TUMOR OTAK
Disusun oleh:
Janti Pare Nari
2016-83-001
Pembimbing:
dr. Parningotan Y. Silalahi, Sp. S
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini guna
penyelesaian tugas kepaniteraan klinik pada bagian saraf dengan judul referat “Tumor
Otak”.
Dalam penulisan referat ini, banyak pihak yang turut terlibat untuk
2. Orang tua dan semua pihak yang telah membantu serta memberi motivasi penulis
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukkan berupa kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk perkembangan penulisan referat dalam waktu
Akhir kata semoga referat ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber informasi
bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan bagi semua pihak. Atas perhatiannya
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
1.2 Tujuan.............................................................................................................5
3.1 Kesimpulan...................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................38
3
BAB I
PENDAHULUAN
sosial yang besar.1,2 Pada tahun 2015, diperkirakan 22.850 orang di Amerika
Serikat didiagnosis dengan tumor otak primer ganas atau neoplasma sistem saraf
pusat (SSP) lainnya, dan tumor ini bertanggung jawab atas sekitar 15.320
otak masih kurang, oleh karena pendataan kasus tumor otak masih belum wajib di
Tumor otak dapat dibagi menjadi tumor otak primer dan sekunder. Tumor
otak primer merupakan tumor otak yang berkembang dari sel otak itu sendiri. 2
Tumor otak yang paling umum pada anak-anak adalah astrositoma pilositik,
tumor embrional, dan glioma ganas sedangkan meningioma, tumor hipofisis, dan
glioma ganas adalah jenis tumor otak yang sering pada orang dewasa. 3 Tumor
otak sekunder merupakan tumor otak yang berkembang dari metastasis tumor di
bagian tubuh lain. Kebanyakan tumor yang metastasis ke otak merupakan tumor
4
Tumor otak mewakili sekelompok neoplasma yang muncul dari jaringan otak,
menduga adanya tumor otak maka pemeriksaan radiologi otak dapat dengan cepat
mendiagnosis tumor otak dan harus segera dilakukan. Meskipun radiologi dapat
morbiditas dan mortalitas yang tinggi dari tumor otak mengharuskan penyediaan
penanganannya. 5
1.2 Tujuan
manajemen tumor otak bagi tenaga kesehatan sesuai dengan relevansi tugas,
kesehatan masing-masing.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
derajat keganasan, dimulai dari yang jinak hingga ganas atau agresif.1
besar, yaitu tumor otak primer dan tumor otak sekunder atau metastasis.
neuron, sel glia, astrosit dan termasuk meningen. 2 Tumor otak sekunder
merupakan metastasis dari tumor primer di tempat lain, biasanya berasal dari
tumor primer ganas solid, seperti kanker paru, payudara, melanoma dan
masing menyebabkan sekitar 30% dan 20% kematian akibat kanker (Gambar
2.2-1 dan 2.2-2). Tumor SSP diperkirakan mewakili 1,4% dari diagnosis
kanker baru pada tahun 2015 dan menyebabkan 2,6% kematian akibat kanker.
6
Tumor SSP yang paling umum pada anak-anak adalah astrositoma pilositik,
tumor hipofisis, dan glioma ganas paling umum terjadi pada orang dewasa
(Gambar 2.2-4).3,7
Gambar 2.2-1 Penyebab kematian Laki - laki akibat kanker di Inggris, berdasarkan usia,
2010-2012.3
7
Gambar 2.2-2 Penyebab kematian Perempuan akibat kanker di Inggris, berdasarkan usia,
2010-2012.3
8
Gambar 2.2-4 Histologi tumor SSP pada dewasa. 3
Tumor otak dapat dibagi menjadi dua kategori utama: neoplasma glial dan
nonglial. Tumor otak primer secara tradisional dibagi lagi menjadi kategori
berdasarkan asal jenis sel tertentu. Diagnosis lesi ini dan arah pengobatan
patologis.8
9
Tabel 2.3–1. Kategori tumor otak primer.8
yang mengarah pada akurasi diagnostik dan manajemen pasien yang lebih
baik serta penentuan prognosis dan respons pengobatan yang lebih akurat. 9,10
10
Gambar 2.3–1. Tingkatan tumor CNS menurut WHO. 9
2.1.1 Glioma
11
a. Astrositoma
sebanyak 80% glioma dewasa. Tumor ini paling sering muncul pada
12
3) Astrositoma anaplastik (WHO grade III)
hadir pada dekade keempat dan kelima kehidupan sebagai tumor yang
tinggi. Mereka adalah penyebab paling umum dari tumor otak primer
infiltratif.12
b. Oligodendroglioma
13
memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan astrositoma
c. Ependimoma
kelompok usia ini. Pada orang dewasa, korda spinalis merupakan lokasi
tersering; tumor pada tempat ini sering terjadi pada pasien dengan
pengobatan.12
sering di ventrikel lateral atau ventrikel ketiga), ditandai oleh inti yang
14
anaplastik dan penyakit berprogresi dengan cepat. Sering terjadi pada
dewasa muda dan mirip glioma tingkat II. Glioma batang otak biasanya
terjadi pada anak-anak atau dewasa muda. Lesi ini sering bermanifestasi
sebagai kejang.11,12
keterlibatan batang otak. Pada MRI muncul sebagai tumor padat di fossa
Limfoma SSP primer, yang paling sering adalah limfoma sel B besar
15
orang dengan imunosupresi, dan hampir selalu positif terhadap virus
setelah usia 60 tahun. Biasanya muncul sebagai lesi massa, dengan gejala
atau kejang. Pada MRI dengan kontras yang ditingkatkan, muncul sebagai
Tumor sel benih otak primer muncul di sepanjang garis tengah, paling
sebanyak 10% dari tumor otak pada orang etnik Jepang. Tumor ini
merupakan tumor masa muda, dengan 90% kasus terjadi pada dekade
pada laki-laki.11 Biasanya muncul dengan sakit kepala, gejala visual, dan
dengan gangguan upgaze dan akomodasi. 12 Tumor sel benih SSP primer
yang paling sering adalah germinoma, yaitu suatu tumor yang mirip
16
sedangkan pineoblastomas dan tumor sel germinal ganas membutuhkan
2.1.5 Meningioma
meningotel araknoid. Tumor ini biasanya terjadi pada orang dewasa dan
permukaan eksternal otak dan juga di dalam sistem ventrikel. Tumor berasal
dari sel araknoid stroma pleksus koroid. Tumor ini mendapat perhatian karena
gejalanya yang non-lokal dan tidak jelas, atau gejala lokal yang disebabkan
risiko kekambuhan.11
2.1.6 Scwannoma
Umumnya tumor jinak yang timbul dari sel Schwann dari akar saraf
dari saraf kranial kedelapan dan merupakan sekitar 9% dari tumor otak
dari saraf kranial lain, seperti saraf trigeminal (saraf kranial V), terjadi dengan
17
frekuensi yang jauh lebih rendah. Neurofibromatosis tipe 1 dikaitkan dengan
pusing, tinitus, atau yang lebih jarang, gejala akibat kompresi batang otak dan
otak kecil. Pada MRI mereka muncul sebagai lesi padat, memperbesar kanal
menjadi tumor yang berfungsi dan tidak berfungsi. Tumor yang berfungsi
18
dengan pembedahan dan terkadang radioterapi, radiosurgery dan terapi
hormonal.12,13
2.1.8 Craniopharyngioma
terkalsifikasi, padat, atau tumor jinak kistik padat campuran yang timbul dari
terutama pada anak-anak tetapi juga antara usia 55 dan 65 tahun. keluhan
Tidak ada penyebab yang mendasari untuk sebagian besar tumor otak
primer. Satu-satunya faktor risiko yang mapan adalah paparan radiasi pengion
nitroso, atau faktor risiko pekerjaan, tidak terbukti. Penilaian faktor risiko
tambahan termasuk trauma kepala, alergi, diet, tembakau, dan alkohol juga
penyebab virus dan genetik sedang berkembang. Hubungan antara virus dan
19
perkembangan tumor otak primer sangat kompleks dan tidak jelas. Beberapa
peran HCMV dan GBM masih belum jelas.4 Sebagian kecil pasien memiliki
riwayat keluarga dengan tumor otak. Beberapa dari kasus keluarga ini
Radiation
**Ionizing
Electromagnetic radiation
Cell phones and radiofrequency radiation
Head trauma
Allergies
Diet and vitamins
N-nitroso compounds
Fat intake
Aspartame ingestion
Tobacco
Alcohol
Chemicals
Hair dyes and sprays
Traffic-related air pollution
Infection
Simian Virus 40
Human Cytomegalovirus
Polyomaviruses (e.g. JC and BK)
Toxoplasma infection
Varicella zoster – protective role
**Genetics
Neurofibromatosis type 1
Neurofibromatosis type 2
Von Hippel-Lindau syndrome
Li-Fraumeni syndrome
Turcot syndrome
Basal cell nevus syndrome
Adenomatous polyposis syndrome
20
Occupational Exposure
Electrical workers and electromagnetic fields
Agriculture workers exposed to pesticides, herbicides and
fungicides
Other industries (vinyl chloride, petrochemical, and rubber
industries
**Only proven risk factors
Seperti neoplasma lainnya, tumor otak muncul sebagai hasil dari proses
multistep yang didorong oleh akuisisi berurutan dari perubahan genetik. Ini
termasuk hilangnya gen penekan tumor (misalnya, p53 dan Phosphatase And
Tensin Homolog pada kromosom 10 [PTEN]) dan amplifikasi dan ekspresi berlebih
dari protooncogen seperti Epidermal Growth Factor Recepto (EGFR) dan Platelet-
Sistem saraf orang dewasa mengandung sel induk saraf yang mampu
memperbarui diri, berproliferasi, dan berdiferensiasi menjadi tipe sel dewasa yang
khas. Ada semakin banyak bukti bahwa sel induk saraf, atau sel progenitor terkait,
dapat diubah menjadi sel induk tumor dan menimbulkan tumor otak primer,
termasuk glioma dan medulloblastoma. Sel induk ini tampaknya lebih resisten
terhadap terapi standar daripada sel tumor itu sendiri dan berkontribusi pada
21
2.5 Manifestasi Klinis Tumor Otak
Pasien dengan tumor otak biasanya datang dengan sakit kepala, kejang,
Awalnya tidak menonjol, temuan ini secara bertahap menjadi lebih jelas seiring
perkembangan penyakit.8
1. Sakit kepala
Sakit kepala adalah gejala yang muncul pada sekitar sepertiga pasien
tumor otak, dan lebih dari 70% pasien mengalami sakit kepala selama
otak bersifat nonspesifik dan intermiten, semakin intens, dan durasinya lebih
termasuk sakit kepala yang diperburuk dengan batuk, berbaring, atau tidur;
sakit kepala yang membangunkan pasien di malam hari; sakit kepala baru
yang berbeda dari pola sebelumnya atau lebih parah; dan sakit kepala yang
disertai mual, muntah, atau defisit neurologis. Nyeri berasal dari tekanan pada
22
Mual dan muntah menunjukkan peningkatan tekanan intrakranial atau,
lebih jarang efek langsung tumor pada zona pemicu kemoreseptor di batang
otak.4,8
Perubahan status mental adalah gejala yang muncul pada 10-20% pasien
dan berkisar dari masalah halus dengan perilaku, memori, dan konsentrasi
hingga tingkat kesadaran yang tertekan. Perubahan status mental dapat terjadi
4. Kejang
Kejang adalah gejala yang muncul pada sekitar sepertiga pasien dengan
tumor otak, dan 50-75% pasien mengalami kejang selama perjalanan penyakit
mereka. Pada setengah dari pasien, kejang bersifat umum dan setengahnya
kejang pada orang dewasa sangat menunjukkan adanya tumor otak dan
5. Temuan lainnya
23
Fungsi kortikal yang lebih tinggi seperti bicara dan praksis dapat
dipengaruhi oleh tumor yang tumbuh di berbagai area asosiatif otak besar.
Gangguan fungsi saraf kranial dan nyeri wajah terjadi ketika tumor menimpa
saraf ini saat keluar dari batang otak dan dasar tengkorak. Misalnya, gangguan
pendengaran dan facial palsy sering ditemukan pada pasien dengan tumor
6. Tanda klinis yang digunakan untuk menentukan lokasi tumor dan tanda defisit
24
Tabel 2.5-2 Temuan pemeriksaan fisik berhubungan dengan tumor otak infratentorial.8
25
2.6 Pemeriksaan Status Generalisata Dan Status Neurologis
a. Pemeriksaan Neurooftalmologi
penglihatan dan gerakan bola mata, baik secara langsung maupun tidak
neurooftalmologi yang khas seperti tumor regio sela, tumor regio pineal,
Gangguan kognitif dapat merupakan soft sign, gejala awal pada tumor
mekanisme langsung akibat destruksi jaras kognitif oleh tumor otak ganas,
26
tumor otak ganas, serta mengevaluasi pre- dan post tindakan (operasi,
berdasarkan hendaya. 2
Diagnosis dari tumor otak yang dicurigai bergantung pada pencitraan otak
dan histopatologi yang tepat (Gambar 2.7-3 dan 2.7-4). Magnetic Resonance
lebih disukai karena resolusi dan peningkatannya dengan agen kontras.14 Jika
MRI tidak dapat dilakukan (misalnya, pada pasien dengan implan logam,
resolusinya tidak setinggi MRI dan tidak dapat menilai lesi secara memadai
Tumor otak ganas, baik primer atau metastasis, biasanya terlihat dengan
gadolinium dan mungkin memiliki area pusat nekrosis; secara khas dikelilingi
oleh edema dari materi putih di sekitarnya. Glioma tingkat rendah biasanya
tidak terlihat dengan gadolinium dan paling baik diapresiasi pada citra MR
penampilan yang khas pada MRI karena berbasis dural dan kompres dural
27
tetapi tidak menyerang otak. Metastasis dural atau limfoma dural dapat
biopsi otak dapat membantu dalam menentukan diagnosis pasti. Namun, bila
tumor diduga kuat, biopsi dapat dilakukan sebagai bagian beku intraoperatif
informasi tentang aliran darah atau komposisi jaringan. Teknik ini dapat
fokus tumor tingkat tinggi pada glioma yang tampak derajat rendah.12
tumor otak primer, tidak ada fitur patognomonik spesifik pada pencitraan
yang membedakan antara tumor otak primer dan penyakit metastasis atau
menentukan lokasi tumor primer seringkali sulit, terutama jika tidak ada
28
petunjuk klinis dari riwayat dan pemeriksaan fisik. Pencitraan tambahan
diagnosis dan penentuan stadium, dan harus di bawah arahan dokter yang
29
Gambar 2.7-1 Algoritma diagnosis tumor otak primer.14
30
Gambar 2.7-3. Seorang wanita 56 tahun dengan riwayat merokok 80 bungkus tahun disajikan
dengan riwayat 2 minggu dari sinus penuh, kongesti, dan sakit kepala frontal onset baru, yang dia
kaitkan dengan infeksi sinus. Setelah 2 minggu terapi konservatif, pencitraan resonansi magnetik
diperoleh. Temuan termasuk massa peningkat heterogen (panah) di dalam lobus temporal kanan,
dengan edema yang luas, beberapa lesi satelit, dan pergeseran garis tengah 1 cm yang konsisten
dengan penyakit metastasis. Patologi yang diperoleh pada dekompresi darurat menunjukkan
adanya metastasis adenokarsinoma paru. Tomografi terkomputasi dada menunjukkan lesi primer
di lobus kanan atas.14
Gambar 2.7-4. Seorang wanita 52 tahun dengan riwayat kecelakaan serebrovaskular mengalami
sakit kepala nonspesifik. Tindakan konservatif tidak berhasil, dan dia mengembangkan vertigo
selama 6 minggu berikutnya. Pencitraan resonansi magnetik mengungkapkan massa sisi kiri 3,8- ×
3,2-cm, margin baik dengan edema sekitarnya (panah). Diagnosis banding termasuk metastasis,
limfoma, dan glioblastoma. Biopsi otak mengungkapkan glioblastoma (WHO kelas IV). 14
31
2.8 Penatalaksanaan Tumor Otak
terbagi yang diberikan secara oral atau IV.12 Sementara glukokortikoid dengan
Pasien dengan tumor otak yang datang dengan kejang, memerlukan terapi
pasien yang belum mengalami kejang, oleh karena itu penggunaannya harus
dibatasi. Agen pilihan adalah obat yang tidak menginduksi sistem enzim
acid, atau lacosamide. Obat lain seperti fenitoin dan karbamazepin lebih
32
mengganggu metabolisme glukokortikoid dan metabolisme agen kemoterapi
derajat tinggi dan metastasis otak. Oleh karena itu, antikoagulan harus
emboli paru dapat menerima dosis terapeutik antikoagulasi dengan aman dan
Tabel 2.8-1 Pemeriksaan dan Penatalaksanaan Komplikasi pada Pasien Tumor Otak. 5
33
Perawatan definitif didasarkan pada jenis tumor tertentu yaitu operasi,
radioterapi (RT), dan kemoterapi. Perawatan yang lebih disukai untuk tumor
otak primer adalah operasi pengangkatan tumor yang aman dan maksimal
pada lokasi tumor, status kinerja pasien, dan yang terpenting usia pasien.
kelangsungan hidup pada pasien dengan risiko tinggi glioma stadium ringan,
pada pasien yang lebih muda dari 40 tahun dengan reseksi subtotal atau
biopsi, atau pasien yang lebih tua dari 40 tahun dengan derajat reseksi
apapun.14,18
34
(Gliadel), atau temozolomide (Temodar) pada pasien yang lebih muda,
Tabel 2.8-2 Agen kemoterapi yang biasa digunakan dalam pengobatan tumor otak primer. 8
35
2.9 Prognosis Tumor Otak
pasien tertentu. Faktor prognostik terkait dengan hasil yang lebih baik pada
glioma derajat lebih rendah, usia yang lebih muda, status fungsional yang
lebih baik, reseksi yang lebih luas.14 Kelangsungan hidup rata-rata pasien
berusia> 65 tahun dengan GBM adalah di bawah tiga bulan setelah biopsi
saja, sedangkan untuk pasien yang lebih muda dengan reseksi, kelangsungan
hidup rata-rata hampir dua tahun. Glioma tingkat rendah memiliki prognosis
menjadi tumor tingkat tinggi.21 Faktor Tumor yang diameter terbesarnya <6
cm, tumor yang tidak melewati garis tengah otak, subtipe histologi
eksisi total, kemoterapi, dan radiasi, angka ketahanan hidup 5 tahun dapat
mencapai 75%. 11
36
Prognosis untuk pasien dengan meningioma jinak umumnya baik dengan
13%. Namun, dimasukkannya terapi radiasi pasca operasi serta derajat reseksi
pasien dengan reseksi bedah parsial yang tidak radiasi pasca operasi, tingkat
kekambuhannya adalah 50%, sisi lain tidak ada kekambuhan yang diamati
pada pasien dengan pengangkatan tumor total yang menerima terapi radiasi
pasca operasi.4
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ahli saraf klinis dan akademis yang terlibat dalam perawatan pasien untuk
seperti paparan radiasi pengion dan sindrom genetik yang dapat diwariskan
namun sebagian besar tumor muncul di luar faktor tersebut. Oleh karena itu
penting untuk mengevaluasi lesi massa yang dicurigai berdasarkan gejala dan
tanda sugestif. Usia saat presentasi juga merupakan petunjuk untuk diagnosis
karena banyak dari tumor ini hadir dalam kelompok usia tertentu. Diagnosis
dari tumor otak akan ditetapkan apabila telah dilakukan pencitraan otak dan
radioterapi.
38
DAFTAR PUSTAKA
2019. 10–22 p.
2016;34(4):981–98.
4. Strong MJ, Garces J, Vera JC, Mathkour M, Emerson N, Ware ML. Brain
82.
Control. 2017;24(1):9–21.
CBTRUS statistical Report: primary brain and central nervous system tumors
39
8. Brust JCM. CURRENT Diagnosis & Treatment Neurology. 3rd Editio. New
11. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins Basic Pathology. 9th Editio. Canada:
p.
13. Molitch ME. Diagnosis and treatment of pituitary adenomas: A review. JAMA
14. Perkins A, Liu G. Primary Brain Tumors in Adults: Diagnosis and Treatment.
15. Shaw TB, Jeffree RL, Thomas P, Goodman S, Debowski M, Lwin Z, et al.
2019;63(5):650–6.
16. Chukwueke UN, Wen PY. Use of the Response Assessment in Neuro-
Oncology (RANO) criteria in clinical trials and clinical practice. CNS Oncol.
40
2019;8(1):CNS28.
https://www.amhsr.org/articles/a-review-of-conservative-and-latest-
techniques-of-treatment-of-glioma.pdf
19. Ruff MW, Buckner JC, Johnson DR, Van Den Bent MJ, Geurts M. Neuro-
2019;6(1):17–21.
21. Jeffree RL. Current management of cerebral gliomas. R Aust Coll Gen Pract.
2020;49(4):194–9.
41