Anda di halaman 1dari 210

PENGARUH ANEST PADA RESP, KV, SSP, GINJAL &

HEPAR

RESPIRASI
- iv, abar (volatil), opioid == tekan nfs
turun rspn thd CO2
- Opioid === turunkan laju nfs
- Abar trikloretilen === naikkan laju nfs
- hiperkapnia/hiperkarbia (PaCO2 arteri naik) == rangs
kemoreseptor aorta/karotis == pst nfs == nfs dalam &
cepat (hiperventilasi)
- hipokapnia/hipokarbia (PaCO2 arteri naik) == hambat
kemoreseptor aorta/karotis == pst nfs == nfs dangkal &
lambat (hipoventilasi)
- induksi anest (+ pelumpuh otot) == pergeseran diafragma
- == turunkan FRC (functional residualcapacity = kapasitas
- sisa fungsional)
-
FRC = ERV + RV
-
||-eksp-||-------------------frc-------------------||
-
||--------||-----------------||-----------------------||
-
tv erv rv
500 1200 2100
-
- tv = tidal volume
- erv = ekspiratory reserve volume
(volume cadangan ekspirasi)
rv = residual volume = volume sisa

-
KARDIOVASKULAR
- Terbanyak nekan kardiovaskular
- Eter, siklopropan, ketamin === naik simp === taki
- Halotan, enfluran ===tekan simp === bradi
vasodilat perif
- Opioid, pelumpuh otot === vasodilat perif
lepas histamin
- Analg subarak/epid === vasodilat
bradi
hipotensi
- Ventilasi buatan === naik tekanan torakal
turun aliran drh vena
- Hiperkapnia === rangs simp === naik CJ
vasodil perif
- Hipokapnia X hiperkapnia
- Tarikan organ, otot mata, visera === bradi

SSP
- Vasodilat p.d. serebr : - gas anestesia
- azetazolamid
- Vasokonstr p.d. serebr : - pentotal -altesin
- etomidat -xantin
GINJAL
Halotan, enfluran, isofluran === turun tahanan vask ginjal
Semua obat anest === ganggu fs ginjal, akibat :
- perub TD sist
- CJ
- lepas hormon ADH
- cairan infus
- sist renin-angiotensin-ald
HEPAR
Halotan === hepatitis
Albumin rendah === dosis obat berlebihan

A N E S T E S I A
- LOKAL
- REGIONAL
- UMUM

Definisi/perbedaan anest lokal, regional & umum


Yang benar : - Analgesia : - lokal
- regional
- Anestesia (Umum)
ANALGESIA :

LOKAL REGIONAL
- Topikal - Subaraknoid
- Infiltrasi (Intratekal/intradural)
- Blok saraf perifer - Epidural (Ekstradural)
- Intravena

ANALGESIA LOKAL
Blokade konduksi/lorong Na pd dinding saraf secara
sementara terhadap rangsang transmisi sepanjang saraf
Anestetika lokal sesudah keluar dari saraf :
- Konduksi saraf pulih spontan & lengkap
- Kerusakan struktur saraf --
.
Obat anest lokal 2 gol :
1. Ester (--COOC--) : kokain, benzokain, ametokain,
prokain, tetrakain, klorprokain.
2. Amida (--NHCO--) : lidokain, mepivakain, prilokain,
bupivakain, etidokain, dibukain, ropivakain,
levobupikain.
Di Indonesia tersering lidokain & bupivakain
Perbedaan obat anest lokal golongan ester dan amida

=== GAMBAR===

MEKANISME KERJA
Reseptor spesifik sodium channel (saluran Na) === cegah
naik permeabilitas sel saraf thd ion Na+ dan K+ === depo
larisasi slpt saraf === tdk terjadi konduksi saraf.
Potensi === tgt kelarutan dlm lemak
Mdh larut === poten

Lama kerja (durasi) === tgt :


1. Ikatan dg protein plasma, OA adalah protein
2. Kecepatan absorpsi
3. Banyaknya p.d. perifer di daerah pemberian

Awal kerja (onset) === tgt :


1. Konstanta disosiasi (pKa)
Makin mendekati pH fisiologis === bgn tak terionisasi
naik === dapat nembus slpt saraf === mula kerja cepat
2. Alkalinisasi OA === mula kerja cepat
3. Konsentrasi OA
FARMAKOKINETIK === abs, distr, metab

ABSORPSI
- Lokasi ~~~ vaskularisasi
iv > trakeal > interkostal > kaudal > paraservikal >
epidural > pleksus brakial > skiatik > subkutan
- Tambah vasokontriktor
Adrenalin 5 ug/ml (1 : 200.000) === vasokonstriksi ===
Perlambat abs 50%
- Karakteristik OA === ikat kuat jar === abs lama

DISTRIBUSI === tgt :


- Perfusi jaringan
- Koef partisi jaringan/darah
- Ikat kuat prot plasma === lama di darah
- Larut lemak tinggi === abs jar naik
- Masa jaringan === terbesar otot
METAB & EKSKR
- Gol. Ester === enz pseudokolinesterase(kolinesterase) pl
ekskr urin
- Gol. Amida === enz mikrosomal hati
ekskr urin
OA yang ideal :
- Poten & bersifat sementara
- Rx lokal/sist/alergik --
- Mula kerja & durasi memuaskan
- Stabil, dapat disterilkan
- Harga murah
OA yang sering digunakan :
1. Prokain
Dosis 15 mg/kg, durasi 30 – 60 menit
2, Lidokain
Tgt konsentrasi : blok perifer, topikal (semprot,oles),
intratekal i
3. Bupivakain
Mula kerja lambat lambat, durasi lama sampai 8 jam
ANALGESIA REGIONAL
- Blok sentral (neuroaksial)
- Blok spinal, epidural, kaudal
- Paling sering digunakan
- Blok perifer (saraf)
- Blok pleksus brakialis, blok aksiler, analg intravena.

ANATOMI
Tl. punggung (vertebra) tdd servikal 7, torakal 12, lumbal 5,
sakral 5 (menyatu), koksigeal 5 (menyatu)
Grs lurus antara kedua krista iliaka tertinggi memotong me-
dian di vert. L4 atau antara L4 – L5

=== GAMBAR ===


Lapisan punggung tdd (dari luar ke cairan serebrospinalis):
Kulit ==> subkutis ==> lig. supraspinosum ==> lig. Interspi-
nosum ==> lig. flavum ==> rgg. epidural ==> duramater
==> rgg. subaraknoid.
=== GAMBAR ===
MEDULA SPINALIS
Di dalam kanalis spinalis, dikelilingi cairan serebro-
spinalis, dibungkus meningen (duramater, lemak &
pleksus venosus).
Diperdarahi A spinalis ant & post
Akhir med spin : dewasa L1, anak L2, bayi L3
Akhir sakus duralis setinggi S2
CAIRAN SEREBROSPINALIS
Ultrafiltrasi plasma dari pleksus arteria koroidalis di
ventrikel 3 – 4 dan lateral.
Jernih, tdk berwarna, ngisi rgg subaraknoid.
Total 100 – 150 ml, punggung 25 – 45 ml

ANALGESIA SPINAL
( = intratekal, intradural, subdural, subaraknoid )
Yaitu pemberian OA kedalam rgg subaraknoid
Cara sederhana, efektif, mudah
PERSIAPAN
- Daerah tempat tusukan : kelainan anatomis tl punggung,
- Informed consent (izin dari pasien)
- Pemeriksaan fisik
- Laboratorium : Hb, Ht, PT (prothrombine time), PTT
- (partial thromboplastine time)
PERALATAN AS
- Pemantau TD, oksimetri denyut (pulse oximeter), EKG
- Peralatan resusitasi
- Jarum spinal === ujung tajam (Quincke-Babcock)
ujung pinsil (pencil point/Whitacre)
TEKNIK AS
Posisi duduk atau tidur dekubitus lateral
Tersering tusukan pada garis tengah (median)
1. Pasang monitor, pasien tidur dekubitus lateral. Pa-
sang bantal kepala. Pasien bungkuk maksimal
Posisi lain adalad duduk.
==== GAMBAR ===
2. Garis kedua krista iliaka ===> L4 atau L4–5
Tempat tusukan === > L 2-3 atau L 3-4 atau L 4-5
Pada atau > atas L1-2 trama med spin
3. Sterilkan tempat tusukan dg betadin/alkohol
4. Anest lokal tempat tusukan, lidokain 1-2% 2-3 ml
5. Cara tusukan median/paramedian
Sesudah hilang tahanan (ujung jarum masuk rgg sub-
Araknoid) ===> mandrin jarum dicabut ===> cairan
serebrospinal keluar. Semprit berisi obat dipasang,
obat dimasukkan perlahan (0,5 ml/det)

==== GAMBAR ====


INDIKASI AS
- Bedah obsgin
- Bedah abdomen bawah
- Bedah urologi
- Bedah panggul
- Tindakan sekitar rektum perineum
- Bedah ekstremitas bawah
- Bedah abdomen atas/pediatrik (kombinasi dg AU)
INDIKASI KONTRA ABSOLUT
- Pasien menolak
- Infeksi tempat suntikan
- Hipovolemia berat / syok
- Koagulopati / terapi antikoagulan
- Tekanan intrakranial tinggi
- Fasilitas resusitasi --
- Tidak didampingi dokter spesialis anestesiologi
INDIKASI KONTRA RELATIF
- Infeksi sistemis
- Infeksi dekat tempat suntikan
- Kelainan neurologis/psikis
- Bedah yg lama
- Penyakit jantung
- Hipovolemia ringan
- Nyeri punggung kronik
KOMPLIKASI TINDAKAN
- Hipotensi berat
Blok simpatis ===> vasodilatasi
- Bradikardia ===> akibat blok sampai T2
- Hipoventilasi ===> paralisis saraf frenikus
- Trauma saraf & pemb darah
- Mual
- Gangg pendengaran
- Blok spinal tinggi (spinal total)
KOMPLIKASI PASCA TINDAKAN
- Nyeri tempat suntikan
- Nyeri punggung
- Nyeri kepala, karena likuor bocor
- Retensi urin
- Meningitis
ANALGESIA EPIDURAL
( = Ekstradural = peridural )
Yaitu blokade saraf dg menempatkan OA di rgg epidural
Rgg epidural lig flavum dan duramater, dari foramen mag-
num dasar tengkorak sampai selaput sakrokoksigeal
OA langsung bekerja pd akar saraf spinal di bgn lateral
Mula kerja OA > lambat dari analg spinal
Kualitas blokade sens-mot > lemah dari analg spinal
INDIKASI AE
- Pembedahan & penanggulangan nyeri pasca bedah
- Nyeri persalinan
TEKNIK AE
- Posisi sama dg AS
- Lokasi tusukan terbaik L3-4, jarak lig flavum-duramater
terlebar
- Jarum epidural adalah pemandu kateter ke rgg epid
KOMPLIKASI
- Blok tidak merata
- Hipotensi
- Mual
ANESTESIA UMUM
AU : menghilangkan nyeri secara sentral, hilang kesadaran
dan bersifat pulih kembali (reversible)
Komponen : analgesia, hipnosia & relaksasi otot

CARA KERJA OBAT AU


Belum diketahui pasti
Faktor2 yg berpengaruh thd cara kerja obat AU adalah :

- Respirasi
- Sirkulasi
- Jaringan
- Obat anestetika
- Faktor lain
FAKTOR RESPIRASI
Inspir === > obat anest msk paru (alv) === > tek parsial alv
=== > difusi via membr alv
Tek parsial alv, tgt :
- Konsentrasi obat anest
Konsentrasi naik ---- tek parsial alv naik
- Ventilasi alveoli
Naik (hiperventilasi) --- tek parsial alv naik
FAKTOR SIRKULASI
- Perubahan tek parsial OA dlm alveolus
OA === - sbgn abs jar
- sbgn kembali ke vena
OA jar jenuh --- di vena naik --- di paru naik (tek parsial OA
naik) --- turunnya difusi OA via membr alv
- Koefisien partisi darah/gas OA :
perbandngan konsentr OA dlm darah dg konsentr
OA dlm gas, sesudah seimbang
OA dg koef partisi darah/gas rendah (kurang larut) --- kon-
sentr dlm alv cepat naik --- tek persial dlm darah cepat naik
--- anest cepat dalam ( = OA poten/kuat )
OA dg koef partisi darah/gas rendah : N2O, siklopropan
Koef part rendah === anest cepat === masa pulih cepat
Otak dg aliran darah banyak === tek parsial cepat naik
pasien cepat kehilangan kesadaran
- Aliran darah paru & curah jantung
Makin banyak aliran darah === makin banyak OA yg diambil
dari alv === konsentr alv turun === anest lebih lambat

FAKTOR JARINGAN
- Beda tek parsial OA darah & jar
- Daya ikat jar thd OA. Lemak === daya ikat dg OA kuat
- Aliran darah. Urutan dari yg terbanyak :
1. Terbanyak ------------ otak, jantung, hepar, ginjal
2. Sedang --------------- otot skelet, kulit
3. Sedikit ----------------- jar lemak
4. Paling sedikit -------- ligamen, tendon
FAKTOR OBAT ANESTETETIKA
Potensi tiap OA berbeda
Tergantung pd MAC (minimal alveolar cocentration) atau kon-
sentrasi alveolus minimal
MAC = konsentrasi terendah OA dlm udara alv yg mampu men-
cegah terjadinya tanggapan (respon) thd rangsang rasa
sakit
Makin rendah MAC --- makin tinggi potensi OA
FAKTOR LAIN
1. Ventilasi
Hanya berpengaruh pd OA dg koef partisipasi gas/darah
tinggi : ventilasi naik ---- tek parsial dlm alv cepat naik ----
anest cepat dalam. (Yg rendah, ef ventilasi thd kecepatan
pendlman anest minimal)
2. Curah jantung
Hanya berpengaruh thd OA dg koef part darah/gas tinggi
Makin tinggi CJ --- induksi & kedlman anest lambat
3. Suhu
Makin rendah --- OA banyak larut darah --- anest makin
cepat dalam
PENILAIAN & PERSIAPAN PRANESTESI
Kunjungan pasien pra anestesia/bedah
Identitas ps
Hari operasi & bgn tubuh yg akan dioperasi
Anamnesis :
- anestesi sebelumnya ==> alergi, nyeri otot, sesak
- riwayat penyakit yg pernah dialami & pengobatannya
- perokok, dihentikan 1-2 hari sebelum operasi
Pemeriksaan fisis: KU, intubasi sulit (gigi, buka mulut, lidah
besar, leher pendek/kaku)
Pemeriksaan lab : rutin (Hb,L,BT,CT)
Diatas 40 th : EKG, torak foto, GDS,ureum, kreatinin, fs hepar
Puasa: Anest  refleks laring turun  aspirasi/regurgitasi
- Dewasa 6-8 jam, anak 4-6 jam,bayi 3-4 jam

-d
KLASIFIKASI STATUS FISIS :
Untuk menilai kebugaran fisis pasien
Menurut The American Society of Anestheologists (ASA)
Dibagi 5 kelas ( ASA ) :
ASA I sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia
ASA) II penyakit sistemik ringan/sedang
ASA III penyakit sitemik berat
aktivitas rutin terbatas
ASA IV penyakit sistemik berat
aktivitas rutin tdk dapat dilakukan
ancaman kehidupan tiap saat
ASA V dengan/tanpa pembedahan, hidup <24 jam
PREMEDIKASI
Pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi
Tujuan utk lancarkan induksi, rumatan & bangun anest :
- Cemas & takut
- Perlancar induksi anest
- Turunkan sekr liur & bronkus
- Turunkan jumlah OA
- Cegah mual pasca bedah
- Amnesia
- Turunkan cairan lambung
- Turunkan refleks yg membahayakan
Obat premedikasi :
- Oral diazepam 10-15 mg, bbrp jam sblm == utk cemas
- Petidin 50 mg IM == nyeri
- Oral simetidin 600 mg / ranitidin 100 mg, 1-2 jam
sebelumnya == turunkan keasaman lambung
- Droperidol 2,5-5 mg IM == mual pasca bedah

INDUKSI ANESTESIA
=== > tindakan utk membuat ps sadar menjadi tidak sadar,
sehingga memungkinkan dimulainya anest & pembedah-
an
Induksi anes == > rumatan anes == > anes selesai
pembedahan
Intravena, inhalasi, intramuskular, rektal
Persiapan alat & obat sebelum induksi === > STATICS :
S = Scope ===== > stetoskop, laringoskop
T = Tubes ===== > pipa trakea
A = Airway =====> pipa mulut & faring
T = Tape ====== > plester
I = Introducer ==> mandrin/stilet
C = Connector ==> penyambung pipa dg alat anestesi
S = Suction ==== > penyedot
INDUKSI INTRAVENA
Paling banyak dilakukan, karena cepat & menyenangkan
- Harus terpasang jalur vena (iv line)
- Ps kooperatif
- Hati-hati, pelahan-lahan, terkendali
- OA bolus kecepatan 30-60 det
- O2
- Pantau resp, nadi, TD
Contoh OA utk induksi iv :
1. Propofol 1%
- Dosis : 2-3 mg/kgBB
- Iv sakit --- sebelumnya : lidokain 1 mg/kbBB iv
2. Ketamin
- Dosis 1-2 mg/kgBB
- Halusinasi --- sebelumnya : midazolam
- Ps tidur dg mata terbuka
- Tidak boleh utk ps TD tinggi (sist > 160 mmHg)
3. Tiopental 2,5%
- Dosis 3-7 mg/kgBB
- Keluar dari vena --- nyeri
INDUKSI INHALASI
Pada : - bayi/anak blm terpasang jalur iv
- dewasa takut disuntik
1. Halotan
- Dg gas pendorong (O2 > 4L/men atau camp N2O:O2=3:1)
- 0,5 vol% --- dinaikkan pelahan-lahan sesuai kebutuhan
(batuk --- turunkan lagi) sampai konentr yg diperlukan
2. Sevofluran
- Lebih disukai, karena jarang batuk, walau samp konsentr
8 vol%
Induksi mencuri (steal induction) :
- Induksi inhalasi pd anak/bayi yg sedang tidur
- Terutama yg belum terpasang jalur vena
- SM bbrp cm diatas muka. Ps tidur SM ditempelkan
INDUKSI INTRAMUSKULAR
Ketamin
- Dosis 5-7 mg/kgBB --- 3-5 men tidur

INDUKSI PER REKTAL


- Bayi/anak
- Midazolam/Tiopental

RUMATAN ANESTESIA
- inhalasi
- intravena + / - relaksasi otot
- camp inhalai intravena
RA inhalasi : - N2O:O2 = 3:1
- halotan 0,5-2vol%, enfluran 2-4vol%, iso-
fluran 2-4vol%, sevofluran 2-4vol%
RA intravena ---- opioid : fentanil
Opioid (=analgetika narkotika):
obat sintetik/natural yg dapat berikatan dg reseptor
morfin
- fentanil 10-50 µg/kgBB (analgesia + hipnosia)
- fentanil 1-3 µg/kgBB (analgesia) + propofol 4-12mg/ kgBB
(hipnosia)
+ / --
pelumpuh otot
TATALAKSANA JALAN NAFAS
Anatomi jalan nafas : hidung  nasofarign
mulut  orofaring
[ gambar ]

SUMBATAN JALAN NAFAS


- Anest, terlentang  tonus otot hilang  sumbatan lidah
- Anest ringan nyeri/rangs sekret  spasme (kejang) laring
Tanda2 sumbatan jln nfs :
- Stridor (mendengkur, snoring)
- Nafas cuping hidung
- Retraksi trakea
- Retraksi torak
- Udara ekspirasi tak terasa
SPASME (KEJANG) LARING
Terapi : - Manuver tripel jalan nafas
- Ventilasi + ----- 02 100% ==== >
- (+ pelumpuhotot suksinil 0,5 mg/kbBB)
1. Manuver tripel jalan nafas
- Kepala ekstensi pd sendi atlanto-oksipital
- Mandibula didorong ke depan pd angulus mandibula
- Mulut dibuka
[gambar]
2. Pemasangan jalan nafas faring (oro/naso-faring) [gambar]
3. Pemasangan sungkup muka [gambar]
4. Pemasangan sungkup laring [gambar]
5. Pemasangan pipa trakea
PEMASANGAN PIPA TRAKEA ( = Intubasi trakea )
memasukan pipa khusus ke dalam trakea shg jalan nafas
bebas hambatan dan nafas mudah dikendalikan
Melalui rima glotis, ujung pipa dipertengahan trakea, antara
pita suara bifurkasio trakea
Tujuan intubasi trakea:
- Permudah pemberian anestesia
- Pertahankan jalan nafas tetap bebas
- Cegah aspirasi dan regurgitasi
- Permudah ventilasi dan oksigenisasi
- Permudah pengisapan sekret trakeo bronkial
Pipa trakea dimasukkan melalui mulut/hidung, dg alat laringos
kopi, yaitu alat utk melihat langsung laring
Variasi anatomi --- kesulitan memasukkan pipa trakea
Ukuran pipa trakea sesuai dg umur [gambar]
Klasifikasi tampakan laring (mulut buka maksimal, lidah julur
Maksimal) menurut Mallampati ---- 4 gradasi :
Gradasi Pilar faring Uvula Palatum molle
1 + + +
2 -- + +
3 -- -- +
4 -- -- --
KESULITAN INTUBASI
- Leher pendek, berotot
- Mandibula menonjol
- Maksila/gigi depanmenonjol
- Uvula tidak terlihat (Mallampati 3/4)
- Gerak sendi temporo-mandibular terbatas
- Gerak vert servikal terbatas
EKSTUBASI
pencabutan pipa trakea
Rongga mulut, laring, faring dibersihakan
Bisa dilakukan pada anest ringan atau pasien sudah benar-
benar sadar
MESIN & ALAT ANESTESIA
Mesin anest (mesin gas) :
alat utk menyalurkan gas (campuran gas) anestetika
 rangkaian sirkuit anest  pasien  buang
Komponan dasar :
1. Sumber O2,N2O dan udara tekan
2. Alat pantau tekanan gas
3. Katup penurun tekanan gas
4. Meter aliran gas
5. Penguap obat anestetika cair (Vaporizer)
6. Lubang keluar campuran gas
7. Kendali oksigen darurat (Oksigen flush contorl)
SIRKUIT ANESTESIA
- penghantar uap anetetika/O2 dari mesin ke pasien
- pembuang CO2 ----- - dorong dg aliran gas segar
- isap dg kapur soda / baralime
Komponen sirkuit anestesia :
1. Sungkup muka,sungkup laring atau pipa trakea
2. Katup ekspirasi
3. Pipa ombak, pipa cadang
4. Kantong cadang
5. Tempat masuk campuran gas anestetika dan O2

VENTILATOR MEKANIK
alat penghasil tekanan positif secara ritmik utk kem-
bangkan paru selama ventilasi artifisial
Perlengkapan :
- Pengukur tekanan
- Pembatas tekanan
- Pengaman (alarm) tekanan tinggi dan rendah
- Pengukur volum paru (spirometer)
PELUMPUH OTOT ( blok neuro-muskular = muscle relaxant )
obat yg akibatkan otot lurik lumpuh
Bukan obat anestesia
Manfaat PO untuk anestesia umum :
- menghindari cidera pd laringoskopi & intubasi trakea
- ventilasi kendali
- pembedahan
- mengurangi pemakaian obat anestesia --- hanya utk
hipnosia ringan saja
Kelumpuhan otot lurik : - pelumpuh otot
- mendalamkan anestesia umum
- blokade saraf pada analg regional
Trias anestesia
Tempat kerja pd sambungan saraf otot (sambungan ujung
saraf dg otot lurik)
FISIOLOGI KONTRAKSI OTOT
Hubungan saraf otot (neuromuscular junction / sinap) :
Serat saraf motorik === celah sinap === serat otot motorik
Membran presinap mengeluarkan neurotransmitar asetilkolin
(ask)
Ask disintesa dan disimpan di ujung saraf motorik
Ask disimpan di vesikel ujung saraf motorik
Peningkatan jumlah ask ---- pelepasan ask dari vesikel
Membran pascasinap ---- mengandung reseptor ask
Bila terjadi aksi potensial di saraf --- ask dilepaskan dari vesikel
yg pecah pada membran presinap ---- ask menyeberang mela-
lui celah sinap ---- menempati reseptor ask di membran pasca-
sinap ---- perubahan permeabilitas membran ---- keluar masuk-
nya K+ dan Na+ melalui membran ---- perubahan aksi potensial
pada akhir saraf ---- depolarisasi membran otot ---- aksi poten-
sial nyebar ke seluruhmembran otot ---- KONTRAKSI OTOT
Ask cepat dihidrolisis oleh ensim asetilkolinesterase yg berada
dI celah sinap --- kembali ke keadaan semula ---- RELAKSASI
OTOT

Obat pelumpuh otot ---- - gol. depolarisasi


- gol. nondepolarisasi

PO DEPOLARISASI : Suksinil-kolin, dekametonium


Cara kerja :
Seperti ask ---- menempati reseptor ask
Tidak seperti ask ---- tidak dihidrolisis oleh kolinesterase (di
celah saraf otot) --- kerja di celah sinap lama --- depolarisasi
terus menerus membran pascasinap (fasikulasi otot,disusul
relaksasi)
PO NONDEPOLARISASI : pankuronium,atrakurium,alkuronium
Cara kerja :
Seperti ask ---- menempati reseptor ask pascasinap
Tidak seperti ask ---- tidak ada perubahan permeabilitas mem-
bran pascasinap
Beberapa reseptor bisa ditempati ask ---- terjadi kompetisi
antara po nondepol dg ask (inhibitor kompetitif)
Ask dg po nondepol bersifat antagonis
Pemberian ask ---- penurunan efek blokade po nondepol
Pemberian obat penghambat asetilkolinesterase (neostigmin)
---- meningkatkan jumlah ask ---- ask yg menempati reseptor
Bertambah ---- aktifitas otot meningkat
PERBEDAAN PO DEPOL & NONDPOL :
- Cara kerja ---- - Depol : depolarisasi
- Nondepol : inhibitor kompetisi
- Mula & durasi kerja ---- - Depol : lebih cepat
- Nondepol : lebih lama

PENAWAR PELUMPUH OTOT


Bekerja pd sinap
Mencegah bekerjanya asetilkolin-esterase ---- ask mening-
kat ---- efek po nondepol turun
Yg sering dipakai : neostigmin
PEMANTAUAN SELAMA ANESTESIA & ANALGESIA
Memantau (monitoring)
- memperhatikan (to watch)
- mengawasi (to observe)
- memeriksa (to check)
Alat pantau
- manual
- elektronik, memberi peringatan/perintah (that-
which warns or instructs) ---- alarm,bila melewati

batas nilai noramal


Untuk keselamatan pasien
Terus menerus
Dg : - panca indra : melihat,meraba, mendengar
- alat (lebih teliti & obyektif)
Alat pantau ---- standar sampai lengkap, tergantung :
- kemampuan RS
- keadaan pasien (sehat/kelainan sistemik berat)

- jenis operasi (ringan/cepat, sedang, khusus ----


operasi jantung, otak, teknik hipotensi/hipotermi)
Alat pantau standar/minimal
- stetoskop prekordial/esofageal
- manset tekanan darah
- EKG
- oksimeter
- termometer
Lebih lengkap : kapnometer (pengukur PaCO2)
Yg dipantau : kedalaman anestesia, kv, resp, suhu tubuh
PEMANTAUAN KEDALAMAN ANESTESIA
Sesuai dengan depresi terhadap fungsi ssp
Perubahan : TD,N, nafas, pupil, refleks, gerak bola mata,
kesadaran, respon trauma bedah, relaksasi
otot

PEMANTAUAN KARDIOVASKULAR
- nadi ---- palpasi,auskultasi, alat elektronik
- tekanan darah & curah jantung
- jumlah perdarahan
- elektrokardiogram (EKG)
- produksi urin
NADI (frekuensi/menit)
- Palpasi arteri radialis, brakialis, femoralis, karotis -----
frekuensi, irama dan kekuatan
- Auskultasi dg stetoskop didada/ kateter melalui esofagus
- Alat elektronik ---- kontinyu
TEKANAN DARAH (mmHg/torr)
Manual (auskultasi/palpasi) / alat elekronik
Lebar manset : kira-kira 2/3 lebar jarak olekranon-akromion
Lebih 2/3 --- TD rendah, kurang 2/3 ---TD tinggi
Yg diukur : tek sistolik, tek diastolik, tek arteri rata2 (TAR)
TAR = Tek diastoloik + 1/3 (tek sistolik – tek diastolik)
+ 1/3 (tekanan nadi)
= 1/3 (tek sistolik + 2x tekanan diastolik)
TAR untuk mengukur perfusi jaringan
Pengukuran tek darah arteri langsung ---- kanulasi arteri
radialis, dorsalis pedis, karotis,femoralis
Pengkuran tek vena sentral ---- kanulasi vena jugularis int
& eks, subklavia, basilika, femoralis
Pengukuran curah jantung ---- kanulasi arteri pulmonalis
Bayi baru lahir kanulasi a/v umbilikalis
JUMLAH PERDARAHAN
- menimbang kasa sebelum & sesudah kena darah
- jumlah darah di botol pengukur perdarahan +
10-20%
EKG (elektrokardiogram)
Memantau frekuensi, irama, konduksi jantung
D/ henti jantung, aritmia, iskemia miokard,
PRODUKSI URIN
Untuk mengetahui keadaan sirkulasi ginjal
Produksi urin normal : 0,5-1,0 ml/kgBB/jam (ditampung-
kateter)---- dipengaruhi oleh :
- obat anestetika - hidrasi pasien
- tekanan darah - faal ginjal sendiri
- volume darah
PEMANTAUAN RESPIRASI
Tanpa alat ---- inspeksi (pd nafas spontan/kendali) :
- Jenis pernafasan (torakal/abdominal)
- Retraksi interkostal/supraklavikular
- Gerakan kantong cadang
- Warna bibir,ujung jari
Dg alat :
- Stetoskop ---- suara nafas
- Oksimetri denyut ---- - saturasi oksigen (SaO2)
- - frekuensi nadi
- - disritmia
- Kapnometri ---- kadar CO2 udara eks/insp
SUHU TUBUH
Obat anestetika ---- depresi pusat pengaturan suhu ----
tubuh mudah terpengaruh suhu sekitar / teknik anestesia
Pemantauan suhu tubuh hanya dilakukan pada :
- Operasi lama
- Bayi/anak kecil
- Pasien demam
- Teknik anestesia dg hipotermia buatan
PEMULIHAN ANESTESIA
Sesudah selesai operasi/anestesia-analgesia, pasien harus
dirawat di :
- kamar pulih / RR (recovery room)
- unit perawatan pasca anestesia-analgesia (UPPA)
- PACU (post anestesia/analgesia care unit)

Untuk dilakukan pemantauan :


- ssp - suhu tubuh
- respirasi - menggigil (shivering)
- kardiovaskular - peberian obat analgesia
- pencernaan - pencatatan rekam medis anestesia

- warna kulit - kapan pasien bisa dikembalikan-


- perdarahan ke ruangan perawatan
SSP :
Yang dinilai adalah :
- derajat kesadaran
- refleks pupil mata terhadap cahaya
- reaksi rangsang dengar
- nyeri. gelisah
- pernafasan
Terlambat pulihnya kesadaran, bisa disebabkan:
- Kelebihan dosis obat : premedikasi, anestetika,narkotika
- Hipoksia selama anestesia
- Pembedahan : syok/perdarahan banyak, emboli lemak
- Manifestasi penyakit : hipoglikemia
- Interaksi obat anestetika dg monoamin oksidase inhibitor
CIDERA SARAF TEPI (PERIFER)

E/ hambatan pengaliran darah ke saraf tersebut :


- Posisi pasien yg salah & lama ---- saraf tertekan/teregang
- Pemasangan torniket terlalu kuat/lama
Manset maks 50-7- mmHg, 3 jam
- Penyuntikan obat tertentu sekitar saraf ---- ok rangs kimia/
cidera langsung
- Hipotensi lama ---- iskemia saraf

T/ - pencegahan selama anestesia ---- hindari penyebab


- fisioterapi
RESPIRASI
- jalan nafas (air way) ---- - suara --- sumbatan
- gerakan dinding dada
- pernafasan ---- - kedalamannya (adekuat/tidak)
- frekuensi
Sumbatan jalan nafas parsial/total
E/ - lidah jatuh menutup faring ---- ps belum sadar betul
- udema laring ---- ok kesulitan intubasi trakea
- spame laring ---- ok rangs benda asing : darah, sekret,
munyahan, gigi palsu yg lepas
T/ - manuver tripel
- pasang (naso/oro)faring/sungkup laring ---- O2 100%
- bersihkan jalan nafas
- udema/spasme laring ---- - kortikosteroid
- ( + pelumpuh otot )
Hipoventilasi ---- nafas lambat & dangkal
Pasien : - sianosis
- PaCO2 > 45 mmHg (hiperkarbia/kapnia)
- Saturasi O2 turun (SaO2 < 90% / hipoksemia)
E/ - nafas lambat ---- ok opioid, T/ nalokson
- nafas dangkal ---- ok pelumpuh otot. T/ neostigmin

- asidosis
Hipoventilasi ---- - hipertensi ----- depresi sirk ---- henti jantung
- takikardia

KARDIOVASKULAR
- tekanan darah
- nadi
- akral hangat/dingin (perfusi jaringan)
Gangguan kv ---- hipertensi, hipotensi, disritmia
Hipertensi ---- E/ :
- nyeri ok pembedahan
- iritasi pipa trakea
- cairan infus berlebihan
- buli2 penuh
- aktifitas simpatis naik, ok hipoksia. hiperkapnia, asidosis
- obat : adrenalin, ketamin, ergometrin
- pasien dg hipertensi tanpa terapi, preeklamsia

Hipertensi berat ---- kebut O2 miokard naik --- kerja jant berat
- iskemia (infark) miokard, disritmia
- gagal ventrikel kiri
- udema paru
- perdarahan otak
T/ - hilangkan penyebab
- analgetika opioid : petidin10-25mg iv, morfin 2-3 mg iv
- anti hipertensi : klonidin, nitroprusid 0,5-1,0 µg/kgBB/menit
Hipotensi ---- TD sistolik < 70mmHg
E/ - hipovolemia (---- isian balik vena menurun) , ok :
- perdarahan ---- > 15% volume darah
- terapi cairan kurang adekuat
- hilangnya cairan ke rongga ketiga
- diuresis yg belum diganti
- kontraksi miokardium kurang kuat
- penurunan tahanan vaskular perifer (spinal/epid tinggi)
- reaksi hipersensitivitas
Hipotensi ---- hipoperfusi organ vital ---- hipoksemia –--
kerusakan jaringan
Tanda hipoperfusi jaringan : akral teraba dingin
T/ hipotensi : ---- hilangkan penyebab
- O2 100%
- infus kristaloid (ringer laktat / asering) 300-500 ml
- transfusi darah –-- perdrhan > 20% vol drh (Hb < 9 g%)
anak : perdrhan > 10% vol drh (vol drh 80 ml/kgBB)
E/ disritmia : - hipokalemia - hiperkapnia
- asidosis/alkalosis - ps sakit jantung
- hipoksia - obat : adrenalin, atropin
T/ disritmia : hilangkan penyebab

PENCERNAAN
Mual/muntah harus diatasi untuk mencegah terjadinya
regurgitasi/aspirasi T/ - antikolinergik atropin 0,5 mg
E/ - opioid - antihistamin prometazin 50 mg
- bedah intra abdomen - fenotiazin : klorpromazin 25 mg
- hipotensi - buterofenon : DBP 5 mg
- metoclopramide : primperan
WARNA KULIT
- pucat ---------- ok perdarahan
- sianotik ------- ok hipoksia
PERDARAHAN : tergantung jenis operasi yg dilakukan
Transfusi darah, bila perdrhan > 20% vol drh / Hb < 9 g% (dws),
pd anak : perdarahan > 10% vol darah (vol drh 80 ml/kgBB)

PENGUKURAN SUHU TUBUH


Menggigil (shivering) : - hipotermia/hipertermia
- obat anestetika
E/ hipotermia : - suhu ruang operasi dingin
- suhu ruang pulih dingin
- cairan infus dingin
- cairan irigasi dingin
- bedah abdomen yg luas & lama
E/ hipertermia ---- obat anestetika
T/ shivering :
- O2
- selimut / lampu penghangat
- cairan infus dihangatkan
- petidin 10-25 mg iv, klorpromazin 5mg iv

Hipertermia maligna
------ krisis hipermetabolik, dimana suhu tubuh naik > 2 derajat
Celcius dalam satu jam
E/ :
- Herediter : defek (cacat) pd ikatan kalsium dlm retikulum sarko-
plasma otot/jantung.
Stimulus (trigger) tertentu ---- Ca+ keluar ---- masuk dlm sito-
plasma ---- kontraksi miofibril hebat ---- penumpukan asam
laktat & CO2 ---- - kebutuhan O2 naik
- asidosis metabolik
- pembentukan panas
T/ hipertermia maligna
- O2 100%
- Seluruh tubuh kompres es/alkohol
- Lambung dibilas dg NaCl fisiologis dingin
- Pemeriksaan gas darah segera
- Koreksi asidosos dg Na bikarbonat
- Kortikosteroid dosis tinggi
- Obat spesifik : dantrolen 1-2 mg/kgBB, ulang tiap 5-10 menit,
maksimum 10 mg/kgBB
NYERI PASCA BEDAH: ringan sampai berat
Dicegah dg penambahan opioid pd analgesia regional :
- morfin 0,05-0,10 mg ---- ke ruang subaraknoid
- morfin 2-5 mg ---- ke ruang epidural
 bebas nyeri 10-16 jam pasca bedah
(petidin & fentanil jarang dipakai utk subaraknoid/epid
karena efek hanya 3-6 jam)

T/ nyeri ringan/sedang pasca bedah :


Analgetika NSAD (nonsteroid antiinflamatory drugs) / AINS
(anti inflamasi non steroid) ---- ketorolak 10-30 mg iv/im
T/ nyeri berat pasca bedah
Opioid bolus, dilanjutkan titrasi
- petidin, bolus iv 0,5-1 mg/kgBB, titrasi 2-3 mg/kgBB/24 jam
- morfin, bolus iv 10-50 µg/kbBB, titrasi 15-200 µg/kgBB/jam
- fentanil, bolus iv 0,5-2 µg/kgBB, titrasi 0,25-0,5µg/kgBB/men

GELISAH
E/ - nyeri - asidosis
- hipoksia - buli2 penuh
- hipotensi

T/ - hilangkan penyebab
- midazolam 0,05-0,10 mg/kgBB
HIPERSENSITIF
Reaksi abnormal thd obat,karena terbentuknya mediator
kimia endogen (histamin, serotonin dll)
S/ - kulit kemerahan, urtikaria
- muka sembab
- sakit perut, mual, muntah
- vasodilatasi, nadi kecil/tak teraba, sampai henti jantung
- spasme bronkus

T/ - cairan infus kristaloid dipercepat


- steroid, aminofilin, vasopressor
- henti jantung ---- RJP
NILAI PULIH ANESTESIA/ANALGESIA
====> “Nilai Pulih Aldrette” :
Parameter 2 1 0
Kesadaran sadar penuh bangun bila- tidak dapat-
dipanggil dibangunkan

Warna kulit normal pucat sianotik


Respirasi nafas dalam nafas dangkal apneu/
batuk kuat sesak nafas obstruksi
Aktivitas 4 angg. gerak 2 angg. gerak tdk ada-
dpt digerakkan dpt digerakkan pergerakkan
Tek. darah berubah < 20 berubah 20-30 berubah>30
mmHg prabedah mmHg prabedah mmHg prabedah

Kriteria pindah dari ruang pulih, jika nilai 9 atau 10


TERAPI CAIRAN PADA PEMBEDAHAN
Sebagian besar (60%) tubuh kita terdiri dari air
Cairan tubuh (air & zat-zat yg terlarut di dalamnya) berfungsi :
- pengangkutan zat2 makanan ke semua sel tubuh
- pengeluaran bahan sisa dari dalam tubuh, melalui : urin,
tinja, keringat & uapair pernafasan

Jumlah cairan yg masuk & keluar dlm 24 jam relatif sama.


Masuk : Keluar:
- Minuman -------- 800-1700ml - Urin ----------- 600-1600 ml
- Makanan -------- 500-1000 ml - Tinja ------------ 50-200 ml
- Hasil oksidasi –-200-300 ml - Keringat/ ---- 850-1200 ml
paru (iwl)
Zat-zat yg terlarut dlm cairan tubuh : elektrolit, karbohidrat (BM
kecil), protein (BM besar), lemak, vitamin dll.
Elektrolit yg penting : - intraselular --------K+, Mg+, PO4-
- ekstraselular ---- Na+, Cl-
Satuan utk elektrolit cairan tubuh : miliekivalen/liter (mEq/L)
mg% x 10 x valensi
berat atom / berat molekul

Total 60% ------ - 40% c.inraselular


(Pria dws) - 20% c.ekstraselular ----- - 5% plasma darah
- 15% c.interstitial
Plasma = darah – sel2 darah (eritrosit,lekosit, trombosit)
Serum = plasma – faktor2 pembekuan (fibrinogen, protrombin)
Hematrokit (%) = volume eritrosit / volume darah
Cairan interstitial ( = transelular/antar sel ) : cairan serebrospi-
nal, persendian, peritoneum dll
Tubuh :
- Zat cair : air, elektrolit dll --------------------------- 75 -- 60%
- Zat padat : protein, lemak, karbohidrat dll ------ 25 – 40%
Komposisinya tgt : umur, jenis kelamin, jumlah lemak tubuh
Cairan tubuh : - baru lahir (neonatus) : 75%
- usia 1 bulan : 65%
- dewasa pria : 60%
- dewasa wanita : 50%
Kebutuhan air & elektrolit basal per 24 jam :
Dewasa Anak/bayi
Air 30-35ml/kg 0-10 kg ---- 100 ml/kg
naik suhu 1°C 10-20 kg ---- 1000 ml + 50 ml/kg ( > 10 kg )
+ 10-15% >20 kg ---- 1500 ml + 20 ml/kg ( > 20 kg )
Na+ 1,5 mEq/kg 2 mEq/kg
K+ 1,0 mEq/kg 2 mEq/kg

Contoh :
Pasien anak berat 14 kg, kebutuhan cairan basal :
1000 ml + 200 ml = 1200 ml/24 jam = 50 ml/jam
Pasien anak berat 25 kg, kebutuhan cairan basal :
1500 ml + 100 ml = 1600 ml/24 jam = 67 ml/jam
Cara lain perhitungan kebutuhan cairan basal bayi/anak per jam :
- 4 ml/kgBB/jam utk BB 10 kg pertama
- 40 ml + 2 ml/kgBB/jam tambahkan utk BB 10—20 kg
- 60 ml + 1 ml/kgBB/jam tambahkan utk BB > 20 kg

Contoh :
Pasien anak berat 14 kg, kebutuhan cairan basal :
40 ml + 8 ml = 48 ml/jam
Pasien anak berat 25 kg, kebutuhan cairan basal :
60 + 5 ml = 65 ml/jam
TATA LAKSANA
Terapi cairan : tindakan utk mengganti kekurangan cairan &
memelihara kebutuhan cairan, perianestesia (pra/selama/pasca-
anestesia)
PRA ANESTESIA
Akibat pemasukan yg kurang atau penyakit penyerta :
- puasa
- muntah
- masuknya cairan ke rongga ketiga (ekstraselular) :
- peritonitis
- obstruksi ileus
====== > gangguan air & elektrolit
D/ defisit cairan ekstrasesular : - derajat dehidrasi
- ↑ nilai hematrokit
DEHIDRASI : Ringan Sedang Berat
- Dewasa : 4% BB 6% BB 8% BB
- Anak/bayi : 5% BB 10% BB 15% BB
S/ klinis dehidrasi DEWASA

Ringan Sedang Berat


KU baik gelisah letargik
c.m lemah tidak sadar
Mata normal cekung sangat cekung
Air mata ada kering kering sekali
Mulut/lidah lembab kering sangat kering/pecah2
Rasa haus minum normal kehausan tidak bisa minum
Turgor kulit baik jelek sangat jelek
Nadi normal cepat cepat & isi kecil
Tek. darah normal turun turun sekali
Diuresis normal oliguri anuria
S/ klinis dehidrasi BAYI / ANAK :

Ringan Sedang Berat


KU kehausan sangat tampak
kehausan sakit berat
Kulit/mukosa kering
Turgor/elasti-
sitas kulit turun s/d
Ubun2/mata cekung sangat cekung
oliguria oliguria berat Syok
hipotensia
takikardia
HEMATOKRIT
Selain dehidrasi, defisit cairan ekstraselular ---- hemokonsentrasi
---- Ht ↑
Defisit ini dapat diganti dg cara 1 jam pertama 40 ml/kgBB,
selanjutnya pemberian diturunkan sesuai dg keadaan kardiovas-
kular ---- defisit diatasi dalam 4-6 jam (rehidrasi)
Defisit cairan ini dapat diatasi dg pemberian :
- cairan plasma/koloid
- kristaloid (ringer laktat / asering)
Tanda2 rehidrasi : - keadaan umum
- kardiovaskular
- produksi urin 0,5-1 ml/kgBB/jam
DURANTE ANESTESIA / BEDAH
Defisit cairan selama anestesia/bedah disebabkan :
- kekurangan cairan pra anestesia ---- ok puasa
- kebutuhan utk pemeliharaan
- ↑ insensible loss ---- ok - suhu rgg operasi tinggi
- hiperventilasi
- translokasi cairan pd daerah operasi ke rgg interstisial/
ketiga ---- tergantung besar/kecilnya pembedahan
- terjadinya perdarahan
Puasa : ----- - 0,5 nya diberikan pd 1 jam pertama
- 0,25 nya pd jam kedua
- 0,25 nya pd jam ketiga
Translokasi cairan ----- tgt besar kecilnya pembedahan :
- kecil ---------- 2-4 ml/kgBB/jam (bedah plastik)
- sedang ------ 4-6 ml/kgBB/jam (bedah tungkai, apendektomi)
- besar -------- 6-8 ml/kgBB/jam (reseksi usus, mastektomi radikal)
Ciran yg diberikan : elektrolit/kristaloid ---- > ringer laktat (asering)
- ringer laktat : metab, di hati lambat (100 mEq/jam)
- asering (asetat ringar) : metab. di otot cepat (400mEq/jam)
Cairan tanpa elektrolit (dekst 5%,10%) tidak berguna pd hipovole-
mia, ok cepat keluar dari sirkulai dan mengisi rgg interselular

Kecepatan/jumlah pemberian cairan, sampai dg :


- kardiovaskular stabil
- produksi urin 0,5-1 ml/kgBB/jam
Perdarahan selama anest/pembedahan :
Bila < 10%BB (bayi/anak) atau < 20%BB (dws) : kristaloid
Bila > 10%BB (bayi/anak) atau > 20%BB (dws) : koloid/darah
Koloid/plasma ekspander iv ---- dapat bertahan lama di sirkulasi

Volume darah : - bayi/anak ------------ 80 ml/kgBB


- dewasa pria -------- 75 ml/kgBB
- dewasa wanita ---- 65 ml/kgBB

PASCA ANESTESIA/PEMBEDAHAN
Bila pasien boleh/dapat minum ---- segera diberi per oral
Bila belum/tidak dapat minum ---- parenteral diteruskan ---- jumlah
disesuaikan dg keluar (insensible loss + urin)
TEKNIK PEMASANGAN INFUS
Lokasi vena untuk pemasangan jarum infus pd dewasa, prioritas :
- lengan ----> tungkai
- kiri ----> kanan
- distal ----> prosimal
Pada bayi/anak : - punggung kaki
- depan mata kaki medial (maleolus medialis)
- kepala
Pada neonatus : vena umbilikalis
Bahaya terapi cairan : - infeksi
- iritasi pembuluh darah
- kelebihan pemberian
Pencegahan komplikasi :
- Pemakaian jarum anti karat (kateter plastik anti trombogenik)
- Pemakaian lama :
- diganti tiap 3 hari, utk mencegah : - infeksi
- macetnya
tetesan
- pemakaian kateter besar & panjang yg ujungnya dekat
v.cava/atrium ( tusukan jarum melalui v.femoralis /
kubiti / subklavia/ jugularis int /jugulais eks )
TRANSFUSI DARAH
Penilaian perdarahan selama pembedahan : - jumlah
- kecepatan
- lama
Pengukuran banyaknya perdarahan ;
- mengukur jumlah darah dlm alat pengisap
- + 25% (kasa, kain penutup pasien, baju operator/asisten)

Pada dewasa dg perdarahan sampai 20% (bayi/anak sampai10%)


masih bisa diganti dg koloid dg jumlah yg sama, atau kristaloid
(ringer laktat, asering) sebanyak 3-4 X jumlah perdarahan

Perdarahan pada : - dewasa > 20% ( Hb ≤ 9 g% ), atau


- bayi/anak >10% (bayi/anak)
===== > perlu transfusi
NORMAL
Wanita Pria
Hb (g%) 12-14 14-16
Ht (%) 40-48 42-50

Volume darah : - bayi/anak ---------- 80 ml/kgBB


- dewasa pria ------ 75 ml/kgBB
- dewasa wanita --- 65 ml/kgBB

Perdarahan . - hipovolemia (penurunan vol. intravask)


- penurunan Hb/Ht
- ↓ kapasitas pengangkutan O2

- gangguan kardiovaskular
- gangguan faktor pembekuan
- penyembuhan luka yg lambat
Sistem penggolongan darah :
1. Sistem ABO ----- - A (anti B) ---------------- 45%
- O (anti A & anti B) ----- 43%
- B (anti A) ----------------- 8%
- AB (anti --) ----------------- 4%
2. Sistem Rhesus ----- - Rh + --------- 85%
- Rh -- --------- 15%

DARAH : - darah segar ---- darah yg dipakai < 48 jam


- darah simpan ---- - baru : < 6 hari
- biasa : > 6 hari
Darah segar mempunyai komponen darah yg lengkap.
Utk penyediaan biasanya darah simpan
- Donor = pemberi.
- Resepien = penerima
Darah donor, harus :
- bebas dari penyakit yg bisa ditularkan ke resipien :
- hepatitis B / C
- malaria
- HIV - AIDS
- HTLV (human T-cell lymphotropic)
- disimpan di tempat dg suhu ± 4°C (1°-6°C), agar tidak membe-

ku. Bila membeku ---- hemolisis & reaksi transfusi hebat.


- diberi pengawet, agar tidak rusak.

BAHAN PENGAWET ---- campuran :


- sitrat ---- utk ikat Ca, agar tidak terjadi pembekuan
- fosfat ---- sbg buffer (penyangga)
- dekstrosa ---- sumber energi sel darah merah
- adenin ---- - membantu resintesa adenosin trifosfat
- menjaga agar 2,3 DPG tidak cepat rusak
Contoh pengawet darah yg sering digunakan :
- ACD (acid citrate dextrose)
- CPD (citrate phosphate dextrose)
- CPDA (citrate phosphate dextrose adenine)
Tujuan transfusi darah :
- ↑ Hb ---- ↑ kapasitas pengangkutan O2 ---- percepat penyem-
buhan luka pembedahan
- ↑ volum intravaskular
Indikasi transfusi darah :
- Perdarahan ≥ 20% (dewasa) atau ≥ 10% (bay/anak)
- Hb ≤ 9 g% atau Ht ≤ 30%
Perdarahan masif : perdarahan > 1/3 volum darah dalam waktu
< 30 menit
Transfusi darah masif, definisi bbrp versi :
- Transfusi darah > 50% volum darah dlm waktu singkat
- Transfusi darah 1-2 X volum darah dlm waktu > 24 jam

Transfusi darah autologus :


- Transfusi dengan darah pasien sendiri
- Darah pasien diambil 3 hari sebelum transfusi.
Disimpan dulu 3 hari, untuk penyesuaian volume plasma

Beberapa jenis darah/komponen untuk transfusi :


1. Darah lengkap (whole blood) :
- Satu unit (kantung) berisi 450-540 ml.
- Untuk menaikkan Hb 1g/dl atau Ht 3–5% diperlukan
darah lengkap 8 ml/kgBB.
- Indikasi : - perdarahan akut - syok hipovolemik
- perdarahan > 1.500 ml - pembedahan mayor
2. Packed red cell (eritrosit konsentrasi)
- Satu unit (kantung) berisi 240-340 ml
- Untuk menaikkan Hb 1g/dl atau Ht 3-5%, diperlukan packed
cell 4 ml/kgBB
- Indikasi : - perdarahan lambat
- anemia
- penyakit jantung
3. Plasma biasa dan plasma beku segar (PBS, FFP = fresh-
frozen plasma)
- Satu unit (kantung) berisi 200 ml.
- Mengendapkan darah lengkap selama 72 jam.
- Plasma biasa mengandung semua faktor pembekuan, kecuali
faktor V dan faktor VIII. Sedang plasma beku segar, faktor V
dan faktor VIII masih aktif.
- indikasi :
a. setelah transfusi darah masif
Transfusi darah masif ----- defisiensi faktor koagulasi ----
setiap pemberian 4-6 unit darah simpan, diberikan 1unit
PBS
b. setelah terapi warfarin
c. koagulopatia pada penyakit hepar

3. Trombosit.
- Konsentrat dari darah donor dengan sentrifugasi
- Diberikan setelah 12 jam pengambilan
Cara pemberian transfusi darah :
- Sebelum diberikan, unit darah yg masih dingin harus
dihangatkan dulu, untuk mencegah terjadinya hipotermia ----
henti jantung. Bila dihangatkan dg air panas harus < 40°C,
kalau > 40°C eritrosit akan rusak.
- Sebelum dan sesudah transfusi, diberikan larutan NaCl 0,9%
karena merupakan larutan yg isotonik dg plasma.
Bila dipakai larutan yg hipotonik, eritrosit akan bengkak bah-
kan bisa lisis. Larutan yg mengandung Ca++ akan menyebab-
kan pembekuan.
- Pada pemberian 100 ml transfusi darah ---- pantau ketat terja-
dinya reaksi transfusi.
Komplikasi transfusi darah :
1. Reaksi hemolitik ---- - intravaskular
- ekstravaskular
E/ destruksi eritrosit donor oleh antibodi resipien atau sebaliknya

S/ pada pasien sadar :


- mual - menggigil
- demam - nyeri dada/panggul
S/ pada pasien dilakukan anestesia :
- demam - perdarahan merembes pada
- takikardia dg E/ tak jelas tempat pembedahan
- hipotensi - spasme bronkus
- syok - Hb-uria, ikterus
2. Infeksi : - virus : ------ hepatitis, HIV-AIDS, CMV
- bakteri : ---- stafilokok, yesteria, citrobakter
- parasit : ---- malaria

3. Lain-lain :
- demam - purpura
- urtikaria - intoksikasi sitrat
- anafilaksis - hiperkalemia
- edema paru non-kardial - asidosis

T/ reaksi transfusi :
- Stop transfusi
- Naikkan tekanan darah : - kristaloid - vasokontriktor
- koloid - inotropik
- Oksigen 100%
- Antihistamin
- Steroid dosis tinggi
- Periksa analisis gas dan pH darah ---- gangguan asam basa
- Periksa elektrolit darah (Ca++, K+) ---- -
- hipokalsemia ok Ca diikat pengawet sitrat
- hiperkalemia ok darah simpan K+ >>
- Jika perlu dilakukan “exchange transfusion”
RESUSITASI JANTUNG PARU (OTAK)
Jantung, paru dan otak ----- organ paling vital untuk kehidupan.
Gangguan fungsi / tidak berfungsi ---- kematian :
1. Wajar/normal
- ok penyakit (akut/kronik) yg berat, usia lanjut
- bertahap : nadi/denyut jantung berhenti --- kematian

jaringan lain
- tidak perlu resusitasi (tidak bermanfaat)
2. Mendadak
- ok jantung/pernafasan berhenti mendadak (cardiac
/repiratory arrest) ---- ↓ kesadaran
- medadak
- resusitasi sangat diperlukan
RJP (RJPO) : - 3 fase (tahap)
- 9 langkah : A-B-C-D-E-F-G-H-I
1. Bantuan hidup dasar (basic life support) : ABC
2. Bantuan hidup lanjut (advanced life support) : DEF
3. Bantuan hidup jangka panjang (prolonged life support) : GHI

Fase 1. Bantuan hidup dasar (basic life support) : ABC


==== > Untuk oksigenasi darurat
A = airway control (penguasaan jalan nafas)
- patensi (tidak adanya sumbatan) jalan nafas
B = breathing support (bantuan nafas) :
- bantuan pernafasan
- oksigenasi paru
C = circulatory support :
- pengenalan ada tidaknya denyut nadi
- pengadaan sirkulasi buatan dg kompresi jantung luar
- penghentian perdarahan
Fase 2. Bantuan hidup lanjut (advanced life support) ---- DEF
==== > Untuk memulai sirkulasi spontan
D = drugs and fluid intravenous infusion :
- pemberian obat dan cairan tanpa menunggu hasil EKG
E = electrocardiography
F = fibrillation treatment :
- pengembalian sirkulasi spontan dg alat defibrillator
(syok listrik)

Fase 3. Bantuan hidup jangka panjang (prolonged life support)


---- GHI
==== > Pengelolaan intensif pasca resusitasi
G = gauging
- menentukan/memberi terapi
- menilai sampai sejauh mana pasien bisa diselamatkan
H = human mentation
- memulihkan fungsi otak dan kejiwaan (mental)
I = intensive care
- perawatan secara intensif

BANTUAN HIDUP DASAR (basic life support)


( = resusitasi kardiopulmoner / resusitasi ABC)
Indikasi : - henti nafas (respiratory arrest)
- henti jantung (cardiac arrest)
- hilangnya kesadaran
HENTI NAFAS.
E/ henti nafas primer :
I. Sumbatan jalan nafas II. Depresi pernafasan
- benda asing (A). Sentral (B). Perifer
- aspirasi - obat-obatan - ob. pelumpuh otot
- lidah jatuh - intoksikasi - mistenia gravis
-radang glotis - PaO2 ↓ - poliomielitis
- PaCO2↑

- henti jantung
- tenggelam
- tumor otak
Henti nafas ---- jantung masih berdenyut ---- oksigenasi ke
otak masih cukup utk beberapa menit
HENTI JANTUNG
Henti jantung primer :
---- ketidak sanggupan curah jantung utk memenuhi kebutuhan
O2 ke otak/organ vital lainnya secara mendadak, dan dapat
kembali normal bila dilakukan tindakan yg cepat & adekuat.
E/ henti jantung :
1. penyakit kardiovaskular :
- peny. Jantung iskemik
- infark miokardial akut
- emboli paru
- fibrosis pd sistem konduksi (peny. Lenegre, sindr. Adam-
Stokes)
2. Kekurangan O2 akut : - sumbatan jalan nafas
- henti nafas
3. Kelebihan dosis obat :
- digitalis - antidepresan trisiklik
- adrenalin - propoksifen
- isoprenalin - quinidin
4. Gangguan asam-basa/elektrolit :
- asidosis - hiperkalsemia
- hiper/hipokalemia - hipomagnesia
5. Kecelakaan : syok listrik/petir, tenggelam
6. Refleks vagal : - peregangan sfingter ani
- penarikan bola mata
7. Anestesia dan pembedahan
8. Terapi & tindakan diagnostik medis
9. Syok : anafilaksis, neurogenik, hipovolemik, toksik
SS/ henti jantung :
- denyut nadi besar tidak teraba (dewasa : femoralis/karotis,
bayi : brakialis)
- pucat sampai kebiruan (sianosis)
- nafas berhenti / megap-megap (gasping)
- kesadaran ↓ s/d (–) (15 detik ses. henti jantung)
- terlihat seperti mati (death like appearance)
- pupil dilatasi, reaksi cahaya – (45 detik ses. henti jantung)
- EKG : - fibrilasi ventrikel (85%)
- asistol ventrikel (10%)
- disosiasi elektro-mekanis (5%) [Gb]

Akibat henti nafas/jantung ---- pengiriman oksigen menurun


---- iskemia otak/jaringan vital lainnya.
Ventilasi/sirkulasi buatan ---- oksigenasi darurat yg efektif ----
sel-sel otak/organ vital lain tidak rusak akibat kekurangan O2
Dilakukan sampai paru & jantung dapat menyediakan O2 dg
kekuatan sendiri secara normal.
Iskemia otak ≥ 4 menit pd suhu nomal ---- korteks serebri
rusak menetap, walaupun sesudah itu kita dapat membuat
jantung berdenyut kembali.
Terjadinya kerusakan otak pasca resusitasi, akibat terlambat-
mulai resusitasi.
Henti nafas/jantung dapat terjadi dimana saja, baik di dalam
atau diluar rumah sakit. Di dalam rumah sakit, apalagi di
dalam kamar bedah, penanganannya lebih mudah karena
peralatan & obat-obatan yg cukup memadai.
Di luar rumah sakit, tindakan resusitasi dilakukan tanpa alat
atau dg alat yg sederhana.
Resusitasi harus dilakukan dg cepat ( < 4 menit ) & benar.
Dimulai dg penentuan : - tidak ada respons
- tidak ada nafas
- tidak ada nadi
[Gb]
Apabila mendapatkan seseorang yg tiba-tiba tidak sadar :
- tentukan tingkat kesadarannya :
---- tindakan guncang & teriak : - diguncang dg lembut
- dipanggil dg keras
- tanggapan (--) ---- posisi pasien terlentang
- BHD-ABC, sambil meminta bantuan
A = AIRWAY CONTROL :
====== > patensi jalan nafas (tidak ada sumbatan jalan nafas)
Pd ps tidak sadar & posisi terlentang ---- sumbatan jalan nafas,
ok lidah jatuh menutupi dinding poterior faring.
T/ hilangkan sumbatan jalan nafas :
1. Ekstensi kepala & angkat leher
Satu tangan mengekstensikan kepala, tangan lain menyangga
bgn atas leher
2. Ekstensi kepala & angkat dagu [gb]
Kepala ekstensi, dagu angkat keatas
3. Ekstensi kepala & dorong mandibula
Kepala ekstensi, kedua sisi sudut mandibula didorong kedepan
Angkat dagu > efektif membuka jln nafas dp angkat leher
Pd fraktur tl leher ---- ekstensi kepala & dorong mandibula
Kalau di rongga mulut / faring ada lendir, cairan atau benda asing:
- Kepala dimiringkan ke satu sisi
- Mulut dibuka paksa
- Lidah & rahang dipegang satu tangan [gb]
- Jari telunjuk & tengah tangan lain dimasukkan ke dalam satu sisi
mulut ps ---- belakang faring ---- keluar melalui sisi mulut lain ----
gerakan menyapu. Benda asing jangan masuk lebih kedalam
Bila gagal ---- gerak Heimlich : hentakan abdomen/dada (abdomi-
nal/chest thrust)
- Hentakan abdmen/dada 6-10 kali [gb]
- Buka mulut ---- sapuan jari
- Reposisi ps ---- ventilasi buatan
Bila gagal: - pasang pipa jln nafas : oro/nasofaringeal/endotrakea
- krikotirotomi (pungsi memb. krikotiroid dg jarum >>)
Bila sumbatan di bronkus ---- - sedot melalui pipa endotrakea

- bronkodilator
Apabila nafas spontan & adekuat (tidak sianosis) ---- posisi sisi-
mantap, utk mencegah aspirasi.
Posisi sisi mantap : [gb]
- Fleksi tingkai yg dekat penolong
- Lengan yg dekat penolong diluruskan & disisipkan dibawah
bokong
- Gulingkan pasien dg lembut kearah penolong
- Kepala ekstensi, muka lebih rendah
- Tangan atas ps di[etakkan dibawah pipi bawah, agar kepala
tetap ekstensi & mencegah ps berguling ke depan
- Lengan bawah yg ada di punggung, utk mencegah ps berguling
ke belakang
B = BREATHING SUPPORT.
====== > bantuan nafas.
Setelah tidak ada sumbatan pd jalan nafas ---- nilai ada tidak
pernafasan spontan : [gb]
- merasakan sentuhan udara dari mulut & hidung
- pergerakan nafas pd dada pasien
Bila tidak ada nafas spontan ---- nafas/ventilasi buatan :
- dengan mulut, ke : - mulut [gb]
- hidung
- mulut & hidung dg sungkup muka

- stoma trakeostomi
- dengan alat bantu pernafasan (resusitator)
Mulut ke mulut :
- Kepala ps ekstensi, agar mulut terbuka
- Penolong menarik nafas dalam-dalam
- Bibir penolong ditempelkkan ke bibir ps dg erat agar tidak bocor
- Tiupkan udara ekspirasi penolong, sambil lubang hidung ps di-
tutup dg memijit hidung ps dg jari-jari penolong
- Bila dada ps naik ---- udara mencapai paru-paru ps
- Bibir dilepaskan ---- pengeluaran udara pasif dari paru-paru ps
- Diulang secara teratur dan kontinyu sesuai irama pernafasan,
sampai ps bernafas spontan

Mulut ke hidung, via sungkup muka, stoma trakeotsomi


- Cara sama
- Pd mulut ke hidung, mulut ditutup dg nekan dagu kearah kranial
Dg alat bantu pernafasan (resusitator) :
Resusitator (Ambu, Laedar, Ohio) terdiri dari :
- kantung udara yg selalu mengembang sesudah dipijat
- masker
- ada lubang & konektor yg bisa disambungkan ke pipa O2
- Pasang pipa oro/nasofaringeal
- Masker ditempelkan di muka menutupi mulut & hidung dipegang
erat oleh ibu jari & telunjuk tangan kiri
- Jari tengah, manis, kelingking tangan kiri penolong ditempatkan
dibawah rahang & dagu ---- rahang ditarik ke kranial
- Kantung udara dipijat dg tangan kanan ---- lihat pengembangan
dada
- Pijitan pd kantung udara dilepas ---- paru-paru ps mengeluarkan
udara pasif
Frekuensi & besarnya volum bantuan sesuai dg umur ps,dg
tenggang waktu antaranya sekitar 2 detik.
Bantuan nafas adekuat, bila pd saat :
- menghembuskan udara ---- dada naik (mengembang)
- dilepas ---- - dada turun (mengempis)
- terasa ada udara ekspirasi ps

C = CIRCULATORY SUPPORT
====== > bantuan sirkulasi
D/ henti jantung : - tidak sadar
- tidak teraba denyut nadi/arteri besar
(lihat SS/ henti jantung) [gb]
Pada pasien henti jantung ---- bantuan sirkulasi ---- pasien-
tidur terlentang pd alas yg datar & keras :
- pukulan pd sternum (precordial thump)
- kompresi jantung luar
Pukulan pd sternum :
Lokasi : bgn tengah separuh bawah tulang sternum
Dari ketinggian 20-30 cm (8-12 inci)
- menghentikan fibrilasi ventrikel
- merangsang jantung yg berhenti utk berdenyut kembali

Kompresi jantung (masase jantung) luar : [gb]


Posisi penolong berada di samping dan menghadap pasien.
Bila ps di atas tempat tidur, penolong berdiri. Bila di lantai,
penolong berlutut.
Dada depan dalam keadaan terbuka (telanjang)
Penolong membungkukkan badan hampir tegak lurus (antara
tungkai & badan).
Satu tangan penolong diletakkan di seperempat bawah ster-
num (± 2 jari cranial sambungan sifosternum).
Tangan yg lain diletakkan di atas tangan pertama.
Penekanan dilakukan dg pangkal telapak tangan, kedua tela-
pak tangan saling bertindihan, jari-jari direntangkan lurus &
tidak menyentuh dinding dada, lengan lurus, kedua bahu pe-
nolong tepat di atas sternum pasien.
Tekanan vertikal ke bawah 4-5 cm, laju 80-100 X/men
Kompresi <====> relaksasi.
Pada saat relaksasi, kedua tangan tidak boleh diangkat dari
dada pasien.
Bila penolong satu orang, setiap 15 kali kompresi jantung,
diikuti 2 kali nafas buatan (15:2).
Bila penolong 2 orang, penolong pertama kompresi jantung
5 kali, diikuti penolong kedua nafas buatan 1 kali (5:1)

Kompresi jantung :
- harus dilakukan secara halus & berirama
- menghasilkan tekanan sistolik 100 mmHg & TAR 40 mmHg
pada arteri karotis
- tidak boleh terputus lebih dari 7 detik setiap kalinya, kecuali
pada : - intubasi endotrakea
- transportasi (naik/turun tangga)
==== > bisa sampai 15 detik
Sesudah 4 daur kompresi ventilasi ---- evaluasi
Periksa denyut nadi karotis :
- (--) ---- RJP dilanjutkan.
- (+) ---- periksa pernafasan :
- (+) ---- pemantauan ketat denyut nadi & pernafasan.
- (--) ---- nafas buatan 12 X/men, pantau nadi & nafas
TEKNIK BHD PADA BAYI & ANAK.
Beberapa hal yg perlu diperhatikan pd bayi & anak : [gb]
- Pada bayi, pukulan punggung dilakukan dg pangkal tangan di
antara 2 skapula, pasien telungkup, mengangkang pd lengan
penolong. Hentakan dada dilakukan pd posisi terlentang.
kepala terletak dibawah melintang pd paha penolong.
- Pd anak, pukulan punggung dilakukan dg posisi ps telungkup
melintang di atas paha penolong, kepala lebih rendah dari
badan.
Hentakan dada ---- terlentang di lantai/tempat tidur
- Kepala harus netral, tidak boleh ekstensi berlebihan.
Ekstensi kepala berlebihan ---- sumbatan jln nafas.
- Terbaik ventilasi mulut ke mulut & hidung (penyesuaian besar
mulut penolong), dari pada mulut kemulut atau mulut ke
hidung
- Volum ventilasi lebih kecil & frekuensi lebih tinggi
- Kompresi jantung dilakukan dg menggunakan 2 jari tangan
(pd bayi), pangkal telapak tangan (pd anak).
Lokasi kompresi : 1 jari dibawah titik potong antara garis papil-
la mammae dg garis median sternum (karena jantung terletak
sedikit Lebih tinggi dp dewasa).
Kompresi jantung minimal 100 X/men (bayi), 80 X/men (anak).
- Pembandingan kompresi thd ventilasi selalu 5 : 1
RJPO dihentikan, bila : - sesudah 30 menit belum berhasil
- penolong kelelahan
Fase 2. Bantuan hidup lanjut (advanced life support) : DEF
==== > - memperbaiki ventilasi & sirkulasi.
- D/ & T/ gangguan irama jantung
- perlu peralatan khusus & obat-obatan
- pemasangan pipa endotrakea & jalur intravena

D = DRUGS AND FLUIDS intravenous infusion


==== > pemberian obat-obatan dan cairan infus intravena
(tanpa menunggu hasil EKG)
Obat-obatan yg sering dipakai :
(1). Epinefrin (adrenalin) 0,01 - 0,1 - 0,5 – 1 mg/ml.
- Dosis : - dws ---- 0,5-1,0 mg
- anak --- 0,01 mg/kgBB
- Cara pemberian : - intravena
- intratrakeal (melalui pipa endotrakeal)

- intrakardial (oleh yg sudah terlatih)


- Adrenalin diencerkan 10X dg akuades
- Diulang tiap 5 menit dg dosis yag sama, sampai timbul
denyut jantung spontan atau mati jantung.
(2). Natrium bikarbonat
- Bila henti jantung lebih dari 2 menit.
- Cara pemberian intravena.
- Dosis awal 1 mEk/kgBB.
- Diulang tiap 10 menit dg dosis 0,5 mEk/kgBB, sampai timbul
denyut jantung spontan atau mati jantung.

E = ELECTROCARDIOGRAPHY
==== > gambar arus listrik jantung
- fibrilasi ventrikel ---- gelombang listrik(ampl/frek) tak teratur

- asistol ventrikel
- disosiasi elektro-mekanis ---- kompleks berbentuk aneh
F = FIBRILLATION TREATMENT (terapi fibrilasi / defibrilasi ).
==== > dg syok listrik (DC shock)
Syok listrik hanya utk fibrilasi ventrikel, bila sesudah kompresi
jantung luar, jantung masih belum berdenyut.
Utk asistol ventrikel / disosiasi elektro-mekanis, syok listrik tidak
bermanfaat.
Teknik defibrilasi :
Dg menggunakan alat DC shock / defibrilator, dg 2 elektroda
berbentuk pedal (paddle), menggunakan arus searah dg
tombol pengatur satuan tenaga Joule (Wsec).
Pedal I diletakkan di dada kanan, kaudal dari klavikula kanan,
pedal II di iga (kosta) kelima kiri, antara grs midklavikular
kiri & grs aksilar depan kiri. [gb]
Dosis awal : dws 200 J ; anak 100 J ; bayi 50 J ( 3 X )
Kompresi jantung luar/ventilasi = 5:1 ------ 10 X
Epinefrin intravena/intratrakeal
Kalau gagal ---- syok listrik (dws 360J, anak 200J, bayi 100J)
------ 3 X berturut-turut.
Fase 2 BHL-DEF ini berhasil bila diperoleh sirkulasi spontan
yg adekuat.

Fase 3. Bantuan hidup jangka panjang (prolonged life support) :


GHI ==== > pengelolaan intensif pasca resusitasi
G = gauging ---- - memberi terapi
- menilai sejauh mana fungsi bisa diselamatkan
H = human mentation ---- memulihkan fungsi otak & kejiwaan
I = intensive care ---- perawatan secara intensif
UNIT TERAPI INTENSIF (UTI)
= ICU (Intensive Care Unit)
UTI ==== > - Dewasa ---- > - ICU
- ICCU (Intensive Coronary Care-
Unit)
- Anak -------- > - PICU (Pediatric ICU)
- Bayi --------- > - NICU (Neonatal ICU)
Peran terbanyak dokter spesialis anestesiologi adalah di ICU.
Hal ini disebabkan karena :
- Keterampilan khusus tentang ventilator & resusitasi
- Mempunyai pengetahuan yg luas tentang kondisi medis &
pembedahan
- Komunikasi yag kontinyu dg disiplin ilmu lain
Indikasi pasien dirawat di UTI :
1. memerlukan pemakaian alat bantu untuk mempertahankan-
fungsi organ vital, misalnya : - ventilator
- dialisis ginjal
- pace maker
2. memerlukan pemantauan yg kontinyu : infark miokard
3. gangguan metabolik/elektrolit berat
4. memerlukan perawatan khusus & ketat :
- kesulitan pemasangan pipa trakea / trakeotomi
- pasien koma
GAGAL NAFAS AKUT (acute respiratory failure)
==== > kegagalan pertukaran gas dlm paru
S/ - PaO2 < 60 mmHg (hipoksemia)
- PaCO2 > 50 mmHg (hiperkarbia/hiperkapnia)
======= > salah satu / keduanya.
E/ & T/ gagal nafas akut ---- tgt. penyakit primernya.

Etiologi Terapi spesifik


(1). O t a k :
- stroke ----------------------------------- rawat intensif
- hematom subdural ------------------ pembedahan
- neoplasma ---------------------------- pembedahan
- epilepsi --------------------------------- anti konvulsi
- keracunan narkotika ---------------- nalokson
(2). P a r u :
- asma ----------------------------- bronkodilator, steroid
- infeksi paru --------------------- antibiotika
- edema paru -------------------- diuretika, morfin, ventilator
- pnemo / hematotorak -------- drainase paru
- benda asing -------------------- bronkoskopi
- ARDS (adult respiratory- --- ventilator
distress syndrome)
- aspirasi -------------------------- ventilator

(3). Kardiovaskular :
- renjatan, gagal jantung ------ obat-obatan, terapi cairan
- embolus paru ------------------ embolektomi
(4). Susunan nero-muskular :
- pelumpuh otot ------------------- penawar p.o., ventilator
- analgesia spinal tinggi -------- hidrasi, vasokonstr, ventilator
- miastenia gravis ---------------- neostigmin
- polineritis ------------------------- ventilator

(5). Dinding torak :


- luka tusuk torak ----------------- pembedahan
- ruptur diafragma ---------------- pembedahan

(6). Pascabedah :
- bedah torak, laparatomi tinggi ----------- ventilator
S/ klinis & pemeriksaan lab. pd gagal nafas akut :
KlinIs:
- perubahan pola nafas : dispne, takipne, bradipne, apne
- bernafas dg otot bantu pernafasan :
- m. sternokleidomast.
- retraksi supraklavikular, suprasternal, sela iga

Laboratotium : pemeriksaan AGD (analisis gas darah)


- PaO2 < 60 mmHg
- PaCO2 > 50 mmHg
Normal : PaO2 = 80-100 mmHg, PaCO2 = 35-45 mmHg

D/ kadang-kadang dapat ditegakkan dg S/ klinis saja, tanpa


menunggu hasil pemeriksaan analisis gas darah.
Penatalaksanaan & terapi gagal nafas akut :
I. Pengobatan nonspesifik ---- T/ thd gagal nafasnya
II. Pengobatan spesifik ---- T/ thd penyebabnya

(I). Pengobatan non spesifik : memperbaiki pertukaran gas


di dalam paru.
1. terapi oksigen ---- utk mengatasi hipoksemia.
2. perbaikan ventilasi ---- mengatasi hiperkarbia.
a. pembebasan jalan nafas
b. ventilasi bantu
c. ventilasi kendali
3. fisioterapi dada
(1). Terapi oksigen ---- utk mengatasi hipoksemia.
- ↑ konsentrasi fraksi oksigen (FiO2)
- ↓ konsumsi oksigen ---- - hipotermi sampai 34°C
- obat pelumpuh otot
Pemberian oksigen : - kateter nasal
- sungkup muka
- pipa endotrakeal
Ventilasi ---- bantu / kendali

(2). Perbaikan ventilasi ---- utk mengatasi hiperkarbia.


Hiperkarbia :
- akut ---- pH darah : asidosis respiratorik
Harus segera diatasi ---- dg ventilasi kendali
- kronik yg jadi akut kembali ---- pH darah : asidosis respira-
torik terkompensasi
(perubahan pH darah tidak begitu banyak, ok sudah terkom-
pensasi oleh ginjal)
Pada hiperkarbia kronik yg jadi akut ini, menurunkan PaCO2
harus bertahap (≤ 4 mmHg/jam), ok kalau terlalu cepat ----
alkalosis ---- hipokalemia ---- aritmia s/d henti jantung
a/. Pembebasan jalan nafas.
- manuver triple
- pipa orofaring, nasofaring, trakea
- krikotirotomi / trakeostomi
- T/ etiologi : benda asing, udem laring, spame bronkus, dll.
b/. Ventilasi bantu.
- mulut ke mulut / hidung
- sungkup muka berkantung
c/. Ventilasi kendali.
- pemasangan pipa endotrakea ---- hubungkan dg ventilator
- ventilasi sepenuhnya dikendalikan oleh ventilator
- agar ps tidak berontak & mengikuti irama ventilator, diberi :
- sedativa
- narkotika
- pelumpuh otot
(3). Fisioterapi dada.
- utk : - bersihkan jalan nafas dari sekret, sputum
- mencegah terjadinya gagal nafas
- diajari bernafas, batuk yg baik & efektif
- tepukan pd dada, punggung, vibrasi.
- kalau perlu diberi obat : mukolitik, bronkodilator.
(II). Pengobatan spesifik : terapi thd etiologinya.
- T/ utk masing-masing penyakit berlainan.
- perlu waktu utk persiapannya.
- contohnya : bronkoskopi, pembedahan dll. (lihat tabel)
ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS)
==== > - bentuk gagal nafas akut
- yg berkembang progresif
- pd pasien kritis & cidera
- tanpa penyakit paru sebelumnya
SS/ :
- inflamasi parenkim paru
- ↑ permeabilitas unit alveoli-kapiler
- hiperventilasi
- hipoksemia berat
- foto torak : infiltrat yg luas
E/ ---- > - trauma
- infeksi
- toksik
Etiologi ARDS :

TRAUMA INFEKSI TOKSIK


- kontusio jaringan - bakteri - O2
- ssp - endotoksin - dosis narkotika >>
- emboli lemak - virus - inhalasi asap
- syok - sepsis - bahan korosif
- luka bakar - pasca kardio- - emboli :
- aspirasi pulmonary bypass - bekuan darah
- tenggelam - pankreatitis - lemak
- transfusi darah - air ketuban
- DIC (disseminated
intravascular
coagulation)
E/ ARDS tersering ok sepsis (50%)

Mortalitas pd ARDS tinggi (20-83%)

Patofisiologi :
- udema paru interstisial (udema paru permeabilitas)
---- ok cidera membran alveoli-kapiler
- terjadinya cepat
- cairan udema paru mengandung protein >>
- ↓ kapasitas residu fungsional --- ok atelektasis kongestif difus

T/ ARDS :
# Ventilasi mekanik :
- bila PaO2 tetap < 60 mmHg, dg pemberian O2 ≥ 60%.
- utk ↑ PaO2 tanpa menimbulkan keracunan oksigen.
# Steroid :
- masih kontroversi
STATUS ASMATIKUS
==== > serangan asma yg lama & sulit diatasi dg obat-obatan.

Indikasi rawat UTI bagi pasien dg status asmatikus :


- Riwayat serangan asma :
- berlangsung lama & sembuh tidak sempurna.
- sering tiba-tiba, sehingga membahayakan jiwa ps.
- Disertai peny. infeksi sal. nafas : bronkitis, pnemonia, sinusitis
- Ps lb suka duduk, cemas, agitasi, keringat banyak, nafas-
pendek-pendek, bicara putus-putus, suara parau & lemah.

Biasanya ps yg dirawat di UTI adalah kiriman dari ruang


perawatan bag. Ilmu Penyakit Dalam, dimana ps biasanya
sudah diterapi tetapi belum berhasil mengatasi keadaan
akutnya.
Terapi harus dilakukan dg maksimal & agresif :
(1). Umum :
- A/ riwayat alergi : makanan/obat dll.
- ruangan harus bebas alergen
- cairan yg cukup ---- 2-3 liter/hari. Bs nya ps kurang cairan, ok
- keringat >>
- kesukaran pemasukan oral
(2). Pemberian oksigen
- FiO2 dinaikkan bertahap, sesuai dg hasil AGD
- dg. kanul nasal / sungkup muka
- humidifikasi hangat ---- encerkan sekret & ↓ iritasi bronkus
(3). Obat-obatan :
# Aminofilin
- Segera diberikan, begitu ps. masuk UTI
- Dosis awal : 5 mg/kgBB
Diencerken dg 20 ml D5 ---- iv perlahan-lahan 15-20 menit
Bila sebelumnya sudah mendapat aminofilin & tidak ada
tanda-tanda toksis ---- 3 mg/kgBB (cara pemberian sama)
- Dosis pemeliharaan : 0,6 mg/kgBB/jam ---- kadar T/ di serum
---- ivfd (tetesan infus iv) cairan dekstrosa 5% / NaCl 0,9%
- Efek bronkodilatasi terjadi1-1,5 jam setelah pemberian
- Tanda-tanda toksis aminofilin :
- nausea, muntah - hiperventilasi - takikardia
- sukar tidur - hipotensi - aritmia jantung
- kejang-kejang - diuresis ↓ - henti jantung/nafas
# Epinefrin 0,1% = 0,25 ml subkutan.
- Ulang tiap 30 menit, sampai 2-3 X
# Terbutalin = 0,25 mg im/sk
- Ulang sampai 4 X / hari
Pemberian epinefrin/terbutalin hati-hati pd : - ps. umur > 40 th
- kelainan jantung
- hipertensi
- hipertiroid
# Orchiprenalin inhalasi
- Larutan 2% dg nebulizer
- Tiap 2 jam dg 10 X nafas
# Kortikosteroid : kontroversi
- 3-4 mg/kgBB setiap 8 jam, tgt beratnya peny & respon ps.
- Dosis pemeliharaan : 0,5-0,9 mg/kgBB/jam ivfd (tts infus iv)
# Antibiotika
- Bila ada tanda-tanda infeksi, sesuai dg spektrum kumannya.
(4). Intubasi endotrakea & ventilasi mekanik.
Indikasi pemasangan ventilasi mekanis :
- ps sangat kelelahan (exhaustion)
- kesadaran makin menurun
- PaCO2 ≥ 50 mmHg
- PaO2 ≤ 60 mmHg
Pemasangan pipa endotrakea :
==== > hindari rangsang berlebihan :
- semprot lidokain ke faring & laring
- sedativa
- pelumpuh otot
- sebaiknya via nasal (nasotrakeal) ---- higiene mulut
Ventilasi mekanis :
Lebih sulit dari ps dg penyakit lain, ok:
- Resistensi jalan nafas yg tinggi, akibat :
- spasme bronkus
- udema mukosa
- sekret >>
==== > perlu tekanan inflasi yg tinggi.
- Udara yg masuk paru, sukar keluar lagi ---- penekanan
berlebihan kapler paru ---- beban ventrikel kanan ↑↑ ----
dekompensasio kordis kanan
- Pergeseran sekat jantung ke kiri ---- vol. sekuncup jantung
kiri ↓
Kematian terutama karena dekompensasio kordis kanan ----
hindari, dg pengaturan ventilasi mekanik :
- volume semenit << ---- 6-8 L (biasanya 8-10 L)
- frekuensi nafas 12-14 X/men
- lama ekspirasi > 50% lamanya sirkulasi respirasi
(5). Lavase bronkus
- Kadang-kadang terjadi sumbatan mukus
- Masukkan 2 ml NaCl 0,9% hangat ke trakea via pipa endo-
trakea ---- isap, diulang tiap 15 menit.
(6). Weaning (lepas dari ventilator, secara bertahap)
- Nafas kendali ---- nafas spontan secara bertahap
- FiO2 diturunkan bertahap ---- nafas kendali ke spontan ber-
tahap ---- ekstubasi
- Pd saat ekstubasi, diberi sedatriva utk hindari rangsangan
pd bronkus & rasa takut ps.
VENTILATOR MEKANIS
==== > adalah alat yg digunakan utk membantu (sebagian)
atau mengambil alih (seluruh) pertukaran gas paru
(ventilasi) utk mempertahankan hidup.
Ada 2 gol. :
(I). Ventilator tekanan negatip.
- tekanan eksternal negatip ---- tidak dipakai lagi
- tekanan sekeliling dada dibuat negatip ---- udara masuk paru.

(II). Ventilator tekanan positip.


- tekanan internal positip ---- yg dipakai sekarang
- membuat tekanan positip dlm jln nafas ---- udara masuk paru
- ada 2 kelompok :
# ventilator biasa : vol beasr, tek tinggi, frek rendah.
# high frequency ventilator : vol kecil, tek rendah, frek tinggi.
INDIKASI PEMAKAIAN VENTILATOR MEKANIS.
Ventilator mekanis digunakan apabila ventilasi spontan pasien
tidak mencukupi utk mempertahankan hidup, dg cara :
- membantu/memperkuat/menambah ventilasi spontan, atau
- kendali (kontrol) yaitu mengambil alih seluruh ventilasi pasien
Ventilasi mekanis digunakan pada :
- pembedahan
- pasca bedah
- keadaan yg dapat menyebabkan kegagalan pernafasan:
- SSP
- paru sendiri
- otot pernafasan
Keputusan pemakaian ventilator mekanis – sedini mungkin
Gagal nafas sudah terjadi – atasi sulit & prognosis buruk
SS/ pasien yg memerlukan ventilator mekanis :

INDIKATOR NILAI KRITIS NILAI NORMAL


- frekuensi respirasi > 35 X/men 12- 16 X/men
- volum tidal < 3,5 ml/kgBB 6-8 ml/kgBB
- kapasitas vital < 10 ml/kgBB 50-60 ml/kgBB
- PaO2 < 60 mmHg 80-100 mmHg
- PaCO2 > 50 mmHg 35-45 mmHg
- P(A-a)DO2 > 450 mmHg 5-25 mmHg

Ventilasi mekanis : - bantu


- kendali (kontrol)
- bantu yg intermiten (imv = intermitten-
mandatory ventilation)
# Ventilasi bantu :
Kerugiannya :
- pasien harus sadar & kooperatif
- harus sering memeriksa AGD
- sukar mendapat volum tidal yg tetap
# Ventilasi kendali (kontrol) :
Keuntungannya :
- frekuensi nafas & volum tidal bisa diatur
- hasil ventilasi lebih terjamin
- pemeriksaan AGD lebih jarang dilakukan
- pemantauan tidak begitu ketat
- pasien diistirahatkan ---- tidur
- konsumsi/kebutuhan O2 menurun
Kerugiannya :
- perlu obat sedativa/pelumpuh otot/narkotika
- venous return ↓ & curah jantung ↓
- distrofia otot-otot pernafasan
# IMV (intermitten mandatory ventilation) :
Untuk proses weaning (= penyapihan, lepas dari ventilator-
mekanis)

ANALISIS GAS DARAH (AGD) = ASTRUP


==== > adalah pemeriksaan darah arteri, utk mengetahui :
- gas darah
- keseimbangan asam & basa
AGD dipakai utk :
- menilai respirasi ---- pertukaran gas antara :
- alveoli & kapiler paru
- darah & jaringan
- kriteria keberhasilan pengobatan
- mengetahui keseimbangan asam-basa

KESEIMBANGAN ASAM-BASA :
Derajat keasaman darah (pH) ---- tergantung pada kons ion H+
Ion H+ ↑ ---- pH ↓ ---- asidosos
Ion H+ ↓ ---- pH ↑ ---- alkalosis

Mekanisme yg mempertahankan agar pH darah normal :


1. dapar kimia
2. pernafasan
3. ginjal
(1). Dapar kimia ---- a. bikarbonat-asam karbonat
b. fosfat
c. protein
d. hemoglobin
a/. Sist. dapar bikarbonat-asam karbonat ---- dlm plasma darah.
- HCO3- & H2CO3 ---- jumlah besar dlm plasma (cairan-
ekstraselular).
- pH darah (keasaman/kebasaan) ---- tergantung pd perban-
bandingan kons. ion bikarbonat & asamkarbonat.

Persamaan Hendersen-Hasselbach :
[HCO3-] Normal dlm plasma :
pH = pK + log ------------ - HCO3- = 24 mEq/L

[H2CO3] - H2CO3 = 1,2 mEq/L


- pK bik-as.karb = 6,1

pH normal = 6,1 + log 24/1,2 = 6,1 + log 20 = 6,1 + 1,3 = 7,4


Bila didalam plasma darah :
- [HCO3-] ↓ atau [H2CO3] ↑ ---- pH ↓ ---- asidosis
- [HCO3-] ↑ atau [H2CO3] ↓ ---- pH ↑ ---- alkalosis
b/. Sist. dapar fosfat ---- dalam sel (cairan intraselular) :
- sel darah merah
- sel tubulus ginjal ---- mengeluarkan ion H+

- bentuk ----- Na2HPO4 & NaH2PO4


c/. Sist. dapar protein ---- dalam : - sel-sel jaringan
- plasma
d/. Sist. dapar hemoglobin : Hb ---- asamlemah.
Membentuk sist dapar dg basa kuat : - bikarbonat
- fosfat
=== > CO2 (dlm eritrosit) === > H2CO3 === > H+ + HCO3-
enz CA
~ (H+) + (Hb-) ====> HHb
~ (HCO3-) + (K+) dlm eritrosit ====> KHCO3
Bila kons. KHCO3 eritrosit > plasma :
KHCO3 ====> (K+) + (HCO3-) :
~ K+ masuk plasma
~ (Cl-) plasma masuk eritrosit ---- KCl

(2). Pernafasan.
Keseimbangan : - PACO2 ---- alveolus
- PaCO2 ---- darah
- H2CO3 ---- darah
Perubahan PACO2 ~~~~ PaCO2 & H2CO3
H2CO3 ↑ ---- PaCO2 ↑ ---- rangs. pusat nafas ---- hiperventilasi,
agar CO2 banyak dikeluarkan.
Pemberian bikarbonat masif ---- ↓ ventilasi (hipoventilasi),
agar CO2 ↑ (perbandingan bikarbonat-asamkarbonat & pH
tetap tidak berubah).
(3). Ginjal.
Keasaman darah ↑ (pH ↓) ---- ginjal :
- keluarkan ion H+ ---- urin bersifat asam (pH 5,5-6,5)
- menahan ion HCO3-
====> agar pH darah dalam batas normal.

UKURAN-UKURAN DALAM AGD :


# pH (normal : 7,35-7,45).
Ada hubungan antara pH, HCO3- ( metab) dan PaCO2 (resp)
Perubahan pH ok perubahan HCO3- ---- asid/alk metabolik
Perubahan pH ok perubahan PaCO2 ---- asid/alk respiratorik
# PaCO2 (normal : 35-45 mmHg).
PaCO2 adalah tekanan CO2 yg terlarut dalam darah
Merupakan parameter fungsi respirasi ---- cukup tidaknya
ventilasi alveolar.
PaCO2 ↓ ---- ok hiperventilasi (rangsang nafas)
PaCO2 ↑ ---- ok hipoventilasi (kegagalan ventilasi alveolar)
PaCO2 ↑ ---- mula-mula rangs pusat nafas ---- hiperventilasi, yi
utk menurunkan PaCO2.
Tetapi bila PaCO2 ↑↑ ( >70mmHg ) ---- depresi pusat nafas
# TCO2 = Total CO2 = CO2 Content (normal : 24-31 mEq/l)
TCO2 adalah jumlah total CO2 dalam plasma, tdd :
- asam karbonat = 1,2 mEq/l
- bikarbonat = 24 mEq/l
- senyawa karbamino
Gangguan asam-basa ---- hubungan pH, PaCO2, TCO2

Jenis gangguan asam-basa pH PaCO2 TCO2


- As. metab. TT rendah normal rendah
- As. resp. TT rendah tinggi tinggi
- Alk. metab. TT tinggi normal tinggi
- Alk. resp. TT tinggi rendah rendah
- As. metab. T alk. resp. normal rendah rendah
- As. resp. T alk. metab. normal normal tinggi
- Alk. metab. T as. resp. normal tinggi tinggi
- Alk. resp. T as. metab. normal normal rendah

TT = tdk terkompensasi As = asidosis Metab = metabolik


T = terkompensasi Alk = alkalosis Resp = respiratorik
# Buffer Base (BB) (normal : 45-50 mEq/l).
BB adalah jumlah total dapar anion dalam darah :
- bikarbonat, di dalam plasma & eritrosit
- Hb & oksi-Hb
- plasma protein
- fosfat, di dalam plasma & eritrosit
Perubahan BB :
- gangg. metabolik (bukan respiratorik)
- tidak dipengaruhi oleh PaCO2

# SBC (standard bicarbonate) & ABC (actual bicacbonate)


Normal : SBC = ABC = 22-26 mEq/l
(PaCO2 = 40 mmHg, suhu tbh = 38°C, Hb teroksigenasi pnh)
ABC ---- kadar bikarbonat dlm darah, sesuai dg PaCO2 pasien
Gangguan asam-basa dlm hubungan SBC & ABC :
- SBC ---- as/alk metabolik :
- SBC << ---- asidosis metabolik
- SBC >> ---- alkalosis metabolik
- SBC berbeda dg ABC :
- SBC > ABC ---- alkalosis respirarorik
- SBC < ABC ---- asidosis respiratorik
- SBC sama dg ABC : ---- keseimbangan respirasi
- SBC << & ABC << ---- asid.metab. tdk terkompensasi
- SBC >> & ABC >> ---- alk.metab. tdk terkompensasi

# BE (base excess/deficit) [ normal : (- 2,5) – (+ 2,5) mEq/l ]


Jumlah kelebihan basa kuat (kekurangan asam tetap) atau
kekurangan basa kuat (kelebihan asam tetap).
Asam tetap adalah asam diluar asam karbonat
BE ----- - D/
- T/ asidosis/alkalosisi metabolik :
Kebutuhan basa = BE X BB X 0,3 mEq

# PaO2 (normal : 80 -100 mmHg)


Tekanan ok O2 yg terlarut dalam darah.
Cukup tidaknya oksigenasi darah arteri.
Faktor-faktor yg berpengaruh pada PaO2 :
1/. Umur.
- Neonatus PaO2 40-70 mmHg
- Setiap kenaikan umur 1 tahun ---- PaO2 naik 1 mmHg
- > 60 tahun ---- PaO2 ↓
2/. Posisi
- Dari duduk ke berbaring ---- PaO2 ↓ 5 – 10 mmHg.
3/. Konsentrasi oksigen inspirasi (FiO2) :
PaO2 < 5X FiO2 ---- hipoksemia, bila nafas dlm udara kamar
4/. Ventilasi alveolar
PaO2 berbanding terbalik dg PaCO2

# A-aDO2 (perbedaan oksigen alveolar-arterial). N 5-25mmHg


A-aDO2 > (N) ---- gangguan ventilasi perfusi dalam paru.

# Persentase saturasi oksigen (sat)


Perbandingan kandungan oksigen (dikurangi O2 terlarut) dg
kapasitas oksigen (dikurangi O2 yg terlarut) ---- gambaran
oksigen total didalam darah.
Kurve disosiasi oksigen : ------------- - berbentuk sigmoid
(kurve keseimbangan oksi-Hb) - hubungan sat.dg PaO2
Perubahan PaO2 ≥ 60 mmHg ---- pengaruh thd saturasi <<
# Oksigen content (O2CT = kandungan oksigen)
Oksigen dalam darah ---- - bebas (larut dlm plasma)
- terikat dg Hb ---- oksi-Hb
O2 yg bebas ~~~~ PaO2 :
= 0,003 X PaO2 mmHg
( 0,003 ---- koefisien daya larut oksigen dlm plasma )

REAKSI ANAFILAKSIS
====> sindroma klinis yg ditandai dg perubahan mendadak pd
permeabilitas vaskular & hiperreaktivitas bronkus.
Timbul ok reaksi akut thd zat asing pd pasien yg sebelumnya
telah mengalami sensitisasi (segera atau reaksi immunitas
hipersensitif tak langsung).
Sedang reaksi anafilaktoid, secara klinis sama dg reaksi ana-
filaksis, tetapi tidak ada kontak sensitisasi sebelumnya.

E/.
- obat-obatan
- makanan tertentu
- media kontras
- sengatan/gigitan binatang : ular, tawon, laba-laba, semut,
nyamuk tertentu, ubur-ubur.
SS/.
- waktu sejak terkena antigenik sampai timbul gejala bbrp menit
sampai bbrp jam.
- lamanya reaksi bervariasi.
Kompleks gejala klinis :
# Kulit :
- kemerahan di muka / seluruh tubuh
- urtikaria, pruritus setempat pd sengatan/tempat suntikan obat
- pembengkakan : periorbital, perioral, ekstremitas.
# Mata :
- gatal okular
- inflamasi konjungtiva
- lakrimasi
# Gastrointestinal :
- nausea, muntah
- nyeri perut
- diare
# Respirasi :
- Rinitis : - koriza
- gatal nasal.
- Pembengkakan laring/pita suara :
- dispne
- tenggorokan terasa seperti tersumbat.
- Bronkospasme :
- batuk-batuk
- takipne
- auskultasi : - mengik (wheezing) difus
- ekspirasi memanjang.
- gagal/henti nafas
# Kardiovaskular :
- Takikardia
- Hipotensi ---- syok
- Nadi tak teraba ---- henti jantung
- EKG : - Aritmia
- Perubahan gelombang T
- Fibrilasi atrium/ventrikel
- Asistol

DD/.
- Sindrom vasovagal * - Pneumotoraks
- Penyakit kardiovaskular - Emboli udara
- Koma diabetikum - Trauma
*) tidak menyebabkan hipoperfusi jaringan menyeluruh.
PENATALAKSANAAN.
==== > - pengembalian sirkulasi ==== > A/. terapi segera
- ventilasi yg adekuat B/. terapi suportif
C/. pencegahan
(A). Terapi segera :
1. Hentikan kontak :
- media kontras ---- stop.
- pasang torniket ---- proksimal sengatan/gigitan binatang.
- adrenalin lokal di tempat sengatan/gigitan, sbg vasonstr.
2. Posisi pasien ;
- terlentang, kaki dinaikkan 30-40° (bukan Trendelenburg).
- tidak sadar ---- manuver tripel
3. Pemasangan jalur intravena (infus)
4. Pemberian oksigen.
5. Henti nafas/jantung ---- RJP
6. Pemasangan pipa endotrakea/trakeostomi/krikotirotomi.
7. Persiapan defibrilator.
8. Adrenalin (epinefrin), noradrenalin (norepinefrin) ---- dosis :
- Intrvena : - D : 3-5 ml larutan 1:10.000 (0,3-0,5 mg) iv.
- A : 0,1 ml/kgBB larutan 1:10.000 iv
- Intramusk/ - D : 0,3-0,5 ml larutan 1:1.000 (0,3-0,5 mg) im/sk.
subkutan - A ; 0,01 ml/kgBB larutan 1:1.000 im/sk
Dosis ulangan sesuai keperluan, setiap 5-10 menit.
ES/ noradrenalin < adrenalin.
Efek adrenalin/noradrenalin :
---- ↑ cAMP (cyclic adenosin 3,5 monofosfat)
- agonis α ---- vakokonstr. kulit, mukosa, splanknikus
- agonis β ---- dilatasi bronkus
konstriksi arteriol otot.
9. Aminofilin
Utk bronkospame yg tidak dapat diatasi oleh adrenalin.
Efek : ↑ cAMP ---- bronkodilator.
Dosis dewasa/anak :
- awal : 5 mg/kgBB diberikan diberikan selama 15-20 menit
(diencerkan 20 ml dg D5)
- dosis pemeliharaan : 0,6 mg/kgBB/jam
10. Adrenalin intrakardial ---- bila jelas bendungan vena.
11. Pemeriksaan AGD : ---- - gangguan kardiorespirasi
- hipoperfusi jaringan
- derajat asidosis metabolik
12. Pemantauan :
- EKG : aritmia ---- ok ---- - gangguan keseimb asam-basa
- gangguan elektrolit.
- Diuresis : normal, oliguria, anuria.
(B). Terapi suportif :
1. Terapi cairan ---- koreksi hipovolemik : - ↑ TAR
- ↑ curah janutng
2. Koreksi elektrolit
3. Pemberian O2 diteruskan, bila masih sianotik.
4. Kortikosteroid : hidrokortisin 100-200 mg iv.
5. Antihistamin : prometazin 0,2 mg/kgBB.
Steroid & antihistamin ---- hambat efek histamin perifer :
- ↑ rekasi jar. thd. agonis β
- hambat sintesa histamin.
6. Hindari pemberian sedativa, narkotika, tranquilizer ----
dapat menurunkan tekanan darah.
7. Pantau pasien minimal 4 jam sesudah anafilaksis.
8. Selama 24 jam berikutnya, hindari vasodilator : alkohol,
mandi air hangat.
(3). Pencegahan.
Dicari penyebab terjadinya rekasi anafilaksis, untuk mencegah
kejadian ulang.

SYOK
====> yaitu kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh, yg menye-
babkan hipoperfusi jaringan.
Klasifikasi syok :
- hipovolemik - neurogenik
- kardiogenik - anafilaktik
- septik
D/. ---- 2 tahap :
(A). Syok membakat (impending/pre syok) :
- penurunan kesadaran.
- hipotensi : TD sistolik < 90 mmHg.
- perubahan tanda vital ortostatik (t.u. pd syok hipovolemik) :
---- perbedaan TD & nadi antara berdiri,duduk,terlentang :
- TD ≥ 10 mmHg.
- Nadi ≥ 15 X/menit.
- hipoperfusi : kulit teraba dingin, lembab, isi nadi lemah.
(B). Tingkat syok.
1/. Syok ringan ---- kehilangan darah < 20% dari volume total.
Hipoperfusi hanya terjadi pd organ non vital : kulit, jaringan-
lemak, otot rangka & tulang.
S/ klinis syok ringan :
- kesadaran masih normal - hipotensi postural
- rasa dingin - kolaps vena-vena leher
- takikardia - diuresis ↓ sedikit
- pucat - urin pekat
- kulit lembab - asidosis metabolik (-)

2/. Syok sedang ---- kehilangan 20-40% volume total darah.


Hipoperfusi berlanjut ke organ vital : hati, usus & ginjal.
S/. klinis syok sedang :
- kesadaran masih normal - hipotensi
- kehausan - oliguria s/d anuria
- takikardia - asidosis metabolik
3/. Syok berat ---- kehilangan > 40% volume darah.
Hipoperfusi sampai ke jantung & otak.
S/ klinis syok berat :
- penurunan kesadaran - nafas cepat & dalam
- takikardia - oliguria
- hipotensi - asidosis metabolik

Terapi ---- I. Umum


II. Spesifik : ---- 1. syok hipovolemik
2. Syok kardiogenik
3. Syok Septik
4. Syok neurogenik
(I). TERAPI UMUM SYOK :
===> sama dengan penatalaksanaan syok ok reaksi anafilaksis

(II). TERAPI SPESIFIK :


===> tergantung jenisnya syok.
# SYOK HIPOVILEMIK.
E/. (1). Kehilangan darah (= syok hemoragik) ---- ok. :
- trauma berat
- terselubung (tidak kelihatan dari luar) ---- trauma-
abdomen dg ruptura aneurisma aorta, hepar, limpa.
- perdarahan mukosa saluran cerna.
(2). Kehilangan plasma ---- ok. luka bakar, peritonitis,
obstruksi usus.
(3). Kehilangan air & elektrolit ---- ok. mutah-muntah, diare.
Syok hipovelemik paling sering akibat kehilangan darah.
Patofisiologis syok hipovolemik :
Volume cairan intravaskular ↓ ---- - TVS ↓
- hipotensi
- ↑ tahanan vask sistemik
- takikardia
- diuresis ↓
T/ spesifik syok hipovolemik :
(1). Pemasangan jalur intra vena.
Vena-vena kolaps ---- pemasangan jalur intra vena (iv line/
kanul utk infus) dicoba perkutaneus via vena-vena besar,
kalau sulit ---- vena seksi.
Cairan infus : - kristaloid : ringer laktat/asetat, NaCl
- koloid : darah/komponennya, plasma beku-
segar, pengganti plasma (dekstran)
(2). Resusitasi cairan :
Syok hipovolemik hemoragik/non hemoragik : cairan kristaloid
2-3 liter, selama 20-30 menit, untuk : ↑ TD, TVS, diuresis.
Darah diberukan bila Hb < 9g%.
Bila kemudian syok kembali terjadi ---- periksa Hb, Ht, gol da-
rah ---- perdarahan masif ---- hemostasis dg pembedahan &
persiapan darah utk transfusi.

Pemantauan resusitasi ---- parameter keberhasilan :


- kesadaran membaik.
- perfusi perifer ↑
- curah jantung ↑ ---- - TD ↑
- nadi teraba kuat
- TD, nadi & pernafasan dipantau setiap 15-30 menit.
- Hb, Ht setiap 6 jam ---- bila curiga perdarahan masih (+).
- Pemeriksaan AGD & elektrolit ---- - fungsi kardiorespirasi.
- gangguan asam-basa
- gangguan elektrolit
- diursis > 0,5 ml/kgBB/jam
- TVS 3-8 cmH2O. Tetapi hati-hati, jangan kelebihan cairan.
Pemasangan TVS.
Hati-hati ---- vena-vena besar kolaps ---- komplikasi pneumo/
hematotoraks.

# SYOK KARDIOGENIK.
====> adalah syok yg diakibatkan oleh kegagalan pompa
jantung.
SS/. ----
- tanda-tanda disfungsi ventrikel kiri : -distensi vv leher.
-refleks hepatojugular (+).
- tanda-tanda udema paru : batuk, dispne, ronki (+)
- takikardia (tetapi bila penyebabnya infark miokard inferior ----
rangsangan vagus ↑ ---- bradikadia)
- hipotensi
- perfusi jaringan ↓
- vasokonstriksi perifer (tahanan vaskular sistemik ↑)
- asidosis metabolik,
- oliguria s/d anuria
- ↓ kesadaran s/d koma
↑ TVS (ok ↓ curah jantung)

T/. ---- secepatnya pasien dibawa ke ruang unit terapi intensif.


- Oksigen 5-10 L/men, dg kanul nasal/sungkup muka.
- Pemasangan pipa endotrakea ---- asid. resp./hipoksia berat.
- Pemasangan cairan infus D5 perlahan-lahan.
- AGD
- EKG
- Na bikarbonat 50 mEq, iv perlahan-lahan ---- utk asid. metab.
- Pemeriksaan lab : - elektrolit - enzim jantung : - CPK
- ureum, kreatinin - LDH
-
SGOT
- Foto toraks --- udema paru.
- Udema paru (-) ---- infus NaCl 0.9% 100 ml perlahan-lahan
(utk atasi syok). Perbaikan fungsi miokard (+) ---- teruskan.
- Udema paru (+) ---- T/ - ventilasi kendali, dg PEEP (positive
end expiratory pressure)
- furosemid (lasix) 20 mg, iv, gagal
---- ↑ 40 mg, iv.
- Pemantauan TVS.

Prognosis syok kardiogenik : buruk.


Angka kematian dg terapi optimal > 60%.
# SYOK SEPTIK.
====> syok akibat sepsis (= invasi bakteri pada aliran darah).
E/.
- Bakteri gram (+) : - Stafilokokus. - Klostridia
- Streptokokus
- Bakteri gram (-) : - E coli - Pseudomonas
- Klebsiella - Salmonella
- Proteus - Bakteroides (anaerob)
- Fungi
- Virus
- Spirokaeta

Penyebab tersering syok septik adalah stafilokokus (25%).


Syok septik terjadi karena pelepasan endotoksin bakteri.
Akibat adanya endotoksin pd aliran darah :
- Pireksia.
- Vasokonstriksi, ok : - endotoksinnya sendiri, atau :
- pelepasan katekol amin.
- Nekrosis endotel pembuluh darah.
- Aktivasi koagulasi & fibrinolisis.
- Aktivasi pelepasan kinin, histamin, prostaglandin.
- Kerusakan pd sel darah putih & platelet.
- Kerusakan hati, ok inhibisi sel-sel Kupffer, ↓ glutation, per-
ubahan mitokondria & kolestasis.
- Kerusakan parenkim visera : hati, sumsum.
- Kerusakan mitokondria selular ---- menekan respirasi selular.
- Kerusakan fosfolipid permukaan sel alveoli.
- Antagonis glukokortikoid.
- Aktivasi sistem renin angiotensin
SS/.
- Perubahan suhu tubuh : - menggigil - pireksia
- kekakuan - hipotermia
- Kardiovaskular ---- 2 fase :
(I). Warm hypotension :
- hipotensi - vasodilatasi perifer
- suhu tubuh - ↑ curah jantung kompensasi
- tubuh tampak kemerahan
(II). Cold hypotension
- hipotensi - pucat
- ↓ curah jantung - sianosis
- vasokonstriksi perifer
- Respirasi :
- takipne - ARDS
- hipoksemia - udema paru
Gagal ginjal (renal failure).
Ok hipovolemik ---- oliguria ---- penekanan fungsi ginjal.
Gangguan hematologik.
DIC - waktu pembekuan memanjang
Lekopenia ====> - petekie
Trombositopenia - ekimosis
Perdarahan gastrointestinal : ---- ok stress ulceration.
Disfungsi multi organ : ---- ok gangguan aliran darah.
- otak, hepar & jantung.
Gangguan metabolisme.
- alkalosis respiratorik ---- ok hiperventilasi.
- asidosis metabolik ---- ok ↑ metab anaerob & ↑ laktat.
- intoleransi terhadap glukosa ---- hipoglikemia, ok :
- pelepasan cadangan glikogen.
- ↓ glukoneogenesis & ↑ pemakaian glukosa.
T/.
- Oksigenasi & ventilasi.
- Cairan.
Kristaloid/koloid 1-2 L, selama 30-60 menit.
Selanjutnya sesuai dg TD, nadi, TVS & diuresis.
- Obat –obat inotropik, apabila cairan sudah mencukupi.
- dopamin : 5-30 µg/kgBB/menit (dinaikkan bertahap).
- Diuretika : furosemid (lasix) 20 mg, iv (dinaikkan bertahap).
- Gangguan perdarahan :
- transfusi trombosit, FFP
- heparin
- vit. K
- asam folat
- antagonis reseptor H2 (cimetidin) --- ↓ keasaman lambung.
- Gangguan metabolisme.
Koreksi : - keseimbangan asam-basa.
- gangguan elektrolit.
- intoleransi glukosa ---- insulin.
- Steroid.
- deksametason : 3 mg/kgBB, iv.
- metilprednisolon : 30 mg/kgBB, iv.
- Pembedahan.
Sumber infeksi dihilangkan : jaringan nekrotik, abses, dll.
- Antibiotika ---- sesuai dg penyebabnya.

Prognosis syok septik :


Buruk, angka kematian sekitar 50%.
# SYOK NEUROGENIK.
====> syok yg diakibatkan karena kegagalan pusat vasomotor
akibar trauma medula spinalis.
Jarang terjadi.
DD/. - sidroma vasovagal ----
Sama-sama menyebabkan hipotensi, tetapi tidak menyebabkan
hipoperfusi jaringan menyeluruh.
- analgesia spinal tinggi.
- sindroma Guillain-Barre
E/. Trauma abdomen/toraks yg mengenai medula spinalis.
SS/.
- Mirip syok hipovolemik.
- Kelainan neurologik : quadriplegia/paraplegia.
T/.
- Posisi terlentang.
- Oksigenasi.
- Cairan.
- Dopamin 5-30 µg/kgBB/menit ---- sbg vasopresor.
- Atasi perdarahan, bila ada.

Anda mungkin juga menyukai