By:
Sholihul Huda, S. Kep.,Ns
SISTEM SYARAF
MEDULLA SPINALIS
Gambar medulla spinalis
Vertebra
DEFINISI SPINAL CORD INJURY
Cidera medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth, 2001).
Spinal Cord Injury (SCI) adalah cidera yang terjadi karena trauma spinal cord atau
tekanan pada spinal cord karena kecelakaan.
Trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang
yaitu ligamen dan diskus, tulang belakang sendiri dan sumsum tulang belakang atau
spinal kord (Muttaqin, 2008).
Adanya perdarahan akibat trauma dari gray sampai white matter menurunkan perfusi
vaskuler dan menurunkan kadar oksigen dan menyebabkan iskemia pada daerah
cedera. Keadaan tersebut lebih lanjut mengakibatkan edema sel dan jaringan
menjadi nekrosis.
Perubahan kimia dan metabolisme yang terjadi adalah meningkatnya asam laktat
dalam jaringan dan menurunnya kadar oksigen secara cepat 30 enit setelah trauma,
meningkatnya konsentrasi norephineprine..
Intervensi
Ketidakefektifan pola nafas
NOC: pola nafas efektif, ventilasi tidak terganggu (kedalaman inspirasi dan
kemudahan pernafasan, ekspansi dada simetris, tidak ada otot bantu pernafasan,
tidak ada nafas pendek)
NIC: Pemantauan pernafasan
- pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi).
- Pantau pola pernafasan: bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernafasan
kussmaul
-
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
NOC: jalan nafas paten, mengeluarkan sekresi secara efektif, mudah untuk bernafas,
dispnea tidak ada.
NIC : Pengelolaan jalan nafas
- Auskultasi bunyi nafas
- Penghisapan jalan nafas
- Catat tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan
Penurunan perfusi jaringan perifer
NOC: TD dalam rentang normal, Nadi perifer teraba, suhu ektremitas hangat, warna
kulit normal.
NIC:
- Perawatan sirkulasi: periksa nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna dan
suhu ekstremitas, rendahkan ektremitas.
- Penatalaksaan sensasi perifer: pantau parestesia, periksa adanya gangguan
integritas kulit.
Nyeri
NOC: Menunjukkan kenyamanan, bisa istirahat, ekspresi wajah rileks, skala nyeri
turun
NIC: Manajemen nyeri
- Pengkajian nyeri dengan P, Q, R, S dan T
- Pengendalian nyeri: relaksasi, distraksi, imajinasi terbimbing, terapi aktivitas,
kompres hangat/dingin, masase)
- Kolaborasi pemberian antibiotik
Inkontinensia urine
NOC: mengenali urgensi berkemih, mampu berkemih secara mandiri, keadekuatan
waktu pengeluaran urine
NIC:
- Perawatan inkontinensia urine: identifikasi penyebab, jelaskan penyebab
masalah, ajarkan pasien/ keluarga mencatat haluaran urine, membersihkan dan
perawatan kulit)
- Latihan kebiasaan berkemih: buat interval jadwal eliminasi, berdasarkan pola
berkemih, ajarkan teknik memperkuat sfingter dan struktur pendukung kandung
kemih)
Inkontinensia Alvi
NOC: Mempertahankan kendali terhadap feses, mengindentifikasi urgensi defekasi,
berespon terhadap urgensi defekasi pada waktunya, terbebas dari iritasi kulit di area
perineal
NIC:
- Perawatan inkontinensia alvi: tentukan penyebab, pantau kebutuhan diet dan
cairan, pantau keadekuatan pengeluaran feses, cuci area perineal dg sabun & air
area perineal dg hati2.
- Latihan defekasi: mengeluarkan feses pd interval tertentu
Gangguan mobilitas fisik
NOC: menunjukkan tingkat mobilitas, mampu berjalan, melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri, pergerakan otot dan sendi, menggunakan alat bantu secara
benar.
NIC:
- Terapi aktivitas: kaji kebutuhan akan aktivitas, kaji mobilitas sendi dan kekuatan
otot, bantu dalam penggunaan alat, ajarkan & dukung pasien dalam ROM aktif/ pasif.
- Perubahan posisi: ajarkan dan bantu dlm proses perpindahan,