Anda di halaman 1dari 27

Update of diagnosis criteria for

Leptospirosis

J. Cynthia P SpPD
Leptospirosis
• Penyakit demam akut pada manusia atau hewan

• Zoonosis yang paling luas penyebarannya di dunia

• Salah satu dari “re-emerging infectious diseases”

• Penyakit yang sering terlewatkan diagnosisnya


Bakteriologi
Organisme penyebab Leptospira sp

Spirochaeta, bergerak, “coiled”,


dengan “hooked ends”, bersifat
aerobik

Ukuran Ø 0,1 um, length 6 – 20 um.

Bersifat patogen untuk binatang /


mamalia spt ternak, anjing dan tikus

Genus Leptospira: 2 spesies ;

Leptospira interrogans (patogen)


Leptospira biflexa (saprofit)

24 serogrup dan > 240 serovars


Leptospirosis merupakan masalah global
Periode th 2010 sd 2013 : 550 KLB Leptospirosis
dilaporkan dari semua benua
GLEAN: Global Leptospirosis Environment Action Network
EPIDEMIOLOGI: binatang pembawa (reservoir)

• Sekitar 160 spesies mammalia


• Binatang rumah (anjing, kucing) dan binatang liar
• Ternak (sapi, kerbau dll)
• Rodent (binatang pengerat): “reservoir” paling utama.
• Contoh: tikus Norway: > 50% membawa bakteri Leptospira
tanpa sakit dan meng-eksresikan kuman Leptospira sp
lewat urin secara masif ke dalam lingkungan

• Beberapa serovar lebih senang pada binatang tertentu:


• L. icterohaemorrhagiae (tikus)
• L. canicola (anjing)
• L. pomona (babi)
EPIDEMIOLOGi: penularan & faktor risiko (1)

Transmisi Leptospira dari binatang ke manusia

 Biasanya melalui air yang terkontaminasi bakteri atau


tanah yang lembab
 Bakteri Leptospira masuk ke tubuh manusia memalui
kulit yang luka, lecet atau selaput lendir (mata, mulut,
nasofaring atau esofagus)
 Leptospira dikeluarkan melalui urin binatang yang sakit
atau pembawa bakteri (karier) kedalam lingkungan
 Untuk kehidupan optimal, bakteri Leptospira perlu
lingkungan hidup beriklim hangat dan lembab
Penularan Leptospira sp: rodent/mamalia-lingkungan-manusia

www.glean-lepto.org
Leptospirosis
manifestasi klinis
2 Sindrom klinis

Leptospirosis ringan atau non-ikterik 85-90%


 Flu-like atau demam akut
 Sebagian besar kasus di salah-diagnosis sbg penyakit
demam lain
 Pasien mungkin tidak berobat

Leptospirosis berat atau ikterik 5-15%


Weil`s disease (Sindrom Weil)  CFR is 5 - 30%

Ikterus, perdarahan dan gagal ginjal adalah


indikator utama Leptospirosis berat
Perjalanan klinis: dua stadium (biphasic)
Icteric Leptospirosis
Anicteric Leptospirosis
(Weil's Syndrome)
First Stage Second Stage
First Stage Second Stage 3-7 days 10-30 days
3-7 days 0 days - 1 month (SEPTICEMIC) (IMMUNE)
(SEPTICEMIC) (IMMUNE)

Fever

Myalgia Meningitis
Headache Uveitis Jaundice
Abdominal Rash Hemorrhage
Important pain Renal failure
Clinical Vomiting Myocarditis
Findings Conjunctival
suffusion

Leptospires
Present
Blood Blood

CSF CSF

Urine Urine

Feigin et al. 1975


Leptospirosis non-ikterik
diagnosis banding : penyakit demam akut

Influenza Malaria tanpa komplikasi

Infeksi dengue HIV seroconversion

Infeksi hantavirus Rickettsiosis

Demam tifoid Infeksi mononukleosis

Meningitis Infeksi bakteri/virus lainnya


Leptospirosis ikterik
diagnosis banding

• Malaria falciparum berat

• Demam tifoid berat dg komplikasi

• Haemorrhagic fevers with renal failure (HFRF)


(hantavirus type Dobrava infection)

• Demam berdarah berat lainnya


Pasien Leptospirosis yang dirawat di RSUP Dr Kariadi
(1 Januari 2010 s/d 10 Oktober 2012)

Leptospirosis (total) 137

Leptospirosis ringan (non ikterik) 41 (29.9%)

Leptospirosis berat (ikterik) 96 (70,1%)

Meninggal 25 (18,2%)

Dx probable, dikonfirmasi dengan MAT


Leptospirosis berat: ikterus dan/atau gagal ginjal dan/atau perdarahan

MH Gasem dkk 2012


Disfungsi organ/komplikasi pada Leptospirosis berat (n: 87) #
Organ n (%)
Ginjal (AKI , oligurik or non-oligurik) 87 (100)
Hepar (hiperbilirubinemia / icterus) 87 (100)

Hematologi (trombositopenia, dg/ tanpa ganguan 85 (98)


koagulasi , DIC¥)
Kardiovasculerr (kelainan EKG, gagal jantung, syokdll) 74 (87)

Gastrointestinal (“pankreatitis” , hematemesis, melena) 16 (19)


Pulmo (perdarahan paru, ARDS dll) 5 (6)
Mata (perdarahan retina, uveitis) 4 (5)
Serebral (gangguangkesadaran, perdarahan otak) 4 (5)

Note: # 2005-08, pasien dirawat di RSUP Dr Kariadi


Semua dikonfirmasi dg MAT; 18 pasien dg Lepto DriDot saja.
¥ Tidak semua pasien diperiksa studi koagulasi
www.searo.who.int/LinkFiles/Communicable_Diseases_Surveillance_and_response_SEA-CD-217.pdf
Leptospirosis
Definisi kasus

1. Kasus Suspect

 Demam akut (>=38.50C) dan/atau


nyeri kepala hebat, dengan

• Nyeri otot
• Malaise dan/atau
• Conjuctival suffusion dan

 Ada riwayat kontak dg lingkungan yang terkontaminasi Leptospira


Contoh riwayat ada kontak dengan lingkungan
yang terkontaminasi bakteri Leptospira

 Berjalan di daerah banjir atau genangan air.


 Bertempat tinggal di daerah rawan banjir
 Higiene perseorangan kurang (tidak cuci tangan, tanpa APD dsb)
 Luka terbuka / tidak diobati (termasuk kulit pecah2)
 Banyak tikus dirumah atau lingkungan tempat tinggal/bekerja
 Rekreasi dalam air, olah raga air, lomba tri juang/triathlon)
 Kontak dg tanah di daerah endemik spt berkebun, bertani dll
 Pekerjaan sebagai faktor risiko terpajan Leptospira
Pekerjan yang berpotensi sebagai faktor
risiko terpajan Leptospira
Leptospirosis
Definisi kasus

1. Kasus Suspect

 Demam akut (>=38.50C) dan/atau


nyeri kepala hebat, dengan

• Nyeri otot
• Malaise dan/atau
• Conjuctival suffusion dan

 Ada riwayat kontak dg lingkungan yang terkontaminasi Leptospira


2. Kasus Probable

A. Unit Pelayanan Kesehatan I (tanpa fasilitas Lab)

Kasus Suspect disertai minimal dua dari gejala dibawah ini:


- nyeri betis
- batuk dengan/tanpa batuk darah
- sesak nafas
- ikterus
- perdarahan (epistaxis, hematemesis dll)
- iritasi meningeal
- anuria-oliguria dan/atau proteinuria
- aritmia jantung

Catatan: Kasus probable yang mengarah ke klinis berat segera dirujuk ke


RS (dg dr.SpPD/SpA, plus fasilitas perawatan dialisis & ICU)

Ikterus, gagal ginjal, perdarahan


adalah indikator utama Leptospirosis berat
2. Kasus Probable

B. Unit Pelayanan Kesehatan II / III (dengan fasilitas lab)

Kasus Suspect dengan IgM positif berdasarkan


tes diagnostik cepat (RDT)

Dengan / atau
Minimal 3 dari kriteria laboratorium dibawah ini:
1. proteinuria, piuria, hematuria
2. lekositosis dg relatif neutrofilia (>80%), limfopenia
3. trombosit < 100.000 sel/mm
4. bilirubin > 2mg%; peningkatan ringan SGPT/SGOT
peningkatan amilase atau CPK
3. Kasus Confirmed

Kasus suspect atau kasus probable disertai salah


satu dari pemeriksaan Lab dibawah ini :

- Isolasi bakteri Leptospira dari sampel klinis (darah, urin)


- PCR positif
- Serokonversi MAT dari negatif menjadi positif atau
adanya kenaikan titer 4x dari pemeriksaan awal
- Titer MAT ≥ 320 pada satu sampel (pada saat masuk RS)

Apabila tidak tersedia fasilitias laboratorium diatas:


Hasil positif dengan menggunakan dua tes diagnostik cepat (RDT)
yang berbeda dapat dianggap sebagai kasus confirmed .

MAT : Micro Aglutination Test (gold standard diagnosis Leptopirosis)


Tes Diagnostik Cepat (RDT)
Quick tests, no. samples Sensitivity Specificity PPV+ References

LEPTO dipstick assay 84.5 # 87.5 # n.a Smits et al


873 samples, 23 countries 92.1 ## 94.4 ## TMIH, 2000

LEPTO lateral flow 85.8 93.6 93.7 # Smits et al


647 samples, 5 countries 98.1 ## CDLI, 2000

LEPTO Dri Dot 72.3 # 93.9 # 91.2 # Smits et al


831 samples, 5 countries 88.2 ## 89.8 ## 91.5 ## TMIH, 2001

# : 1-10 hari sejak awitan penyakit ## : > 10 hari sejak awitan penyakit

DIAGNOSIS CEPAT tidak selalu sama dengan DIAGNOSIS DINI


Tatalaksana Leptospirosis (1)
Kasus suspect dapat ditangani di Unit Pelayanan Dasar
(Puskesmas/Puskesmas Pembantu).

Antibiotik untuk kasus SUSPECT :


- Pilihan utama: Doksisiklin 2 x 100mg (7 hari)
kecuali anak, ibu hamil, atau bila ada kontraindikasi .

- Alternatif (bila tidak dapat diberikan doksisiklin):


Amoksisilin 3 x 500mg/hari pada dewasa atau
10-20mg/kgBB per 8 jam pada anak (7 hari)

- Bila alergi amoksisilin: diberikan makrolid

Doksisiklin: aman, efek samping amat jarang (esofagitis, kulit kemerahan dll)
Untuk hindari esofagitis: telan obat sesudah makan dengan air minum yg banyak
jangan berbaring setelah minum obat
Tatalaksana Leptospirosis (2)
Antibiotik untuk kasus PROBABLE:

- Ceftriaxon 1-2 gram iv per hari (7 hari)


- Penisilin Prokain 1.5 juta unit im per 6 jam (7hari)
- Ampisilin 4 x 1 gram iv per hari (7 hari)

Terapi suportif dibutuhkan bila ada komplikasi: gagal ginjal,


perdarahan organ (paru, saluran cerna, saluran kemih, serebral),
syok (hipovolemik, kardiogenik, septik), gangguan neurologi,
gangguan kardiovaskuler dsb
Tatalaksana Leptospirosis (3)
Terapi suportif

 Keseimbangan cairan dan elektrolit

 Diuretika pada keadaan oliguri

 Transfusi darah (trombosit atau PRC)

 Ventilator: pasien dg gagal nafas / ARDS (perdarahan paru

 Dialisis (hemodialisis/peritoneal dialisis, jika ada indikasi) #

# Sebagian besar : tanpa dilakukan dialisis


Tatalaksana Leptospirosis (4)
Semua kasus probable dengan manifestasi klinis sebagai
“leptospirosis berat” :

• gagal ginjal (oliguria, anuria)


• ikterus
• sepsis, gagal multi-organ
• perdarahan organ (paru, gastrointestinal, serebral dsb)
• syok (hipovolemik dan atau septik dan/atau kardiak)
• gangguan kesadaran (asidosis metabolik, meningitis aseptik dll)

 Dirawat di RS Dati II atau RS Provinsi atau RS lain dengan fasilitas


yang memadai (dialisis, BGA, ICU ) spt RS tipe C, B atau A.
σας ευχαριστώ
ένα νόστιμο τυρί

Anda mungkin juga menyukai