FT C - PUSAT
Oleh :
Heru Purbokuntoro, Dipl. PT, M.Kes
PEMERIKSAAN UMUM
FT-C PUSAT
LANDASAN DASAR :
Keadaan Patologi
Identifikasi Problem
Intervensi FT
Evaluasi
Keadaan Patologi
Saraf Pusat :
Senso- Kognitif/
motoris Memori
Psikiatrik/
Emosi
Topis Lesi :
Otak (cerebrum dan cerebellum)
Batak Otak
Spinal cord (medulla spinalis)
Kelainan :
CVA, CP, Parkinson
Injury, disease, tumor
Gejala Klinis Umum Sensomotoris :
Motoris
• Monoparese/plegia
• Paraparese/plegia
• Hemiparese/plegia
• Tetraparese/plegia
Sensoris
• Kelainan sensibilitas
• Receptor sendi
• Perasaan gerak, sikap
• Gangguan koordinasi
• Aktivasi receptor noxius tertentu
Gejala Umum Cognitive-Memory:
Refleks patologis :
• Babinsky
• Chadock
• Clonus dsb
e. Keseimbangan dan Koordinasi :
Secara umum
Secara spesifik
f. Kognitif
Memory (segera, singkat dan lama)
Orientasi (waktu, tempat dan bentuk)
Perseptual & Penglihatan
Bicara & Bahasa
4. Gerak & Fungsi (Kapasitas Fisik & Fungsional )
a. Mobilitas
Regional scr fungsional
misal : mobilisasi trunk
Umum : transtitional movement
Misal : transver & ambulasi
Tujuan Pemeriksaan :
Identifikasi Problem
Rencana Intervensi
Efektif FT & Pasien
Evaluasi
List of Problem :
a. Keadaan pasien saat itu :
Kemampuan secara umum
Fungsional secara umum
b. Kapasitas Fisik
Sensomotoris
Cognitive – Memory
Psikiatrik & Emosi
(LGS, tonus, MP, Postural, Keseimbangan,
Koordinasi dan ADL)
C. Kemampuan Fungsional
Mobilitas
- Regional
- Umum
Fungsional ADL
Berdasarkan indeks fungsional
misal : Indeks Barthel
Oleh:
Heru Purbo Kuntono, Dipl.PT, M.Kes
I. Pendahuluan
Penyebab Stroke Secara Klinis
Ischemic Hemoragic
Penyebab Stroke Secara Klinis
Ischemic Akibat Thrombost Imboli
Penyebab Stroke Secara Klinis
1. Stroke Hemoragik
a. Intra cerebral hemoragik (ICH)
OK : Hypertensi, Aneurysma dan arterioveneus Malformasi (AVM)
b. Sub Arachnoid Hemoragik (SAH)
diagnosis medis : CT brain scan
2. Stroke Non Hemoragik (Iskemik)
OK : Arteriosklerosis & sering dikaitkan dengan : DM,
Hypercolesterolemia, Asam urat, hyperagregasi trombosit
3. Emboli Sumber dari tronkus di arteria carotis communis di jantung
Lepas trombus embolus otak.
DIAGNOSIS
<24 jam
TIA
DIAGNOSIS
• Diagnosis klinis
• Diagnosis patologis
• Diagnosis etiologi
• Diagnosis topis
DIAGNOSIS
• Diagnosis klinis
• Diagnosis patologis
• Diagnosis etiologi
• Diagnosis topis
DIAGNOSIS
• Diagnosis klinis
• Diagnosis patologis
• Diagnosis etiologi
• Diagnosis topis
DIAGNOSIS MEDIS
A. Impairment
1. Abnormalitas Tonus ( Placcid dan Spastis ) dengan segala
akibatnya
2. Koordinasi dan keseimbangan.
3. Hilangnya mekanisme reflex postural normal
4. Kelainan sensomotoris lain akibat komplikasi yang
timbul akibat lamanya masa perawatan tirah baring dan
derajat lesi serta topis lesi : Pain, stiffness, kontraktur,
kelainan pembuluh darah vena (DVT), ortostatik
hipotensi dan gangguan reflex primitif, dll.
1. Pekerjaan
2. Hobi
3. Pendidikan dan bermasyarakat
IMPAIRMENT PASCA STROKE
Senso- Kognitif/
motoris Memori
Psikiatrik/
Emosi
2. Unmasking
Metode Restitusi
(pemulihan) Metode
Tidak semua bagian
Kompensasi
otak rusak
Mencegah terjadinya (penggantian)
diaschisis dan Bagian otak yang
degenerasi sehat dapat
transinaptik menggantikan
Perbaikan daerah perilaku alternatif
penumbra dari fungsi yang
menggantikan fungsi hilang
dari daerah yang Metode Substitusi (peniruan)
infark/rusak Bagian otak yang tidak rusak dapat
mengambil alih fungsi yang hilang
(Vicariasi)
Dapat dilakukan oleh bagian otak : area
homolog yang berlawanan, bagian
subkorteks dari sistem visual
Catt: asetilkolin dapat meningkatkan
plastisitas otak
REFUNGSIONALISASI
Neurorestorasi
METODE
BOBAT CIMT PNF
NEURORESTORASI
Top Down + + +
Bottom Up + + +
Interconnection ++ - +
REFUNGSIONALISASI
BRAIN RESTORATION APPROACHES
AND NEUROLOGIC DIAGNOSIS
KORTIKAL SUB KORTIKAL BATANG OTAK MEDULLA
SPINALIS
GANGGUAN KOGNITIF PERSEPSI PERSEPSI RESEPTOR
Catatan :
(1) dan (2) diberikan pada masa mulai on set s/d 1 tahun
(neurological improvement / golden period
1. Rotasi trunk
2. Spastisitas dan Mobilitas ekstrimitas
3. Mekanisme reflek postural normal
4. Pola Jalan
Rotasi Trunk
Counter Balance & Counter Activity Pada Hemiparise Sinistra dan
Postural Normal
c a. Counter activity
a b
lebih kecil dari
pada counter
balance
b. Counter activity
lebih besar dari
pada counter
balance
c. Counter activity
seimbang dengan
counter balance
Spastisitas Mobilitas Ekstremitas
• Pola Sinergis
Aproksimasi atau
tumpuan pada
persendian akan
merangsang
proprioseptor dan akan
direspon dengan
kokontraksi terutama
pada sendi proksimal.
Refelk ini merupakan
reflek tingkat spinal
Mekanisme Reflek Postural Normal
Tingkat Tonic Neck
Keseimbangan gerak
selalu dikendalikan
oleh rotasi trunk pada
sumbu longitudinal.
Gerakan tanpa rotasi
trunk akan terjadi
imbalanced terutama
pada saat berjalan
Mekanisme Reflek Postural Normal
Tingkat Kortikal
Gerakan yang diulang
ulang akan membentuk
sirkuit pola gerak yang
permanen
• Aproximasi
Aplikasi PNF pada Stroke Pleksid
• Mobilisasi Trunk
Aplikasi PNF pada Stroke Pleksid
• Aktifitas Duduk
Aplikasi PNF pada Stroke Pleksid
• Aktifitas Berdiri
Task Exercise
TEORI
BERJALAN
Proses berjalan
membutuhkan:
– Sistem motorik
desenden (perintah
bergerak)
– Sistem sensorik
propiseptif
(sensasi posisi,
kecepatan gerakan,
kekuatan)
GOLDEN PERIOD
TIME LOST IS BRAIN LOST
Tujuan Stimulasi Task Exercise
• Tujuan
1. Memperbaiki gerak dasar dan fungsional
2. Memperbaiki gerak motoris kasar / gross
motor
3. Memperbaiki koordinasi dan keseimbangan
4. Memperbaiki gerak motorik halus / fine motor
5. Reorganisasi kortikal untuk pembentukan
sinaps baru
s
Stimulasi Task Exercise
VIDEO
Amadeo Diego
EN
Pablo Tymo
system EN
KESIMPULAN
• FES pada stroke membantu untuk memperbaiki pola gerak
berdasarkan mekanisme reflek postural normal
• Pendekatan FES ditujukan untuk muscle re-education and fascilitation,
orthotic substitution pada aktivitas kontraksi otot agonis akan
membentuk relaksasi pada otot antagonis, reposisi pada sendi yang
potensial terjadi luksasio, modulasi nyeri dan menghambat spastisitas
dan mengurangi nyeri secara bersamaan
• FES dapat dikombinasi dengan fisio taping agar hasilnya lebih optimal
• FES bukan satu satunya modalitas bagi penatalaksanaan fisioterapi
pada penderita stroke
• PNF untuk membangkitkan tonus sangat diperlukan pada stadium
flaccid
• Task Exercise dapat memberikan stimulasi terhadap gerak fungsional
secara efektif
INFLAMMATORY PAIN
Spontaneous Pain
Inflammation
Pain Hypersensitivity
Macrophage Reduced Threshold : Aliodyna
Increased Response : Hyperalgesia
Mast Cell
Neutrophil
Granulocyte
Brain
Tissue Damage
Spinal cord
NEUROPATHIC PAIN
Spontaneous Pain
Pain Hypersensitivity
Brain
Peripheral Nerve
Damage
C Descending influences
Spinothalamic Joint receptor (nociceptor)
tract
II-IV
B Joint dysfunction
III-IV or pain
I Ia
Nociceptor
-Motoaxon PAIN
Muscle spindle
Marah Cemas
Takut
Depresi
A
SOMATIK
Stimuli Noxious
JALUR NYERI
PERSEPSI
3
NYERI
4
MODULASI
2
TRANSMISI
TRANSDUKSI
1,2,3 dan 4 dapatkah diinterfensi Fisioterapi ?? 1
MODALITAS ELEKTROTERAPI YANG DIGUNAKAN PADA
PROBLEM NYERI PASCA STROKE ADALAH :
1. TENS
3. Arus Dyadinamis
4. Arus Interferensi
1. TENS
2 ms
5 ms
Tujuan untuk :
1. Modifikasi durasi pulsa
2. Modifikasi frekwensi
pulsa dan
3. Modifikasi Amplitudo
(intensitas)
Catatan :
Jenis gelombang MF, DF, LP,
CP, CPid
4. ARUS INTERFERENSI
Misal frekwensi arus I = 4000Hz Frekwensi arus II = 4150Hz, maka
akan menghasilakan frekwensi amplitudo modulasi = Delta F = 150Hz
Frekwensi F Baru
F1 + F2
=
2
4000Hz + 4150Hz
=
2
= 4075Hz
a. Tingkat Receptor
b. Tingkat Spinal
c. Tingkat Supraspinal
d. Tingkat Central
Modulasi Nyeri Tingkat Reseptor
1. Menaikkan ambang
rasa
2. Menurunkan
konduktivitas
penghantar nyeri
(serabut aff.
Nosiseptif)
3. Memperbaiki
metabolisme lokal
4. Menghambat aktivasi
Nocxius
Intervensi :
Terapi termal,
Topical treatment
(iontoporosis flexasur).
Aplikasi modulasi reseptor dapat dikombinasi dengan topical treatment
Misalkan : iontoporisis (flexasur dan obat/gel NSAID)
Modulasi Nyeri Tingkat Spinal
Ektremitas Atas ( C8 – Th 9)
Ektremitas Bawah (Th 8 – 12)