1
2
3
4
5
Acute Medulla Compression
&
COMPLETE SPINAL TRANSECTION
6
Definisi
Kompresi medula akut: penekanan pada medula spinalis
yang dapat menyebabkan gangguan fungsi motorik,
sensorik, maupun otonom, baik sementara ataupun
permanen.
Transeksi komplit: jika terjadi kehilangan total fungsi
sensoris & motorik di bawah level lokasi medula
spinalis yg cedera & bertahan lebih dari 48 jam.
7
Penyebab
Trauma (>>)
Tumor
Infeksi (mis: abses, transverse
myelitis)
8
Patofisiologi
Lesi spinal (trauma/non trauma)
10
Kriteria Defisit Neurologi Trauma Medula
Spinalis
11
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
a. Arterial blood gas (ABG) : evaluasi kondisi oksigenasi dan
ventilasi
b. Level laktat : monitoring kondisi perfusi, mendeteksi kondisi
syok.
c. Level hemoglobin/hematokrit : monitoring blood losss akibat
cedera.
d. Urinalisis : monitoring kondisi genitourinary injury.
Radiologi
a. Foto polos cervical/thoracal/lumbal/sacral
b. CT scan vertebra/ MRI vertebra
c. Myelografi
12
Pemeriksaan Penunjang (2)
Neurofisiologi
a. EMG (electromyography)
b. SSEP (somatosensory evoked potential)
c. MEP (motor evoked potential)
Urodinamik
13
Komplikasi
Dekubitus
Pneumonia
Gagal nafas
Neurogenic bladder
Ileus paralitik
Deep venous thrombosis (DVT) &
thromboembolism pada tungkai
Neurogenic shock
14
Tatalaksana Umum
ABC : pertahankan jalan nafas, oksienasi bila sesak,
beri infus 2 jalur untuk mencegah syok
Jika curiga trauma daerah cervical: immobilisasi &
stabilkan leher menggunakan cervical collar
Stabilisasi medis:
- periksa vital sign
- pasang NGT & kateter urine
Mempertahankan posisi normal vertebra
Dekompresi & stabilisasi spinal
Rehabilitasi: bladder training, bowel training, latihan
otot pernafasan, pencapaian optimal fungsi-fungsi
15
neurologik melalui fisioterapi
Medikamentosa
Injeksi metilprednisolon 30 mg/kgBB iv (15 menit), 45
menit kemudian per infus 5 mg/kgBB selama 24 jam.
Bila spastisitas otot:
- Diazepam
- Baklofen
Bila nyeri:
- Analgetika: NSAID, opioid
- Antidepresan: amitriptilin
- Antikonvulsan: gabapentin, pregabalin
Bila ada dekubitus:
- Rawat luka
16
- Konsul bedah plastik
Indikasi pembedahan
Terjadi fraktur vertebra
Defisit neurologis progresif memburuk
Dislokasi yang labil
Herniasi diskus yang menekan medula spinalis
17
Prognosis, tergantung pada:
Beratnya defisit neurologis
Kecepatan waktu rujuk & tindakan
Adanya penyulit
18
Neurogenic Bladder
19
Definisi
Gangguan miksi yang disebabkan oleh
berbagai macam gangguan saraf paling
sering ggn medula spinalis
Bisa berupa inkontinensia urine maupun
retensio urine
20
Penyebab
Trauma pada medula spinalis
Trauma kepala
Degeneratif
Diabetes Mellitus
Multiple Sclerosis
21
Neuroanatomi
Fungsi pengisian dan pengosongan kandung kemih
(bladder) ini dikoordinasi oleh SS Pusat dan SS
Perifer :
Lobus Frontal : Pusat kontrol miksi
Aktivitas : mengirim sinyal inhibisi ke
M.Destrusor, untuk mencegah kontraksi bladder
23
Sistem saraf otonom
Saraf parasimpatik (Intermediolateralis S2 –
S4) N. Pelvikus
Saraf simpatik (Intermediolateralis Th11 – L2)
plexus mesenterium inferior & hipogastrik
superior & inferior
Saraf somatosensorik (kornu anterior S2–4)
N. Pudendus sphincter uretra eksterna
24
25
26
Proses pengisianFISIOLOGI
(Bladder MIKSI
Fase pengosongan (Voiding
filling) phase)
-Fase penampungan urine
”storage phase” oleh saraf
simpatik (Th11 – L2) dengan -Fase pengosongan urine
NT : NA, reseptor L1, L2, B1, (voiding phase) oleh saraf
B2 parasimpatik S2 – S4, dgn NT :
Ach, reseptor muskarinik &
-Relaksasi detrusor, kontraksi
nikotinik
otot polos, sphincter uretra
-Konstraksi detrusor, relaksasi
-Pengisian sempurna (volume
otot leher sphincter uretra
urine 250 – 400 cc)
internum, relaksasi sphincter
-Tekanan intra neural otot uretra externa
detrusor meningkat
Sensasi penuh S2 – S4
Gangguan pada fase ini
Pusat lebih tinggi (sentral) disebut “retensio urine”
Gangguan pada fase ini
disebut dgn ”inkontinensia
27urine ”-
27
PEMERIKSAAN
Untuk menentukan jenis disfungsi kandung kemih neurogenik
diperlukan pemeriksaan :
Refleks anal superfisial (anal wink)
Refleks bulbocavernosus
Tes air dingin (ice water test)
Cystometrogram :
Menentukan tipe kerusakan
Kapasitas kandung kemih
Elektromiografi terutama untuk gangguan neuropati &
mempelajari fungsi otot lurik
Tes
Refleks Bulbo Obat
No Jenis Gangguan Urine Refleks Tes Dingin
Cavernosus Kolinergik
Anal
3 Ganglia parasimpatis + + - +
4 Otot detrusor + + - -
28 5 Distal N. Pudendus - - + -
28
Evaluasi Neurogenic Bladder
• Anamnesa
- Ada tidaknya rasa ingin berkemih
- Frekwensi dan volume urine saat berkemih
- Seberapa besar adanya kontrol berkemih
secara volunter
- Apakah ada demam atau hematuria
- Apakah ada tanda tanda keterlibatan
ekstremitas bawah (UMN atau LMN)
29
Penanganan
• Mengerti dulu masalahnya :
- Kegagalan dalam penyimpanan atau
- Kegagalan dalam pengosongan
- atau keduanya
• Ada tidaknya masalah penyerta
- Infeksi
- Obtruksi dan dilatasi ginjal
- Pembentukan batu
- Renal Failure
30
Terapi
Atasi terlebih dahulu kegawatannya
Tujuan terapi adalah mencegah infeksi, mencegah distensi
bladder yg berlebih, mencegah kerusakan uretra & bladder
Farmakologi:
Retensio urine: - Cholinergic agent (bethanecol, carbachol)
- Adrenergic blocking agent (phentolamine)
32