Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR OTAK

A. Anatomi dan Fisiologi


Susunan saraf adalah sistim yang mengontrol tubuh kita yang terus menerus menerima,
menghantarkan dan memproses suatu informasi dan bersama sistim hormon, susunan saraf
mengkoordinasikan semua proses fungsional dari berbagai jaringan tubuh, organ dan sistim
organ manusia. Susunan saraf dibagi menjadi dua yaitu susunan saraf pusat dan susunan saraf
otonom. (Evelyn C. Pearce :2009)
1. Susunan Saraf Pusat
Susunan saraf ini terdiri dari :
a. Otak
Secara fungsional dan anatomis otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Batang otak yang menghubungkan medulla spinalis dengan serebrum terdiri
dari medula oblongata, pons varoli dan diensefalon (otak tengah).
a) Medula oblongata mengandung nucleus atau badan sel dari berbagai saraf
otak yang penting. Selain itu medula mengandung pusat-pusat vital yang
berfungsi mengendalikan pernafasan dan system kardiovaskuler. Medulla
oblongata terletak dalam fosa krnialis posterior dan bersatu dengan sumsum
tulang belakang tepat dibawah foramen magnum tulang oksipital
b) Pons varoli merupakan bagian tengah batang otak dank arena itu memiliki
jalur lintas naik dan turun seperti pada otak tengah. Selain itu juga terdapat
banyak serabut yang berjalan menyilang pons untuk menghubungkan kedua
lobus serebelum dan menghubungkan serebelum dengan korteks serebri.
c) Diensefalon (Otak tengah) mengandung pusat-pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan gerakan-gerakan mata. (Evelyn C. Pearce :2009 hal 346)
2) Otak kecil (cerebelum)
Cerebelum menempati fosa kranialis posterior dan diatapi tentorium-serebeli,
yang merupakan lipatan durameter yang memisahkan lobus oksipitalis serebri.
Fungsi cerebellum adalah mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Cerebellum
berperan penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. (Evelyn C.
Pearce :2009 hal 348)
3) Otak besar (cerebrum)
Cerebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-
masing disebut fosa kranialis anterior dan fosa kranialis tengah. Cerebrum
terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat lobus yaitu :
a) Lobus frontal berfungsi mengontrol perilaku individu, membuat keputusan,
kepribadian dan menahan diri.
b) Lobus parietal merupakan lobus sensori berfungsi menginterpretasikan
sensasi, berfungsi mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak
bagian tubuhnya.
c) Lobus temporal berfungsi menginterpretasikan sensasi kecap, bau,
pendengaran dan ingatan jangka pendek.
d) Lobus oksipital bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan. (Evelyn
C. Pearce :2009 hal 341)
b. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis bermula pada medulla oblongata
menjulur kea rah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir diantara vertebra
lumbalis pertama dan kedua. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengadakan
kounikasi antara otak dan semua bagaian tubuh dan gerak reflkeks. (Evelyn C.
Pearce :2009 hal 352)
c. Saraf cranial
Ada 12 pasang saraf cranial yaitu :
1) Nervus olfaktorius (sensorik), saraf penghidu
2) Nervus optikus (sensorik), saraf penglihatan
3) Nervus okulo-motorius, otot eksterna mata
4) Nervus troklearis (motorik), otot mata
5) Nervus trigeminus, tergiri dari saraf oftalmikus, maksilaris dan mandibularis
6) Nervus abdusens (motorik), otot mata
7) Nervus fasialis, saraf untuk wajah
8) Nervus akustikus, saraf pendengaran
9) Nervus glosofaringeus, saraf faring
10) Nervus vagus
11) Nervus aksesorius
12) Nervus hippoglosus, saraf otot lidah. (Evelyn C. Pearce :2009 hal 349)
2. Susunan Saraf Otonom
Sistem saraf otonom bergantung pada system saraf pusat dan antara keduanya
dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Menurut fungsinya, susunan saraf
otonom dibagi dalam dua bagian :
a. Sistem saraf simpatis
Terletak didepan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambungan dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut saraf. Fungsinya adalah mensarafi otot
jantung, otot-otot tidak sadar semua pembuluh darah, serta semua alat dalam
seperti lambung, pangkreas dan usus. Melayani serabut motorik sekretorik pada
kelenjar keringat, serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit-arektores
pilorum serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
(Evelyn C. Pearce :2009 hal 371)
b. Sistem saraf parasimpatis
Dibagi menjadi dua yaitu saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral. Saraf
otonom cranial adalah saraf cranial ketiga, ketujuh, kesembilan, dan kesepuluh.
Saraf otonom sacral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah sacral
membentuk urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf simpatis
membentuk pleksus yang melayani kolom, rectum, dan kandung kemih. (Evelyn C.
Pearce :2009 hal 372)
Pembuluh darah yang mendarahi otak terdiri dari :
1. Sepasang pembuluh darah karotis : denyut pembuluh darah besar ini dapat kita raba
dileher depan, sebelah kiri dan kanan dibawah mandibula, sepasang pambuluh darah
ini setelah masuk ke rongga tengkorak akan bercabang menjadi tiga :
a. Sebagian menuju ke otak depan (arteri serebri anterior)
b. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri posterior)
c. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri interior)
Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang disebut arteri
komunikan posterior.
2. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut pembuluh darah ini tidak dapat diraba
oleh karena kedua pembuluh darah ini menyusup ke bagian samping tulang leher,
pembuluh darah ini mendarahi batang otak dan kedua otak kecil, kedua pembuluh
darah teersebut akan saling berhubungan pada permukaan otak pembuluh darah yang
disebut anastomosis. (Bram Al Azri:2013)
B. Definisi Tumor Otak
Tumor otak adalah neoplasma pada bagian intracranial SSP. Tumor otak primer berasal
dari otak, sedangkan tumor otak sekunder merupakan pindahan dari tempat asal lain.( Tucker,
susan martin, dkk.2007 )
Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak.
Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat dalam
ruang intracranial atau dalam kanalis spinalis, yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-
sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk
juga tumor yang berasal dari sel penunjang (neuroglia), sel epitel pembuluh darah, dan
selaput otak.(Batticaca, Fransisca.B. 2008)
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (Price, A. Sylvia, 1995:
1030).
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum
tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat
berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu
sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti
kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer.
SA,2002).

C. Etiologi
Penyebab tumor otak belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa
beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut
meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang
mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan
penyakit peradangan. Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi.
Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak daripada sarcoma. Lokasi utama dari tumor
otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara. (Muhamad Judha dan Nazwar Hamdani
Rahil : 2011 halm 97)

D. Klasifikasi
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Bram Al Azri:2013) yaitu :
1. Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma
3. Berdasarkan lokasi
a. Tumor intradural, dibagi menjadi 2 yaitu
1) Ekstramedular
a) Cleurofibroma
b) Meningioma
2) Intramedular
a) Apendymoma
b) Astrocytoma
c) Oligodendroglioma
d) Hemangioblastoma
b. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru–paru, ginjal dan lambung.
Tumor otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson, 2000, yaitu :
1. Glioma adalah tumor jaringan glia (jaringan penunjang dalam system saraf pusat
(misalnya euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40 sampai 50 % tumor otak.
2. Tumor meningen (meningioma) merupakan tumor asal meningen, sel-sel mesofel dan
sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura dari paling penting.
3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil dari hipofisis
anterior
4. Tumor saraf pendengaran (neurilemoma) merupakan 3 sampai 10 % tumor
intrakranial. Tumor ini berasal dari sel schawan selubung saraf.
5. Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-10 % dari seluruh
tumor otak dan dapat berasal dari sembarang tempat primer.
6. Tumor pembuluh darah antara lain :
a. Angioma adalah pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal yang didapat
didalam atau diluar daerah otak. Tumor ini diderita sejak lahir yang lambat laun
membesar.
b. Hemangiomablastoma adalah neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler
embriologis yang paling sering dijumpai dalam serebelum
c. Sindrom non hippel-lindan adalah gabungan antara hemagioblastoma serebelum,
angiosmatosis retina dan kista ginjal serta pancreas.
7. Tumor congenital (gangguan perkembangan). Tumor kongenital yang jarang antara
lain kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida embrional dan
dijumpai pada dasar tengkorak.

E. Patofisiologi
Tumor otak merupakan neoplasma yang tumbuh secara abnormal yang menyebabkan
gangguan fokal dan peningkatan TIK. Gangguan fokal disebabkan karena adanya penekanan
pada janringan otak, sedangkan peningkatan TIK disebabkan karena udema serebral dan
terjadi perubahan sirkulasi CSS. Jika terjadi peningkatan TIK tubuh akan melakukan
kompensasi dengan menurunkan cairan intracranial, menurunkan cairan CSS, menurunkan
kandungan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel paremkim otak. Jika kompensasi tubuh
gagal akan terjadi rasa nyeri, kompresi sub kortikal dan batang otak, dan dapat
mengakibatkan bergesernya girus medialis lobus temporal ke inferior melalui insisura
territorial yang menyebabkan herniasi serebral yang dapat berefek kematian. Selain itu juga
menyebabkan statis vena serebral yang mengakibatkan papil edema.
Gejala tumor intracranial dapat memberikan efek local ataupun efek general. Pada lobus
frontal terjadi gangguan kepribadian, gangguan afek, disfungsi system motor, kejang,
aphasia. Pada presentral gyrus dapat ditemukan kejang jacksonian. Pada lobus oksipitalis
terjadi gangguan penglihatan, dan sakit kepala. Lobus temporal bias terjadi halusinasi
pendengaran, penglihatan atau gustatory dan kejang psikomotor, aphasia. Pada lobus parietal
dapat ditemukan ketidakmampuan membedakan kiri dan kanan. ( Batticaca, Fransisca.B.
2008)

F. Manifestasi Klinis
1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis tumor
otak, yaitu:
a. Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-menerus,
tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada pagi hari dan
lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK pada saat
membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala dapat berkurang
bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang sakit. Lokasi yang sering
menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas tumor.
b. Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah
pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan
peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa
didahului mual dan dapat proyektil.
c. Papil edema
Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan pembengkakan papilla
saraf optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan oftalmoskopi (funduskopi), tanda ini
mengisyaratkan terjadi tekanan TIK. Kadang disertai gangguan penglihatan,
termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis fugaks (saat-saat di mana
penglihatan berkurang. ( Batticaca, Fransisca.B. 2008)
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral,
kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
c. Lobus temporal
1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului
dengan aura atau halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang
menjadi hemianopsia, objeckagnosia
e. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan
obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial
mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan
kesadaran
f. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin
angel
g. Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan
seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit,
bangkitan
h. Tumor di cerebelum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi
disertai dengan papil udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari
otot-otot servikal
i. Tumor fosa posterior
Ditemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus,
biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma. (Bram Al Azri:2013)
G. Komplikasi Tumor Otak
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain (Febri : 2012)

H. Pemeriksaan Diagnostik Tumor Otak


1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak
yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala
tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang. (Nn:2013)

I. Penatalaksanaan Tumor Otak


1. Medis
Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan medis:
a. Usia
b. General Health
c. Ukuran Tumor
d. Lokasi Tumor
e. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu:
a. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
1) Steroid adalah Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
2) Anticonvulsant adalah Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
3) Shunt adalah Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan pada
tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi dengan cara mereduksi efek massa
sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan
massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta
sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor akan
memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan
menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali
menghilangkan gejala-gelaja yang ada pada penderita.
b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan
proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas
terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan
kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian
dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin sedikit
jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna
menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan
tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga
digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Kemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu
atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel
tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan
ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu
yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat
telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor
berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak. (Febri : 2012)
2. Diet
Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang ahli dan obat yang
mujarak tetapi juga makanan yang sehat. Berikut beberapa kandungan makanan yang
disarankan beserta alasannya:
a. Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan tenggiri) bermanfaat
dalam menguransi resistensi tumor pada terapi. Omega-3 juga membantu
mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam menghadapi proses
pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.
b. Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan dan menguransi sakit saat pengobatan
tumor otak.
c. Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-kacangan
membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung mengkonsumsi gula
10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga semakin meradang. Agar bisa
mengatur gula dengan baik, disarankan mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan 1-2
porsi buah segar. Selain mengatur kadar gula, serat dapat menurunkan peluang
sembelit.
d. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa mencegah menyebarnya
sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian lainnya. Vitamin B9
dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua (bayam, asparagus dan daun
selada), kacang polong, kuning telur dan biji bunga matahari.
e. Antioksidan memang dikenal sebagai salah satu senjata untuk membantu
pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di temukan di keluarga beri (strawberi,
rasberi dan blueberi), anggur, tomat, brokoli, jeruk, persik, apricot, bawang putih,
gandum, telur, ayam, kedelai dan ikan.
Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak adalah Gula dan
karbohindrat harus dihindari karena mereka merupakan makanan utama sel kanker.
Pada saat pengobatan brain tumor and cancer, sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh
akan mengkonsumsi 10-15 kali lipat gula. Gula yang dikonsumsi akan menjadi energy
para sel kanker yang mempercepat perkembangan mereka. (Nn:2012)

J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung jawab,
dll.
b. Riwayat kesehatan :
1) keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat Kesehatan lalu
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Pemeriksaan fisik :
1) Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan
memori, afek tidak sesuai, berdesis
2) Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
3) Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
4) Jantung : bradikardi, hipertensi
5) Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan
nafas, disfungsi neuromuskuler
6) Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
7) Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi
K. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa Batasan karakteristik NOC NIC Activity


Nyeri akut a. Subyektif : Pasien akan Manajemen a. Lakukan pengkajian nyeri yang
berhubungan Mengungkapkan secara memperlihatkan nyeri komprehesif meliputi lokasi,
dengan verbal atau melaporkan pengendalian nyeri yang karakteristik, awitan dan durasi,
peningkatan TIK nyeri dengan isyarat dibuktikan oleh : frekuensi , kualitas, intensitas,
b. Obyektif : a. Pasien mengenali awitan keparahan nyeri dan factor
1) Posisi untuk nyeri presipitasinya
menghindari nyeri b. menggunakan tindakan b. Ajarkan teknik penggunaan non
2) Perubahn tonus otot pencegahan farkologis seperti umpan-balik,
(dengan rentang dari c. melaporkan nyeri dapat distraksi, relaksasi, imajinasi
lemas tidak bertenaga dikendalikan. terbimbing.
sampai kaku) c. Berikan informasi tentang nyeri, seperti
3) Perubahan selera makan penyebab nyeri, berapa lama akan
4) Perilaku distraksi berlangsung dan antisipasi
(misalnya, mondar- ketidaknyamanan akibat prosedur.
mandir,mencari orang d. Kendalikan factor lingkungan yang
dan atau aktivitas dapat memengaruhi respon pasien
berulang) terhadap ketidaknyamanan.
5) Gangguan tidur e. Pastikan pemberian analgesi terapi.
Gangguan perfusi serebral a. Subyektif : - Pasien akan menunjukkan kognisi, yang Promosi a. pantau tanda-tanda
berhubungan dengan b. Obyektif : dibuktikan dengan indicator : perfusi vital
gangguan aliran darah di 1) Perubahan status a. pasien dapat berkomunikasi dengan jelas serebral b. pantau TIK dan
otak. mental dan sesuai dengan usia serta kemampuan respons neurologis
2) Perubahan reaksi b. dapat mengolah informasi pasien terhadap
pupil c. menunjukkan perhatian/konsentrasi. aktivitas
3) Perubahan respon keperawatan.
motorik c. Minimalkan stimulus
4) Kelemahan atau lingkungan
paralisis d. Tinggikan bagian
ekstremitas kepala tempat tidur
e. Berikan obat-obatan
untuk meningkatkan
volume intravaskuler
sesuai program
Ketidakefektifan pola nafas a. Subyektif : Pasien menunjukkan pola pernafasan Manajemen a. Pantau adanya pucat
berhubungan Dispnea efektif, yang dibuktikan oleh status jalan nafas dan sianosis
dengan hiperventilasi Sesak nafas pernafasan, status ventilasi dan pernafasan b. Pantau peningkatan
b. Obyektif : yang tidak terganggu : keoatenan jalan kegelisahan, ansietas,
1) Penurunan nafas dan tidak ada penyimpangan tanda dan lapar udara.
tekanan inspirasi vital dari rentang normal c. Konsultasikan dengan
dan ekspirasi ahli pernafasan untuk
2) Nafas cuping memastikan
hidung keadekuatan fungsi
3) Penggunaan otot ventilator mekanis.
bantu asesorius d. Atur posisi pasien
untuk bernafas untuk mengoptimalkan
4) Penurunan pernafasan
kapasitas vital e. Anjurkan nafas dalam
5) Perubahan melui abdomen selama
ekskursi dada periode gawat nafas.
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan a. Subyektif : Pasien akan memperlihatkan Manajemen a. Timbang pasien pada
tubuh berhubungan dengan mual dan 1) Menolak memakan status gizi : asupan mkanan nutrisi interval yang tepat.
muntah 2) Nyeri abdomen dan cairan yang dibuktikan b. Berikan informasi kepada
3) Persepsi oleh indicator sebagai pasien untuk memenuhi
ketidakmampuan berikut: kebutuhan nutrisi
untuk mencerna a. makanan oral c. Buat perencanaan makan
makanan b. pemberian makanan dengan pasien yang
b. Obyektif : lewat selang adekuat masuk dalam jadwal
1) Kurang makan c. asupan cairan oral makan, lingkungan
2) Melaporkan adekuat. makan, kesukaan dan
perubahn sensasi ketidaksukaan pasien.
rasa d. Ciptakan lingkungan yang
3) Merasa menyenangkan untuk
cepat kenyang makan.
setelah e. Berikan pasien minuman
mengkonsumsi dan kudapan bergizi,
makanan tinggi protein, tinggi
4) Kram abdomen kalori yang siap
5) Indigesti dikonsumsi.

Ketidakefektifan termoregulasi a. Obyektif : Pasien akan menunjukkan Terapi demam a. Pantau dehidrasi
berhubungan dengan peningkatan 1) Fluktuasi suhu termoregulasi yang b. Pantau warna kulit dan
suhu tubuh. tubuh diatas atau dibuktikan dengan : suhu
dibawah rentang a. Suhu tubuh normal c. Gunakan waslap dingin
normal b. Tidak ada dehidrasi untuk mengompres
2) Kulit terapa hangat d. Anjurkan asupan cairan
3) Menggigil oral sedikitnya 2
4) Kulit merah liter/hari
e. Berikan obat antipiretik
Risiko cedera berhubungan dengan kejang, disorientasi, Risiko cedera akan menurun Manajemen a. Identifikasi factor yang
disfungsi otot gangguan penglihatan, dibuktikan dengan : lingkungan mempengaruhi kebutuhan
pendengaran a. Keamanan personal (keamanan) keamanan.
b. Pengendalian risiko b. Identifikasi factor
lingkungan yang
memungkinkan risiko
terjatuh
c. Berikan edukasi yang
berhubungan dengan
strategi dan tindakan
untuk mencegah cedera
d. Bantu ambulasi pasien
e. Orientasikan kembali
pasien terhadap realitas
dan lingkungan saat ini
bila dibutuhkan.
Gangguan persepsi sensori a. Subyektif : Pasien menunjukkan status Peningkatan a. Pantau dan
penglihatan berhubungan dengan Distorsi sensori neurologis : fungsi komunikasi dokumentasikan
perubahan resepsi b. Obyektif : motorik/sensorik yang perubahan status
1) Perubahan pola dibuktikan oleh tidak ada neurologis pasien
perilaku gangguan penglihatan b. Kaji lingkungan terhadap
2) Gelisah kemungkinan bahaya
3) Perubahan terhadap keamanan.
ketajaman sensori c. Tingkatkan penglihatan
4) Disorientasi pasien yang masih tersisa
5) Hambatan d. Jangan memindahkan
komunikasi barang-barang pasien di
dalam kamar pasien tanpa
memberitahu pasien.
e. Pastikan akses terhadap
dan penggunaan alat
bantu sensori.
Kelebihan volume cairan a. Subyektif : Pasien akan menunjukkan Manajemen a. Timbang berat badan
berhubungan dengan gangguan 1) Ansietas keseimbangan cairan tidak cairan setiap hari dan pantau
mekanisme pengaturan 2) Dispnea terganggu dibuktikan dengan kecenderungan
3) gelisah indicator b. Pertahankan asupan
b. Obyektif : a. Keseimbangan asupan asupan dan haluaran
1) Edema dan haluaran dalam 24 akurat
2) Peningkatan jam c. Ajarkan pasien tentang
tekanan vena b. Berat badan stabil penyebab dan cara
sentral c. Berat jenis urin dalam mengatasi edema
3) Perubahan batas normal d. Tinggikan ekstremitas
elektrolit untuk meningkatkan
4) Kenaikan berat aliran darah balik
badan dalam e. Berikan diuretic jika perlu
peiode singkat
(Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern : 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Azri, Bram Al. 2013. “Askep Tumor Otak”, (Online), (http://nersbramalazri.


blogspot.com/2013/01/askep-tumor-otak.html, diakses pada 10 Mei 2013)
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan System Persyarafan.
Jakarta : Salemba Medika.
Febri.2012.”Asuahan Keperawatan Tumor Otak”, (Online), (http://nersfebri.
wordpress.com/2012/04/01/asuhan-keperawatan-askep-tumor-otak.html, diakses
pada 10 Mei 2013)
Judha, Mohamad. 2011. Sistem Persyarafan dalam Asuhan Keperawatan. Yogyakarta :
Gosyen Publising.
Nn.2012.”Asuhan Keperawatan Klien dengan Tumor Otak”,(Online),
(http://samoke2012.wordpress.com/2012/11/12/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
tumor-otak/, diakses pada 10 Mei 2013)
Nn.2012.”Makanan Sehat Babtu Pengobatan Tumor Otak”, (Online),
(http://embundaunhijau.blogspot.com/2012/07/makan-sehat-bantu-pengobatan-
tumor-otak.html , diakses pada 10 Mei 2013)
Nn.2013.”Klasifikasi Tumor Otak”, (Online), (http://alisarjunipadang.
blogspot.com/2013/03/klasifikasi-tumor-otak.html, diakses pada 10 Mei 2013)
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Sylvia A. Price.1995.Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4.Jakarta : EGC
Tucker, Susan Marti dkk. 2007. Standart Keperawatan Pasien Perencanaan Kolaborasi &
Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,
intervensi NIC, criteria hasil NOC. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai