Anda di halaman 1dari 15

Why is there hypotension

after spinal anesthesia?


Anay Tullah
NPM 1301-2121-0005

Pembimbing
Mohamad Andy Prihartono , dr., SpAn, M.Kes, KMN, KAR, FIIPM
PENDAHULUAN
• Anestesi spinal adalah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang
subarakhnoid
• Anestesi spinal diindikasikan terutama untuk bedah ekstremitas
inferior, bedah panggul, tindakan sekitar rektum dan perineum, bedah
obstetri dan ginekologi, bedah urologi, bedah abdomen bawah dan
operasi ortopedi ekstremitas inferior
• Insidensi kejadian hipotensi pada anestesi spinal mencapai 16-33%
Indikasi anestesi spinal
• Bedah ekstremitas bawah
• Bedah panggul
• Tindakan sekitar rektum dan perineum
• Bedah obstetri dan ginekologi
• Bedah urologi
• Bedah abdomen bawah
• Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri biasanya dikombinasi
dengan anestesi umum ringan.
Anatomi
• Ujung medula spinalis pada
dewasa L1, anak-anak L3.
• Ruang subarachnoid berakhir
pada pinggir bawah corpus
vertebra S2.
• Tempat anestesi spinal aman bila
di bawah L2.
Where Spinal Cord Ends
Komplikasi tindakan
• Hipotensi
• Bradikardia
• Hipoventilasi
• Trauma pembuluh darah
• Trauma saraf
• Mual dan muntah
Patofisiologi
• Lapisan yang ditembus: kulit, subkutis, • Lokal anestetik yang dimasukkan
ligamen supraspinosum, ligamen ke dalam ruang subarakhnoid
interspinosum, lgamen flavum, ruang
epidural, durameter, arachoid, ruang
akan memblok impuls
subarakhnoid. autonom,sensorik, dan motorik
pada serabut saraf anterior dan
posterior yang melewati cairan
serebrospinal
Blokade Somatik
• Blok sensori menghambat stimulus nyeri baik pada somatik dan
viseral, sedangkan blokade motorik menghasilkan relaksasi otot
rangka. Pengaruh anestesi lokal pada serabut saraf bervariasi sesuai
dengan ukuran serabut saraf, apakah itu bermielin, konsentrasi yang
dicapai dan lama kontak.
Blokade Otonom
• Respon fisiologi dari anestesi ini adalah menurunkan kerja simpatis
• Blok neuroaksial tipikal menyebabkan penurunan tekanan darah yang
disertai dengan penurunan detak jantung dan kontraktilitas jantung.
• Blokade saraf simpatis T5-L1 menurunnya tonus vasomotor
• Vasodilatasi vena  penurunan pengisian darah dan aliran balik vena
ke jantung.
• Vasodilatasi arteri  penurunan resistensi pembuluh darah sistemik.
Efek samping
• Sistem kardiovaskular
• Sistem pernafasan
• Sistem pencernaan
• Sistem saraf pusat
• Imunologi
• Ginjal dan hepar
• Endokrin dan metabolisme
Dampak Patofisiologis
• Sistem Kardiovaskular
• Pada anestesi spinal tinggi terjadi penurunan aliran darah jantung dan
penghantaran (supply) oksigen miokardium yang sejalan dengan penurunan
tekanan arteri rata-rata. Penurunan tekanan darah yang terjadi sesuai dengan
tinggi blok simpatis, makin banyak segmen simpatis yang terblok makin besar
penurunan tekanan darah. Untuk menghindarkan terjadinya penurunan
tekanan darah yang hebat, sebelum dilakukan anestesi spinal diberikan cairan
elektrolit NaC1 fisiologis atau ringer laktat 10-20 ml/kgbb. Pada Anestesi
spinal yang mencapai T4 dapat terjadi penurunan frekwensi nadi dan
penurunan tekanan darah dikarenakan terjadinya blok saraf simpatis yang
bersifat akselerator jantung
• Sistem pernafasan :
• Pada anestesi spinal blok motorik yang terjadi 2-3 segmen di bawah blok
sensorik, sehingga umumnya pada keadaan istirahat pernafasan tidak banyak
dipengaruhi. Tetapi apabila blok yang terjadi mencapai saraf frenikus yang
mempersarafi diafragma, dapat terjadi apnea
• Sistem pencernaan :
• Oleh karena terjadi blok serabut simpatis preganglionik yang kerjanya
menghambat aktifitas saluran pencernaan (T4-5), maka aktifitas serabut saraf
parasimpatis menjadi lebih dominan, tetapi walapun demikian pada
umumnya peristaltik usus dan relaksasi spingter masih normal. Pada anestesi
spinal bisa terjadi mual dan muntah yang disebabkan karena hipoksia serebri
akibat dari hipotensi mendadak, atau tarikan pada pleksus terutama yang
melalui saraf vagus
Tatalaksana Hipotensi Pada Spinal Anestesia
- Fluid
• Pre Loading Koloid
• Co-Loading Koloid/Kristaloid
- Vasopresor

Anda mungkin juga menyukai