Anda di halaman 1dari 3

ASPEK HUKUM KESEHATAN INDONESIA

Oleh :
Soegandhi Sp. F(K)
PERHUKI Wilayah DIY

I. Pendahuluan
Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
Negara hukum dengan roh UUD 45 dan Pancasila.
Undang-undang sebagai hukum tertulis tertinggi beraspek dipandang dari
sudut manapun, semua aturan tertulis baik di bidang organisasi, instansi
pemerintah maupun swasta dan disiplin ilmu.
Untuk bidang kesehatan semua unsur tenaga kesehatan, sarana dan alat
serta operasionalnya ditata/diatur secara tertulis.
Akan terkena dampak aspek negatif bila melanggar aturan tersebut dari
aspek negatif terkait dengan aspek hukum umum ialah aspek pidana,
aspek perdata, administrasi, dan aspek HAM. Maka dari berbagai undangundang atau peraturan selalu ada sanksi agar setiap tenaga pelaksana
taat pada aturan tersebut, melaksanakan/menerapkan aturan penuh
disiplin dan tanggung jawab.
Sanksi dan tanggung jawab merupakan salah satu unsur kontrol bagi
setiap pelaksana peraturan yang berlaku.
Salah satu pokok bahasan semua ini adalah aspek hukum kesehatan
Indonesia.
Mengenai hukum kesehatan sebetulnya sudah ada sejak para tenaga
kesehatan/profesi kesehatan mengucapkan sumpah tugasnya dan awal
sanksinya adalah moral.
Tetapi dengan perkembangan/perubahan tata kehidupan masyarakat,
maka aturan-aturan juga dinamis dan berkembang sehingga sanksipun
tidak hanya tidak hanya moral tetapi ada sanksi hukum yang berlaku
untuk semua masyarakat tenaga kesehatan.
Aspek Hukum Kesehatan Indonesia tujuannya selalu positif dalam rangka
membangun kesadaran masyarakat dibidang hukum kesehatan termasuk
jajaran tenaga kesehatan sendiri.

II. Pentingnya Undang-undang sebagai dasar praktik


Dengan adanya peraturan atau undang-undang maka semua
perilaku/tindakan di bidang kesehatan ada pembatasan serta pengkajian
dalam menerapkan ilmunya yang dalam hal ini di bidang kesehatan.
Penerapan ilmu kesehatan/kedokteran terhadap individu, kelompok dan
masyarakat merupakan praktik di bidang kesehatan.

Dan praktik bidang kesehatan/kedokteran perlu pedoman dasar sebagai


rambu-rambu hukum.
III.Dampak penerapan undang-undang terhadap praktik kesehatan
Timbulnya undang-undang atau peraturan bersumber pada kehidupan
masyarakat yang simpang siur atau semrawutnya pelayanan kesehatan di
masyarakat akan menjadi menjadi teratur, terarah.
Masyarakat
pelaku
dan
pemakai
saling
menyadari
sehingga
perlunya/adanya aturan/peraturan/undang-undang yang berlaku.
IV. Tanggung jawab dan
kesehatan

tanggung gugat pada pemberi pelayanan

Dengan adanya aturan/peraturan/undang-undang yang berlaku jelas


kedudukan/status serta hak dan kewajiban masing-masing pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan. Timbulnya gugatan para pemakai karena
harapan/hasilnya tidak sesuai dengan harapan bahkan sangat merugikan
terhadap penerima aspek pelayanan kesehatan.
Dan pemberi pelayanan kesehatan harus tanggung jawab harapan/ serta
menjelaskan mengapa terjadi demikian, apakah ini suatu resiko penyakit
atau resiko tindakan atau memang suatu kealpaan/kelalaian tugas. Hal ini
merupakan tanggung jawab mutlak sekalipun pelayanan kesehatan
adalah suatu upaya/usaha yang tidak pernah menjanjikan atau memberi
garansi, tetapi upaya tersebut termasuk baik demi sumpah. Untuk
tanggung jawab terhadap gugatan dilakukan audit, apakah audit medik
atau keperawatan dan audit klinik atau audit administrasi dan audit
manajemen serta audit hukum. Hasil audit untuk memberi penjelasan
kepada penerima pelayanan kesehatan dan keluarganya, kalau perlu
terhadap masyarakat umum dan masyarakat hukum.

V. Malpraktik pada pelayanan kesehatan


Dalam pelayanan sehari-hari baik di tempat praktik, poliklinik, di klinik,
dan di rumah sakit, kalau dilakukan secara normatif tidak akan terjadi
istilah malpraktik, kecuali tenaga kesehatan yang betul-betul melanggar
peraturan yang berlaku. Unsur dalam malpraktik antara lain tidak
berwenang, tidak kompeten, tidak ada ijin, tidak memiliki wewenang,
tidak sesuai dengan standart pelayanan dan melanggar nilai hak asasi
manusia (IC, RM, RK).
Pada
umumnya
pelayanan
kesehatan
dilakukan
oleh
tim
medis/kesehatan, jarang yang mandiri, apalagi di rumah sakit sehingga
untuk menyebut
malpraktik sukar kemungkinan dugaan malpraktik
(boleh) tetapi perlu audit/evakuasi
2

VI.

Pandangan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Masyarakat pada umumnya menilai pelayanan kesehatan sangat positif


untuk menuju masyarakat sehat, sejahtera. Saya yakin masyarakat tidak
menilai negatif hanya terhadap oknum tertentu (tenaga kesehatan) dapat
dinilai negatif (merugikan). Pelayanan kesehatan merupakan program
pemerintah untuk kepentingan masyarakat. Aturan pemerintah di bidang
kesehatan cukup banyak merupakan kumpulan hukum kesehatan.
VII. Mensikapi Rancangan UU Praktik Keperawatan
Dengan berlakunya UU Praktik keperawatan status hukum praktik
keperawatan akan jelas, tetapi perlu diyakini bahwa praktik
keperawatan bukan praktik bidan, bukan praktik dokter, dokter gigi, dan
apoteker bukan praktik apoteker.
Pandangan lain diagnosa keperawatan tidak sama dengan diagnosis
medis, jelas tindakan keperawatan tidak sama dengan tindakan medis
secara tuntas. RUU Praktik keperawatan hampir sama dengan UU Praktik
dokter atau dokter gigi. Disini tidak ada aturan yang menghakimi
langsung kepada tenaga kesehatan ialah melanggar pidana dan atau
perdata maka UU Praktik dokter dan dokter gigi akan direvisi dalam
bentuk amandemen atau dicabut diganti UU baru. Pelanggaran dalam
Praktik tenaga kesehatan ada pelanggaran etika, pelanggaran disiplin,
pelanggaran administrasi, pelangaran perdata, pidana dan HAM.
VIII. Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan secara singkat antara
lain :
1. Aspek hukum kesehatan yang sifatnya negatif ditinjau dari aspek
moral etika, disiplin, dan hukum (perdata, pidana, administrasi
dan hak asasi manusia)
2. RUU Praktik keperawatan sudah lebih sistematik dibanding
dengan UU Praktik dokter dan dokter gigi tetapi beberapa
lingkup praktik keperawatan mengambil alih praktik dokter dan
bidan.
3. RUU Praktik keperawatan mengenai sanksi supaya dibahas lebih
dalam terutama terhadap pelanggaran etik, disiplin, administrasi
serta hukum.

Anda mungkin juga menyukai