada trimester 2; + 450 kkal pada
trimester 3
Membagi makanan dengan 3 makan besar dan 3 kali snack menghindari lapar dan
lonjakan insulin
Aktivitas fisik: 12 minggu hingga 38-39 minggu, 20-30 menit setiap sesi, 5 kali/minggu, target
HR
Tatalaksana farmakologi
Insulin masih menjadi pengobatan utama dengan DMG tidak melewati plasenta,
kategori B. 1-2 minggu tidak mencapai target dengan lifestyle modification. Human
insulin NPH, regular, aspart, lispro risiko hipo lebih rendah (pada analog). Long acting
dengan detemir. Kategori C: glargine dan glulisin. Degludec no experience
Perkeni GDP >= 130 insulin; GDP < 130 TNM
Insulin sesuaikan dengan jenis hiperglikemia yang dialami pasien
Fasting: basal insulin dengan dosis 0,2 Unit/kgBB/hari pada 1st trimester, lalu meningkat
selama naik trimester
Fasting and prandial: basal bolus 50-50, dengan dosis 0,5-0,7 Unit/kgBB/hari
Prandial: prandial insulin
Metformin: kategori B, melewati plasenta, studi menunjukkan 50% perlu kombinasi insulin
Glibenclamid tidak disarankan sebagai terapi karena cross plasenta
Total fat dan abdominal fat lebih tinggi pada yang mendapat metformin
Monitoring
Perencanaan partus
Metformin: kebutuhan insulin rendah tidak membutuhkan treatment khusus selama
kelahiran, insulin dibutuhkan jika GD > 146 mg/dl
Insulin dose < 0,5 Unit/kgBB/hari observe
Insulin dose > 0,5 Unit/kgBB/hari kebutuhan insulin IV improve variabilitas glikemik
dan menurunkan risiko hipoglikemia neonatal 25%
Steroid dosis insulin naik kurang lebih 40%
FITT principle
Latihan high intensity 45 menit dapat menyebabkan hipoglikemia, perlu pengaturan intake
dan pembatasan waktu Latihan
Latihan teratur, prinsip FITT modified, konsultasikan ke dokter, prenatal exercise program,
apply safety consideration
DMG: pemantauan kadar glukosa sebelum dan setelah Latihan
Rekomendasi WHO
Peregangan, aerobic, dan penguatan otot
Membatasi waktu sedentary lebih baik digunakan waktunya untuk aktivitas ringan
sekalipun
TNM
Prekonsepsi
Kontrol glikemik
Suplementasi AF: berperan dalam pembentukan neural tube pada awal kehamilan (21-
28 hari pertama), 400 mg/hari sejak 2-3 bulan sebelum kehamilan. Food source: buah,
leafy green vegetables, liver, yeast, kacang-kacangan
Mencegah defisiensi besi: sebelum hamil, meningkatkan bahan makanan tinggi besi
yaitu daging merah
Penurunan BB jika ada obesitas (gunakan BB sebelum kehamilan atau saat awal
kehamilan). Jika obese deposit jaringan lemak resistensi insulin
Antenatal care
Kebutuhan makronutrien
Karbohidrat 45-65% (tinggi serat, rendah glikemik) minimal 175 gram
Protein terutama pada trimester 2-3 1,1 g/kgBB/hari (nabati, lean meat, ikan), hindari
daging merah atau processed meat
Lemak 20-35%, PUFA (omega 3 dan omega 6). Omega 3 akan menurunkan inflamasi dan
memperbaiki perkembangan fetal brain 350 g/minggu ikan (200 gram fatty fish). Lemah
saturated FA akan meningkatkan insulin resistance
Mikronutrien: vitamin D 1 x 600 IU, AF 1 x 600 mcg, vit B12 4,5 mcg, besi 18-27 mg,
kalsium 1200 mg, iodium 220 mcg. Suplementasi multivitamin perlu pada
o Anemia defisiensi besi
o Poor diet
o Vegan diet restriction
o Multiple fetus
o Abuse alcohol, cigar, drug
Strategi untuk memperbaiki GD
Tinggi serat 600 gram sayur dan buah, karbohidrat dengan low glycemic index
Batasi simple sugar: cookies, cakes
Hindari sugar sweetened beverages: soda, madu, jus kemasan
Naikkan rasio protein:karbohidrat
Lower karbo (<= 30 gram) pada pagi hari karena peningkatan kortisol dan GH pada pagi
hari
Brisk walk after meal is recommended
Hindari hipoglikemia, jadwal konsisten, jumlah, dan jenis konsisten
Small meal + frequent snack
Late evening snack menurunkan risiko hipoglikemia dan ketosis saat puasa (interval
antar makan < 10 jam). Ketosis puasa menurunkan IQ anak
Artificial sweetener: outcome kurang baik pada bayi, peningkatan risiko BB lahir
berlebih dan obesitas
Postnatal care
Return to prepregnant weught dalam 6-12 bulan dan achieve IMT normal
Breastfeeding menurunkan risiko DM tipe 2