Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN TUMOR OTAK


RSUP. DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO
RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU)

DISUSUN OLEH :
NAMA : YUNITA AFRIDA MAKAI
NIM : 17.01.034
PBK : KEPERAWATAN KRITIS

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau
di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan
diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena
gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan
masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari
masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi
dari jaringan otak.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per
100.000 dari pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut
masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun
misalnya tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak
tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang
menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10%
dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan
20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat
belum dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang
pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel
abnormal secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan
terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan
terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan
intrakranial). Hal ini ditandai dengan nyeri kepala, nausea, muntah dan papil edema.
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan
bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu.
Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi
immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat
sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson,
1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah
usia, general health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat
digunakan antara lain: pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang
Perawat berperan untuk membuat asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan
tumor otak serta mengimplementasikannya secara langsung mulai dari pengkajian,
diagnosa, hingga intervensi yang harus diberikan.
B. Anatomi Fisiologi Kasus
Susunan saraf adalah sistim yang mengontrol tubuh kita yang terus menerus
menerima, menghantarkan dan memproses suatu informasi dan bersama sistim
hormon, susunan saraf mengkoordinasikan semua proses fungsional dari berbagai
jaringan tubuh, organ dan sistim organ manusia. Susunan saraf dibagi menjadi dua
yaitu susunan saraf pusat dan susunan saraf otonom. (Evelyn C. Pearce :2009)
1. Susunan Saraf Pusat
Susunan saraf ini terdiri dari :
a. Otak
Secara fungsional dan anatomis otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Batang otak yang menghubungkan medulla spinalis dengan
serebrum terdiri dari medula oblongata, pons varoli dan
diensefalon (otak tengah).
a) Medula oblongata mengandung nucleus atau badan sel dari
berbagai saraf otak yang penting. Selain itu medula
mengandung pusat-pusat vital yang berfungsi mengendalikan
pernafasan dan system kardiovaskuler. Medulla oblongata
terletak dalam fosa krnialis posterior dan bersatu dengan
sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum
tulang oksipital
b) Pons varoli merupakan bagian tengah batang otak dank arena
itu memiliki jalur lintas naik dan turun seperti pada otak
tengah. Selain itu juga terdapat banyak serabut yang berjalan
menyilang pons untuk menghubungkan kedua lobus serebelum
dan menghubungkan serebelum dengan korteks serebri.
c) Diensefalon (Otak tengah) mengandung pusat-pusat yang
mengendalikan keseimbangan dan gerakan-gerakan mata.
(Evelyn C. Pearce :2009 hal 346)
2) Otak kecil (cerebelum)
Cerebelum menempati fosa kranialis posterior dan diatapi
tentorium-serebeli, yang merupakan lipatan durameter yang
memisahkan lobus oksipitalis serebri. Fungsi cerebellum adalah
mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Cerebellum berperan
penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. (Evelyn
C. Pearce :2009 hal 348)
3) Otak besar (cerebrum)
Cerebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang
masing-masing disebut fosa kranialis anterior dan fosa kranialis
tengah. Cerebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan,
empat lobus yaitu :
a) Lobus frontal berfungsi mengontrol perilaku individu,
membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri.
b) Lobus parietal merupakan lobus sensori berfungsi
menginterpretasikan sensasi, berfungsi mengatur individu
mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.
c) Lobus temporal berfungsi menginterpretasikan sensasi kecap,
bau, pendengaran dan ingatan jangka pendek.
d) Lobus oksipital bertanggung jawab menginterpretasikan
penglihatan. (Evelyn C. Pearce :2009 hal 341)
b. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis bermula pada
medulla oblongata menjulur kea rah kaudal melalui foramen magnum,
dan berakhir diantara vertebra lumbalis pertama dan kedua. Fungsi
sumsum tulang belakang adalah mengadakan kounikasi antara otak
dan semua bagaian tubuh dan gerak reflkeks. (Evelyn C. Pearce :2009
hal 352)
c. Saraf cranial
Ada 12 pasang saraf cranial yaitu :
1) Nervus olfaktorius (sensorik), saraf penghidu
2) Nervus optikus (sensorik), saraf penglihatan
3) Nervus okulo-motorius, otot eksterna mata
4) Nervus troklearis (motorik), otot mata
5) Nervus trigeminus, tergiri dari saraf oftalmikus, maksilaris dan
mandibularis
6) Nervus abdusens (motorik), otot mata
7) Nervus fasialis, saraf untuk wajah
8) Nervus akustikus, saraf pendengaran
9) Nervus glosofaringeus, saraf faring
10) Nervus vagus
11) Nervus aksesorius
12) Nervus hippoglosus, saraf otot lidah. (Evelyn C. Pearce :2009
hal 349)
2. Susunan Saraf Otonom
System saraf otonom bergantung pada system saraf pusat dan antara
keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Menurut fungsinya,
susunan saraf otonom dibagi dalam dua bagian :
a. System saraf simpatis
Terletak didepan kolumna vertebra dan berhubungan serta
bersambungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut
saraf. Fungsinya adalah mensarafi otot jantung, otot-otot tidak
sadar semua pembuluh darah, serta semua alat dalam seperti
lambung, pangkreas dan usus. Melayani serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat, serabut motorik pada otot tak sadar dalam
kulit-arektores pilorum serta mempertahankan tonus semua otot,
termasuk tonus otot sadar. (Evelyn C. Pearce :2009 hal 371)
b. System saraf parasimpatis
Dibagi menjadi dua yaitu saraf otonom cranial dan saraf
otonom sacral. Saraf otonom cranial adalah saraf cranial ketiga,
ketujuh, kesembilan, dan kesepuluh. Saraf otonom sacral keluar
dari sumsum tulang belakang melalui daerah sacral membentuk
urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf
simpatis membentuk pleksus yang melayani kolom, rectum, dan
kandung kemih. (Evelyn C. Pearce :2009 hal 372)
Pembuluh darah yang mendarahi otak tardiri dari :
1. Sepasang pembuluh darah karotis : denyut
pembuluh darah besar ini dapat kita raba dileher depan,
sebelah kiri dan kanan dibawah mandibula, sepasang
pambuluh darah ini setelah masuk ke rongga tengkorak
akan bercabang menjadi tiga :
a. Sebagian menuju ke otak depan (arteri serebri anterior)
b. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri
posterior)
c. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri
interior)
Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh
darah yang disebut arteri komunikan posterior.
2. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut
pembuluh darah ini tidak dapat diraba oleh karena
kedua pembuluh darah ini menyusup ke bagian
samping tulang leher, pembuluh darah ini mendarahi
batang otak dan kedua otak kecil, kedua pembuluh
darah teersebut akan saling berhubungan pada
permukaan otak pembuluh darah yang disebut
anastomosis. (Bram Al Azri:2013)
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

A. Konsep Dasar Medis


1. PENGERTIAN
Tumor otak adalah neoplasma pada bagian intracranial SSP. Tumor otak
primer berasal dari otak, sedangkan tumor otak sekunder merupakan
pindahan dari tempat asal lain.( Tucker, susan martin, dkk.2007 )
Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas
maupun tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses
neoplastik yang terdapat dalam ruang intracranial atau dalam kanalis
spinalis, yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas
spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk
juga tumor yang berasal dari sel penunjang (neuroglia), sel epitel
pembuluh darah, dan selaput otak.(Batticaca, Fransisca.B. 2008)
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan
ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan
tengkorak. (Price, A. Sylvia, 1995: 1030).
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)
ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak
kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer
maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu
sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain
(metastase) seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain
disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002).
2. KLASIFIKASI
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Bram Al Azri:2013)
yaitu
1. Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma
3. Berdasarkan lokasi
a. Tumor intradural, dibagi menjadi 2 yaitu
1) Ekstramedular
a) Cleurofibroma
b) Meningioma
2) Intramedular
a) Apendymoma
b) Astrocytoma
c) Oligodendroglioma
d) Hemangioblastoma
e) Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal,
tiroid, paru–paru, ginjal dan lambung.
Tumor otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson, 2000,
yaitu :
1. Glioma adalah tumor jaringan glia (jaringan penunjang dalam system
saraf pusat (misalnya euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40
sampai 50 % tumor otak.
2. Tumor meningen (meningioma) merupakan tumor asal meningen,
sel-sel mesofel dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura
dari paling penting.
3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil
dari hipofisis anterior
4. Tumor saraf pendengaran (neurilemoma) merupakan 3 sampai 10 %
tumor intrakranial. Tumor ini berasal dari sel schawan selubung saraf.
5. Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-10
% dari seluruh tumor otak dan dapat berasal dari sembarang tempat
primer.
6. Tumor pembuluh darah antara lain :
i. Angioma adalah pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal
yang didapat didalam atau diluar daerah otak. Tumor ini diderita
sejak lahir yang lambat laun membesar.
ii. Hemangiomablastoma adalah neoplasma yang terdiri dari unsur-
unsur vaskuler embriologis yang paling sering dijumpai dalam
serebelum
iii. Sindrom non hippel-lindan adalah gabungan antara
hemagioblastoma serebelum, angiosmatosis retina dan kista ginjal
serta pancreas.
7. Tumor congenital (gangguan perkembangan). Tumor kongenital yang
jarang antara lain kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-
sisa horokoida embrional dan dijumpai pada dasar tengkorak.
3. ETIOLOGI
Penyebab tumor otak belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang
menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-
tumor tertentu. Agent tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin,
dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat
terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. Metastase ke
otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih
sering menuju ke otak daripada sarcoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase
berasal dari paru-paru dan payudara. (Muhamad Judha dan Nazwar Hamdani Rahil :
2011 halm 97)
4. PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan
oleh dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial
(TIK). Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi atau infasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan
neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Akibatnya terjadi kehilangan fungsi secara
akut dan dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat
kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak.
Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya
massa dalam tengkorak, edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi CSS. Tumor
ganas menyebabkan edema dalam jaringan otak yang diduga disebabkan oleh
perbedaan tekanan osmosis yang menyebabkan penyerapan cairan tumor. Obstruksi
vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar di otak, menimbulkan
peningkatan volume intracranial dan meningkatkan TIK.
Peningkatan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan cepat.
Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari ataupunn berbulan-bulan
untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intracranial
timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini meliputi menurunkan volume darah
intrakranial, menurunkan volume CSS, menurunkan kandungan cairan intrasel, dan
mengurangi sel-sel parenkim otak. Kenaikan tekanan yang tidak diatasi akan
mengakibatkan herniasi unkus serebellum.
Herniasi unkus timbul jika girus medialis lobus temporalis bergeser ke
inferior melalui insisura tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak.
Herniasi menekan mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan
saraf ke-3. Pada herniasi serebellum, tonsil serebellum tergeser ke bawah melalui
foramen magnum oleh suatu massa posterior.
Kompresi medulla oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan
cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang
cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gangguan pernapasan.
( Batticaca, Fransisca.B. 2008)

5. TANDA DAN GEJALA


1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis
tumor otak, yaitu:
a. Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-
menerus, tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada
pagi hari dan lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK
pada saat membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala
dapat berkurang bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang
sakit. Lokasi yang sering menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan
2/3 di dekat atau di atas tumor.
b. Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan
pusat muntah pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan
berhubungan dengan peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak.
Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil.
c. Papil edema
Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan
pembengkakan papilla saraf optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan
oftalmoskopi (funduskopi), tanda ini mengisyaratkan terjadi tekanan TIK.
Kadang disertai gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan
amaurosis fugaks (saat-saat di mana penglihatan berkurang. ( Batticaca,
Fransisca.B. 2008)
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra
lateral, kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster
kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi
homonym
2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada
girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
c. Lobus temporal
1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang
didahului dengan aura atau halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan
hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan
gejala choreoathetosis, parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan
penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia
berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia
e. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala
menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian
tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan
kabur, dan penurunan kesadaran
f. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya
berupa gangguan fungsi pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah
pontin angel
g. Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan
perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan
cairan dan elektrolit, bangkitan
h. Tumor di cerebelum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat
terjadi disertai dengan papil udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan
spasme dari otot-otot servikal
i. Tumor fosa posterior
1) Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai
dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari
medulloblastoma. (Bram Al Azri:2013)
6. KOMPLIKASI
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat
terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran
cairan serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain (Febri : 2012)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit
otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-
gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan
patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan
proses-proses infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
(Nn:2013)
8. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Medis
Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan medis
a. Usia
b. General Health
c. Ukuran Tumor
d. Lokasi Tumor
e. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya,
yaitu
a. urgery
Terapi Pre-Surgery :
1) Steroid adalah Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
2) Anticonvulsant adalah Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
3) Shunt adalah Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan
pada tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi dengan cara mereduksi
efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi.
Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan
hipoksik akan terikut serta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal.
Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan evaluasi histopatologik,
sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna.
Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan gejala-
gelaja yang ada pada penderita.
b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan
bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal
jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian
dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin sedikit
jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna
menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan
tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor sementara
metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga digunakan
dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan
satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk
membunuh sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara
shunt. Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment
intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat
siklus dua sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk
istirahat dan dilihat apakah tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan
ataukah tidak. (Febri : 2012)
2. Diet
Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang ahli dan obat
yang mujarak tetapi juga makanan yang sehat. Berikut beberapa kandungan
makanan yang disarankan beserta alasannya:
a. Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan tenggiri)
bermanfaat dalam menguransi resistensi tumor pada terapi. Omega-3
juga membantu mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam
menghadapi proses pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.
b. Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan dan menguransi
sakit saat pengobatan tumor otak.
c. Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-
kacangan membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung
mengkonsumsi gula 10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga
semakin meradang. Agar bisa mengatur gula dengan baik, disarankan
mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan 1-2 porsi buah segar. Selain mengatur
kadar gula, serat dapat menurunkan peluang sembelit.
d. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa mencegah
menyebarnya sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian
lainnya. Vitamin B9 dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua
(bayam, asparagus dan daun selada), kacang polong, kuning telur dan biji
bunga matahari.
e. Antioksidan memang dikenal sebagai salah satu senjata untuk
membantu pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di temukan di
keluarga beri (strawberi, rasberi dan blueberi), anggur, tomat, brokoli,
jeruk, persik, apricot, bawang putih, gandum, telur, ayam, kedelai dan
ikan.
Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak adalah
Gula dan karbohindrat harus dihindari karena mereka merupakan
makanan utama sel kanker. Pada saat pengobatan brain tumor and
cancer, sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh akan mengkonsumsi 10-
15 kali lipat gula. Gula yang dikonsumsi akan menjadi energy para sel
kanker yang mempercepat perkembangan mereka. (Nn:2012)

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
A. Pengkajian
1. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan,
alamat, penanggung jawab, dll
2. Riwayat kesehatan :
a. keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat Kesehatan lalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik :
a. Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia,
penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis
b. Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
c. Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
d. Jantung : bradikardi, hipertensi
e. Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea,
potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
f. Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
g. Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Resiko tinggi peningkatan intra kranial b.d desak ruang oleh rasa
tumor intrakranial.
 Nyeri akut b.d traksi dan pegeseran sruktur peka nyeri dalam
rongga intrakranial.

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


 Resiko tinggi peningkatan intra kranial b.d desak ruang oleh rasa
tumor intrakranial.
 Tujuan
Tidak terjadi peningkatan tekanan intrakarnial pada klien dalam
waktu 3×24 jam
 Kriteria Hasil
Klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual-
mual dan muntah, GCS : 4,5,6, tidak terdapat papiledema, TTV
dalam batas normal.
 Intervensi :
1. Kaji faktor penyebab situasi atau keadaan individu atau
penyebeb koma, atau penurunan perkusi jaringan dan
kemungkinan penyebab peningkatan tekanan intrakarnial.
2. Memonitor TTV tiap 4 jam.
3. Berikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan batasi
lamanya prosedur.
 Rasional :
1. Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji
status neurologi atau tanda-tanda kegagalan untuk munentukan
perawatan kegawatan atau tindakan pembedahan.
2. Suatu keadaan normal bila sirkulasi serebral terpelihara
dengan baik atau fluktuasi di tandai dengan tekanan darah
sistemik penururnan dan autolegulator kebanyakan tanda
penurun difusilokal paskularisasi darah serebral.
3. Tindakan yang terus menerus dapat meningkatkan tekana
intrakarnial oleh efek rangsangan kumulatif.
 Nyeri akut b.d traksi dan pegeseran sruktur peka nyeri dalam rongga
intrakranial.
 Tujuan
Nyeri berkurang atau hilang atau beradaptasi
 Kriteria Hasil
Cara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat beradatasi.
Dapat mengidetifikasi aktivitas yang meningkatkan atau
menurunkan nyeri. Klien tidak gelisah.
 Intervensi :
1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan peredah nyeri non
farmakologi dan non infasif.
2. Ajarkan relaksasi, teknik-teknik untuk mnurunkan ketengan
untuk otot rangka, yang dapat menurunkan intesitas nyri dan
juga tingkatkan relaksasi masase.
3. Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik
 Rasional :
1. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan
nonfarmakologi lainnya telah menunjukan keefektifan
mengurangi nyeri.
2. Akan menghasilkan peredaran darah sehingga kebutuhan
oksigen oleh jaringan akan terpenuhi sehingga akan mengurangi
nyeri.
3. Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan
berkurang
(Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Muttaqin Ariff, 2008, Jakarta: Salemba Medika).

4. EDUKASI
Edukasi pasien dan pengasuh pasien (caregiver) mengenai
perawatan pasien tumor otak bertujuan untuk memaksimalkan kualitas
hidup pasien tumor otak. Proses mendiagnosis tumor otak membutuhkan
pemeriksaan yang panjang. Penatalaksanaan tumor otak juga melibatkan
multidisiplin dan jangka panjang.
Saat terapi sudah selesai pun, pasien perlu melakukan follow up
berkala untuk mendeteksi rekurensi tumor serta melakukan rehabilitasi
medis. Baik pasien dan keluarganya perlu mengetahui dan
mempersiapkan diri bahwa secara umum tumor otak memiliki prognosis
yang buruk walaupun sudah mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat,
terutama bila didiagnosis pada grade yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

https://chandraloda.wordpress.com/2014/12/10/askep-tumor-otak-download/
https://www.academia.edu/43707561/Askep_Tumor_Otak
https://nersfebri.wordpress.com/2012/04/01/asuhan-keperawatan-askep-tumor-otak/
https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/tumor-otak/edukasi-dan-promosi-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai