NEUROLOGI
Siswoyo
siswoyoys@yahoo.com
Keperawatan Universitas Jember
LATAR BELAKANG
Sistem saraf merupakan pusat kendali tubuh
dan jaringan kerja komunikasi
Fungsi utama : sensorik, motorik dan integratif
Homeostasis
Pengkajian :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik dan mental
3. Pemeriksaan penunjang
Data yang akurat
Pemeriksaan Fisik Neurologi
1. Fungsi Cerebral atau status mental :
a. Perilaku dan penampilan
b. Tingkat Kesadaran
c. Intelektualitas
d. Proses pikir.
2. Fungsi Cerebellum
a. Koordinasi
b. Keseimbangan.
3. Fungsi Nervus cranialis
Nervus I sampai dengan XII
4. Fungsi Sensorik
Sentuhan Superfisial
Sentuhan Dalam
Lanjut..
5. Fungsi Motorik,
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Pemeriksaan Gerak Aktif
d. Pemeriksaan Gerak Pasif
6. Fungsi Refleks
Mencakup refleks tendon dan refleks superfisial kulit
serta reflek-reflek patologi.
7. Fungsi Kortikal
Mencakup streognosis dan rasa diskriminasi
8. Rangsang Selaput Menigeal.
Meliputi tes kaku kuduk, Laseque, Kernig dan Brudzinski
Gangguan saraf dampak luas pada
tubuh kematian
Perawat dituntut menguasai :
1. Sistem saraf
2. Prosedur pengkajian
meningkatkan asuhan keperawatan
pencegahan komplikasi
Komponen pemeriksaan
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan klinis / fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan khusus
Sistem saraf :
1. Sistem saraf pusat (SSP) : Otak dan Medula
Spinalis
2. Sistem saraf perifer/tepi (SST) : Saraf sensorik
(aferen) dan motorik (eferen)
Anatomis
31 ps saraf spinal (campuran)
12 ps saraf cranial :
- saraf sensorik : 3 ps
- saraf motorik : 5 ps
- saraf campuran : 4 ps
Lanjut SST..
Fungsional
a. SS Somatis
Hub dengan lingk eksternal
b. SS Otonom
Hub dengan lingk internal (viseral)
Look at the picture..
Look at the diagram..
Look at the picture..
LENGKUNG REFLEKS
Merupakan unit fungsional sistem saraf
Tdr dari :
Neuron sensorik
Neuron motorik
Neuron internunsial
Memungkinkan respon yang tidak
bergantung pada pusat-pusat yang lebih
tinggi
Lanjut..
Reflek melibatkan :
a. Satu segmen
medula spinalis
b. Beberapa segmen
medula spinalis
Memungkinkan
timbulnya beberapa
respon sekaligus
Beberapa segmen
SSP
Pemeriksaan Umum
Sistem Neurologi
PERSIAPAN
Klien :
1.Obat-obatan : sedativa, analgesik, hipnotis,
antipsikotik, antidepresi dan obat-obatan
perangsang sistem saraf
2. Posisi yang tepat
3. Privasi Rileks
Alat
Nilai tertinggi : 15
Nilai 7 : koma
Snellen chart
Metode konfrontasi
Optalmoskopi
Nervus Cranialis III (N. Okulomotoris), Nervus
Cranialis IV (N. Trokhlearis) dan
Nervus Cranialis VI (N.Abdusen)
Mengatur otot intrinsik dan ektrinsik bola
mata (koordinasi)
1. Celah kelompok mata
Kelainan : ptosis (penurunan kelopak mata
atas), eksolfasmus (mata menonjol), dll
Kelemahan otot mata
2. Pupil
Inspeksi : ukuran (isokor/anisokor),
bentuk, kedudukan bola mata
(endo/eksoftalmus), posisi bola mata
(stabismus/juling)
Refleks pupil
Cahaya kontriksi
Refleks akomodasi
Benda dekat ; akomodasi pupil
mengecil
Look at the picture..
3. Gerakan bola mata
Kelainan: nystagmus (gerakan bola mata di luar
kehendak; ulang-alik), diplopia (penglihatan
ganda)
Penyebab : gangguan koordinasi otot kedua
mata
Nervus Cranialis V (N.Trigeminus)
Merupakan saraf campuran dari fungsi motorik
dan sensorik.
Fungsi Motorik :
1. Inspeksi tonus/kontur
2. Nilai m. masseter dan m. temporalis
3. Ukur kekuatan otot
4. Nilai m.pterigoideus lateralis
Fungsi Sensorik (sensibilitas) :
1. Reflek Kornea
2. Reflek Masseter
Nervus V (Trigeminus)
Nervus Cranialis VII (N. Fasialis)
Saraf campuran : sensorik dan motorik
Fungsi Sensorik : pengecapan
Fungsi Motorik
Inspeksi wajah klien saat meringis, bersiul,
tertawa, dll
Penilaian :
Normal : jika wajah kurang lebih simetris dalam
semua gerakan
Parase perifer N VII : jika separuh wajah kurang
dalam setiap gerakan
Parase sentral N VII : jika otot-otot wajah bagian
bawah terkena sedangkan otot-otot dahi normal.
Look at the picture
Nervus Cranialis VIII
(N. Vestibulo-Kokhleris)
N. Vestibularis
Keseimbangan
1. Tes Nylen-barany
Catat : nistagmus, vertigo
2. Tes Romberg (berdiri satu kaki 30)
3. Stepping Test
Nervus Kokhlearis
Ketajaman Pendengaran
Tes Rinne, Tes Swabach, Tes Weber
1. Tes Steorognosis
2. Rasa diskriminasi
G. FUNGSI REFLEK
Pemeriksaan ini berkaitan erat dengan
keluhan utama; mudah lelah, kesulitan
berjalan, kelemahan atau kelumpuhan,
kesemutan, nyeri otot anggota gerak,
gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri
punggung, dan gangguan fungsi otonom
(ereksi, buang air besar, buang air kecil,
dll).
Penilaian Hasil Refek
0 : negatif
+1 : lemah (dari normal)
+2 : normal
+3 : meninggi belum patologik
+4 : hiperaktif, sering disertai klonus,
sering merupakan indikator suatu penyakit
Hal-hal yang harus diperhatikan
Klien dalam posisi duduk atau berbaring
Relaksasi sempurna dan posisi senyaman mungkin
Harus ada ketegangan otot optimal pada otot yang
diperiksa, hal ini dapat dicapai bila posisi klien dengan
letak anggota gerak diatur dengan baik
Rangsangan renggangan yang cukup, yaitu
menjatuhkan hammer reflek dengan gerakan fleksi sendi
tangan
Penguatan refleks dengan cara mengalihkan perhatian
klien terhadap anggota gerak yang diperiksa dengan
cara mengajak bicara atau menarik tangan kanan
dengan tangan kirinya sekuatnya melalui jari-jari tangan.
Jenis Pemeriksan Reflek
Reflek tendon
Lengan : bisep, trisep, brachioradialis, fleksor jari
Tungkai : patella, achilles
Reflek superfisial
Dinding perut, kremaster, anus suoerfisial,
bulbokavernosus, reflek plantar kaki
Reflek patologis
Babinski, Chaddock, Hofman-tromner
Reflek Bisep
Reaksiutama adalah kontraksi otot bisep dan
kemudian fleksi lengan bawah, gerakan supinasi
N. musculo kutaneus (C5-C6)
Reflek Trisep
M.
trisep dipelihara oleh n. radialis (C6-
C8), proses refleks melalui C7
Reflek Brachioradialis
Memakai reflex hammer yang datar
Respon : gerakan menyentak pada lengan,
berupa gerakan fleksi dan sedikit supinasi.
Inervasi oleh N. radius melewati C6.
Reflek Fleksor Jari
Sulit ditimbulkan
Telapak tangan klien supinasi ditempat
datar. Letakkan telunjuk dan jari tengah
pemeriksa pada volar. Pukullah punggung
jari pemeriksa dgn ringan dan cepat
Reaksinya adalah fleksi keempat jari
tangan penderita dan fleksi ibu jari bagian
distal
Pemeriksaan reflek patella/
kuadriseps femoris
Pukullah m. kuadrisep femoris
Respon normal berupa gerakan ekstensi dari
tungkai bawah disertai dengan kontraksi otot
kuadriseps
Reflek Achilles
Pada dasarnya pemeriksa sedikit merenggangkan tendo
achilles dengan cara menahan ujung kaki kearah
dorsofleksi
Respon normal berupa gerakan plantar fleksi pada kaki.
Reflek Dinding Perut (BHR)
Kulitdinding perut digores dengan pensil atau
ujung gagang palu reflex
Respon normal berupa kontraksi otot perut dan
umbilikus bergerak ke arah otot yang
berkontraksi.
Penggoresan dari samping menuju garis tengah
pada setiap segmen :
Segmen epigastrik, supraumbilik, umbilik, infra
umbilik.
BHR negatip pd kondisi lesi UMN, multipara,
usia lanjut, hamil, ascites.
Look at the picture..
Reflek Kremaster
Respon normal berupa kontraksi skrotum dan
kremaster
Goreskan ujung refek hammer pada permukaan
dalam medial kedua pangkal paha
Reflek Anus Superfisialis
Reflek normal berupa kontraksi otot
spinkter eksternus
Reflek Bulbokavernosus
Cubit kulit penis atau gland penis
Reflek normal berupa kontraksi otot bulbokavernosus.
Kontraksi ini dapat dilihat, tetapi akan lebih jelas bila
diraba.
Reflek Patologis
Tidak ditemukan pada orang sehat,
kecuali bayi dan anak kecil (< 2 tahun)
Reflek patologis tidak timbul pada orang
sehat karena sistem saraf sudah
terkoordinir dengan baik dan sistem
piramidal sudah sempurna
Anak kecil dengan usia 2 tahun: piramidal
belum bermielin penuh sehingga piramidal
belum sempurna
Reflek Babinski
Reflek ini normal utk 2 tahun
Respon reflek berupa dosrsofleksi ibu jari
dan biasanya disertai dengan pemekaran
dari jari-jari yang lain disebut tanda
babinski positif.
Babinski positif : Kerusakan serabut saraf
yang menghubungkan antara spinal cord
dan otak (cortospinal tract).
Look..
Reflek Chaddock
Ransangan : penggoresan pada bagian
lateral malleoulus
Chaddock (+) : gerakan dorsofleksi ibu
jari, disertai mekarnya jari jari lainnya
H. RANGSANG SELAPUT
MENINGEAL
Inflamasi selaput meningeal
Subjektif : nyeri kepala, kaku kuduk, silau
terhadap cahaya (fotophobia)
Objektif : tungkai yang cenderung mengambil
posisi fleksi dan opistotonus
Tes :