Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK

Disusun oleh :

1. Ni Kadek Meli Agustina (19089014029)


2. I Kadek Mita Baskara (19089014031)
3. Luh Nelly Yuliartini (19089014032)
4. Ni Putu Tarisa Adnyani (19089014046)
5. Luh Km. Tiara Purnama Cahyani (19089014048)
6. Kadek Yunia Kartika Dewi (19089014056)

SEMESTER IV

KELOMPOK 10

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang bertajuk “Asuhan Keperawatan Tumor Otak ”. Tidak lupa
penulis mengucapkan banyak terimakasi atas bantuan pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan aspirasinya baik berupa materi ataupun asumsi – asumsi lainnya. Harapan penulis
makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik maupun
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya

Singaraja,29 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I ................................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................................. 4

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................. 5

1.4 Manfaat................................................................................................................... 5

1.4.1 Bagi Penulis ..................................................................................................... 5

1.4.2 Bagi Pembaca .................................................................................................. 5

1.4.3 Bagi Instansi .................................................................................................... 5

BAB II .................................................................................................................................. 6

1.1 Asuhan Keperawatan Tumor Otak........................................................................... 6

BAB III ............................................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 15

3.2 Saran..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumor intrakranial termasuk juga lesi desak ruang, (lesi/berkas organ ang karena proses
pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada disekitarnya, sehingga organ tersebut dapat
mengalami gangguan) jinak maupun ganas, yang tumbuh diotak meningen dan tengkorak.
Masalah yang muncul pada pasien dengan tumor otak adalah gangguan penglihatan, gangguan
fokal, ansietas, dan nyeri akibat dari peningkatan tekanan intrakranial.

Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, di samping tumor
spinal dan tumor saraf perifer. Tumor otak ini dapat berupa tumor yang sifatnya primer ataupun
yang merupakan metastasis dari tumor pada organ lainnya.

Menurut The Central Brain Tumor Registry of the United States (CBTRUS), tumor otak
primer adalah termasuk dalam 10 besar penyebab kematian terkait kanker. Diperkirakan sekitar
13.000 orang di Amerika Serikat meninggal dunia akibat tumor ini setiap tahunnya. Data dari
Mayo Klinik, berdasarkan analisis dari tahun 1950 sampai 1989, dikatakan bahwa insiden
tumor otak primer adalah 19,1 per 100.000 orang pertahun (11,8 per 100.000 untuk tumor yang
simtomatik dan 7,3 per 100.000 untuk tumor yang asimtomatik). Data ini sama dengan data
dari CBTRUS yang memberikan angka 11,47 per 100.000 per tahun. Di Eropa rata- rata
survival rate pasien tumor otak maligna dewasa adalah 18,7%. Prognosis penderita tumor otak
primer beragam, pada tumor otak primer yang maligna median survivalnya ± 12 bulan. Pada
penelitian lain yang mengukur (survival rate) pasien tumor didapatkan survival rate dalam 5
tahun pasien tumor otak yang terburuk adalah glioblastoma sebesar 3% sedangkan yang
tertinggi adalah ependymoma yaitu 74%.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah pada makalah ini
adalah Bagaimana asuhan keperawatan tumor otak?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui asuhan keperawatan tumor otak

4
5

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui asuhan keperawatan tumor otak

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Sebagai penambah nilai dan pemenuhan tugas dalam mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II

1.4.2 Bagi Pembaca


Sebagai penambah wawasan dan penambah referensi

1.4.3 Bagi Instansi


Sebagai penambah referensi di perpustaskaan yang digunakan sebagai perbandingan
dalam pencarian referensi
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Asuhan Keperawatan Tumor Otak


1. Konsep Dasar Medis
a. Pengertian

Tumor otak atau glioma adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf pusat
dan dapat dijumpai beberapa derajat diferensiasi glia. Tumor otak adalah tumor jinak pada
selaput otak atau satu otak

Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak. Tumor
otak suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna), membentuk
massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (Medulla
Spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun
metastase

b. Etiologi

faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya suatu tumor otak adalah:

1. Genetik

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
Meningioma, Astrocytoma dan Neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Struge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manisfestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis
neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor
hereditas yang kuat pada neoplasma

2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang


mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari
bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada Kraniofaringioma, terotoma
intracranial dan kordoma.

3. Radiasi

6
7

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan
degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Meningioma
pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi

4. Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma tetapi
hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor
pada sistem saraf pusat

c. Patofisiologi

tumor otak menyebabkan gangguan neurologik yang disebabkan oleh gangguan neurologis.
Gejalagejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan
klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik
pada tumor otak biasanya disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan
tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.

Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai
kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan
cerebrovaskuler primer.

Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan


kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista
yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis
fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan
mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku.

Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaringan otak. Mekanisme belum seluruhnya
dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi
vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
8

kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel laseral ke
ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.

Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak
berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain
bekerja menurunkan volume darah intra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan
cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati
mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus
temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak.
Herniasi menekan menensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ketiga.
Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh
suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat.
Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi
dan gangguan pernafasan)

d. Tanda dan Gejala

Gejala tumor otak bervariasi dari satu penderita ke penderita lain tergantung pada ukuran
dan bagian otak yang terjangkit. Tumor bisa membuat area otak yang terjangkiti tidak berfungsi
dengan baik dan menekan jaringan otak sehingga menyebabkan sakit kepala serta kejang-
kejang. Berikut ini tanda dan gejala umum tumor otak berupa :

1) Muncul sakit kepala atau perubahan pola sakit kepala

2) Sakit kepala secara bertahap menjadi makin sering dan makin parah

3) Mual atau muntah tanpa sebab

4) Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur, dan lainlain

5) Secara bertahap hilang sensasi atau gerakan tangan atau kaki

6) Sulit menjaga keseimbangan

7) Sulit berbicara

8) Kebingungan terhadap persoalan sehari-hari

9) Perubahan kepribadian atau kebiasaan


9

10) Kejang khususnya pada seseorang yang tidak pernah mengalami kejang

11) Masalah pendengaran

e. Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan neuroradiologis yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi
ada tidaknya kelainan intra kranial, adalah dengan :
1. Rontgen foto (X-ray) kepala lebih banyak sebagai screening test, jika ada
tanda-tanda peninggian tekanan intra kranial, akan memperkuat indikasi
perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Angiografi suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke
dalam pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran darah
(vaskularisasi) otak
3. Computerized Tomography (CT-Scan kepala) dapat memberikan informasi
tentang lokasi tumor tetapi MRI telah menjadi pilihan untuk kebanyakan
karena gambaran jaringan lunak yang lebih jelas
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI), bisa membuat diagosa yang lebih dini
dan akurat serta lebih defititif. Gambar otak tersebut dihasilkan ketika
medan magnet berinteraksi dengan jaringan pasien itu
5. Radiotherapi, Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak
jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan
kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
6. Chemotherapy,Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar
dalam aliran darah. Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
7. Manipulasi hormonal,Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk
tumor yang sudah bermetastase.
f. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak
ialah :
a) Gangguan fisik neurologist
b) Gangguan kognitif
c) Gangguan tidur dan mood
d) Disfungsi seksual
10

g. Pemeriksaan Diagnostik
1) Arterigrafi atau Ventricolugram : untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem
ventrikel dan cisterna.
2) CT – SCAN : Dasar dalam menentukan diagnosa.
3) Radiogram : Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur,
penebalan dan klasifikasi, posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.
4) Elektroensefalogram (EEG) : Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan
neuron.
5) Ekoensefalogram : Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra
serebral.

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap wal dan landasan proses keperawatan. Pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, seta merumuskan diagnosis keperawatan.
Pengkajian meliputi :

a. Data Umum
1. Identitas pasien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamisn, alamat, status perkawinan, agama, suku,
pendidikan, pekerjaan.
b. Struktur Keluarga
Struktur keluarga meliputi : nama, umur, jenis kelamin, hubungan deng klien,
pendidikan, pekerjaan, genogram.

c. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga merupakan yang penuh atau yang berhubungan dengan klien
saat ini, misalnya apakah istri dan anak masih hidup atau meninggal.
d. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan adalah pekerjaan yang dilakonin klien masa lalu

e. Riwayat Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup yang pernah ditempati atau ditinggali dulu.
f. Riwayat Rekreasi
Tempat rekreasi adalah tempa yang biasa dikunjingi klien untuk melakukan
kegiatan bersantai atau tempat yang membebaskan diri dari suatu kegiatan
11

rutinitas untuk meningkatkan ketenangan pikiran baik sendiri maupun bersama


teman atau keluarga.
g. Sumber/System Pendukung yang Digunakan
Segala hal yang berkaitan dengan peralatan bantu yang sering digunakan dalam
pemenuhan ADL/kegiatan sehari – hari
h. Kebiasaan Ritual
Kebiasaan ritual merupakan pola rutinitas dari kepercayaan keagamaan yang
dianut oleh klien, misalnya beragama Hindu dengan sembahyang 3 kali sehari.
i. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan pada saat ini
2. Apa yang dipikirkan saat ini
3. Siapa yang paling dipikirkan saat ini
4. Riwayat penyakit dahulu
j. Pemeriksaan Fisik (Tinjauan Sistem)
1. Keadaan umum
a. Tingkat kesadaran (meliputi : kesadaran, GCS)
b. Tanda – tanda vital (TD, suhu, nadi, RR)
2. Integument, kepala, mata, telinga, hidung dan sinus, mulut dan
tenggorokan, leher, payudara, pernafasan, kardiovaskuler,
gastrintestinal, perkemihan, genitor reproduksi pria genitor reproduksi
wanita, musculoskeletal/ekstremitas, system saraf pusat, system
endokrin, system immune, system pengecap, system penciuman, system
pendengaran, psikososial
2) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak
nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker
3) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi.
4) Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
12

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Nyeri kronis berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan  Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi,
penyakit. nyeri berkurang. lamanya, dan intensitas (skala 0-10),
perhatikan petunjuk verbal dan
Kriteria Hasil : nonverbal.
 Mengekspresikan penurunan nyeri atau  Monitor TTV 1.3 Ajarkan teknik
1 ketidaknyamanan dan tampak rileks, mampu relaksasi nafas dalam untuk
tidur istirahat dengan tepat. mengurangi nyeri.
 Bantu pasien menemukan posisi
nyaman.
 Kolaborasi dengan pemberian
analgetik.
Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan  Hidangkan makanan dalam porsi kecil
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi tapi sering dan hangat.
mual, muntah dan tidak nafsu makan /  Kaji kebiasaan makan klien.
pertumbuhan sel-sel kanker Kriteria Hasil :  Beritahu makanan dengan gizi yang
2  Nutrisi klien terpenuhi seimbang.
 Mual berkurang sampai dengan hilang.  Timbang berat badan bila
memungkinkan.
 Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian vitamin
Kurang pengetahuan tentang kondisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan  Kaji pemahaman pasien, keluarga
dan penanganan penyakit Pengetahuan pasien bertambah mengenai mengenai penyakit tumor otak dan
berhubungan dengan kurangnya penyakitnya dan penanganan penyakit penangannya.
informasi.  Jelaskan konsekuensinya sesuai
3
Kriteria Hasil : dengan tingkat pemahaman klien.
 Pasien mengerti penyebab tumor otak dan  Bantu pasien untuk mengidentifikasi
mplikasinya. cara-cara memahami perubahan akibat
penyakit.
13

Gangguan mobilitas fisik yang Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan  Kaji derajat mobilisasi pasien dengan
berhubungan dengan gangguan gangguan mobilitas fisik teratasi menggunakan skala ketergantungan (
pergerakan dan kelemahan. 0-4 ).
Kriteria Hasil :  Letakkan pasien pada posisi tertentu
 Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku untuk menghindari kerusakan karena
yang memungkinkan dilakukannya kembali tekanan.
4
aktifitas.  Tingkatkan aktifitas dan partisipasi
dalam merawat diri sendiri sesuai
kemampuan
 Anjurkan pasien untuk melatih gerak
sendi sesuai dengan kemampuan
 Bantu untuk melakukan rentang gerak.

3 Impelentasi Keperawatan

Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya :

Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ; ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan
cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien.

Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien

4 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
14

Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:

1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.
2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tumor otak atau glioma adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf pusat
dan dapat dijumpai beberapa derajat diferensiasi glia. Tumor otak adalah tumor jinak pada
selaput otak atau satu otak

Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak. Tumor
otak suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna), membentuk
massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (Medulla
Spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun
metastase

3.2 Saran

3.2.1 Untuk Penulis

Saran yang dapat kami sampaikan, agar penulis dapat menyelesaikan tugas dengan
tepat waktu, dan tidak ada kekurangan materi apapun

3.2.2 Untuk Pembaca

Saran yang dapat kami sampaikan, agar pembaca dapat memahami isi materi dalam
makalah ini dengan cermat

3.2.3 Untuk Instansi

Saran yang dapat kami sampaikan, agar instansi dapat menyediakan perpustakaan
online dimana tujuannya untuk memudahakan mahasiswa untuk mecari referensi
tanpa harus kekampus.

15
DAFTAR PUSTAKA
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tumor
Otak. KPKN. Jakarta. 2014.

Central Brain Tumor Registry of the United States. CBTRUS Statistical Report: Primary
Brain and Central Nervous System Tumors Diagnosed in the United States in 2009-2013.
CBTRUS. Claveland. 2016.

Sari EDY, Windarti I, Wahyuni A. Karakteristik klinik dan histopatologi tumor otak di dua
Rumah Sakit di Kota Bandar Lampung. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung 2014; 3(4):
48-56.

Anda mungkin juga menyukai