Anda di halaman 1dari 32

CEDERA KEPALA/TRAUMA

KAPITIS
STRUKTUR KEPALA
Cranium dan Basis cranii
Meninges (lapisa-lapisan)
Hemispherium cerebri
Truncus cerebi

KEADAAN CEDERA
1.Fissura, Fraktura
2.Hematom (berkumpulnya darah pada tempat yang
tidak seharusnya)
Epidural
Subdural (subarachnoid)
Intracerebri
1 - Fokal ( suatu jejas di parenkim dan menempati
satu bagian saja dari otak)
Tanda utamanya adalah LATERALISASI (gejala
asimetris)
- General (lesi meluas kemana-mana/menyeluruh)
ARAS, General bisa terjadi penurunan kesadaran

CEDERA
1. Tumpul/tertutup
commotio

(taruma kapitis yang hanya


mengakibatkan pingsan sejenak/blok ARAS
reversible denngan atau tanpa amnesia dan tidak
ada kelainan neurologik apapun pada penderita,
gangguan kesadaran < 15 menit/concussin)
Contussio (trauma yang mengakibatkan blok
reversible ARAS tetapi biasanya menimbulkan
gejala defisit neurologis, gangguan kesadaran >
15 menit)
Laceratio (robekan dari jaringan saraf)
Haemorrhagi

2. Terbuka

CEDERA KEPALA
SKULL INJURY ( CEDERA KEPALA)

1.

Bila garis fraktur menyilang pembuluh darah atau


sinus duramatris bisa menyebabkan Haematom
Bila terkena basis cranii

Leucorrhea (otorrhea) : keluar/bocornya LCS lewat telinga


Rhinorrhea : bocornya LCS lewat lubang hidung, bila tidak
diobati akan meningitis yang berulang
Perdaraahan

Bila perdarahan pada fossa cranii posterior darah bisa keluar


lewat cavum timpani ke telinga Battle Sign
Bila perdarahan pada fossa cranii media mata bisa terlihat
hitam karena haemotom Racoon Eye/Panda Bear

Kerusakan saraf cranial l, ll, lll. lV, Vl, V2, Vll, Vlll
Diabetes Incipidus, impotensia, libido<, amenorrea (kena
tangkai Hypothalamus hipofisisi diabetes incipidus )

2. LESI INTRAKRANIAL
Dibedakan atas focal injury/lesi fokal dan diffuse
injury/cedera difus
FOCAL INJURY
Lesi intracranial dengan ukuran/massa cukup besar
untuk di lihat dengan mata telanjang disebut focal
injury
Bisa terjadi pendesakan jaringan otak (space
occupying lesion + s.o.1)
Setelah itu bisa mempengaruhi TIO (dapat naik atau
tidak) tergantung dari size of the lesion (ukuran)dan
akut/kronisitasntnya
Gejala klinik biasa + / - tergantung :
- ukuran
- akut/kronik lama,gejala +

1.Gejala neurologis pada lesi fokal yang


palinging adalah Lateralisasi
2.Walaupuin lesi fokal dapat juga terjadi
penurunanan kesadaran bila terjadi
penekanan/distorsi batang otak
3.Berdasarkan letak lasi yang terjadi :

Coup lesion : fokal injury pada otak terjadi pada


sisi yang sama dengan trauma kepala yang
terjadi.
Counterecoup lesion : focal injury pada otak
terjadi pada sisi yang berlawanan dengan trauma
kepala yang terjadi ct: trauma pada sisi kiri
kepala, haematom kulit di sisi kiri, tapi lesi pada
otak sebelah kanan sehingga gejala
lateralisasinya adalah lumpuh kaki sebelah kiri.

4.Dapat dibagi menjadi :


1.

Perdarahan Epidural

Terletak di luar dura dalam tengkorak, cirinya


berbentuk bikonveks
Sering di area temporal/temporoparietal
Karena robeknya a. meninga media akibat
retaknya tulang tengkorak, 1/3 kasus bisa
karena perdarahan vena,dari robeknya sinus
venosus pada region parietooksipital dan
pada fossa posterio
Jarang terjadi (0,5 %)
Bila di tolong pada tahap dini prognosisnya
sangat baik
Keberhasilan pada penderita ini bergantung
pada status neurologis sebelum
pembedahan.

Dapat menunjukkan Lucid Interval yaitu


keadaan dimana penderita yang mampu
bicara tiba tiba meninggal (talk &
die)/keadaan dimana muncul gejala
neurologis yang seolah-olah membaik,
kemudian setelah itu timbul gejala
neurologis lagi.
Gejala neurologisnya bisa meliputi
fungsi motorik, sensorik, dan autonom.

2. Perdarahan Subdural

Lebih sering terjadi (30 % dari cedera


kepala berat)
Akibat robeknya bridging veins antara
kortek cerebri dan sinus venosus, bisa
pula karena laserasi pembuluh arteri
pada permukaan otak
Kerusakan otak lebih berat dan
prognosisnya jauh lebih buruk daripada
perdarahan epidural
Menimbulkan gejala meningeal

DIFFUSE INJURY
1.
2.

Lesi mikroskopis
Sering terjadi amnesia bisa terjadi koma
Kesadaran diatur oleh : otak dan ARAS

3. Kerusakan akson : terjadi


regangangdistrupsi/rupture pada locus
minores di nodus renvier stretching/twisting
Kerusakan pada substansia alba (sub kortek)batang
otak.

4. Pada proses akselerasi / deselerasi contoh


trauma cemeti
5. Kerusakan akson terbentuk asam amino
toksik & peroksidasi radikal bebas influk Ca
2+ >

CEDERA DIFFUS PADA AXON (DAI)


1.Kerusakan menyangkut cytoskeleton
(menyebabkan) gangguan transport axonal
axonal block impuls terhambat
2.Kerja sel saraf terdiri dari sistem elektrofisiologis dan
sistem neurotransmitter
3.Pada CT scan tampak bercak perdarahan kecil pada
substansia alba (subcortex, corpus callosum, dan
batang otak) yang disebut tissue tear
hemorrhages
4. Berdasarkan manifes klinik, cedera otak difus dibagi
menjadi :

Mild Concussion : penderita tetap sadar amnesia


sementara
Classic Concussion : penurunan kesadaran koma : < 6jam

Diffuse Axonal Injury (DAI)


Coma

> 6 jam
Klinis/radiologis : lesi fokal (lateralisasi - )
Prognosis DAI
DAI ringan :

DAI sedang

Coma 6 24 jam
Dapat disertai defisit neurologik/kognitiflama &
permanen
Coma > 24 jam
Tanpa disertai gangguan fungsi batang otak
Dengan terapi agresifkamatian 20 %

DAI berat

Coma >24 jam


Gangguan fungsi batang otak +, bukan akibat SOL
Kematian 75 %

KALSIFIKASI CEDERA KEPALA


Mekanisme

Tumpul

Kecepatan tinggi (kecelakaan mobil )


Kecepatan rendah (jatug, terpukul )

Tembus

Cedera peluru
Cedera tembus lain

Beratnya

Ringan GCS 14 15
Sedang GCS 9 13
Berat
GCS 3 8

Morfologis

Fraktur tengkorak
terbuka - tertutup
Calvaria dasar tengkorak LCS
garis bintang
dengan/tanpa kebocoran
Depresi non depresi
dengan/tanpa paresis

PENGELOMPOKAN CEDERA KEPALA


Berdasarkan : tingkat kesadaran dan atau
presentasi klinis penderita saat tiba di RS
setelah stabilisasi sirkulasi dan pernafasan
menyingkirkan hipotensi, hipoksemia, dll.
1.
Cedera kepala ringan (grade 1)

GCS 15 13
Bisa terdapat amnesia & disorientasi tanpa defisit
neurologis focal

2. Cedera kepala sedang ( grade 2 )

GCS 12 9
Atau GCS > 12 disertai kelainan neurologis fokal

3.Cedera kepala berat ( grade 3 )

GCS < 8
Dengan atau tanpa gangguan fungsi batang otak

GLASCOW COMA SCALE (GCS)

Jenis Pemeriksaaan

Nilai

Respon buka mata(eye Opening, E)


spontan 4
terhadap suara
3
terhadap nyeri
2
tidak ada
1
Respon motorik terbaik (M)
ikut perintah 6
melokalisir nyeri 5
fleksi normal (menarik anggota yg
dirangsang) 4

fleksi abnormal (dekortikasi)

ekstensi abnormal(desebrasi)

tidak ada (flaksid)

Respon verbal ( V)
berorientasi baik
berbicara mengacau (bingung)
kata-kata tidak teratur
Suara tidak jelas
tidak ada

5
4
3
2
1

MENEGAKKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN

Tanda trauma
Tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan)
Otot
Fundus
Pupil
Gerakan bola mata
Respon motorik
Fisik lainnya
Gerak dan sikap penderita
Pemeriksaan tambahan

ETIOLOGI
SEBAB SEBAB INTRAKRANIAL
SEBAB SEBAB EKSTRAKRANIAL
PENDEKATAN PRAKTIS
Fisikal dan struktural
Kondisi peradangan
Metabolik nutrisional, dan ensefalopati toksik
Episodik
Konteks klinik
Manajemen emergensi
Perawatan intensif bedah
Bangasal kebidanan
Kelainan neurodegeneratif

DERAJAT PENURUNAN KESADARAN


KUALITATIF
Composmetis (bereaksi sempurna dengan orientasi
sempurna)
Somnolen (dapat bangun bila dirangsang, dapat
diperintah, bisa menjawab pertanyaan, bila
rangsang berhenti akan tertidur kembali)
Sopporous (bisa dibangunkan bila dirangsang
dengan kasar dan terus menerus)
Coma (tidak ada reflek motorik walau dirangsang
dengan rangsang nyeri)

KUANTITATIF
GLASGOW COMA SCALE
Best motor response
Verbal response
Eye opening

INNSBRUCK COMA SCALE


EDINBURG-2 COMA SCALE

TRAUMA SARAF TEPI


TOPIS DAN GAMBARAN KLINIS
Lesi : plexus brachialis
N radialis
N ulnaris
N medianus
N tibialis
Jebakan saraf (Nerve Entrapment)
Nyeri radikuler

PEMERIKSAAN PUPIL PADA CEDERA


KEPALA

Ukuran pupil
Dilatasi uni lateral

Reaksi cahaya
Lambat atau negatif

Dilatasi bilateral

Lambat atau negatif

Dilatasi unilateral
Konstriksi bilateral

Reaksimenyilang
(Markus-Gunn)
Sulit di lihat

Konstriksi unteral

Positif

karotis

Interupsi
Paresis N III akibat
kompresi sekunder
herniasi tentorial
Perfusi otak tidak
cukup Paresis N III
bilateral
Cedera N opticus
-Obat(opiate)
-Ensefalopati metabolik
-Lesi pons
Cedera saraf simpatik:
mis.cedera sarung

PENATALAKSANAAN AWAL CEDERA


KEPELA BERAT
Definisi:Penderita tidak mampu melakukan
perintahperintah sederhana karena
kesadaran yang menurun (GCS 3-8)
Pememeriksaan dan penatalaksanaan
ABCD
Primary Survey dan resusitasi
Secondary Survey dan riwayat AMPLE
Reevaluasi neurologist
Respon buka mata
Reaksi cahaya
pupil
Respon motorik
Reflek
okulosefalik

(Dolls eyes)+

Respon verbal
okulovestibuler

Refleks

(Test Kalorik)+

Obat-obatan

Manitol
Hiperventilasi sedang

- antikonvulsan

Tes diagnostik (sesuai urutan)

CT Scan (semua penderita)


Venterikulografi udara
Angiogram

PRE-INJURY FACTORS :
Age
Prexixting disease
Psychosocial status
Nutritional status
Alcohol use (acute & chronic other drugs)
Prevention (e.g. seabelts, helmets, airbags)

PRIMARY BRAIN INJURY


(moment o impact with cellular disruption & vascular injury)
POST-INJURY FACTORS

Glutamanergic
exitotoxicity

Intracranial
Mass lesions

extracranial
injury

ACUTE INTERVENTION
Cardiopulmonary resuscitation
Stabilization of extracranial Inj.s
Evacuation of intracranial hematomes
Maintenance of adequate ICP
Normalization of ICP
Pharmacologic protection
Seizure prophylaxis
Correction of coagulophathy
Fluid & electrolyte homeostasis
Temperature control
Nutrional support

SECONDARY INSULT
Hypotension
Hypoxia
Cerebral ischemia
Intracranial hypertension
Vasospasm
Seizures
Alcohol withdrawl
Hyperthermia
Hypo-osmolality
Coagulopathy
Infection

OUTCOME

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA


SEDANG
Definisi:Penderita sadar dan berorientasi (GCS 1415)
Riwayat:
Nama,umur,jenis kelamin,ras pekerjaan,

Tingkat kewaspadaan
Mekanisme cedera Sakit kepala:
ringan,sedang,berat
Tidak sadar segera setelah cedera
kejang

Observasi atau dirawat di RS


RS

Dipulangkan dari

CT Scan tidak ada


Tidak memenuhi kriteria rawat
CT Scan tidak normal Diskusikan kemungkinan
kembali bila memburuk dan
berikan lembar observasi
Semua cedera tembus
Riwayat hilang kesadaran
Kesadaran menurun
Jadwalkan untuk kontrol ulang
di poliklinik biasanya setelah 1
1 minggu
Sakit kepala sedang berat

Intoksikasi alcohol/obat-obatan
Fraktur tengkorak
Rhinorea-otorhea
Cedera penyerta yang bermakna
Tidak ada keluarga di rumah
Tidak mungkin kembali ke RS segera
Amnesia

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA


RINGAN
Definisi:Penderita biasanya tampak kebingungan atau
mengantuk, namun masih mampu menuruti perintahperintah sederhana (GCS 9-13)
Pemeriksaan awal
Sama dengan untuk cedera kepala ringan ditambah
pemeriksaan darah sederhana
Pemeriksaan CT Scan kepala
Dirawat untuk obsevasi

Setelah dirawat
Pemeriksaan neurologist episodik
Pemeriksaan CT Scan ulang bila kondisi penderita
memburukatau bila akan di pulangkan
Bila kondisi membaik (90%) Bila kondisi memburuk (10%)
Pulang
Bila penderita tidak mampu
melakukan perintah-perintah
lagi, segera lakukan
pemeriksaan CT Scan ulang
dan penatalaksanaan
sesuai kontrol cedera
kepala ringan
Kontrol di poliklinik

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai