Anda di halaman 1dari 54

JENIS-JENIS ANESTESI

Oleh :
Rera Richard Rabi Mewo
Pembimbing :
dr. Erlina Sigai, Sp.An
PENDAHULUAN
 Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-”
tidak, tanpa” dan aesthetos, “persepsi, kemampuan untuk
merasa”)

ANESTESI :
Tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran
dan bersifat irreversible. Anestesi umum yang sempurnya menghasilkan
ketidak-sadaran,analgesia, relaksasi otot tanpa menimbulkan resiko
yang tidak diinginkan dari pasien
Cara kerja anestesi adalah dengan menghentikan
atau memblokir sinyal saraf dari pusat rasa sakit
yang akan dirasakan pasien selama operasi atau
ketika menjalani prosedur medis tertentu.
Anestesi dapat diberikan dalam bentuk seperti
salep, semprotan , suntikan, atau gas yang harus
dihirup oleh pasien
JENIS ANESTESI

• Anestesi local
• Anestesi Regional
• Anestesi Umum
ANESTESI LOKAL

• Anestesi lokal didefinisikan suatu tindakan yang menyebabkan


hilangnya rasa nyeri pada lokasi sebagian tubuh secara sementara
yang disebabkan adanya depresi eksitasi di jung saraf atau
penghambatan proses konduksi pada saraf perifer
• Sifat umum anestesi lokal adalah menghambat hantaran saraf.
Bahan ini bekerja secara reversible untuk menghalangi implus
saraf, sehingga impuls saraf yang di alirkan dari daerah tersebut
terhenti.
OBAT ANESTESI
YANG IDEAL

• Tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen


• Batas keamanan lebar
• Mula kerja singkat
• Masa kerja cukup lama
• Larut dalam air
• Stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami
perubahan
• Bersifat sementara
KEUNTUNGAN ANESTESI LOKAL

• Alat minim dan teknik relatif sederhana


• Relatif aman bagi pasien yang tidak puasa
• Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi
• Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi
• Perawatan post operasi lebih mudah
• Perdarahan sedikit
KERUGIAN ANESTESI LOKAL

• Butuh kooperatif dengan pasien


• Sulit diterapkan dengan anak-anak
• Pasien lebih suka dalam keadaan tidak sadar
• Adanya hipersensitivitas pada pasien
ANESTESI
REGIONAL

• Anestesi regional adalah obat bius yang diberikan untuk


memblokir rasa sakit pada sebagian anggota tubuh. Sama
halnya dengan obat bius lokal, pasien akan tetap sadar
selama operasi berlangsung, tapi tidak dapat merasakan
sensasi pada sebagian anggota tubuhnya yang sudah dibius.
• Anestesi regional ada 2 jenis, yaitu anestesi spinal dan
anestesi epidural
ANESTESI SPINAL

• Anestesi spinal adalah pemberian obat anestesi local ke dalam ruang


subaracnoid
• Anestesi spinal diindikasikan terutama untuk bedah ekstremitas inferior, bedah
panggul, tindakan sekitar rectum dan perineum, bedah obstetric dan ginekologi,
bedah urologi, bedah abdomen bawah, dan ortopedi ekstremitas inferior
KOMPLIKASI TINDAKAN

• Hipotensi
• Nyeri tempat suntikan
• Bradikardi
• Nyeri punggung
• Hipoventilasi
• nyeri kepala akibat kebocoran likor
• Trauma pembuluh darah
• Retensio urin
• Trauma saraf
• meningitis
• Mual muntah
WHERE SPINAL CORD ENDS
TEKHNIK ANESTESI SPINAL

PERSIAPAN
• Bertujuan sebagai antisipasi perubahan mendadak tekanan darah, laju nadi atau
masalah oksigenasi
• HARUS sudah ada akses intravena dan alat monitor (pulse oxymetri, EKG,
tekanan darah, suhu)
• Tersedia dan siap pakai: Mesin anestesi, sungkup muka, sumber O2, suction,
obat-obatan sedasi, induksi, emergensi dan pelumpuh otot, perlengkapan
manajemen jalan napas lengkap
TEKHNIK ANESTESI SPINAL

POSISI PASIEN
• Ada 3 posisi: Lateral decubitus, duduk dan tengkurap
• Menjamin keberhasilan tindakan anestesi
TEKHNIK ANESTESI SPINAL

• Posisi Lateral decubitus


• Posisi yang sering dipilih
• Penderita tidur miring diatas meja operasi membelakangi
ahli anestesiologi, pinggul dan lutut di fleksi maksimal
dan dada serta leher di fleksikan mendekat ke arah lutut
• Biasa dipilih pada pasien yang tidak dapat duduk
(contoh: cedera/fraktur pinggul dan kaki)
• Digunakan pada prosedur pembedahan unilateral
SPINAL ANAESTHESIA
HOLDING FOR SPINAL
SITTING / LYING
TEKHNIK ANESTESI SPINAL

• Posisi duduk
• Anatomi vertebra lebih mudah dipalpasi
• Baik dipilih pada pasien obesitas dan untuk operasi lumbar bawah atau sakral
• Dengan bantuan asisten, pasien diminta duduk sambal memeluk bantal, diposisikan
dengan punggung belakang di fleksikan maksimal (membungkuk) dan kedua kaki
menggantung atau lurus di atas meja operasi
• Pasien sebaiknya tetap berada pada posisi duduk selama sekitar 5 menit setelah
tindakan atau dapat langsung diminta berbaring telentang
• Posisi duduk
TEKHNIK ANESTESI SPINAL

• Posisi telungkup (prone)


• Dapat dilakukan pada prosedur pembedahan anorektal
• Dengan posisi jack-knife
FLEXION
STRUCTURES
PIERCED
100% STERILE
ANESTESI SPINAL

Anestesia spinal adalah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang


subarakhnoid di region antara lumbal 2 dan 3, lumbal 3 dan 4, lumbal 4 dan 5
dengan tujuan untuk mendapatkan blokade sensorik, relaksasi otot rangka dan
blokade saraf simpatis
FARMAKOL OGI OBAT ANESTET IK L OKAL

• Anestetik lokal ialah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade saluran
natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsangan transmisi
sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer.
• Ada dua golongan : ester dan amida
JENIS ANESTESI LOKAL
Prokain Lidokain Bupivakain
Golongan Ester Amida Amida
Mula kerja 2 menit 5 menit 15 menit
Lama kerja 30-45 menit 45-90 menit 2-4 jam
Metabolisme Plasma Hepar Hepar
Dosis 12 6 2
maksimal
(mg/kgBB)
Potensi 1 3 15
Toksisitas 1 2 10
ANESTETIK LOKAL YANG PALING SERING DIGUNAKAN

Anestetik lokal Berat jenis Sifat Dosis

Lidokain
2% plain 1.006 Isobarik 20-100 mg (2-5 ml)

5% dalam 1.033 Hiperbarik 20-50 mg (1-2 ml)


dekstrosa 7,5%

Bupivakain
0.5% dalam air 1.005 Isobarik 5-20 mg (1-4 ml)

0.5% dalam 1.027 Hiperbarik 5-15 mg (-3 ml)


dekstrosa 8.25%
ANESTESI EPIDURAL

• Obat anestetik local langsung bekerja pada saraf spinal yang terletak di bagian
lateral
• Awal kerja anestesi epidural lebih lambat dibandingkan spinal
• Kualitas blockade sensorik-motoric lebih lemah dari spinal
KEUNTUNGAN

• Tingkat kepuasan tinggi


• Baik untuk penderita penyakit paru
• Airway lebih mudah dijaga
• Menurunkan perdarahan
KERUGIAN

• Sulit dilakukan, harus tenaga yag ahli


• Menyebabkan hipotensi
• Pasien sadar
• Terjadi total blok
KONTRAINDIKASI

Absolut Relatif
• Kelainan pembekuan darah • Reaksi pembedahan utama tulang belakang
• Infeksi pada daerah insersi • Nyeri punggung
• Hypotermia berat • Aspirin sebelum operasi
• Penyakit neurologis aktif • Heparin preoperasi
• Pasien menolak • Pasien tidak kooperatif
OBAT ANESTASI LOKAL

• Lidokain
• Mepivakan
• Prilokain
• Buvikain
• Ropivacain
UJI DOSIS (TEST DOSE)

• Memasukan anestetik local ke dalam ruang epidural. Biasanya dengan


memasukan 3 ml yang sudah bercampur adrenaline 1:200.000
• Catatan:
• Tidak ada efek setelah beberapa menit kemungkinan besar letak jarum atau kateter
benar
• Terjadi blockade spinal, berarti obat masuk ruang subaracnoid
• Terjadi peningkatan laju nadi 20-30%, kemungkinan obat masuk ke vena epidural
UJI KEBERHASILAN EPIDURAL

• Alcohol swab
Menguji blok simpatis yang diketahui dari perubahan suhu
• Uji tusuk jarum
Untuk blok sensorik
KOMPLIKASI

• Hipotensi • Nyeri penyuntikan


• Bradikardi • Nyeri punggung
• Hipoventilasi • Nyeri kepala
• Mual muntah • Retensi urin
• Total spinal
ANESTESI UMUM

 Pada GA  penekanan SSP yg menurun secara ireguler.


 Urut-urutan SSP yg terdepresi  corteks dan pusat psikis, basal ganglia dan
cerebelum, MS, MO.
 Dengan ditemukannya obat-obat anestesi yang baru  definisi GA tidak
sesederhana sebagai suatu “depresi SSP yang menurun”.
 Kemampuan utk memberikan keadaan tidur terpisah dari keadaan analgesia &
relaksasai otot menyebabkan dikenalnya keadaan  anestesi seimbang
(balans anestesi )
 Obat anestesi inhalasi dpt berbentuk gas  N2O, cyclopropane & ethtylene.
 Yg berbentuk cair melalui alat penguap akan diubah menjadi gas.
 Obat anestesi inhalasi berbentuk cair dibagi jadi dua golongan besar  gol.
halogen hidrokarbon misalnya halotan & halogen eter yang contohnya  eter,
enflurane, isoflurane, desfluran & sevofluran.
 Teknik anestesi umum inhalasi bisa dilakukan dgn napas spontan  sungkup
muka, nafas spontan diintubasi, nafas spontan dengan laringeal mask, nafas
spontan dengan COPA (Cuffed Oropharyngeal Airway) / nafas kendali diintubasi.
• Obat anestesi intravena  tiopental, propofol, ketamine, etomidate, midazolam,
diazepam.
• Obat anestesi yg dpt diberikan secara intramuskuler  ketamin, diazepam,
midazolam.
• Yg dpt diberikan per-rektal  eter oil, ketamine, pentotal.
• Yg dpt diberikan secara oral  ketamin & midazolam.
INDIKASI GA

 Infant & anak-anak.


 Operasi yg luas.
 Pasien dgn kelainan mental.
 Bila pasien menolak anestesi lokal.
 Operasi yg lama.
 Operasi dimana dgn anestesi lokal tdk praktis & tdk menguntungkan.
 Pasien dlm terapi anti coagulant.
 Pasien yg alergi terhadap obat anestesi lokal.
TRIAS ANESTESI
 Analgesia :
Terjadi hambatan sensoris, di sini stimulasi nyeri dihambat scr sentral shg tdk dpt diartikan di korteks serebri.
Analgesia bisa terjadi dlm berbagai tingkatan dimulai dgn light analgesia (stadium I) sampai true analgesia
dimana semua sensasi hilang.
 Relaksasi:
Terjadi krn adanya hambatan motoris & hambatan refleks. Pada hambatan motoris terjadi depresi area motorik di
otak & hambatan impuls efferent  terjadi relaksasi otot skelet. Efek depresi motoris ini tergantung dari
kedalaman anestesi, dimana otot pernafasan / diafragma yang paling akhir ditekan. Pada hambatan refleks, terjadi
penekanan refleks misalnya ada sistim respirasi utk mencegah brokhospasme, laringospasme, pembentukan
mukus. Pada sirkulasi utk mencegah terjadinya aritmia & pada gastrointestinal utk mencegah mual, muntah.
 Hipnotik:
Terjadi hambatan mental. Ada beberapa tingkatan dimulai dari tenang, sedasi, light sleep / hipnosis, deep sleep /
narkosis, complete anaesthesia, & terakhir terjadi depresi medulla oblongata.
Contoh obat anestesi seimbang
Anestesi inhalasi Anestesi intravena
Hipnotik N2O, halotan, enfluran, isofluran, sevofluran. Pentothal, Propofol, Diazepam, Midazolam,
Ketamine.

Analgetik Narkotik analgetik (Petidin, Morphin, Fentanyl, Sufentanil, Narkotik analgetik.


Alfentanil).

Relaksasi Semua obat pelemas otot (Succinylcholine, Rocuronium, Semua obat pelemas otot.
Vecuronium, Atracurium)
OBAT ANESTESI INHALASI

Suatu anestetik inhalasi disebut ideal  baunya


menyenangkan & tdk mengiritasi jalan nafas,
kelarutan rendah, tdk toksik pada organ, efek samping
kardiovaskuler & respirasi minimal, efek pada SSP
reversibel tanpa efek stimulant, efektif pada oksigen
konsentrasi tinggi, dpt digunakan dgn vaporizer
standar.
ADA 2 JENIS

• Anestetik gas : N2O dan cyclopropane.


• Anestetik volatil : eter, halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane dan desflurane.
MAC Compared with Anesthetic Concentration
Agent MAC Induction Concentration (Vol%) Maintenance Concentration (Vol%)

Methoxyflurane 0.16 Up to 3 0.2-1.0

Halothane 0.76 2-4 0.5-2.0

Isoflurane 1.12 2-4 1.0-3.0

Enflurane 1.68 2-5 1.5-3.0

Ether 1.92 10-30 4-15

Cyclopropane 9.2 20-50 10-20

Nitrous oxide 105.0 Up to 80 Up to 80


Clinical pharmacology of inhalational Anesthetics.
N2O Halothane Methoxyflurane Enflurane Isoflurane Desflurane Sevoflurane
Cardiovascular

Blood Pressure N/C      

Heart rate N/C     N/C or  N/C

Systemic vascular resistance N/C N/C N/C    

Cardiac output* N/C   N/C 


 N/C or 
Respiratory

Tidal volume       

Respiratory rate       

PaCO2 N/C      

Resting       

Challenge
Cerebral

Blood flow       

Intracranial pressure       

Cerebral metabolic rate**       

Seizures       
Neuromuscular       

Nondepolarizing blockade***
Renal

Renal blood flow       

Glomerular filtration rate      ? ?

Urinary output      ? ?
Hepatic blood flow       
Metabolism(%)***** 0.004 15-20 50 2-5 0.2 < 0.1 2-3
* = Controlled ventilation; ** = CMRO 2 would increase with enflurane-induced seizure; *** = Depolarizing blockade is probably also prolonged by these agents, but this is usually not clinically
significant; ***** = Percentage of absorbed anesthetic undergoing methabolism; N/C = No Change; ? = Uncertain.
OBAT PELUMPUH OTOT

 Sangat berguna dlm GA  laringoskopi & intubasi jadi lebih mudah serta
menghindari cedera, digunakan selama operasi dgn ventilasi kendali.
 Disebut Pelumpuh otot ideal  termasuk golongan non depolarisasi, onset cepat,
mula kerja singkat, pemulihan cepat, potensi tinggi, tdk kumulatif, metabolitnya
tdk aktif, tdk ada efek kardiovaskuler, tdk ada pelepasan histamin, dpt dilawan dng
anticholinesterase.
 Terminologi dlm pelumpuh otot :
ED 50 : dosis yang dapat melumpuhkan 50% kekuatan otot.
ED 90 : dosis yang dapat melumpuhkan 90% kekuatan otot.
 Onset : interval antara mulai penyuntikkan sampai efek maksimal.
2 GOLONGAN OBAT PELUMPUH OTOT

• Depolarizing : suxamethonium, suksamethonium halides,


decamathonium
• Non depolarizing : tubocurarine, pancuronium, alcuronium,
gallamine, vecuronium
• Pelumpuh otot Nondepolarisasi  tdk menimbulkan fascikulasi, efeknya menurun
dgn obat anticholinesterase, obat pelumpuh otot golongan depolarisasi, penurunan
suhu tubuh, epinephrine, acetylcholine. Efeknya meningkat dgn obat pelumpuh otot
non-depolarizing, anestetika volatile.
• Ppelumpuh otot depolarisasi  menyebabkan faskiculasi otot. Efeknya meningkat
dgn anticholinesterase , acetylcholine, hipotermi.
• Pada suatu keadaan, obat golongan depolarizing dpt berefek non depolarizing,
 dual block / biphasic block.
• Relaksasi otot disebabkan : central, anestesi umum, perifer (local nerve block)
& pelumpuh otot.
• Relaksan yg dipakai di klinik pada umumnya highly ionized & terbatas pada
cairan ekstra seluler.
OBAT ANESTESI INTRAVENA

Penggunaan :
 untuk induksi
 obat tunggal pada operasi singkat
 tambahan pada obat inhalasi lemah
 tambahan pada regional anesthesia
 sedasi
 

Cara pemberian:
 obat tunggal untuk induksi / operasi singkat
 suntikan berulang (intermittent)
 diteteskan perinfus
Comporative Pharmacology of Intravenous Induction Agents
Agent Induction Cardio Respirratory Analgesia Amnesia Emergence

Vascular

Pentothal Smooth / rapid Dpression Transient depression None Minimal Smooth / rapid

(Thiopental)

Ketamine Excitatpry / rapid Stimulation Minimal Yes Minimal Stormy / intermediate

Etomidate Smooth / rapid None Transient depression None Minimal Smooth / rapid

Propofol Smooth / rapid / Depression Depression None Minimal Smooth / rapid


pain

Diazepam Smooth / slow / Mininal Depression None Yes Smooth / prolonged


pain

Midazolam Smooth / Vasodilatation Depression None Yes Smooth / rapid


intermediate

Alfentanil Smooth / rapid / Depression Depression Yes Minimal Smooth / rapid


rigidity

Sufentanil Smooth / rapid / Minimal Depression Yes Minimal Smooth / intermediate


rigidity

Adapted from White PF : Clinical Use of Newer Intravenous Induction Drugs, Cleveland, IARS, Review Course Lectures, 1988 : 102-112.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai