Definisi • Anuria: tidak terdapatnya produksi urine sama sekali, dan biasanya disebabkan oleh obstruksi pada urinary tract (pada ginjal dan ureter bilateral) • Oligouria: berkurangnya produksi urine, kurang dari 400 ml pada orang dewasa atau kurang dari 1mL/kg BB per jam pada anak anak. Bisa disebabkan permasalahan di pre renal (hypovolemia, hypotension), renal (ATN, acute glomerular lesion atau acute interstitial nephritis) atau post renal (obstruksi pada ginjal dan ureter). • Retensi urine: tidak mampu untuk berkemih meskipun ada keinginan untuk berkemih, biasanya disebabkan obstruksi pada bladder outlet. Fisiologi berkemih • Terdiri dari filling phase (pengisian) dan voiding phase (pengosongan) • Dikontrol neural circuit di otak, spinal cord dan ganglia perifer yang mengkoordinasikan kerja otot polos di otot detrusor dan uretra, dan kerja otot lurik di spinkter uretra dan pelvic floor • Pusat kontrol: suprapontin • Melibatkan: syaraf parasimpatis (n.pelvic), syaraf simpatis (n.hypogastric), syaraf somatic (n.pudendal) • Membutuhkan fungsi yang normal dari buli (otot detrusos), uretra, spinkter uretra, dan prostat Patofisiologi • Peningkatan urethral resistance: misal obstruksi bladder outlet • Tekanan intra vesica yang rendah: impaired bladder contractility • Gangguan saraf sensoris atau motoris pada buli Anamnesa • Tidak keluar atau berkurangnya produksi urine meskipun ada rasa ingin berkemih • Rasa nyeri pada perut bagian bawah (bladder), dan rasa nyeri akan berkurang dengan bladder drainage melalui pemasangan kateter • Volume urine yang keluar pertama kali melalui pemasangan kateter lebih dari 500 ml Pemeriksaan fisik • Buli penuh • Inspeksi: massa di supra pubis • Palpasi: massa cystic di supra pubis • Perkusi: perubahan suara dari tympani menjadi redup • Pemeriksaan fisik untuk mencari penyebab • Genitalia eksterna (penis, muara uretra) • Colok dubur (tonus spinkter ani, pembesaran prostat, reflex bulbocavernosa) • Colok vagina pada wanita (pelvic organ prolapse) Penyebab • Pria • Pembesaran prostat (BPH, CaP) • Striktur uretra (termasuk meatal stenosis) • Batu uretra • Riwayat penggunaan obat anticholinergic, sympathomimetic) • Riwayat operasi di daerah abdominal atau perineal • Immobilisasi lama setelah operasi • Wanita • Pria dan wanita …..penyebab • Pria • Wanita • Pelvic organ prolapse (cystocele, rectocele, uterine prolapse) • Striktur uretra • Divertikulum uretra • Pasca operasi stress incontinence • Fowler’s syndrome • Massa di daerah pelvis (cervix, orvarium) • Pria dan wanita …..penyebab • Pria • Wanita • Pria dan wanita • Hematuria disertai bekuan darah • Nyeri hebat (stimulasi adrenergic pada bladder neck) • Pasca operasi (instrumentasi uretra, bladder overdistention, pre existing disease, anestesia epidural) • Fraktur pelvis yang diikuti dengan urethral rupture • Diabetic cystopathy • Gangguan pada L2-3, L3-L4, S2-4 (cauda equine compression, HNP, trauma, tumor) • Rusaknya saraf parasimpatis akibat radical pelvic surgery • Tabes dorsalis (kerusakan colum dorsal spinal cord menyebabkan hilangnya bladder sensation) Tata laksana awal • Pemasangan kateter uretra • Pemasangan kateter suprapubic • Aspirasi suprapubic
• Note: selalu catat volume urine awal mengkonfirmasi diagnose,
menentukan penatalaksanaan berikutnya dan prognosis) Kateter uretra • Indikasi • Penatalaksanaan retensi urine • Pencegahan retensi urine • Monitor produksi urine • Pre operasi (SC untuk mencegah iatrogenic bladder rupture) • Post operasi (bladder drainage TURP, TURBT, vesicolitotomy, prostatectomy, trauma buli) • Kontraindikasi • Urethral rupture • Teknik …..kateter uretra • Teknik • Informed consent • Gunakan folley catheter ukuran 16 Fr, atau silicon catheter jika ingin mempertahankan kateter lebih lama • Gunakan three-way catheter 20 s.d 24 Fr jika curiga retensi urine disebabkan oleh hematuria dengan bekuan darah • Teknik aseptic (satu vs dua tangan) • Desinfeksi • Instilasi lubrikan jelly dengan atau tanpa lidocaine 2% pada uretra do it gently, squeeze glans penis • Masukkan kateter hingga mencapai percabangan kateter pada pria, atau keluar urine pada wanita • Kembangkan balon kateter uretra dengan aqua 15 ml • Sambungkan kateter dengan urine bag • Jika urine tidak keluar pasca pemasangan kateter, kemungkinannya: diagnosa salah, kateter masih di uretra, kateter tersumbat oleh lubricant jelly, blood clot retention Kateter suprapubic • Indikasi • Gagal pemasangan kateter uretra • Mempertahankan kateter dalam waktu yang cukup lama • Kontraindikasi • Blood clot retention kemungkinan Ca buli • Lower midline incision scar • Pelvic fracture • Teknik …..kateter suprapubic • Indikasi • Kontraindikasi • Teknik trocar cystostomy • Tegakkan diagnosis (PF, USG, aspirasi urine) • Target: dua hingga tiga jari diatas tulang simfisis pubis • LA pada area yang akan di cystostomy (kulit dan sheath otot rectus) • Buat insisi di kulit sepanjang 1 cm dengan sharp blade (no 11) • Aspirasi urine • Pegang trocar handle dengan tangan kanan dan ujung trocar dengan tangan kiri • Dorong trocar ke arah dalam sesuai arah jarum aspirasi • Sesaat setelah keluar urine, Tarik jarum trocar dan pertahankan sheath trocar lalu masukkan kateter sedalam mungkin dan kembangkan balon kateter • Tarik keluar sheath trocar • Jahit kulit yang terbuka dengan silk 2.0 Komplikasi pasca pemasangan kateter • Ruptur uretra • Hematuria • Perforasi organ intra peritoneum (pada trocar cystostomy) Retensi urine kronis • High pressure chronic urine retention (volume buli > 800 ml, tekanan intravesical > 30 cmH2O, seringkali disertai hydronephrosis dan peningkatan creatinin) • Penderita tetap dapat berkemih spontan, seringkali tidak mengeluhkan tidak lampias setelah berkemih • Bed wetting • Pemeriksaan abdomen: buli sangat penuh • Volume urine awal setelah pemasangan kateter > 1L • Lab: peningkatan creatinine serum • USG: Bilateral hydronephrosis dengan buli penuh Daftar pustaka • Smith and Tanago General Urology 18th edition • Hashim Hashim, John Reynard, Nigel C Cowen. Urological Emergencies in Clinical Practice