TUMOR INTRAKRANIAL
PENYUSUN :
Nur Jana, S.Ked
K1B1 20 077
PEMBIMBING :
ii
TUMOR INTRACRANIAL
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker otak meliputi sekitar 85-90% dari seluruh kanker susunan saraf
pusat. Diamerika Serikat insidensi kanker otak ganas dan jinak adalah 21.42 per
100.000 penduduk per tahun (7,25 per 100.000 penduduk untuk kanker otal ganas,
14.17 per 100.000 penduduk pertahun untuk tumor jinak)1.
Tumor intracranial adalah massa jaringan abnormal tempat sel tumbuh dan
berlipat ganda tanpa terkendali, tampaknya tidak terkendali oleh mekanisme yang
mengendalikan sel normal yang terjadi di dalam kepala. Secara epidemiologi,
tumor intracranial metastasis lebih banyak insidensinya dibanding tumor
intracranial primer, tumor intracranial primer meliputi meningioma, astrositoma,
ependymoma, schwannoma, dan lainnya3.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI OTAK
Otak manusia tersusun oleh sekitar 100 miliar sel saraf dengan fungsi yang
lebih 2% saja dari ukutan tubuh manusia. Ukuran otak yang sebesar itu
membutuhkan 15% dari seluruh peredaran darah dari jantung dan 20%
2
binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir,
ini.
Lobus Temporal.
bentuk suara.
diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa
3
area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar
di bawah ini.
dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak
tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan
mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil,
4
c. Brainstem(Batang Otak)
sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari)
kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga disebut dengan
5
3) Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data
berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama
dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak
homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang,
B. DEFINISI
Tumor otak, yang dikenal sebagai tumor intrakranial, adalah massa jaringan
abnormal tempat sel tumbuh dan berkembang biak secara tidak terkendali, yang
tampaknya tidak terkendali oleh mekanisme yang mengontrol sel normal. Dua
Tumor otak primer termasuk tumor yang berasal dari jaringan otak atau
lingkungan sekitar otak. Tumor primer dikategorikan sebagai glial (terdiri dari
sel glial) atau non-glial (berkembang pada atau dalam struktur otak, termasuk
6
Menurut WHO (World Health Organization), tumor otak diklasifikasikan
menjadi dua jenis umum: jinak dan ganas . Tumor ganas kemudian
C. ETIOLOGI
Etiologi tumor intracranial yaitu mencakup faktor genetik, fisika, kimia dan
1. Faktor genetic
pada beberapa generasi dari keluarga yang sama. Sel primordial embrional
2. Faktor fisika
3. Faktor kimiawi
7
Senyawa golongan polisiklik aromatic hidrokarbon (PCAH) dan
hewan percobaan.
4. Factor biologis
D. EPIDEMIOLOGI
insidensi tumor pada otak dan medulla spinalis adalah 21,42 kasus per 100.000
jiwa untuk total 343.175 kasus tumor (7,25 per 100.000 jiwa untuk tumor ganas
dan 14,17 per 100.000 jiwa untuk tumor jinak). Angka kejadian lebih tinggi pada
wanita dibandingkan pria. Tingkat insidensi tumor SSP ganas primer pada tahun
2012 di seluruh dunia adalah 3,4 per 100.000 jiwa dengan rasio pria dan wanita
histopatologi yang mencapai 80% dari total seluruh tumor ganas primer otak7.
8
E. KLASIFIKASI
1. Glioma, yaitu kategori tumor yang dimulai dari organ otak atau bisa pula
tulang belakang. Tumor tersebut berasal dari sel- sel glial. Glioma sendiri
terhadap anak- anak dan orang dewasa. Berasal dari sel astrosit.
2. Craniopharyngiomas, yaitu tumor yang tumbuh pada basic otak atau di atas
jenis tumor yang tidak menyebar, namun sel tumor ini tumbuh di struktur
dewasa dan lanjut usia. Sel tumor tumbuh di jaringan yang menutupi
4. Hemingioma, yaitu tumor yang jarang ditemukan. Namun tumor ini tumbuh
di batang otak sehingga menjadi yang paling sulit diobati. Bahkan tumor ini
disebur sebagai sindrom langka yang dinamakan Sindrom Von Hippel Lindau
(VHL).
9
5. Schwannomas Vestibular atau Neuromas Akustik. Schwannomas Vestibular
tumbuh dari sel-sel Schwan di luat saraf, sering terjadi dari telinga sampai
pendengaran.
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang timbul pada pasien dengan kanker otak tergantung dari lokasi
dan tingkat pertumbuhan tumor. Kombinasi gejala yang sering ditemukan adalah
glioma derajat rendah gejala yang biasa ditemui adalah kejang, sementara
G. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
kognitif1.
2. Pemeriksaan Fisik
10
langsung maupun tidak langsung, sehingga beberapa kanker otak dapat
tumor regio pineal, tumor fossa posterior, dan tumor basis kranii. Oleh
kanker otak, khususnya pada tumor glioma derajat rendah, limfoma, atau
kanker otak, serta mengevaluasi pre- dan post tindakan (operasi, radioterapi
hendaya.
11
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
umum pasien dan kesiapannya untuk terapi yang akan dijalani (bedah,
1) Darah lengkap
2) Hemostasis
3) LDH
6) Elektrolit lengkap
b) Pemeriksaan Radiologi
kontras. CT scan berguna untuk melihat adanya tumor pada langkah awal
jaringan lunak dengan lebih jelas dan sangat baik untuk tumor
12
membedakan antara tumor yang rekuren dan jaringan nekrosis akibat
radiasi.
seperti ependymoma.
H. DIAGNOSIS BANDING
banding otak primer, dan tidak spesifik pada gambaran patogenik pada
pencitraan yang membedakan antara tumor otak primer dan yang bermetastasis.
lokasi dari tumor primer, namun sering kali sulit untuk ditentukan terutama jika
13
Gambar.2 Algoritma diagnosis banding tumor intracranial11
I. PENATALAKSANAAN
dan memperbaiki gejala yang disebabkan oleh edema serebri, yang efeknya
sudah dapat terlihat dalam 24-36 jam. Agen yang direkomendasikan adalah
14
dapat memperburuk edema, kecuali bersamaan dengan deksamethason pada
sebesar 25- 50% dari dosis awal tiap 3-5 hari, tergantung dari klinis pasien.
2. Pembedahan
Kanker otak yang terletak jauh di dalam dapat diterapi dengan tindakan
sebagian tulang tengkorak dan selaput otak pada lokasi tumor. Tumor
15
patologi anatomi untuk diperiksa jenis tumor. Biopsi stereotaktik dapat
dengan komputer dan secara tiga dimensi (3D scanning). Pasien akan
indikasi).
3. Radioterapi
adjuvan pasca operasi, atau pada kasus rekuren yang sebelumnya telah
IMRT.
Kemoterapi pada kasus kanker otak saat ini sudah banyak digunakan
16
berkembang penelitian mengenai kegunaan temozolomid dan nimotuzumab
5. Kemoterapi Intratekal
salah satu upaya untuk memberikan agen antikanker langsung pada susunan
6. Tatalaksana Nyeri
oral sesuai dengan derajat nyerinya. Pilihan obat nyeri adalah analgesik
yang tidak menimbulkan efek sedasi atau muntah karena dapat mirip dengan
gejala kanker otak pada umumnya. Oleh karena itu dapat diberikan
parasetamol dengan dosis 20mg/berat badan per kali dengan dosis maksimal
4000 mg/hari, baik secara oral maupun intravena sesuai dengan beratnya
nyeri. Jika komponen nyeri neuropatik yang lebih dominan, maka golongan
17
antikonvulsan menjadi pilihan utama, seperti gabapentin 100-1200 mg/hari,
7. Tatalaksana Kejang
profil efek samping, interaksi obat dan biaya. Obat antikonvulsan yang
dianjurkan (Level A) dan memiliki profil efek samping yang lebih baik
dengan dosis antara 20-40 mg/kgBB, serta dapat digunakan pasca operasi
tool (MST), bila skor ≥3 (rawat inap), atau skor MST ≥2 (rawat jalan)
ditangani bersama tim spesialis gizi klinik. Bila asupan memenuhi 75-100%
dari kebutuhan lalu dilakukan konseling gizi. Bila asupan memenuhi 50-
18
makanan sumber, suplementasi setelah kemoradiasi). Bila pasien
tulang.
9. Psikiatri
78%, baik bersifat organik akibat tumornya atau fungsional yang berupa
keadaan pasien (breaking the bad news) melalui pertemuan keluarga (family
diberikan psikoterapi suportif dan relaksasi yang akan membantu pasien dan
J. PROGNOSIS
jinak dioperasi umumnya dapat sembuh, tumor ganas melalui operasi dan terapi
sembuh. Diagnosis dini, terapi dini dan pemakaian metode terapi yang rasional
19
K. KOMPLIKASI
Gejala sisa neurologis umum dari terapi tumor otak, diantaranya gangguan
Kerusakan populasi dan struktur sel yang rentan adalah komplikasi neurologis
20
DAFTAR PUSTAKA
21
10. Budianingsih,T.2015.Peran Neurolinguistik dalam Pengajaran
Bahasa.Jurnal AL-AZHAR Indonesia Seri Humaniora
(3)(2).Universitas Al Azhar Indonesia.Jakarta
11. Stoyanov, G, S., Petkova, L., Dzhenkov, D, L. 2019. A Practical
Approach to the Differential Diagnosis of Intracranial Tumors: Gross,
Histology, and Immunoprofile-based Algorithm. Cureus 11(12): e6384.
22