Nurul Istiqomah
2017720216
8A
Dosen Koordinator :
Ns. Wati Jumaiyah, MKep., Sp.KMB
Nervous system :
-Otak besar : telemchepalon &diencephalon
-Otak kecil
-Brainsteam : midbrain, pons, medulla oblongata
-Spinal cord : white and grey white
-Peripheral nervous system.
Fungsi saraf
- mengolah informasi untuk digunakan segera atau disimpan untuk kemudian hari saat
dibutuhkan.
System saraf : system koordinasi pengaturan tubuh berupa impuls → system saraf pusat
→ proses impuls →−−∓++ +¿ -perintah untuk memberi tanggapan
Elemen saraf
-neuron
- neurotransmitter yaitu menyampaikan pesan antara satu sel saraf ke saraf target otot,
kelenjar dan bagian lain dalam tubuh.
Lobus oksipital
- Korteks visua primer : daerah otak yang bertugas untuk penglihatan penetuan ukuran,
warna, cahaya, gerak (motion)
- Area asosiasi visual : menafsirkan informasi yang didapat di korteks visual primer.
Korteks temporal
- Korteks audiotori primer : untuk pendengaran
- Korteks olfactory primer : menafsirkan bau lewat bolus
- Area wernick :pengertian Bahasa, di lobus temporal kiri
Afasia wernick : pengertian Bahasa dihambat, kata & kalimat tidak jelas
dimengerti, dan pembentukan kalimat dihambat.
Brainsteam (batang otak) berada di tempat keluar nervous cranialis
Fungsi :
1. arteri otak :
- arteri carotis interna : arteri cerebri anterior, dan arteri cerebri media
- arteri vertebralis : vertebralis beranastomosis dengan A. vertebralis kontralateral :
arteri basiliaris
2. vena otak :
A. Pengertian
Pembuluh darah di susunan saraf yang mempengaruhi fungsi daerah yang diperdarahi
dapat mengalami aterosklerosis sehingga dapat menyumbat aliran. Dapat ditekan oleh karena
edema atau massa di otak, dapat karena peradangan dan infeksi di otak, dapat juga akibat
traumatic brain injury. Dalam hal ini khusus apa yang terjadi saat penuaan otak (proses
degeneratif).
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
C. Penciptaan Manusia
Sperma dan ovum membentuk zigot → janin → bayi → anak → remaja → dewasa →
dewasa tua → lansia
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
D. Penuaan Sukses
1. Pikun menyangkut fungsi otak
2. Penurunan fungsi otak kiri akan pikun, dan otak kanan akan linglung
Artinya :
“(Dialah Allah) yang menjadikan segala ciptaan-Nya indah, dan Dia memulai
penciptaan manusia dari tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari air
yang hina (air mani), kemudian Dia sempurnakan kejadian (fisiknya) dan Dia
tiupkan Ruh-Nya, dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, Pelihatan, dan hati
(akal fikiran ), nemun sedikit sekali kamu yang bersyukur”.
E. Akal, Demensia dan Pikun
1. Akal merupakan anugerah terbesar yang terdapat di otak.
2. Orang demensia akan terjadi penurunan memori dan daya ingat. Tidak mengenal tempat
tinggal
3. Gejala Demensia
1. Sulit berbahasa merupakan proses awal
2. Disorientasi waktu/tempat
3. Fungsi kecerdasan mengalami gangguan
4. Perubahan tingkah laku
5. Perubahan perlaku
4. Gejala lanjut:
1. Kehilangan inisiatif
Gejala demensia tidak disadari oleh penderita tetapi dikeluhkan oleh orag disekitarnya.
5. Proses demensia ada penyebabnya:
a. Penyakit degenerative
b. Gangguan vascular
c. Kekurangan vit B12
d. Infksi otak
e. Tumor otak
f. Kejang
g. Trauma kepala
h. Peyakit autoimun
i. Keracunan zat kimia
6. Pikun merupakan demensia progresif dimana terjadi kelainan struktur otak , tidak ada
kelainan jiwa atau pengaruh obat.
QS. An-Nahl (16) : 70
Artinya :
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada
F. Usia Sukses
1. Proses penuaan dapat terdiri dari penuaan normal, penuaan patologis, penuaan optimal,
dan penuaan sukses. Sehingga membutuhkan komunikasi, imajinasi, sosialisasi,
spiritualisme, music, dan emosi
2. Komunikasi dapat dilakukan dengan lingkungan yaitu dapat intrapersonal dan
interpersonal sehingga tercapainnya tujuan.
3. Imajinasi merupakan bentuk pikiran konstruktif yang membutuhkan upaya mental
4. Sosialisasi yaitu dengan menjalin silaturahim dengan kerabat
5. Pusat Spiritualisme terletak di otak bagian samping sehingga keputusan spiritual
tergantung dari fungsi otak tersebut.
6. Music disebut sebagai mental jogging yang diatur oleh otak kanan. Musik yang tenang
dan lembut disebut gidza al-ruh, sehingga dianggap sebagai sarana pengembangan
spiritualitas.
7. Emosi diatur oleh system limbic sehingga senantiasa belajar sabar.
KONSEP MANAJEMEN STROKE
Stroke (Serangan otak) harus dikenal cepat seperti Heart Attack (Serangan jantung) Gejala
klinis :
Tindakan trombolisis
Disabilitas kronik : penyebab kecacatan no-1.
Kekambuhan stroke cukup tinggi.
Penyebab kematian no 1(15,4%).
Kejadian stroke 463/100.000
Serangan otak atau brain attacks terjadi jika aliran darah ke otak tersumbat atau jika
pembuluh darah otak pecah.
Akibat stroke
Kematian sel saraf di daerah yang tidak menerima aliran darah, sehingga terjadi kelainan
sesuai dengan lokalisasi.
Sirkulasi Serebral
Otak (serebral) kita mendapat asupan darah dari arteri karotis interna dan arteri vertebra
yang kemudian membentuk “circle willis”. Tidak seperti di organ lain, volume darah dan
cairan ekstravaskular di otak relatif konstan. Jika terjadi perubahan akan menyebabkan
perubahan resiprokal pada bagian lain. Kecepatan aliran darahnya pun rangenya relatif
sempit, rata-rata kecepatan aliran darah ke otak adalah sebesar 55 ml/menit/100 gram.
Otak paling mudah mengalami iskemia. Gangguan aliran darah ke otak selama 5 detik
saja dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Jika berlanjut dan jaringan mengalami
iskemia dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang irreversibel.
Definisi Stroke
Stroke adalah perubahan neurologis yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke
bagian orak. Dua jenis stroke yang utama adalah Iskemik dan Hemoragik.
1. Stroke iskemik disebabkan oleh adanya penyumbatan akibat gumpalan aliran darah baik
itu sumbaran akibat thrombosis (penggumpalan darah yang menyebabkan sumbatan du
pembuluh darah) atau embolik (pecahan gumpalan darah / udara / benda asing yang
berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menyumbat pembuluh darah di otak).
Tanda gejala :
Serangan sepintas/RIND
Trombosis Serebri
Infark Lakunar
Emboli Serebri
2. Stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah ke otak karena tekanan yang
tinggi atau hipertensi. Sisanya biasanya terjadi akibat rupture atau pecahnya anurisme
yaitu pembuluh darah yang bertekstur tipis dan mengembang atau bisa juga karena
rupture pada Atero Veno Malformation (AVM), yaitu bentuk yang tidak sempurna dari
pembuluh darah arteri dan vena. Tanda gejala :
ISH
SAH
2. Area Wernicke adalah bagian dari otak manusia yang berada di bagian korteks otak
besar, pada bagian posterior kiri dari gyrus temporalis superior, mengelilingi korteks
pendengaran, di fissura Sylvian (bagian pertemuan lobus temporalis dan parietalis otak).
kerusakan pada bagian ini dapat menyebabkan afasia yang akan mengganggu
kemampuan pemahaman berbahasa dan tetap dapat berbicara dengan lancar tetapi yang
dibicarakan susah dimengerti.
1. Lobus frontal (bagian depan) yang mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku, memori,
emosi, dan kepribadian. Bagian otak ini juga berperan dalam fungsi intelektual, seperti
proses berpikir, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan
perencanaan.
2. Lobus parietal (atas) yang mengendalikan sensasi, seperti sentuhan, tekanan, nyeri, dan
suhu. Lobus ini juga mengendalikan orientasi spasial atau pemahaman tentang ukuran,
bentuk, dan arah.
3. Lobus temporal (samping) yang mengendalikan indra pendengaran, ingatan, dan emosi.
Lobus temporal kiri juga berperan dalam fungsi bicara.
4. Lobus oksipital (belakang) yang mengendalikan fungsi penglihatan.
Heart Attack
Usia
Gender
Ras
Latar belakang keluarga
Prior stroke or TIA
Serangan jantung
Terjadi bila suplai darah ke bagian otak terputus Gejala TIA biasanya terjadi tiba tiba sama
dengan stroke tapi kurang 24 jam.
Hipertensi
Hyperkholesterolemia
Diabetes Mellitus
Stroke sebelumnya
Penyakit jantung
Merokok
Obesitas
Usia
65 tahun FR 2x
75 tahun FR 4x
85 tahun FR 8x
Jenis kelamin
Ras/Etnik
Afrika: Amerika FR 2x
Peny Jantung : FR 6x
LVH : FR 4x
Merokok : FR 2x
Pencegahan Stroke
1. Pencegahan promotif : pada orang sehat dengan FR negatif tujuan nya untuk mencegah
FR dengan cara gaya hiduo sehat.
2. Pencegahan primer : pada orang denga FR positif dengan tujuan mencegah TIA atau
stroke dengan cara gaya hidup sehat dan kendalikan FR
3. Pencegahan sekunder : pada oasien oasca TIA atau stroke dengan tujuan mencegah
TIA/stroke terulang, mencegah VaD, meningkatkan QoL, mencegah indirek gangguan
vaskuler serius lainnya dengam cara gaya hidup sshat, kendalikan FR, terapi obat dan
bedah.
Pengelolaan Fase Pre-Stroke
1. Promotif : Gaya hidup sehat, Gizi seimbang, Olah raga dan Stop rokok
2. Prevensi primer : Gaya Hidup sehat, Jaga faktor risiko, Antitrombotik, Trombektomi
3. Prevensi sekunder : Gaya Hidup sehat, Jaga faktor resiko, Antitrombotik, Trombektomi,
Angiopalsty serebral
Golden Hour
Goals Of Treatment :
Pasien tiba di IGD dg dx Stroke pemeriksaan pasien oleh triage :anamnesis, lab.,
NIHSS) : 10 Menit
Diskusi oleh tim (termasuk keputusan R-7TPA) : 15 Menit
CT Scan kepala : 15 menit
Hasil CT Scan / lab., 45 menit
Pemberian R-TPA (bila pasien memenuhi kriteria inklusi) : 60 menit
Kompliaksi
Manajemen Stroke
1. Terapi Umum : monitoring, pulmonary and air way care, fluid balance, blood pressure,
metabolisme glukosa, suhu tubuh.
2. Terapi Khusus : Terapi trombolitik dan Pengobatan awal trtrombotik.
Terapi trombolitik : (NINDS1, ECASS I2 +II3, ATLANTIS4) : I.v. R-TPA (0,9 mg/kg,
max 90 mg) diberikan dalam waktu 3 jam dari onset stroke, biasanya pada ps stroke
iskemik akut.
Terapi antiplatelet : aspirin di uji di RCT besar dalam akut (<48 jam) stroke, penurunan
yang signifikan terlihat pada kematian dan ketergantungan (NNT 70) dan kekambuhan
stroke (NNT 140), fase 3 uji coba untuk glikoprotein IIb-IIIa antagonist abciximab
dihentikan ssbelum waktunya karena tingkat oeningkatan bledding
3. Rehabilitasi atau Fisioterapi
Rehabilitas awal :
Lebih dari 40% stroke membutuhkan rehabilitasi aktif
Rehabilitasi aktif dimulai dini, hal ini agar pasien untuk stabil secara klinis
Rehabilitasi pasif di berikan jika pasien tidak sadar atau lumpuh
Rehabilutasi di lanjutkan selama pemulihan berlangsung
Action :
Merujuk ke fisioterapist atau terapist fisik 24 jam asesmen dan tidak ada masalah
motorik
Merujuk pasien ke OT bila terdapat gangguan keterampilan seperti mandi, berkendara
dan berpakaian
Merujuk pasien ke terapi bicara bila ada masalah menelan dan komunikasi
Merujuk ke doktef rehab bila ada masalah menyangkut pencegahan komplikasi
ARITMIA DALAM NEUROVASKULER
Dosen : Ns. Ii Ismail, S.Kep., M.Kep
Otomatisasi yaitu kemampuan sel otot jantung untuk memulai impuls listrik tanpa
distimulasi oleh saraf atau sumber lainnya.
SA Node nilai normal 60-100 x/menit (sebagai pemimpin yang akan terjadi denyut
jantung)
AV Node nilai normal 40-60 x/menit (kemampuannya lebih rendah, gardu listrik
yang ke 2)
Furkinje nilai normal 20-40 x/menit (jauh lebih rendah diterima oleh ventrikel)
Jika SA Node terganggu akan langsung dibackup oleh AV Node, dan jika SA Node
dan AV Node terganggu akan dibackup oleh serabut furkinje.
Jika SA Node, AV Node, dan Furkinje tidak berfungsi dan jantung juga tidak
berfungsi maka pasien belum tentu mati petugas akan segera lakukan resusitasi
jantung dan paru. Normal denyut jantung orang dewasa 60-100 x/menit
- Elektrofisiologi
Natrium
Kalium
Kalsium
K (Kardiak)
- Anatomi jantung
Ruang jantung
Atrium kanan berfungsi menerima darah yang banyak karbon dioksida dari seluruh
tubuh dan membawanya menuju ventrikel kanan.
Atrium kiri berfungsi menerima darah yang banyak oksigen dari paru - paru dan
membawanya menuju ventrikel kiri.
Ventrikel kanan berfungsi untuk memompa darah kotor dari jantung ke paru-paru
Ventrikel kiri berfungsi untuk memompa darah bersih dari jantung ke seluruh
tubuh.
Lapisan jantung
Katup jantung
Jantung memiliki 4 katup yang memastikan darah mengalir ke arah yang benar.
Empat katup yang ada termasuk katup mitral, katup trikuspid, katup pulmoner, dan
katup aorta.
- Arteri coroner
Ingat angkat 3 ada 3 pembuluh darah yang menduplai kebutuhan akan oksigen dan
nutrisi jantung diantaranya adalah
Right coronary artery/RCA) – Arteri ini mengalirkan darah ke serambi kanan dan
bilik kanan
Left anterior descending (LAD) berfungsi mengalirkan darah ke bagian depan dan
kiri jantung.
Circumflex (LCX) berfungsi mengalirkan darah ke bagian belakang dan sisi luar
jantung.
- Sistem sirkulasi
Dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru,
dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke seluruh
tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya
paling kecil (kapiler).
G (Grafik)
- Kertas EKG
Ukuran kertas EKG: ada dua garis yaitu garis horizontal dan ventrikal dan ada
kotak besar, satu kotak besar terdiri dari 5 kotak kecil garis horizontal dan 5 kotak
kecil garis ventrikal, ukuran dari satu kotak kecil 1 mm jadi dalam 1 kotak besar
ukuran nya 5 mm.
Standar perekaman
Jika akan memulai merekam EKG pastikan kecepatan sudah diatur 25 mm x/menit.
Hubungan antara 25 mm x/detik dengan kotak EKG 1mm= 25 mm x/menit adalah
0,04 detik.
- Sadapan EKG
Gelombang PQRST
Garis isoelektrik adalah garis yang menghubungkan garis yang satu dan yang
lainnya
Gelombang P : depleksi positif pertama karena dia ada diatas garis isoelektrik
- Komplek QRS jika hanya muncul ½ saja tetap depolarisasi ventrikal atau
gelombang sinus
- HR 60-100 x/m
- P normal > 3KK diikuti QRS & T
- PR = 3-5 KK QRS 1,5 – 3KK
Interpretasi HARUS
V = 25 mm dan 10 mv = Kalibrasi 1
Reguler / ireguler = gunakan penggasris, lihat jarak R – R / hitung KB dari R-R
HR
b. AV Node = Rhythm Junctional gel P Terbalik di depan /back QRS tak terlihat
40 – 60 x Akselerasi Junc Ritme = 60 – 100
Junc Tacicardi = > 100
C. ARITMIA dengan metode Angka "3"
Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa merasakan
irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia normal terjadi pada
kondisi jantung yang sehat. Namun bila terjadi terus menerus atau berulang, aritmia bisa
menandakan adanya masalah pada organ jantung.
Atrial fibrilasi, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dan tidak teratur.
AV blok, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat.
Supraventrikular takikardi, yaitu kondisi ketika denyut jantung terlalu cepat.
Ventrikel ekstra sistol, yaitu kondisi ketika ada denyutan lain di luar denyut
Ventrikel fibrilasi, yaitu kondisi ketika jantung hanya bergetar.
3. Aritmia Minor
Tidak memerlukan tindakan segera sebab tidak mengganggu sirkulasi dan tidak berlanjut
ke aritmia yang serius, biasanya memerlukan terapi.
4. Aritmia Mayor
Menimbulkan gangguan penurunan curah jantung dan dapat berlanjut ke aritmia
mengancam jiwa. Memerlukan tindkaan segera dan terapi.
5. Aritmia mengancam jiwa
Aritmia yang memerlukan resusitasi segera untuk mencegah kematian
Gelombang EKG :
Ventrikel Fibrilasi
Irama : tidak teratur
Frekuensi (HR) : tidak dapat dihitung / >350 x/mnt
Gelombang P : tidak ada
Gelombang QRS : tidak dapat dihitung, bergelombang dan tidak teratur
Asitol
Sinus Ritme
Irama : teratur
Frekuensi (HR) : 60 sd 100 x/mnt
Gelombang P : normal, setiap gel.P selalu diikuti gel QRS dan ada
Interval PR : normal ( 0,12 - 0,20 detik )
Gelombanf QRS : normal ( 0,06 - 0,12 )
Catatan : semua gelombang sama
Sinus Takikardi
Irama : teratur
Frekuensi (HR) : > 100 x/menit
Gelombang P : normal, setiap gelombang P diikuti komplek QRS dan T
Interval PR : normal
Komplek QRS : normal
Sinus Bradikardi
Irama : teratur
Frekuensi (HR) : < 60 x/menit
Gelombang P : normal, setiap gelombang P diikuti komplek QRS dan T
Interval PR : normal
Komplek QRS : normal
Sinus Aritmia
Sinus Arest
5. Irama : teratur
6. Frekuensi (HR) : 40 - 60 kali/menit
7. Gelombang P : tedbalik di depan atau di belaang gelombang QRS
8. Intedval PR : kurang dari 0,12 dstik atau tidak dapat dihitung
9. Komplsks QRS : normal
Irama : teratur
Frekuensi (HR) : > 100 kali/menit
Gelombang P : tidak ada atau terbalik di depan/dibelakang gel. QRS
Interval PR : tidak dapat di hitung atau memendek
Kompleks QRS : normal
Irama : teratur
Frekuensi (HR) : Biasanya antara 60-100 kali/menit
Gelombang P : Normal, selalu diikuti gelombang QRS
Interval PR : memanjang, konstan > 0.20 detik
Kompleks QRS : normal
Irana : teratur
Frekuensi (HR) : kurang dari 69 kali/menit
Gelombang P : normal, tetapi gslombang P dan kompleks QRS berdiri sendiri-ssndiri
sehingga gelombang P kadang di ikuti gelombang QRS kadang tidak
Interval PR : berubah-ubah
Kompleks QRS : normal atau lebih dari 0,12 detik
4. Irama : teratur
5. Frekuensi (HR) : > 150 kali/menit
6. Gelombang P : tidak ada atau tidak jelas
7. Interval PR : tidak dapat di nilai
8. Kompleks QRS : normal
Irama : teratur
Frekuensi HR : umumnya normal antara 60 - 100 kali/menit
Gelombang P : normal, setiap gelombang P sslalu gelombang QRS dan T
Interval PR : normal
Kompleks QRS : lebar lsbih dari 0,12 detik
Irama : teratur
Frekuensi HR : umumnya normal antara 60 - 100 kali/menit
Gelombang P : normal, setiap gelombang P sslalu gelombang QRS dan T
Interval PR : normal
Kompleks QRS : lebar lsbih dari 0,12 detik
Irama : teratur
Frekuensi : 20 - 40 kali/menit
Gelombang P : tidak terlihat
Intedval PR : tidak ada
Kompleks QRS : lebar (> 0.12 detik)
4. Irama : teratur
5. Frekuensi : > 100 kali/menit
6. Gelombang P : tidak terlihat
7. Interval PR : tidak ada
8. Kompleks QRS : lebar (> 0.12 detik)
Pengkajian
Mukadimah :
Riwayat:
a. Data biografi
b. Keluhan utama
c. Riwayat masa lalu
d. Riwayat kesehatan keluarga
Data biografi :
Keluhan utama
- Nyeri kepala : lokasi nyeri, bagaimana sifatnya, dalam bentuk serangan atau terus
menerus, apakah progresif, makin berat atau makin sering? Mengganggu aktifita sehari-
hari?
- Muntah : apakah disertai rasa mual atau tidak? Apakah muntah ini tiba-tiba, mendadak,
seolah-olah isi perut dicampakkan keluar (proyektil)?
- Vertigo : seolah sekeliling bergerak, berputar, apakah disertai rasa mual atau muntah,
tinnitus (telianga berdenging, berdesis)?
- Gangguan penglihatan (visus) : ketajaman penglihatan menurun satu atau kedua mata
melihat double (diplopia) ?
- Pendengaran : perubahan pendengaran, tinitus (diarea temporalis)
- Saraf otak lainnya: adakah gangguan pada penciuman, pengcapan, saliva (pengluaran air
ludah), lakrimasi (pengeluaran air mata), kelemahan otot wajah? Bicara jadi cadel dan
pelo? Suara berubah, jadi serak, atau bindeng (disfosia), atau mengecil/hilang (afonia)?
Apakah bicara jadi cadel dan pelo (disartria)? Sulit menelan ( disfagia)?
- Fungsi luhur : bagaimana dengan memori? Pelupa? Apakah anda menjadi sukar
mengemukakan isi pikiran (disfasia, afasia motorik) atau sulit memahami pembicaraan
orang lain (disfasia, afasia sensorik)? Kemampuan membaca (aleksia) dan menulis?
Ada dipusat bicara broka dan wernik, broka masuk di wilayah frontal hanya ada
disebelah kiri lebih. Wernik berada ditemporalis, artikulasi bagus tetapi kalau tidak
diserang diarean motoriknya tetapi kemampuan motoriknya sulit.
- Kesadaran : mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitar
? merasa lemah dan seperti mau pingsan (sinkop)?
- Motorik : tremor, lemah, atau lumpuh (tanagn, lengan, kaki, tungkai)?
- Sensibilitas : rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar
- Saraf otonom : buang air kecil (miksi), buang air besar (defekasi), dan nafsu seks (libido),
retensio atau inkontinenesia uria atau alva?
Pemeriksaan fisik
Tanda vital
- Riwayat hipertensi
- Cedera medulla spinalis : hipotensi, bradikardi, hipotermia
- TIK : peningkatan TD
Status mental
- Tingkat kessadaran
- Orientasi
- Memori
- Suasana hati dan afek
- Performa intelektual
- Pengambilan keputusan
- Bahasa dan komunikasi
1. Olfaktorius (penciuman): aroma kopi dan vanilla atau aroma lain yang menyengat
2. Optikus (penglihatan) : membaca bahan bacaan dan mengenali benda-benda disekitar,
jelas atau tidak
3. Okulomotorius (kontriksi dan dilatasi pupil) : kaji arah pandangan, ukuran reaksi pupil
terhadap pantulan cahaya dan akomodasinya
System motorik
Diagnose keperawatan
Hambatan mobilitas
Kelas: 8A
Etiologi:
- Penekanan (pressure)
- Gesekan (friction)
- Tarikan (shearing)
Faktor Resiko:
Diagnose Keperawatan:
1. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
2. Gg/kerusakan integritas kulit (I/II)
3. Gg/kerusakan integritas jaringan (III/IV)
Management Pasien Stroke dengan Penurunan Kesadaran
Lobus pariental fungsinya untuk persepsi, memahami dunia, seni dan mengeja.
Stroke harus dikenal dengan cepat, sama seperti serangan jantung, karena:
Gejala kelinis
Penyebab kematian
Stroke merupakan sindrom neurologis dikarakteristikan bertahap atau cepat terjadi selama 24
jam atau lebih karena pasokan O2 dan nutrisi ke area lokal diotak terganggu akibat bekuan atau
pecah yang mengakibatkan kerusakan otak. Stroke ada 2 jenis yaotu stroke iskemik (infak) dan
perdarahan. Dampak dari stroke sesuai dengan bagian otak yang terganggu, lesi structural pada
Penurunan kesadaran merupakan kegawatan medik dan neurologic terjadi pada semua tingkat
usia dan perlu penanganan segera, lanjutan dari kondisi penyakit, akibat penyakit, penyulit
Tidak ada respon fisiologis terhadap stimulus eksternal atau kebutuhan dalam diri sendiri
- Confusion
- Obstundasi
- Stupor
- Koma
- Vegetative
korteks serebri
Fisiologi kesadaran
Fungsi kompleks dikontrol RAS dan komponen
Patofisiologi
STROKE RAS (kompresi langsung dan kurang O2 dan glukosa) kerusakan pada
struktur RAS (kerusakan yang menghantarkan ke pusat dan kerusakan yang menghantarkan
dari pusat ke area batang otak tidak dapat mempertahankan kesadaran terjadi
Penurunan Kesadaran
Manifestasi Klinis
Penyebab KOMA
Tiga kemungkinan:
1. Penyebab structural : trauma brain injury, stroke iskemik akut, intraserebral hemoragik,
2. Penyebab nonstructural : onset gejala yang progresif dan bertahap dan riwayat
lingkungan
ASKEP SYSPHAGIA
YANI SOFIANI
Proses menelan diatur oleh system saraf yang dibagi dalam 3 tahap :
Tahap afferent/ sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring
langsung akan berespons dan menyampaikan perintah
Perintah diterima oleh pusat penelanan di medulla oblongata/ batang otak (kedua sisi)
pada trunkus solitaries di bagian dorsal (berfungsi untuk mengatur fungsi motoric
proses menelan) dan nucleus ambigius yang berfungsi mengatur distribusi implus
motoric ke motor neuron otot yang berhubungan dengan proses menelan
Tahap efferent/motoric yang menjalankan perintah.
PROSES MENELAN
3 FASE MENELAN
Fase oral = makanan dikunyak oleh mulut dan didorong ke didinding posterior faring
oleh gerak volunteer lidah, lalu timbul reflex menelan
Fase faringeal = reflex palatum molle dan uvula menutup rongga hidung laring
terangkat menutup glottis. Konteraksi m.kontriktor faringeus mendorong bolus
melewati epiglottis menuju faring dan memasuki esophagus.
Fase esophageal = relaksasi m.krokofaringeus bolus masuk esophagus.
Gelombang peristaltik mendorong bolus menuju sfingter esophagus distal. Terjadi
relaksasi otot sfingter esophagus bolus masuk ke lambung
PENGKAJIAN
Klien lansia
Klien makan dikunyahnya lama
Makanan tidak bisa ditelan
Menelan makanan sering batuk
Keluhan:
• Sulit menelan
• Tersedak
• Muntah
• Menelan berulang2
MASALAH KEPERAWATAN
LATIHAN
Latihan menelan:
• Mandelson Maneuver klien menelan, saat jakun naik, tahan 5detik, telan
VIDIO SWALLOWING
menelan terjadi dalam dua tahap oral yaitu tahap faring dan esophagus di awal menelan bolus
makanan secara sukarela ditekan oleh lidah ke atas terhadap langit-langit mulut dan mundur
menuju faring di respon terhadap aktivasi faring reseptor tekanan pusat menelan di medula
memulai refleks yang mencegah masuknya makanan ke saluran pernapasan lorong-lorong uvula
berkontraksi yang memblokir saluran hidung dari faring otot laring berkontraksi menutup glotis
di bagian atas trakea dengan menyelaraskan vokal dengan erat lipatan epiglotis berayun ke
bawah glotis tertutup dengan all Airways terhentinya pernapasan untuk sementara dihambat
sebagai esofagus bagian atas sfingter melemaskan ferengi menjebak bolus ke kerongkongan oral
tahap faring selesai dan bernafas dilanjutkan selama tahap esofagus gelombang peristaltik primer
yang diprakarsai oleh pusat menelan mendorong bolus melalui kerongkongan sebagai bolus
berjalan melalui kerongkongan bagian bawah sfingter esofagus berelaksasi memungkinkan
makanan yang masuk ke lambung jika bolus lengket dan melekat pada gelombang peristaltik
sekunder esophagus dipicu oleh pleksus intrinsik di titik ketegangan ini benar-benar jelas lumen
esofagus untuk menyelesaikan menelan.
TRANSPORTASI
mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat.
Macam-Macam Imobilitas :
1.Imobilitas fisik Yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami pembatasan fisik
3. Imobilitas emotional Dapat terjadi akibat pembedahan atau kehilangan seseorang yang
dicintai.
4. Imobilitas sosial Dapat menyebabkan perubahan interaksi sosial yang sering terjadi
akibat penyakit.
1. Gaya hidup
Ketidakmampuan primer : disebabkan oleh penyakit atau trauma (ex : penderita paralisi
mobilitas.
3. Tingkat energi
Energi dibutuhkan salah satunya adalah untuk mobilisasi, tiap individu mempunyai
energi yang bervariasi dan ada kecenderungan seseorang menghindar dari stressor dalam
4. Usia
Usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan mobilisasi, pada orang tua secara
fisiologis ada penurunan pada aktifitas dan mobilisasi dikaitkan dengan tingkat tumbuh
Dampak Mobilisasi
1. Sistem pernafasan
2. Sistem kardiovaskuler
3. Sistem pencernaan
4. Sistem muskuloskletal
5. Sistem integument
6. Sistem perkemihan
Tingkat mobilisasi :
kesadaran.
2. Imobilitas parsial Pada klien dengan gangguan fraktur, misal fraktur pada
3. Imobilitas alasan pengobatan Hal ini dilakukan pada penderita yang dengan
gangguan pernafasan seperti sesak nafas tidak boleh naik turun tangga, atau pada
1. Riwayat :
- Gambaran gejala yang dialami saat ini, kapan mulai, gejala menurun/meningkat,
bagaimana mengatasinya
- Riwayat penyakit masa lalu: Penyakit pernafasan, trauma kepala/fraktur, infeksi sinus,
2. Pengkajian fisik
- Tanda awal : Lethargi, perub memori & tingkah laku, ggn perhatian, -
Tanda penyakit lanjut: Stupor, nyeri kepala berat, nyeri otot, photo phobia,
Pemeriksaan Lab darah lengkap: HB, HT, LED, Ery, Lekosit, darah stroke
Kultur darah
CT-Scan, X-Ray
Lumbal fungsi (kultur cairan otak, bila peningkatan sel darah putih, protein meningkat,
meningkatkan kekuatan otot latihan harus dilakukan oleh fisioterapi 3-4 x/seminggu,
adanya pembengkakan disekitar sendi, kekakuan otot dan adanya rasa nyeri.
cerebral palsy, fraktur, dislokasi, torticolis, syphilis, progeria, septic joint dan
menurunkan kekakuan sendi dan menjaga agar sendi tertap fleksibel. Selain itu,
2. TUJUAN ROM
b. mengurangi kekakuan
d. mengurangi deformitas
3. BAGAIMANA ROM DILAKUKAN ?
e. Coba untuk ROM secara maksimal sampai merasa merasa slight stretch.
Stroke
Suatu sindroma klinis yang onsetnya mendadak dengan disfungsi neurologik fokal (global),
berlangsung selama 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian.
Kognitif
Kemampuan atensi – konsentrasi, memori, bahasa, visuospatial dan fungsi eksekutif.
Atensi: perhatian
Konsentrasi: mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama.
Memori: masa lalu dan masa kini, memori tertunda dan memori rekognisi.
Bahasa: pengulangan, penamaan, pengertian verbal, kemampuan motorik bicara dan
kelancaran dalam berbicara.
Visuospatial: kemampuan melihat tataruang 2 dan 3 dimensi dan arah.
Fungsi eksekutif /kalkulasi, generalisasi, pemberian alasan, perencanaan dan membuat
keputusan
Domain Kognisi:
Perception (Persepsi)
Attention (Perhatian)
Language (Bahasa)
Memory (Daya ingat)
Emotion (Emosi)
Reasoning (Pertimbangan)
Fungsi Luhur: Fungsi luhur merupakan fungsi asosiasi dan integrasi tingkat tinggi (dari kortikal
pertama, kedua, asosiatif dengan bagian otak lainnya).
Mekanisme Kompensasi: Cara individu menghadapi secara emosional respon kognitif yang
maladaptif (regresi, denial, kompensasi) dipengaruhi perjalanan masa lalunya.
Dignosa
1. Gangguan komunikasi verbal
2. Kecemasan
3. Gangguan proses pikir
4. Koping keluarga tdk efektif
5. Gangguan persepsi sensori
6. Resiko terhadap cedera/trauma
7. Kerusakan interaksi sosial
Intervensi
Tujuan jangka panjang: perbaikan gangguan kognitif seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuan klien
Tujuan jangka pendek: Kebutuhan dasar klien
1. Gangguan kognitif:
- Atensi & konsentrasi: hindari sesuatu yang menyebabkan pasien bingung (televisi, radio),
instruksi yang singkat, kontak mata langsung
- Orientasi: reorientasikan
- Memori: tempatkan barang ditempat yang sama, gunakan tanda atau gambar sebagai isyarat
- Kesadaran: lingkungan aman, mengingatkan pasien dengan lembut
- Penilaian
- Pemecahan masalah
2. Gangguan persepsi:
- Biarkan lampu menyala diruangan
- Pastikan keamanan klien : ruangan tidak licin, perabotan tidak berlebihan
- Jika memungkinkan, perawatan satu-satu → mudah untuk observasi dan reorientasi
- Orientasikan pada waktu, tempat dan orang
3. Gangguan Bahasa:
- Berikan pesan yang jelas
- Hindari memberikan pilihan
- Gunakan pernyataan langsung yang sederhana
- Health education
- Berikan informasi tentang penyebab delirium
- Ajarkan klien dan keluarga tentang pengobatan
- Informasikan tentang pencegahan stroke berulang
4. Gangguan demensia:
- Orientasi
- Berikan tanda yang jelas pada kamar klien dalam menggunakan namanya
- Anjurkan klien untuk menyimpan barang pribadi
- Gunakan lampu tidur
- Sediakan jam dan kalender
Inkontinesia urine adalah kondisi dimana seseorang kehilangan kemampuan untuk dapat
berkemih secara sadar. Keinginan yg kuat utk BAK, panik mencari toilet, ketakutan tidak
mampu menemukannya pada waktu yg tepat Membatasi & mengganggu kehidupan sehari- hari,
memyebabkan perasaan malu, cemas, takut, frustasi & depresi yg berat. Masalah umum terjadi
pada pasien stroke 44% – 69% pasien paska stroke mengalami incontinence
- Hipotonik bladder
1. Flaccid bladder
2. Retensio
- Hipertonik bladder
Hyperreflexic bladder
Frekuensi
Urgensi
Pengkajian:
Pemeriksaan Fisik:
- Evaluasi neurologis
- Pemeriksaan status mental
- Pemeriksaan abdoment bagian bawah ; pasien berbaring terlentang, inspeksi jika volume
luring dari 500cc, tdk ditemukan adanya tonjolan
- Perkusi ; dimulai dr area umbilikus hingga simpisis pubis, jika perkusi terdengar dulness,
menandakan adanya distensi. Bladder ultrasound untuk mendeteksi adanya distensi
- Palpasi : dr area umbilikus hingga simfisis, menggunakan ujung jari, untuk rasakan tepi atas
kandung kemih, jika volume lebih dari 150cc, vesika akan terasa lunak & bulat
- 6. Test penekanan akibat batuk untuk melihat adakah inkontinensia akibat stress
- 7. Estimasi volume residu setelah pengosongan jika kurang dari 50cc normal, 100-200cc
dianggap pengosongan vesika urinaria tdk sempurna
Pemeriksaan penunjang:
- Urinalisa & kultur untuk menyingkirkan kemungkinan hematuri, tumor, glukosuria, dll
- Test lanjutan: sistoskopi, test urodynamik & citometry
- Strategi prilaku
- Bladder stimulasi
- Pelvic floor exercise / kegel
- Alat untuk menampung urine ( diapers)
- Condom catheter
- Idwelling catheter
- Intermitten catheter
- Clien intermitten catheter ( CIC)
- Obat obatan
Otak merupakan ogan yang memiliki metabolism tinggi, berat otak 2% dari berat badan.
Aliran darah otak saat istirahat : 800 Ml/min, 15% cardiac output, dan konsumsi glukosa
25%
Stroke iskemik: Edema => Volume jaringan bertambah dan terjadi peningkatan TIK
Stroke hemoragik :
SAH:
- Sumbatan aliran LCS => penambahan volume LCS => peninggian TIK
Intracranial pressure: parameter tekanan dalam cranium yang dapat dilihat melalui ukuran
dan volume, normal tekanan intracranial 0-10 mmHg, 15 mmHg merupakan batas atas
normal (Hickey, 2014) atau 5-20 mmHg. Rata-rata volume intracranial orang dewasa 1700
- Komponen intracranial
Hiperemi : PO2, 50 mmHg, penyebabnya kurang suplai O2, ventilasi kurang saat
suction atau intubasi, dan obstruksi jalan nafas
Prosedur respirasi
Melakukan suction
PEEP => peningkatan tekanan intracranial => peninggian vena sentral => tekanan di
vena serebral => PTIK
Trendelenburg (tengkurap), Fleksi panggul ekstrem, Angulasi leher dan fleksi leher
Pengaruh emosional
tidur.
Kejang
paresus nervus kranial, kadang nyeri kepala, tingkat kesadaran menurun, muntah
tidak teratur), edema pupil, hemiparises, hemiplegia, dan gangguan reflex batang
otak.
Posisi tidur: elevasi kepala 15-30 derajat dengan posisi kepala netral
Cegah aktivitas perawatan yang meningkatkan TIK: mika miki, memandikan dengan
tepat
Jaga airway
- Tatalaksana khusus
2. Lumbal fungsi
3. Kateter lumbal
4. Manitol => efek vasokontraksi => mengurangi CBV (dosis 0,25-1 gr/KgBB)
Jenis-jenis Stroke
Stroke Iskemik
Ini adalah jenis stroke yang paling umum. Biasanya jenis stroke ini disebabkan oleh
penyumbatan arteri, suatu kondisi yang disebut aterosklerosis. Timbunan lemak terkumpul di
dinding arteri, membentuk zat lengket yang disebut plak. Seiring waktu, plak menumpuk.
Seringkali, plak menyebabkan darah mengalir tidak normal, yang dapat menyebabkan darah
menggumpal. Ada dua jenis gumpalan:
Penyebab penting lain dari emboli serebral adalah jenis aritmia yang disebut fibrilasi atrium.
Penyebab lain dari stroke iskemik termasuk endokarditis, katup jantung yang abnormal, dan
memiliki katup jantung mekanis. Bekuan dapat terbentuk pada katup jantung, putus, dan berjalan
ke otak. Untuk alasan ini, mereka yang memiliki katup jantung mekanis atau abnormal sering
kali harus mengonsumsi pengencer darah.
Stroke Hemoragik
Penyebab utama kedua stroke adalah pendarahan di otak stroke hemoragik. Ini bisa terjadi ketika
pembuluh darah kecil di otak menjadi lemah dan pecah. Beberapa orang memiliki cacat pada
pembuluh darah otak yang membuat hal ini lebih mungkin terjadi. Aliran darah setelah
pembuluh darah pecah merusak sel-sel otak.
- Tekanan darah tinggi adalah alasan nomor satu bahwa Anda mungkin mengalami stroke.
Risiko stroke juga meningkat berdasarkan usia, riwayat keluarga stroke, merokok, diabetes,
kolesterol tinggi, dan penyakit jantung.
- Obat-obatan tertentu meningkatkan kemungkinan pembentukan gumpalan, dan karena itu
peluang Anda untuk stroke. Pil KB dapat menyebabkan pembekuan darah, terutama pada
wanita yang merokok dan yang berusia lebih dari 35 tahun.
- Pria lebih banyak terkena stroke daripada wanita. Tapi, wanita memiliki risiko stroke selama
kehamilan dan minggu-minggu segera setelah kehamilan.
- Penggunaan kokain, penyalahgunaan alkohol, cedera kepala, dan gangguan pendarahan
meningkatkan risiko pendarahan ke otak
Gejala stroke tergantung pada bagian otak mana yang rusak. Dalam beberapa kasus, seseorang
bahkan mungkin tidak menyadari bahwa dia telah mengalami stroke. Biasanya, perkembangan
SUDDEN dari satu atau lebih dari berikut ini menunjukkan stroke:
- Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan, kaki, sisi wajah, atau bagian tubuh lainnya
- Mati rasa, kesemutan, penurunan sensasi
- Perubahan visi
- Bicara cadel, ketidakmampuan untuk berbicara atau memahami ucapan, kesulitan membaca
atau menulis
- Kesulitan menelan atau air liur
- Kehilangan ingatan
- Vertigo (sensasi berputar)
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
- Perubahan kepribadian
- Perubahan suasana hati (depresi, apatis)
- Mengantuk, lesu, atau kehilangan kesadaran
Jika satu atau lebih dari gejala ini muncul selama kurang dari 24 jam, itu mungkin serangan
iskemik transien (TIA). TIA adalah hilangnya fungsi otak sementara dan tanda peringatan untuk
kemungkinan stroke di masa depan.
Pengobatan:
- Tujuannya adalah untuk membawa orang tersebut ke ruang gawat darurat segera,
menentukan apakah dia mengalami stroke pendarahan atau stroke dari bekuan darah, dan
memulai terapi semuanya dalam waktu 3 jam sejak stroke dimulai.
- Obat trombolitik, seperti tPA, memecah gumpalan darah dan dapat mengembalikan aliran
darah ke area yang rusak. Orang yang menerima obat ini lebih cenderung memiliki
gangguan jangka panjang yang lebih sedikit. Namun, ada kriteria ketat untuk siapa yang
dapat menerima trombolitik. Yang paling penting adalah orang tersebut diperiksa dan
dirawat oleh tim khusus stroke dalam waktu 3 jam sejak gejala mulai. Jika stroke disebabkan
oleh pendarahan dan bukan pembekuan, perawatan ini dapat memperburuk kerusakan
sehingga diperlukan kehati-hatian untuk mendiagnosis penyebabnya sebelum memberikan
perawatan.
- Dalam keadaan lain, pengencer darah seperti heparin dan Coumadin digunakan untuk
mengobati stroke. Aspirin juga dapat digunakan.
- Obat lain mungkin diperlukan untuk mengontrol gejala terkait. Pembunuh rasa sakit
mungkin diperlukan untuk mengendalikan sakit kepala parah. Obat mungkin diperlukan
untuk mengontrol tekanan darah tinggi.
- Nutrisi dan cairan mungkin diperlukan, terutama jika orang tersebut mengalami kesulitan
menelan. Nutrisi dan cairan dapat diberikan melalui tabung intravena (IV) atau tabung
makanan di perut (tabung gastrostomi). Kesulitan menelan mungkin bersifat sementara atau
permanen.
- Untuk stroke hemoragik, pembedahan seringkali diperlukan untuk menghilangkan darah
yang terkumpul dari otak dan untuk memperbaiki pembuluh darah yang rusak.
- Tujuan pengobatan jangka panjang adalah untuk memulihkan fungsi sebanyak mungkin dan
mencegah stroke di masa depan. Tergantung pada gejalanya, rehabilitasi meliputi terapi
wicara, terapi okupasi, dan terapi fisik. Waktu pemulihan berbeda dari orang ke orang.
- Terapi tertentu, seperti reposisi dan latihan rentang gerak, dimaksudkan untuk mencegah
komplikasi yang berhubungan dengan stroke, seperti infeksi dan luka baring. Orang harus
tetap aktif dalam keterbatasan fisik mereka. Kadang-kadang, kateterisasi urin atau program
kontrol kandung kemih/usus mungkin diperlukan untuk mengontrol inkontinensia.
- Keselamatan orang tersebut harus diperhatikan. Beberapa orang dengan stroke tampaknya
tidak memiliki kesadaran akan lingkungan mereka di sisi yang terkena. Yang lain
menunjukkan ketidakpedulian atau kurangnya penilaian, yang meningkatkan kebutuhan
akan tindakan pencegahan keselamatan. Untuk orang-orang ini, teman dan anggota keluarga
harus berulang kali memperkuat informasi penting, seperti nama, usia, tanggal, waktu, dan
tempat tinggal mereka, untuk membantu orang tersebut tetap berorientasi.
- Pengasuh mungkin perlu menunjukkan gambar orang tersebut, berulang kali menunjukkan
bagaimana melakukan tugas, atau menggunakan strategi komunikasi lainnya, tergantung
pada jenis dan tingkat masalah bahasa.
- Perawatan di rumah, asrama, penitipan anak dewasa, atau rumah pemulihan mungkin
diperlukan untuk menyediakan lingkungan yang aman, mengontrol perilaku agresif atau
gelisah, dan memenuhi kebutuhan medis.
- Modifikasi perilaku mungkin bermanfaat bagi sebagian orang dalam mengendalikan
perilaku yang tidak dapat diterima atau berbahaya.
- Konseling keluarga dapat membantu dalam mengatasi perubahan yang diperlukan untuk
perawatan di rumah. Perawat atau pembantu yang berkunjung, layanan sukarelawan, ibu
rumah tangga, layanan perlindungan orang dewasa, dan sumber daya komunitas lainnya
dapat membantu.
- Nasihat hukum mungkin tepat. Petunjuk di muka, surat kuasa, dan tindakan hukum lainnya
dapat mempermudah pengambilan keputusan etis mengenai perawatan seseorang yang
mengalami stroke.
Komplikasi:
- Masalah karena kehilangan mobilitas (kontraktur sendi, luka tekan)
- Kehilangan gerakan atau sensasi permanen pada bagian tubuh
- Patah tulang
- Spastisitas otot
- Hilangnya fungsi otak secara permanen
- Mengurangi komunikasi atau interaksi sosial
- Berkurangnya kemampuan untuk berfungsi atau merawat diri sendiri
- Rentang hidup berkurang
- Efek samping obat
- Aspirasi
- Malnutrisi
Diagnosa Keperawatan:
5. Perubahan sensori-persepsi
8. Gangguan menelan
Powerless
Keseimbangan
Satu faktor yang dibutuhkan individu dalam melakukan gerak yang efektif dan efisiensi
selain fleksibilitas, koordinasi, kekuatan dan daya tahan dengan risiko jatuh yang
minimal agar dapat mempertahankan equilibrium baik statis maupun dinamis dalam
berbagai macam posisi tubuh
Koordinasi
Melakukan gerakan komplek secara halus dan efisien bergantung pada keutuhan fungsi
sensorik dan motorik serta fungsi serebelum (douglas, Nicol, & Robertson, 2013).
Discharge Planning:
Suatu proses yang sistematis dalam pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan
keluarga dalam menetapkan kebutuhan, mengembangkan dan mengimplementasikan
serta mengkoordinasi rencana perawatan yang mungkin dilakukan setelah pasien
pulang dari rumah sakit dalam upaya meningkatkan / mempertahankan derajat
kesehatannya (The Nurses Association of New Brunswick, 2002).
Evaluasi discharge planning → tingkat kekambuhan pasien
Lama hari rawat
Pengetahuan pasien