Anda di halaman 1dari 53

PEMERIKSAAN KHUSUS

NEUROLOGI

Devi Wuysang
Dept. of Neurology Hasanuddin University

PEMERIKSAAN KHUSUS PENUNJANG


DIAGNOSTIK DALAM NEUROLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

PUNGSI LUMBAL (Lumbar Puncture/LP)


EMG (Electro Myography) dan ENG (Electro
Neurography) = EMNG
EEG (Electro Encephalography)
TCD (Trans Cranial Doppler)
SSEP (Somato Sensory Evoked Potential)
BAEP (Brainstem Auditory Evoked Potential)
PET (Positron Emission Tomography)
Cerebral DSA (Digital Substraction
Angiography)

LUMBAR PUNCTURE
(LP)

PUNGSI LUMBAL = LUMBAR PUNCTURE (LP)


LP ialah suatu tindakan untuk :
Memperoleh cairan serebrospinal (CSS)
Memperoleh gambaran jalannya lintasan cairan tsb
dlm foramen vertebralis
Tempat melakukan LP
Di arah distal dari conus medularis yi. melalui
tusukan jarum pd daerah kulit di celah antara
proc.spinosus L3-4, L4-5, L2-3
Cara lain u/ memperoleh CSS :
1.
Pungsi sisternal / suboksipital
2.
Pungsi ventrikel

INDIKASI PUNGSI LUMBAL

Untuk diagnostik

1.

Untuk terapeutik

2.

3.
4.

Melihat aspek css, jumlah sel, dll.


Memasukkan / menyuntikkan zat
kontras : kaudografi / myelografi
Menyuntikkan obat-obat intratekal

Utk melakukan follow up suatu


penyakit (GBS, meningitis, dll)
Untuk tindakan anestesi

KONTRA INDIKASI LP :
1.

Pd keaddaan tek.intrakranial (TIK)


meningkat:
papil edema +4 D ABSOLUT
+ 2 D RELATIF

2. Infeksi di tempat melakukan LP


3. Penderita yang mendapatkan pengobatan
antikoagulan oral

CAIRAN SEREBROSPINAL (=CSS)


= LIQUOR CEREBROSPINAL (=LCS)

LCS : cairan jernih tak berwarna


mengandung sedikit sel dan protein,
mempunyai komposisi ionik yang mirip
dengan plasma
Fungsi LCS :
1. Sbg bantalan bagi otak dan med.spinalis
2. Turut mengatur tekanan intrakranial
3. Berperan dlm nutrisi dan metab.ssn.srf

Pembentukan LCS
Sebagian besar oleh pleksus choroideus di
ventrikel.
Resorbsi LCS
o/ villi arahnoidalis sinus-sinus
v.jugularis kembali ke sirkulasi darah

Perjalanan LCS
Dari ke 2 ventr.lateralis
for.Monroi
Ventrikel III / tertius
aquductus Sylvii
Ventrikel IV / Quartus
for.Luschka

for. Magendi

for. Luschka

ruang subarahnoid otak + sisterna

QUECKENSTEDS TEST
Ialah suatu test untuk mengetahui
ada tidaknya gangguan / hambatan
dari aliran CSS dalam ruang
subarahnoid med.spinalis
Cara : lakukan penekanan pd.ke2
v.jugularis int sewaktu CSS sedang
menetes

QUECKENSTEDS TEST
Interpretasi :
Queckensteds (+) : tetesan css m:.> cepat

NORMAL
HAMBATAN (-)
Queckensteds (-) : tetesan tetap

ABNORMAL
HAMBATAN (+)
Kontra indikasi : curiga TIK

PERSIAPAN PUNGSI LUMBAL


1.

INSTRUMEN

jarum PL (spinal needle) no. 18,20 dws


kapas lidi bbrp.buah
larutan betadine,alkohol
Larutan NONNE, PANDY msg2 dlm tabung
Botol kecil steril
Sarung tangan steril
Nier becken
Spoit 2,5 cc, aqua steril 25 cc
Kasa steril, plester
(korentang, duk berlubang steril)

Jarum Spinal (Spinal Needle)

PERSIAPAN PUNGSI LUMBAL


2. PENDERITA
Baringkan miring di sisi kirinya
Bawa sedekat mungkin ke sisi kanan t4
tidur
Posisikan pend.seolah mencium lututnya
Punggung berada pd posisi vertikal
Desinfeksi daerah punggung bawah (L3-4)
Pakai handschoen steril, ambil jarum steril,
pasang duk, lakukan pungsi

LUMBAR PUNCTURE

NILAI NORMAL LCS

Aspek : jernih, tak berwarna


Komposisi kimiawi :

Protein : 15 45 mg%
Glukose : 60 80 % dari GDS
Klorida : 720-750 mg%
Sel : 0-5/mm3 (0-15/3 mm3) limfosit 100%.

Volume : anak-anak 80 120 cc


dewasa 150 cc
(110 cc di dlm ventrikel
40 cc di dlm ruang subarakhnoid)
LCS berganti 4-5 x / hari
produksi + 500 cc/hari
Bj : 1.003 1.009 (rata-rata 1.007)
pH : + 7,35
Tekanan : baring 50 180 mmH2O
duduk : sdkt lebih tinggi

NILAI-NILAI ABNORMAL LCS


1. Tik

(alat ukur : monometer H2O)

SOL/SOP (Space Occuping Lesion/Space


Occuping Process)
Cth : tumor, hematoma, kista, abses
2.

Tik : Queckensteds test (-)


ada proses yg menghambat aliran LCS
dlm.can.vertebralis di atas t4 pungsi
Cth : tumor med.spinalis, arahnoiditis spinalis

NILAI-NILAI ABNORMAL LCS (lanjutan)


3.

Aspek

Keruh pleiositosis (jumlah sel )


Kemerahan darah (+)
TEST 3 TABUNG
Artificial : warna merah memudar
True
: warna merah homogen
Jernih kekuningan (xanthochrom)
disebabkan oleh kadar protein

ELECTRO ENCEPHALOGRAPHY
(E E G)

ELECTROENCEPHALOGRAPHY
(EEG)
EEG : tehnik u/merekam aktifitas listrik otak
melalui tengkorak yg utuh
Indikasi : Epilepsi
Proses desak ruang
Stroke
Trauma kapitis
Nyeri kepala

terutama

Seluruh korteks serebri mrp.medan listrik


Ujung-ujung dendrit mproduksi gaya
listrik/ potensial aksi sebesar 50 V.
Diperbesar + 1 juta kali u/dpt
mgerakkan pena pencatat yg tdpt pd
mesin EEG
Potensial neuron berfluktuasi tercatat
pd kertas EEG.

Dengan menempelkan 16-21 elektrode


menurut 10-20 system, seluruh aktifitas
listrik otak bisa ditelusuri.
Dikenal 4 jenis Gelombang Normal
menurut frekuensinya :
1. gel. ALFA : 8-13 spd
2. gel. BETA : 14 30 spd
3. gel. TETA : 4 7 spd
4. gel DELTA : < 4 spd

GELOMBANG ABNORMAL : delta, teta,


gel.runcing (sharp wave), tajam (spike),
runcing lambat (slow sharp wave), spike &
wave complex, hypsarrhythmia.
Adakalanya gelombang abnormal/ patologis
baru muncul setelah diprovokasi, misalnya
melalui prosedur hiperventilasi ataupun
photic stimulation.

PENEMPATAN ELEKTRODA pd EEG


(tehnik 10 20 system)

EEG berguna utk memberikan informasi tambahan yg


diperlukan u/ menegakkan / menyisihkan diagnosa.

GELOMBANG2 pada rekaman EEG

GELOMBANG ABNORMAL pada EEG

Patient 28 y.o. with generalized tonic-clonic


seizure

EMNG
ELECTRO MYOGRAPHY
ELECTRO NEUROGRAPHY

ELECTROMYOGRAFI (EMG) &


ELECTRONEUROGRAFI (ENG)
EMG dan ENG : merupakan salah satu
pemeriksaan neurofisiologi klinik,
menggunakan alat elektrodiagnosis u/
mengetahui fisiologi & patologi dari proses
bioelektrik yg terjadi pd susunan
neuromuskuler atau saraf tepi.

INDIKASI dan KEGUNAAN


Pemeriksaan ENMG ini memegang peranan
penting untuk diagnosis kelainan neuromuskular
atau kelainan susunan saraf tepi antara
lain :
1.
Kelainan motor neuron : Amyotrophic lateral
Sclerosis (ALS), Spinal Muscle Atrophy
(SMA), polineuropati
2.
Kelainan ganglion dorsalis (neuron saraf
sensoris): paraneoplastik, autoimun, toksik,
infeksi
3.
Radiks saraf spinal: herniasi diskus
vertebralis, spondilosis, neoplasma, infark,
infeksi dan proses inflamasi.

INDIKASI dan KEGUNAAN (lanjutan)


4.

5.

6.

7.

Pleksus : pleksopati oleh karena radiasi,


neoplasma, penjepitan (entrapment), DM,
perdarahan dan proses inflamasi
Saraf perifer : berupa neuropati oleh karena
penjepitan (entrapment), polineuropati yang
dapat dibedakan lagi menjadi tipe aksonal dan
demielinating, dan mononeuropati multipleks
Neuromuscular junction : miastenia gravis,
sindrom Eaton-Lambert
Kelainan otot: distrofia otot, kelainan otot
akibat gangguan metabolik, endokrin dan
proses inflamasi.

Gambar 1.1. Susunan


saraf tepi terdiri atas
(1) kornu anterior,
(2) akar saraf,
(3) saraf spinal,
(4) pleksus,
(5) saraf perifer,
(6) neuromuscularjunction dan
(7) serabut otot

dg. kata lain : adanya keluhan yg melibatkan > 1 modalitas fungsi


saraf :
Motorik : kelemahan kelumpuhan
Sensorik : hipestesi, parestesi, neuralgia
Otonom : ggn fungsi seksual

ENG PATOLOGIK
1.

2.

Kecepatan Hantar Saraf Tepi (KHST) yg


memendek : neuropati demielinasi
degenerasi aksonal awal
KHST negatif (Conduction Block)

Perubahan metabolik membran


Anestesi lokal
Demielinasi segmental
3. Kelainan respons listrik : degenerasi akson
4.
Masa laten memanjang : neuropati
5.
Amplitudo rendah: neuropati, degenerasi akson.

Contoh gambaran EMNG

Keterangan :
a. Amplitudo
b. Latency

c. duration
d. peak latency

Brainstem Auditory Evoked


Potential
(BAEP)

Brainstem Auditory Evoked Potential


(BAEP)
BAEP ialah: suatu pemeriksaan untuk
mengevaluasi fungsi jalur saraf
pendengaran mulai dari telinga sampai ke
batang otak.
Jadi BAEP mendeteksi adanya kelainan
pada N.VIII, pons atau mesensefalon

Diagram illustrating the


auditory pathway and the
anatomical locations related to
the the different waves of the
BAEP.- auditory nerve = wave
I - cochlear nuclei = wave IIsuperior olive = wave IIIlateral lemniscus = wave IV inferior colliculus = wave V.
Waves I-V make up the
brainstem AEP.
The thalamus (medial
geniculate ganglion) and the
auditory cortex (temporal
lobe) make up the middle and
late waves of the AEP.

Indikasi :

Gangguan pendengaran
Gangguan keseimbangan termasuk
vertigo
Telinga berdengung / tinnitus
Gangguan di batang otak
Untuk menentukan prognosa pada pasien
koma akibat :
Trauma

kepala
Cardiorespiratory arrest
Peninggian TIK

Respon yang timbul dicatat dengan elektrode yang


dipasang di scalp
Akan timbul 7 gel. yg diberi nama sesuai urutan
timbulnya gelombang dengan angka romawi I
sampai VII.
Gel I berasal dari Kohlea / N.Akustikus
Gel II berasal dari medula oblongata
Gel III berasal dari nukleus olivarius sup
Gel IV berasal dari nukleus lemniskus lateralis
Gel V berasal dari Kolikulus inferior
Gel VI berasal dari Genikulatum mediale
Gel VII berasal dari talamokortikal

Gambar 2-12. Gelombang yang timbul pada pemeriksaan BAEP

TRANS CRANIAL DOPPLER


(TCD)

Trans Cranial Doppler (TCD)

Menggunakan teknik Ultrasound


Non invasif
Untuk melihat sirkulasi pembuluh darah
dasar tengkorak melalui jendela kranial
(trans-orbital, trans temporal,
transoccipital, & submandibular.
Analisa spektrum sumbatan, stenosis,
feeder artery, aliran ganda, reaksi
vasomotor (tes provokasi)

Indikasi

Diagnosis penyakit oklusi intrakranial.


Konfirmasi atau eksklusi penyakit oklusi
ekstrakranial
Diagnosis dan follow up dissecting
aneurism pada a.carotis interna
Evaluasi efek hemodinamik penyakit
oklusi aliran darah intrakranial.
Deteksi adanya feeder artery pada AVM

Indikasi

Penilaian kemampuan kolateral


sirkulus Willisii
Follow up & monitoring intermitten,
misalnya utk vasospasme perdarahan
subaracnoid, perubahan aliran darah
pada stroke
dll

Cerebral Digital Substraction


Angiography
(Cerebral DSA)

Cerebral Digital Substraction Angiography


(Cerebral DSA)

Kateterisasi vaskuler serebral, untuk melihat


vaskularisasi serebral dengan menggunakan
zat kontras.

Indikasi :
Seluruh proses intrakranial dan ekstrakranial
yang terkait dengan masalah vaskuler (Gold
Standard) untuk mencari etiologi.
Kontraindikasi :
Alergi zat kontras
Luka / infeksi pada daerah sheath (Arteri
Femoralis, Arteri Radialis atau Arteri Karotis).

DIAGRAM OF CEREBRAL DSA

Anterior view

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pericallosal Artery
Anterior Cerebral Artery
Middle Cerebral Artery
Anterior Choroidal Artery
Ophthalmic Artery
Internal Carotid Artery
Posterior Cerebral Artery

Lateral view

Anda mungkin juga menyukai