TUMOR OTAK
C. Etiologi
Penyebab tumor otak belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa
beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut
meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang
mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan
penyakit peradangan. Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi.
Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak daripada sarcoma. Lokasi utama dari tumor
otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara. (Muhamad Judha dan Nazwar Hamdani
Rahil : 2011 halm 97)
D. Klasifikasi
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Bram Al Azri:2013) yaitu :
1. Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma
3. Berdasarkan lokasi
a. Tumor intradural, dibagi menjadi 2 yaitu
1) Ekstramedular
a) Cleurofibroma
b) Meningioma
2) Intramedular
a) Apendymoma
b) Astrocytoma
c) Oligodendroglioma
d) Hemangioblastoma
b. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru–paru, ginjal dan lambung.
Tumor otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson, 2000, yaitu :
1. Glioma adalah tumor jaringan glia (jaringan penunjang dalam system saraf pusat
(misalnya euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40 sampai 50 % tumor otak.
2. Tumor meningen (meningioma) merupakan tumor asal meningen, sel-sel mesofel dan
sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura dari paling penting.
3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil dari hipofisis
anterior
4. Tumor saraf pendengaran (neurilemoma) merupakan 3 sampai 10 % tumor
intrakranial. Tumor ini berasal dari sel schawan selubung saraf.
5. Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-10 % dari seluruh
tumor otak dan dapat berasal dari sembarang tempat primer.
6. Tumor pembuluh darah antara lain :
a. Angioma adalah pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal yang didapat
didalam atau diluar daerah otak. Tumor ini diderita sejak lahir yang lambat laun
membesar.
b. Hemangiomablastoma adalah neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler
embriologis yang paling sering dijumpai dalam serebelum
c. Sindrom non hippel-lindan adalah gabungan antara hemagioblastoma serebelum,
angiosmatosis retina dan kista ginjal serta pancreas.
7. Tumor congenital (gangguan perkembangan). Tumor kongenital yang jarang antara
lain kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida embrional dan
dijumpai pada dasar tengkorak.
E. Patofisiologi
Tumor otak merupakan neoplasma yang tumbuh secara abnormal yang menyebabkan
gangguan fokal dan peningkatan TIK. Gangguan fokal disebabkan karena adanya penekanan
pada janringan otak, sedangkan peningkatan TIK disebabkan karena udema serebral dan
terjadi perubahan sirkulasi CSS. Jika terjadi peningkatan TIK tubuh akan melakukan
kompensasi dengan menurunkan cairan intracranial, menurunkan cairan CSS, menurunkan
kandungan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel paremkim otak. Jika kompensasi tubuh
gagal akan terjadi rasa nyeri, kompresi sub kortikal dan batang otak, dan dapat
mengakibatkan bergesernya girus medialis lobus temporal ke inferior melalui insisura
territorial yang menyebabkan herniasi serebral yang dapat berefek kematian. Selain itu juga
menyebabkan statis vena serebral yang mengakibatkan papil edema.
Gejala tumor intracranial dapat memberikan efek local ataupun efek general. Pada lobus
frontal terjadi gangguan kepribadian, gangguan afek, disfungsi system motor, kejang,
aphasia. Pada presentral gyrus dapat ditemukan kejang jacksonian. Pada lobus oksipitalis
terjadi gangguan penglihatan, dan sakit kepala. Lobus temporal bias terjadi halusinasi
pendengaran, penglihatan atau gustatory dan kejang psikomotor, aphasia. Pada lobus parietal
dapat ditemukan ketidakmampuan membedakan kiri dan kanan. ( Batticaca, Fransisca.B.
2008)
F. Manifestasi Klinis
1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis tumor
otak, yaitu:
a. Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-menerus,
tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada pagi hari dan
lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK pada saat
membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala dapat berkurang
bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang sakit. Lokasi yang sering
menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas tumor.
b. Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah
pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan
peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa
didahului mual dan dapat proyektil.
c. Papil edema
Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan pembengkakan papilla
saraf optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan oftalmoskopi (funduskopi), tanda ini
mengisyaratkan terjadi tekanan TIK. Kadang disertai gangguan penglihatan,
termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis fugaks (saat-saat di mana
penglihatan berkurang. ( Batticaca, Fransisca.B. 2008)
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral,
kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
c. Lobus temporal
1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului
dengan aura atau halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang
menjadi hemianopsia, objeckagnosia
e. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan
obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial
mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan
kesadaran
f. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin
angel
g. Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan
seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit,
bangkitan
h. Tumor di cerebelum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi
disertai dengan papil udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari
otot-otot servikal
i. Tumor fosa posterior
Ditemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus,
biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma. (Bram Al Azri:2013)
G. Komplikasi Tumor Otak
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain (Febri : 2012)
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung jawab,
dll.
b. Riwayat kesehatan :
1) keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat Kesehatan lalu
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Pemeriksaan fisik :
1) Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan
memori, afek tidak sesuai, berdesis
2) Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
3) Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
4) Jantung : bradikardi, hipertensi
5) Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan
nafas, disfungsi neuromuskuler
6) Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
7) Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi
K. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Ketidakefektifan termoregulasi a. Obyektif : Pasien akan menunjukkan Terapi demam a. Pantau dehidrasi
berhubungan dengan peningkatan 1) Fluktuasi suhu termoregulasi yang b. Pantau warna kulit dan
suhu tubuh. tubuh diatas atau dibuktikan dengan : suhu
dibawah rentang a. Suhu tubuh normal c. Gunakan waslap dingin
normal b. Tidak ada dehidrasi untuk mengompres
2) Kulit terapa hangat d. Anjurkan asupan cairan
3) Menggigil oral sedikitnya 2
4) Kulit merah liter/hari
e. Berikan obat antipiretik
Risiko cedera berhubungan dengan kejang, disorientasi, Risiko cedera akan menurun Manajemen a. Identifikasi factor yang
disfungsi otot gangguan penglihatan, dibuktikan dengan : lingkungan mempengaruhi kebutuhan
pendengaran a. Keamanan personal (keamanan) keamanan.
b. Pengendalian risiko b. Identifikasi factor
lingkungan yang
memungkinkan risiko
terjatuh
c. Berikan edukasi yang
berhubungan dengan
strategi dan tindakan
untuk mencegah cedera
d. Bantu ambulasi pasien
e. Orientasikan kembali
pasien terhadap realitas
dan lingkungan saat ini
bila dibutuhkan.
Gangguan persepsi sensori a. Subyektif : Pasien menunjukkan status Peningkatan a. Pantau dan
penglihatan berhubungan dengan Distorsi sensori neurologis : fungsi komunikasi dokumentasikan
perubahan resepsi b. Obyektif : motorik/sensorik yang perubahan status
1) Perubahan pola dibuktikan oleh tidak ada neurologis pasien
perilaku gangguan penglihatan b. Kaji lingkungan terhadap
2) Gelisah kemungkinan bahaya
3) Perubahan terhadap keamanan.
ketajaman sensori c. Tingkatkan penglihatan
4) Disorientasi pasien yang masih tersisa
5) Hambatan d. Jangan memindahkan
komunikasi barang-barang pasien di
dalam kamar pasien tanpa
memberitahu pasien.
e. Pastikan akses terhadap
dan penggunaan alat
bantu sensori.
Kelebihan volume cairan a. Subyektif : Pasien akan menunjukkan Manajemen a. Timbang berat badan
berhubungan dengan gangguan 1) Ansietas keseimbangan cairan tidak cairan setiap hari dan pantau
mekanisme pengaturan 2) Dispnea terganggu dibuktikan dengan kecenderungan
3) gelisah indicator b. Pertahankan asupan
b. Obyektif : a. Keseimbangan asupan asupan dan haluaran
1) Edema dan haluaran dalam 24 akurat
2) Peningkatan jam c. Ajarkan pasien tentang
tekanan vena b. Berat badan stabil penyebab dan cara
sentral c. Berat jenis urin dalam mengatasi edema
3) Perubahan batas normal d. Tinggikan ekstremitas
elektrolit untuk meningkatkan
4) Kenaikan berat aliran darah balik
badan dalam e. Berikan diuretic jika perlu
peiode singkat
(Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern : 2012)
DAFTAR PUSTAKA