Anda di halaman 1dari 46

Oktaviana Grace 4151171517

Bella Sugih Laksono 4151171464


Rano Juan Salma T 4151171407
Eka Ulfah R 4151171436
Aulia Dewi P 4151171470
Rizka Azkiyana 4151171409
DEFINISI
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri
suatu bagian tubuh sementara pada impuls saraf
sensorik sehingga impuls nyeri dari satu bagian
tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi
motorik dapat terpengaruh sebagian atau
seluruhnya, tetapi pasien tetap sadar.
Anatomi anestesi regional
JENIS-JENIS ANESTESI
REGIONAL

Anestesi Spinal

Anestesi Regional Anesthesi


Blok Sentral Epidural

Anestesi Regional Anesthesi Kaudal

Anesthesi
Anestesi Regional
Regional Blok
Blok Perifer
Perifer Intravena
Lokasi penyuntikan anestesi
regional
PERSIAPAN
Hal yang harus diperhatikan dengan seksama
adalah daerah sekitar tempat penusukan, apakah ada
hal-hal yang mempersulit proses penusukan, seperti
kelainan bentuk tulang belakang atau prosesus spinosus
sulit diraba seperti pada pasien dengan obesitas.

• Informed consent
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium anjuran
PERALATAN
 Peralatan Monitor  Peralatan Resusitasi
• Tekanan darah • Sumber O2, NO2, dan

• Nadi udara tekan.

• Pulse oxymetri • Pressure Gauge

• EKG • Pressure Reducing Valve

• Flow meter

• Vaporizers

• Common gas outlet

• Oxygen flush control


PERALATAN
1. Jarum Spinal

Quincke-
babcock

Whitaker

2. Jarum Epidural

Tuohy

3. Jarum Kaudal
Jarum suntik kateter vena ukuran 20-22 pada pasien
dewasa.
ANESTESI
SPINAL
DEFINISI

Anestesi spinal (intratekal, intradural,


subdural, subarachnoid) ialah pemberian obat
anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid.
Anesthesia spinal diperoleh dengan cara
menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang
subarachnoid.
INDIKASI
• Bedah ekstremitas bawah

• Bedah panggul

• Tindakan sekitar rectum-perineum

• Bedah obsetri-ginekologi

• Bedah urologi

• Bedah abdomen bawah

• Bedah abdomen atas dan bedah pediatrik (disertai


anestesi umum ringan)
KONTRAINDIKASI
Absolut Relatif

• Pasien menolak • Infeksi sistemik (sepsis,


• Infeksi pada tempat
suntikan bakteriemi)
• Hipovolemia berat/syok • Kelainan neurologis
• Koagulopati atau
mendapat terapi • Kelainan psikis
antikoagulan • Bedah lama
• Tekanan intrakranial
meninggi • Penyakit jantung
• Fasilitas resusitasi • Hipovolemia ringan
kurang
• Kurang pengalaman / • Nyeri punggung kronis
tanpa didampingi
konsultan anesthesia
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
ANESTESI REGIONAL SPINAL
Keuntungan
• Tetap sadar
• Relaksasi cukup baik
• Tidak ada komplikasi paru
• Perdarahan selama operasi berkurang
• Teknik lebih mudah
• Dosis obat lebih sedikit

Kerugian
• Hipotensi
• Durante dan post operasi dapat muntah atau
mual
• Sakit kepala post operasi
OBAT-OBATAN
ANESTESI REGIONAL SPINAL
Konsentrasi Onset Blok sensorik Blok Motorik

Minimal
Lidokain ≤1% Sedang Analgesik
sedang
Ringan-
Kloroprokain 2% Cepat Analgesik
sedang
3% Cepat Berat Berat
Mepivakain 1% Sedang Analgesik Minimal
2% Sedang Berat Berat
Minimal
Bupivakain ≤0,25% Lambat Analgesik
sedang
Minimal-
Ropivakain ≤0,2% Lambat Analgesik
ringan
0,3-0,5% Lambat Berat Sedang
Sedang-
0,6-1,0% Lambat Berat
berat
TEKNIK ANESTESI
SPINAL
• Pasien diposisikan duduk atau lateral dekubitus. Pasien
harus membungkuk maksimal agar prosesus spinosus
mudah teraba.

• Tentukan tempat tusukan (L3-L4 / L4-L5).

• Sterilkan tempat tusukan dengan povidone iodine.

• Beri anestesi lokal pada tempat tusukan, misal: Lidokain 1-


2% 2-3 ml.

• Tusukan jarum sedalam kira-kira 2 cm ke arah cephal


beserta mandrinnya.
TEKNIK ANESTESI
SPINAL
• Setelah keluar cairan, pasang spuit berisi obat dan suntikan
secara perlahan 0,5 ml/detik diselingin aspirasi untuk
konfirmasi posisi jarum tetap baik.
KOMPLIKASI
Intra-Operatif Post-Operatif

Nyeri
Hipotensi berat
punggung

Blok total spinal Cauda Equina Sindrom

Mual – muntah Meningitis

Bradikardi Retensi urin

Spinal
Hipoventilasi
Hematoma

Post-Dural Puncture
Headache (PDPH)
ANESTESI
EPIDURAL
DEFINISI

Anestesi epidural adalah blokade saraf dengan


menempatkan obat diruang epidural. Ruang ini berada diantara
ligamentum flavum dan duramater.

Kedalaman ruang ini rata-rata 5 mm dan di bagian posterior


kedalaman maksimal pada daerah lumbal.

Awal kerja anestesi epidural lebih lambat dibanding anestesi spinal,


sedangkan kualitas blokade sensorik-motorik juga lebih lemah.
INDIKASI

• Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca


bedah.

• Tatalaksana nyeri saat persalinan.

• Penurunan tekanan darah saat pembedahan


supaya tidak banyak perdarahan.

• Tambahan pada anesthesia umum ringan karena


penyakit tertentu pasien.
KONTRAINDIKASI
• Penolakan oleh pasien

• Koagulopati

• Sepsis
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
ANESTESI REGIONAL EPIDURAL
Keuntungan
• Hanya sedikit mempengaruhi respirasi
• Adanya efek analgesi dan relaksasi otot serta
usus
• Dapat diberikan pada pasien dengan kontra
indikasi muscle relaxant
• Tidak terjadi efek sakit kepala saat post operasi
• Kejadian hipotensi lambat terjadi
• Efek motoris lebih sedikit
Kerugian
• Teknik lebih sulit
• Jumlah obat anestesi lokal lebih besar
OBAT-OBATAN
ANESTESI REGIONAL EPIDURAL
Konsentrasi Onset Blok sensorik Blok Motorik

Lidokain ≤1% Sedang Analgesik Minimal sedang

Kloroprokain 2% Cepat Analgesik Ringan-sedang

3% Cepat Berat Berat

Mepivakain 1% Sedang Analgesik Minimal

2% Sedang Berat Berat

Bupivakain ≤0,25% Lambat Analgesik Minimal sedang

Ropivakain ≤0,2% Lambat Analgesik Minimal-ringan

0,3-0,5% Lambat Berat Sedang

0,6-1,0% Lambat Berat Sedang- berat


TEKNIK ANESTESI
EPIDURAL
• Pasien diposisikan duduk atau lateral dekubitus. Pasien
harus membungkuk maksimal agar prosesus spinosus
mudah teraba.

• Tentukan tempat tusukan (L3-L4 / L4-L5).

• Sterilkan tempat tusukan dengan povidone iodine.

• Beri anestesi lokal pada tempat tusukan, misal: Lidokain 1-


2% 2-3 ml.

• Tusukan jarum epidural.


– Jarum Crawford : Untuk dosis tunggal.

– Jarum Touhy : Untuk pemandu pemasukan kateter


ke ruang epidural.
TEKNIK ANESTESI
EPIDURAL
• Teknik mengenal ruang epidural:
1. Teknik hilangnya resistensi (loss of resistance).
Menggunakan semprit kaca atau semprit plastik rendah
resistensi yang diisi oleh udara atau NaCl sebanyak ± 3 ml.
2. Teknik tetes tergantung (hanging drop)
Persiapan sama seperti teknik hilangnya resistensi, tetapi
pada teknik ini hanya menggunakan jarum epidural yang diisi
NaCl sampai terlihat ada tetes NaCl yang menggantung.

• Setelah yakin ujung jarum dalam ruang epidural, dilakukan


uji dosis (test dose).

• Suntikan anestesilokal secara perlahan setiap 3 -5 menit


sebanyak 3- 5 ml sampai tercapai dosis total.
KOMPLIKASI
Intra-Operatif Post-Operatif

Pungsi dural Infeksi

Blok total spinal Hematoma epidural

Post-Dural Puncture
Hipotensi
Headache (PDPH)

Mual-muntah

Perdarahan
ANESTESI
KAUDAL
DEFINISI

Anesthesi kaudal sebenarnya sama


dengan anesthesi epidural karena ruang kaudal
adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat
ditempatkan pada ruang kaudal melalui hiatus
sakralis.

Ruang kaudal berisi saraf sakral, pleksus


venosus, felum terminale dan kantong dura.
INDIKASI

• Pembedahan pada daerah perineum, anorektal,


seperti hemoroid dan fistula paraanal.

• Persalinan

• Radikulopati lumbar

• Neuralgia post herpetika

• Nyeri akibat kanker pada persarafan yang terkait


KONTRAINDIKASI
• Kelainan organ:

• Malformasi sakrum

• Meningitis

• Hipertensi intrakranial
OBAT-OBATAN
ANESTESI REGIONAL KAUDAL
1. 0,5-1 ml/kgBB; 0,125-0,25% bupivakain dengan atau tanpa
epinephrine.
2. 15-20 ml dari lidokain; 1,5-2% dengan atau tanpa
epinephrine.
a. 0,5 ml/kgBB untuk blok lumbosakral
b. 1ml/kgBB untuk blok torakolumbalis
3. 1,5 ml/kgBB untuk blok toraks mid
4. Maksimum 20ml, 1% untuk analgesia dan 2% untuk
motorblok
5. Dapat ditambahkan dengan morfin 50-70 µg/kg ataufentanyl
50-100 µg.
TEKNIK ANESTESI
KAUDAL
• Beberapa posisi dapat digunakan pada dewasa,
dibandingkan dengan posisi lateral dekubitus pada neonatus
dan anak-anak.

• Menggunakan jarum suntik biasa atau jarum dengan kateter


vena (venocath, abbocath) ukuran 20-22 pada pasien
dewasa.

• Identifikasi hiatussakralis dengan menemukan kornusakralis


kanan dan kiri dan spina iliaka superior posterior, dengan
menghubungkan ketiga tonjolan tersebut diperoleh hiatus
sakralis.
TEKNIK ANESTESI
KAUDAL
• Anesthesi dilakukan dengan lidokain1,5% diinfiltrasikan
pada kulit diatashiatus sakral. Pastikan ujung jarum berada
dibawahS2 untuk menghindari robekan pada duramater.

• Ketika jarum telah memasuki dinding depan kanalis


sakralis, jarum ditarik sedikit dan di re-orientasi ke arah
kranial dan selanjutnya dimasukan kedalam kanalis
sakralis.
TEKNIK ANESTESI
KAUDAL
KOMPLIKASI
• Blok tidak merata

• Depresi Kardiovaskuler (Hipotensi)

• Hipoventilasi

• Mual muntah
ANESTESI
I N T R AV E N A
DEFINISI

Anestesi Regional intravena (Bier block)


adalah sebuah metode simple untuk menimbulkan
efek anesthesia pada lengan dan tungkai dengan
cara menyuntikan anestetik lokal melalui
intravena dari lengan atau tungkai yang sudah
dilakukan isolasi pada daerah proksimal.
INDIKASI
• Prosedur operasi yang melibatkan bagian:
– Lengan bawah siku

– Kaki di bawah lutut

• Prosedur bedah yang akan selesai dalam waktu


40-69 menit.
KONTRAINDIKASI
• Pemakaian torniquete pada:
• Sickle cell anemia

• Ischemic vascular disease

• Fraktur dan laserasi akibat trauma


KEUNTUNGAN & KERUGIAN
ANESTESI REGIONAL INTRAVENA

Keuntungan
• Mudah untuk dilakukan
• Insidensi kegagalan anestesi rendah
• Onset dan pemulihan cepat
• Merelaksasi otot

Kerugian
• Hanya dapat digunakan pada onset prosedur
pendek
• Pasien mungkin merasakan sakit pada daerah
pemasangan torniquete setelah 20-30 menit
OBAT-OBATAN
ANESTESI REGIONAL INTRAVENA

1. Prilocaine
Dosis tidak melebihi 6 mg/kgBB. Dosis orang dewasa 40
ml 0,5%.
2. Lidocaine
Dosis tidak melebihi 3 mg/kgBB. Untuk 70 kg dewasa
menjadi 50 ml 0,5%.

- Prilocaine dan lidocaine memiliki toksisitas yang relatif


rendah dan indeks terapeutik yang tinggi.
- Jangan menggunakan dosis yang lebih tinggi atau
konsentrasi prilocaine atau lidokain karena risiko toksisitas.
Salah satu komplikasinya adalah methemoglobinemia.
TEKNIK ANESTESI
INTRAVENA
• Pasang vena kateter pada kedua punggung tangan. Pada sisi
lengan yang akan dibedah digunakan untuk memasukkan
obat anastesi lokal, sedangkan sisi lain untuk memasukkan
obat-obat yang diperlukan seandainya timbul kegawatan
atau memerlukan cairan infus.

• Eksanguinasi (mengurangi darah) pada sisi lengan yang


akan dibedah dengan menaikkan lengan dan memeras
lengan secara manual atau dengan bantuan perban elastic
(Eshmark bandage) dari distal ke proksimal.
TEKNIK ANESTESI
INTRAVENA
• Pasang pengukur tekanan darah pada lengan atas, bagian
proksimal dikembangkan dahulu sampai 100 mmHg di atas
tekanan sistolik agar darah arteri tidak masuk ke lengan
dan darah vena tidak akan ke sistemik.

• Suntikan lidokain atau prilokain 0,5% sebanayak 0,6


ml/kgBB melalui kateter dipunggung tangan dan jika
digunakan untuk tungkai melalui vena punggung kaki
dengan dosis 1-1,2 ml/kgBB.
TEKNIK ANESTESI
INTRAVENA
• Setelah 20-30 menit atau jika pasien merasa tidak enak atau
nyeri pada torniquete, kembangkan manset distal dan
kempiskan manset proksimal.

• Setelah pembedahan selesai, deflasi manset dilakukan secara


bertahap, buka tutup selang beberapa menit untuk
menghindari keracunan obat.
KOMPLIKASI
• Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
torniquete.

• Rasa sakit pasca operasi.

• Reaksi toksik dari torniquete yang mengempis


sebelum 20-25 menit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai