Anda di halaman 1dari 23

Sistem Persarafan

Hidung
Oleh:
Rera Richard Rabi Mewo
FAB 118 104
Pembimbing
Dr. Moelyadi, Sp. THT
Pendahuluan
SISTEM
ALAT INDERA
SARAF
• RESPIRASI
• PROTEKSI
• HUMIDIFIKASI
HIDUNG • PENGHIDU
• PENYIMBANG
TEKANAN

N.Olfaktorius N. Trigeminus N. Fasialis Otonom


Tinjauan Pustaka
ANATOMI HIDUNG LUAR
Dilapisi Kulit
3 struktur
Kubah Tulang
Kubah Kartilago
Lobulus Hidung

Bagian-bagian dari atas ke bawah :


Pangkal Hidung (radix)
Batang hidung (dorsum nasi)
Puncak hidung ( apex nasi)
Cuping hidung (ala nasi)
Kolumela
Lubang hidung (nares anterior)
Philrum

Buku ajar ilmu kesehatan : telinga hidung tenggorok kepala


& leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
ANATOMI HIDUNG DALAM
Terbentang dari Nares Anterior –
Nares Poterior, dimana hidung bermuara ke
nasofaring Tepat dibelakang, ada
VESTIBULUM yang mengandung
VIBRISSAE & KEL.SEBASEA

Kavum nasi dibagi oleh


septum dinding lateral
terdapat konka superior,
konka media, dan konka
inferior.
celah antara konka inferior dengan
dasar hidung dinamakan meatus
inferior
celah antara konka media dan inferior
disebutsebelah
dan meatus media
atas konka
Buku ajar ilmu kesehatan : telinga hidung tenggorok kepala media disebut meatus superior.
& leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
KOMPLEK OSTIO MEATAL
(KOM)

Kompleks ostiomeatal (KOM) adalah bagian dari sinus


etmoid anterior yang berupa celah pada dinding lateral
hidung.

Serambi depan dari sinus maksila dibentuk oleh


infundibulum.

Pada sinus frontal sekret akan keluar melalui


celah sempit resesus frontal yang disebut sebagai
serambi depan sinus frontal.
Dari resesus frontal drainase sekret dapat
langsung menuju ke infundibulum etmoid
Buku ajar ilmu kesehatan : telinga hidung tenggorok kepala
& leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
Secara garis besar perdarahan hidung
berasal dari 3 sumberutama yaitu
:

Arteri Etmoidalis anterior

Arteri Etmoidalis posterior cabang

dari arteri oftalmika

Arteri Sfenopalatina, cabang terminal

arteri maksilaris interna yang berasal

dari arteri karotis eksterna.

VASKULARISASI CAV Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher

UM NASI Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000


Pada bagian depan septum terdapat
anastomosis dari cabang-cabang :
arteri labialis superior dan arteri
palatina mayor yang disebut pleksus
kieesselbach (little’s area).

VASKULARISASI CAV Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher

UM NASI Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000


Nervus Olfaktorius (N.I)
• Nervus ini turun melalui
lamina kribosa dari
permukaan bawah
bulbus olfaktorius
• Rongga hidung dilapisi
mukosa yang dibagi
menjadi 2 yaitu mukosa
respiratori dan mukosa
olfaktorius
Ada beberapa jenis kelainan yang
timbul dalam proses pembauan
• Hyposmia adalah penurunan sebagian dari nilai rasa bau. Umumnya
tidak disebabkan kelainan neurologis, tetapi berasal dari kelainan
dalam hidung itu sendiri.
• Parosmia adalah pengenalan dari salah bau
• Cacosmia presepsi yang abnormal dari bau yang tidak menyenangkan
(dengan atau tanpa substrat yang sebenarnya menjadi berbau
• Anosmia, ketidakmampuan total dari indera penciuman
Nervus Trigeminus (N.V)
• Saraf ini menempel ke aspek
lateral pons dekat peductus
cerebellar tengah
• Kemudian saraf trigeminus
melewati bagian bawah
tentorium cerebelli menuju
fossa kraniah bagian tengah.
• Ganglion sensoris didapatkan
pada bagian bawah dari
tulang temporal
Refleks
Bersin
Neuragial Trigeminal
• Rasa nyeri di lokasi saraf
Trigeminal
Nervus fasialis (N.VII)
• Saraf fasialis berperan dalam
memasuk impuls untuk otot-
otot ekspresi wajah
Bell Palsy
• Merupakan kelainan yang sering
dijumpai akibat kerusakan saraf fasialis,
biasa disebut fasial palsy. Etiologic
sebenarnya hingga kini masih belum
diketahui secara pasti. Akan tetapi
beberapa factor seperti spasme
pembuluh darah arteri di kanal wajah
yang memasok nutrisi dari saraf fasiallis
maupun peradangan dan pembengkakan
saraf dalam kanal tulang kemungkinan
bertanggung jawab terhadap kondisi ini.
Saraf Otonom
Siklus Nasal
• Serabut saraf simpatis hidung berasal dari
korda spinalis segmen Th 1-2,
menginervasi terutama pembuluh darah
mukosa dan sebagian kelenjar. Serabut
simpatis melepaskan ko-transmiter
noradrenalin dan neuropeptide Y yang
menyebabkan vasokonstriksi dan
penurunan sekresi hidung. Tonus simpatis
ini berfluktuasi sepanjang hari yang
menyebabkan adanya peningkatan
tahanan rongga hidung yang bergantian
setiap 2-4 jam.
Refleks Nasobronkial
• Refleks nasobronkial terjadi karena iritasi pada hidung, alergen atau
rangsangan dingin yang dapat menyebabkan spasme bronkus yang
terjadi melalui refleks saraf akibat iritasi atau stimulasi ganglion hidung
• Inhalasi melalui mulut meningkat pada sinusitis dan rinitis alergi karena
sumbatan hidung. Fungsi hidung dalam hal membersihkan,
menghangatkan, dan melembabkan udara yang masuk gagal sebagian
atau keseluruhannya. Kegagalan ini akan menyebabkan spasme bronkus
karena bronkus lebih responsif. Sekret post nasal yang terdapat pada
sinusitis dan rinitis mengandung banyak mediator inflamasi akan
merangsang terjadinya batuk dan mengi.
Penutup
Daftar Pustaka
• Soerpadi EAS, Iskandar N, Baharuddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Ed. 7
Jakarta : badan Penerbit FKUI : 2012
• http://diahzahrahyulihardiyanti.blogspot.com/2013/03/makalah-sistem-saraf.html.
• Christoper G. Goetz MD., Eric J. Pappert MD. (2007). Textbook of Clinical Neurology. Thime
• Pendergast PM. Advanced Astetic Rhinoplasty: neurologic anatomy of the nose. Ireland : Springer-verlg Berlin Heidelberg; 2013
• Sherwood L., Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed.2. Jakarta: EGC.2001
• Mark Mumenthaler, MD.,Heinrich Matte,MD.(2004). Neurology 4th Edition.Thieme.
• Stanley Monkhouse MA, MB,BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Fungtional Anatomy.Cambridge University Press
• M Baehr and MFrotscher (2005). Duus’ Topical Diagnosis in Neurology. Thime.
• Dhillon RS. East CA. Ear, Nose and throat and head and neck surgery: Anatomy and Physiology. 2 nd edition. UK: Churchill
livingstone: 2000.
• Young, Phillip. Rhinoplasty Anatomy. Diakses dari http:www.drphilipyoung.com/rhinoplasty-anatomy/ pada bulan November
2019.
• Tae Young Jang, MD, Young Hyo Kim, MD, and Seung-Ho Shin, MD. Long-Term Effectiveness and Safety of Endoscopic Vidian
Neurectomy for the Treatment of Intracteble Rhinitis. Ceor. 2010
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai