Kolaborasi Farmasi
Kolaborasi antara Tim Medis lainnya dengan ahli farmasi
antara lain, misalnya:
Penelusuranan informasi riwayat obat yang lengkap dan
akurat
Penyediaan informasi obat yang lege artis
Pemanfaatan evidence-based prescribing
Deteksi dini kesalahan peresepan obat
Pemantauan obat (meningkatkan keamanan obat)
Meningkatkan cost-effectiveness dalam peresepan obat
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masingmasing pihak antara tim medis lainnya demi kepuasan
pasien
( Soejono, 2009 )
Kolaborasi Skenario 1
Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan datadata asuhan keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan
bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien
serta memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien.
Farmasi ikut memberikan saran terapi pengobatan terkait
informasi tentang obat-obatan yang sesuai maupun dapat
dicampur atau yang dapat diberikan secara bersamaan. Kesalahan
pemberian dosis obat dapat dihindari bila dokter, perawat dan
apoteker sama-sama mengetahui dosis yang diberikan. Perawat
dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim medis bila
terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat.
Perawat disarankan mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis
yang tepat dan efek samping dari semua obat-obatan yang
diberikan. Bila informasi ini tidak tersedia dalam buku referensi
standar seperti buku-teks atau formula rumah sakit, maka
perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.
Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang
diharapkan maka perlu adanya konsultasi kepada ahli gizi tentang
obat
obatan
yang
digunakan
pasien,
jika
tidak
mengomunikasikannya maka ditakutkan dapat terjadi pemilihan
Hambatan Kolaborasi
Interprofesional
Perbedaan dalam:
Penilaian pribadi dan ekspetasi
Kepribadian
Budaya dan Etnis
Bahasa
Jadwal dan profesional rutinitas
Peraturan dan norma-norma pendidikan
profesional
Akuntabilitas dan imbalan
Sejarah persaingan
interprofessional dan
intraprofessional
Strategi Kolaborasi
Interprofesional