Anda di halaman 1dari 11

DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/26/diabetes-mellitus-pada-kehamilan/

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat
yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin
atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini
merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis
sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG
pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi
glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam
post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test
toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika
didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum
pasti DM.

Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa
yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar
glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test
tolesansi glukosa oral.

Patofiologi Diabetes Mellitus Pada Kehamilan

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana
jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap
efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi,
kadar insulin tetap tinggi).

Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi
sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi
juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

Pengelolaan Diabetes Mellitus Pada Kehamilan

Pengelolaan medis

Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama didasari atas
pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini,
pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin yang
bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.

2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan
baik.

3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa.

4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada
penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.

5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.

6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:

− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal

− Kalori kegiatan jasmani 10-30%

− Kalori untuk kehamilan 300 kalor

− Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB

Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau
normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl,
maka terapi insulin harus segera dimulai.

Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan
menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah
300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa
menyusui selesai.

Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

− Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl

− Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl

− Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%

− Mencegah episode hipoglikemia

− Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik

− Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.


Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin
dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal,
semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara
ideal setiap 6-8 minggu sekali.

Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata
0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status
gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).

Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus
preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human
insulin) dapat menyebabkan

terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta
(placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.

Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan
diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus lebih sering, dapat
dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang
diharapkan.

Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat
diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.
Pengelolaan obstetrik

Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaanklinis ibu dan janin, terutama tekanan
darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG
dan kardiotokografi (jika memungkinkan).

Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin.

Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin.

Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :

Pengukuran tinggi fundus uteri


- NST – USG serial

- Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda
gawat janin.

- Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia,
pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan
secara seksio sesarea.

- Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42
mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).

- Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.

- Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih dahulu untuk
memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).

- Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti
glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG
dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.

- Penilaian paling ideal


adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).
DIABETES DALAM KEHAMILAN

Posted in ARTIKEL KESEHATAN, Interna, Obgyn by DokMud's Blog

PENDAHULUAN

Penyakit gula merupakan kelainan herediter dengan ciri-ciri adanya insufisiensi atau absennya hormon
insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula dalam darah yang tinggi, dan berkurangnya glikogenesis.
Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-
perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. (1)

Pada penderita diabetes, risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi akan meningkat karena terjadi
perubahan metabolik. Angka lahir mati terutama pada kasus diabetes tak terkendali dapat terjadi 10 kali
dari normal. Diperkirakan kejadian diabetes dalam kehamilan adalah sebesar 0,7 %. Adanya diabetes
patut dicurigai pada keadaan yang mempunyai ciri-ciri; (1) gemuk, (2) riwayat diabetes dalam keluarga,
(3) riwayat melahirkan bayi dengan berat badan > 4 kg, (4) riwayat lahir mati, dan abortus yang
berulang. (1,2)

DEFINISI

Diabetes dalam kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar gula darah puasa >
126 mg/ml, dan > 200 mg/ml pada pemeriksaan sewaktu pada ibu hamil (Perkeni 1996). Sedangkan
WHO menetapkan patokan kadar gula darah puasa > 105 mg/dl dan kadar gula darah dua jam sesudah
makan > 120 mg/dl. (3,4)

PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan hamil, terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap
melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam
darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu akan mempengaruhi
kadar gula darah janin. Pengendalian kadar gula darah terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain: estrogen, steroid, dan plasenta laktogen.

Akibat lambatnya resorpsi makanan, maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut
kebutuhan insulin. Menjelang kehamilan aterm, kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali
dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik
telah terjadi restensi insulin yaitu apabila ia ditambah dengan insulin eksogen, maka ia tak mudah
menjadi hipoglikemia. Pada keadaan ini yang menjadi masalah adalah bila seorang ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin, sehingga terjadi hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau
diabetes kehamilan (diabetes yang timbul hanya dalam kehamilan).
Resistensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin, dan
plasenta laktogen. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel, sehingga mengurangi
afinitas insulin. (1,2,3,4,5,6)

KLASIFIKASI

Wanita yang kehamilannya dipersulit oleh penyakit diabetes bisa dipisahkan dengan wanita yang
diketahui sudah menderita diabetes sebelum kehamilan dan dengan wanita yang menderita diabetes
gestasional. (1,2,3,6)

Klasifikasi diabetes mellitus dalam kehamilan adalah sebagai berikut:

1. 1. DM yang memang sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi hamil (DM Hamil =
DMH = DM pragestasional). Sebagian besar termasuk golongan IDDM (Insulin Dependent DM).

2. DM yang baru saja ditemukan pada saat kehamilan (DM Gestasional = DMG). Umumnya
termasuk golongan NIDDM (Non Insulin Dependent DM) (5)

Diabetes Pragestasional
Kelas
Usia Onset Durasi (tahun) Penyakit vaskuler Terapi

A Setiap usia Setiap waktu Tidak ada A-1, Hanya diet

B > 20 tahun < 10 tahun Tidak ada Insulin

C 10 hingga 19 tahun 10 hingga 19 tahun Tidak ada Insulin

D < 10 tahun > 20 tahun Retinopati benigna Insulin

F Setiap usia Setiap waktu Nefropati Insulin

R Setiap usia Setiap waktu Retinopati proliferatif Insulin

H Setiap usia Setiap waktu Penyakit jantung Insulin

Diabetes Gestasional

Kelas Kadar Gula Darah Puasa Kadar Gula darah Postpradinal

A–1 Kurang dari 105 mg.dl dan Kurang dari 120 mg/dl

Lebih dari 105 mg/dl dan/atau Lebih dari 120 mg/dl.

DIAGNOSIS
Wanita yang ditemukan dengan gejala glukosuria, kadar glukosa plasma yang tinggi dan dengan
ketonemia serta ketonuria, tidak menimbulkan kesulitan dalam penegakan diagnosis.

Wanita yang berada pada ujung lain spektrum tersebut, yaitu wanita dengan gangguan metabolisme
yang ringan, mungkin sulit dikenali. (6) Menurut Sullivan dkk (1973), pemeriksaan kadar gula darah
dianjurkan bagi semua wanita hamil.

Diagnosis diabetes dalam kehamilan dapat ditegakkan berdasarkan:

1. 1. Anamnesis.

Riwayat persalinan yang lalu; abortus, partus prematurus, kematian janin dalam kandungan dan riwayat
melahirkan anak besar, riwayat keluarga (herediter). Dan juga didapatkan keluhan-keluhan seperti:
poliuri, polidipsi, polifagi serta riwayat berobat sakit gula pada dokter.

1. 2. Pemeriksaan:

r Pemeriksaan urin.

r Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan post pradinal.

r Glukosa Toleran Test (GTT)

r Nilai K. (1)

1. Pasien diberi test beban glukosa oral 50 gram dan 1 jam kemudian dilakukan pemeriksaan kadar
gula darahnya, jika nilai glukosa plasma > 150 mg/dl (130 mg/dl darah) maka perlu dilanjutkan
dengan test toleransi glukosa 3 jam.

1. Test toleransi glukosa

Pasien diberi beban glukosa oral 100 gram, kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan
kriteria:

Kadar glukosa darah pada pasien normal:

KGD Kadar (mg/dl)

Puasa < 90

Jam 1 < 165

Jam 2 < 145

Jam 3 < 125

Bila ditemukan 2 nilai abnormal, maka dapat dibuat diagnosis diabetes mellitus. Test tersebut dilakukan
pada awal kehamilan kemudian diulangi pada usia gestasi 34 minggu. (2)
PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan secara medik merupakan cara yang sangat bijaksana. Pengobatan ini harus bekerja
sama dengan dokter ahli penyakit dalam. Pengobatan ini terdiri atas:

 Pemberian diet diabetes.

 Pemberian insulin.

1. Penanganan Obstetrik

Penanganan berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan antara lain: (1) beratnya penyakit, (2) lama
penyakit diderita, (3) umur penderita, (4) paritas, (5) riwayat persalinan terdahulu dan (6) ada atau
tidaknya komplikasi.

r Untuk penyakit yang tidak berat: dengan pengobatan/diet dapat mengontrol penyakit tersebut
dengan baik: diharapkan persalinan biasa dapat dilakukan.

r Untuk diabetes yang agak berat, misalnya adanya riwayat kematian janin dalam kandungan. Beberapa
institut menganjurkan untuk melakukan seksio sesaria pada minggu ke-37 kehamilan.

r Untuk diabetes yang agak berat dan memerlukan insulin: dilakukan induksi persalinan lebih dini yaitu
pada kehamilan minggu ke 36 – 38.

r Untuk diabetes berat dengan komplikasi (misalnya: pre-eklampsia, hidramnion, dan sebagainya),
riwayat persalinan yang buruk di masa lalu: dilakukan induksi persalinan atau seksio sesaria lebih dini.

r Dalam pengawasan persalinan, janin harus dimonitor dengan baik (antara lain: denyut jantung janin,
elektro-toko-kardiogram, dan USG).

r Untuk menghentikan kesuburan, sangat dianjurkan untuk dilakukan tubektomi dengan ketentuan
sudah punya anak. (1)

PROGNOSIS

Prognosis diabetes dalam kehamilan pada umumnya cukup baik apabila penyakitnya cepat diketahui
dan segera ditangani/diobati oleh dokter yang ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh
dokter spesialis kebidanan. (2)

DAFTAR RUJUKAN

1. Mochtar R. “Sinopsis Obstetri” Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1998: 170 –
3.

2. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Penerbit yayasan ina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo. Jakarta. 1999: 518 – 25.
3. Levena KJ., Cunningham FG., Gant NF., Alexander JM., Bloom SL., Casey BM., Dashe JS., Sheffield
JS., Yost NP., “Williams Manual of Obstetrics”. The University of Texas: 569 – 74.

4. Kumpulan Catatan Obstetri dan Ginekologi: 134 – 136.

5. Waspadji S. Diabetes Dalam Kehamilan. In:


Http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklobpt3.html.

6. Cunningham FG, Mac Donald, Obstetri Williams, Edisi 18, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta: 978 – 87.

About these ads

Like this:

Like Loading...

Anda mungkin juga menyukai