1
MATERI
Hormon hipotalamus
Hormon hipofisis
Kelainan hipofisis
Referensi
Greenspan & Gardner: basic & Clinical
Endocrinology
2
3
4
5
HIPOTALAMUS
6
Hormon Hipofisiotropik
8
Hypothalamo-neurohypophysial system mensekresi
hormon nonapeptida ADH (antidiuretic hormone) dan
oxitocin
ADH berfungsi sebagai regulator keseimbangan air,
vasokonstriktor dan berperan pada regulasi fungsi
kardiovaskuler
Oxitocin menyebabkan kontraksi otot polos terutama
sel-sel mioepitelial yang membatasi ductus glandula
mamaria (ejeksi susu)
9
HIPOFISIS
10
HORMON-HPRMON ADENOHIPOFISIS
LOBUS ANTERIOR
Klasifikasi:
- Corticotropin-related peptides (ACTH, LPH/lipotropin,
MSH/melanocyte-stimulating hormone, endorpin)
-Somatomammotropin (GH dan PRL/prolaktin)
- Glikoprotein (LH, FSH dan TSH)
ACTH
Prekursor POMC (pro-opiomelanocortin)
Fungsi stimulasi sekresi gluko/mineralokortikoid dan
steroid androgenik oleh kortek adrenal
Regulasi: CRH, stres fisik/emosi/kimiawi
Umpan balik negatip jalur cepat (ACTH ke
hipotalamus) atau jalur lambat (cortisol)
11
Growth Hormone
Prekursor preGH
Fungsi pertumbuhan linear, meningkatkan sintesis
protein dan mengurangi katabolisme protein, meningkatkan
lipolisis, dan mengurangi ambilan glukosa ke dalam sel
(resistensi insulin) dan penggunaannya
Regulasi: GHRH (stimulasi), somatostatin (inhibisi)
Prolaktin
Fungsi stimulasi laktasi pada masa postpartum
Hiperprolaktinemia menyebabkan hipogonadisme. Pada
wanita terjadi pemendekan fase luteal, anovulasi,
oligomenorea/amenorea dan infertilitas. Pada laki-laki
sintesis testosteron dan spermatogenesis turun (libido
kurang, impoten, infertil)
Regulasi: dopamin (inhibisi), TRH (stimulasi)
12
Tirotropin (TSH/thyroid-stimulating hormone)
Fungsi stimulasi ambilan iodida, hormogenesis dan
pelepasan T4 dan T3
Regulasi: TRH (stimulasi), somatostatin (inhibisi),
dopamin (inhibisi), dopaminergic agonist/bromocriptin
(inhibisi), dopaminergic antagonist/metaclopramid
(stimulasi), analog somatostain/octreotid (inhibisi)
13
PENILAIAN ENDOKRINOLOGI TERHADAP
AXIS HIPOTALAMO-HIPOFISIS
Sekresi TSH
Diperiksa kadar TSH dan FT4
15
Sekresi LH dan FSH
Pada laki-laki kadar testosteron normal 300-1000 ng/dl
Pada wanita kadar estradiol <30 pg/ml disertai
oligomenorea/amenorea menunjukkan adanya kegagalan
gonad
Insufisieni gonad disertai kadar LH dan FSH yang tinggi
menunjukkan kegagalan gonad primer, bila kadar
LH dan FSH normal atau rendah menunjukkan adanya
hypothalamic-pituitary dysfunction (hypogonadotropic
hypogonadism)
16
Sekresi GH
Indikasi anak-anak dengan gangguan pertumbuhan,
dewasa dengan kecurigaan hipopituitarism
1. Insulin-induced hypoglycemia (normal kadar GH
>10 ng/ml atau >460 pmol/L)
2. GHRH-arginine test
Pemberian GHRH 1 ug/kg + infus arginin 0,5 g/kg
(maksimum dosis 20 g) dalam 30 menit.
Hasil normal bila kadar GH 10-15 ng/ml
Sekresi PRL (prolaktin)
Penurunan sekresi PRL menunjukkan beratnya gangguan
hipofisis
Test dilakukan dengan pemberian TRH 500 ug dan hasil
nya dinilai besdasarkan selisih kadar PRL sebelum dan
sesudah test sesuai jenis kelamin dan umur
17
GANGGUAN HIPOFISIS
Hypothalamic dysfunction
Pada anak/remaja/dewasa muda oleh craniopharyngioma
Pada dewasa oleh tumor sistim saraf pusat, hipotalamus,
struktur pineal (pinealoma)
Gejala: defisiensi GH, defisiensi gonadotropin, gangguan
neurologi karena desakan tumor (sakit kepala, muntah,
gangguan penglihatan)
19
Hipopituitarims
Defisiensi sampai tidak ada satu homon atau lebih
Perkembangan gejala lambat tergantung kecepatan onset
dan beratnya kerusakan hipotalamo-hipofisis
Hipopituitarism bisa primer karena destruksi lobus
anterior hipofisis atau sekunder karena defisiensi faktor
stimulasi hipotalamus
Pengobatan dan prognosis tergantung pada luasnya
hipofungsi, penyebab dan lokasi lesi
Penyebab:
Invasif (SOP), infark, infiltratif, trauma, imunologi,
iatrogenik (pembedahan/radioterapi), idiopatik, isolated
20
Adenoma hipofisis
Tersering prolaktinoma (60%), hipersekresi GH (20%)
dan ACTH (10%), nonfunctional tumor (10%)
Diagnosis dini berdasar pada gangguan endokrin karena
kelebihan hormon (tersering hiperprolaktinemia yang
menyebabkan hipogonadism)
Mikroadenoma adenoma intrseler diameter <1 cm dengan
manifestasi kelebihan hormon tanpa ada pembesaran
seler atau ekstensi ekstraseler, tidak ada panhipo-
pituitarism dan dapat diobati dengan hasil baik
Makroadenoma adenoma dengan diameter >1 cm, ada
pembesaran seler
Pengobatan pembedahan, radioterapi, obat-obatan.
Tujuan memperbaiki hipersekresi hormon, mempertahan-
kan sekresi normal hormon yang lain, dan menghilangkan
Atau mengurangi adenoma.
21
PROLAKTINOMA
Manifestasi klinis galaktorea, disfungsi gonad
Pengobatan:
1. Pembedahan
2. Obat-obatan dopamine agonist
Bromocriptin dosis 2,5-10 mg/hari dosis bagi
Efek samping sakit kepala, postural hypotension,
nausea, vomitus
Cabergoline 0,25 mg 2 kali/minggu dinaikkan sampai
0,5 mg 2 kali/minggu
3. Radioterapi
22
ACROMEGALY DAN GIGANTISM
23
Manifestasi klinis acromegali
Kelebihan GH: acral enlargement, soft tissue overgrowth,
hiperhidrosis, letargia/fatig, BB naik, parestesia, nyeri
persendian dll.
Gangguan funsi hormon lain: hiperinsulinemia, intoleransi
glukosa, menstruasi tdk teratur, libido kurang/impoten,
hipotiroid, galaktorea
Manifestasi lokal: pembesaran sela tursica, sakit kepala,
gangguan penglihatan
Pengobatan:
1. Pembedahan
2. Obat-obatan octreotide (analog somatostatin)
Octreotide LAR (sustained-release)
3. Radioterapi
24
ACTH-SECRETING PITUITARY ADENOMAS
CUSHING’S DISEASE
25
DIABETES INSIPIDUS
Gangguan akibat defisiensi ADH ditandai dengan
BAK yang sangat banyak dan urin sangat encer, perlu
dibedakan dari keadaan poliuri yang lain (polidipsi
primer, diuresis osmotik).
Central/neurogenic diabetes insipidus disebabkan oleh
kegagalan hipofisis lobus posterior untuk mensekresi
ADH dalamjumlah yang cukup
Nephrogenic diabetes insipidus disebabkan oleh kega-
galan ginjal merespon ADH dalam sirkulasi
Penyebab central diabetes insipidus:
Hipofisektomi, pembedahan untuk mengangkat tumor
supraseler, idiopatik, familial, tumor & kista (intra
dan supraseler), histiositosis, granuloma, infeksi,
terputusnya suplai darah, autoimun
26
Penyebab nephrogenic diabetes insipidus:
Penyakit ginjal kronik yang melibatkan duktus colec-
tivus atau fungsi medula (pielonefritis), hipokalemia,
starvasi protein, hiperkalsemia, sickle cell anemia,
Sjorgren’s syndrome, obat-obatan, kongenital, familial
Pemeriksaan:
1. Osmolalitas urin dan plasma
2. Water deprivation
3. Vasopressin test
Pengobatan:
CDI: desmopresin spray 10 ug/24 j,10-20 ug 2-3 kali/h
bila sangat berat; s.c 1-2 ug 1-2kali; 0,1 mg 2 kali s/d
0,2 mg 3 kali p.o
27
28