SARAF
Vika Endria
Osty Histry Kapahang
R. Isnawan Risqi Rakhman
Sistem saraf
Sistem saraf mengontrol : MOTORIK,
SENSORIK, OTONOM, KOGNITIF DAN
PERILAKU
Cortical Level : Level tertinggi
Kognisi (storage information, thinking, memory,
abstraction)
Brainstem dan Subcortical Level
Kontrol TD, respirasi, equilibrium, primitive emotions
Spinal cord level
Automatic motor response
Pendekatan Umum
ANAMNESA/ HISTORY/ RIWAYAT KESEHATAN
Kunci utama dalam mengarahkan ke diagnosis
Pengkajian neurologis dimulai sejak kontak pertama dengan pasien
ELEMEN KUNCI:
WAKTU gejala muncul
LAST KNOWN WELL : Kapan terakhir nampak normal
PROFIL GEJALA :
Paroksismal?
Menit?
Jam?
Hari, bulan, tahun?
Pengkajian Neurologis
Riwayat Kesehatan
Tingkat Kesadaran
Status Mental
Saraf Kranial
Fungsi sensoris
Fungsi Motorik
Fungsi Sereberal
Refleks
Rangsang
Meningeal
Riwayat Kesehatan sekarang
“O-L-D-C-A-R-T-S”
ONSET
LOCATION
DURATION
CHARACTER
ASSOCIATED SYMPTOMS
RELIEVING/ AGGRAVATING
TIME
SEVERITY
TINGKAT KESADARAN
Kualitatif
KOMA
LE OB
KO ST
TA TU
CM NFU UP ligh Co Dee
SI RG ND
OR t ma p
I ASI
Kuantitatif
The AVPU scale
Glasgow Coma Scale (GCS)
GCS
E
4 Spontan- berkedip
Respon membuka mata 3 Dengan perintah verbal
spontan 2 Dengan rangsang nyeri
1 No respon
VIII.ACOUSTIC
SARAF KRANIAL
I. OLFAKTORIUS : Penghidu
Tes aroma, gunakan aroma yang lazim
II. OPTIKUS
Tes lapang pandang
III, IV, VI. OKULOMOTOR, TROCHLEAR,
ABDUCENS
Pergerakan bola mata, kontraksi dan akomodasi pupil
Instruksikan pasien mengikuti pergerakan tangan ke 6
penjuru mata angin
I. OLFAKTORIUS
II. OPTIKUS
Pemeriksaan funduskopi
Test ketajaman penglihatan (Snellen/ Rossenbaum)
Tes Lapang Pandang/ konfrontasi
Test reaksi pupil terhadap cahaya
III, IV, VI
III: Okulomotor
IV : Trochlearis
VI : Abdusens
V. TRIgeminal
SENSORIK MOTORIK
Kaji KESIMETRISAN !!
Peningkatan TIK
SISTEM MOTORIK
UKURAN OTOT
TONUS
KEKUATAN
GAIT & POSTURE
GERAKAN INVOLUNTEER
SISTEM MOTORIK
Tonus
Spastis
Hipertonia
Kerusakan UMN
Rigid
Ada tahanan yang menetap
Kerusakan basal ganglia
Flaksid
Hipotonia
Kerusakan di LMN
SISTEM MOTORIK
Kekuatan
Dinilai kekuatan dalam melawan GRAVITASI dan
TAHANAN pemeriksa
Skor 0-5
5 : mampu melawan GRAVITASI dan TAHANAN PENUH
4 : mampu melawan GRAVITASI dan sedikit TAHANAN
3 : Hanya mampu melawan GRAVITASI
2 : Melakukan gerakan tanpa gravitasi
1 : Tidak ada gerakan, namun masih ada KONTRAKSI
0 : Tidak ada kontraksi
SISTEM MOTORIK
Cara berjalan (Gait) dan Postur
Gait : cara berjalan
Postur : posisi dan orientasi tubuh dalam ruang
Gerakan Involunter
Catat:
Frekuensi
Distribusi
Bertambah/ berkurang??
gait dan posture
SISTEM SENSORIK
RULES FOR SENSORY EXAMINATION
1. Jangan memberikan pertanyaan yang mengarahkan
Tanya : Apakah ini terasa sama pada kedua pipi?
Jangan : Apakah yang kanan lebih terasa dibandingkan
yang kiri?
2. When mapping a region of sensory loss, move from
the affected into the normal region
Pasien lebih baik merasakan perubahan sensasi dari
tumpultajam
3. Beware of Fatigue
SISTEM SENSORIK
TOUCH
PAIN
VIBRATION
TEMPERATURE
FUNGSI SEREBELLUM
Tes KESEIMBANGAN dan KOORDINASI
Ekstremitas Atas
Test hidung-jari dengan mata terbuka dan tertutup
Test pronasi supinasi telapak tangan
Test jempol-jari
Esktremitas Bawah
Test tumpang kaki (bergantian)
Test tulis angka 8 dengan kaki di udara
REFLEKS
Dapat menilai status SSP pada pasien sadar/ tidak
sadar
Perubahan yang terjadi ~ tanda awal gangguan
neurologis
1. Deep tendon reflexes
2. Superficial reflexes
3. Pathologic Reflexes
REFLEKS
Deep tendon reflexes
0 : Absent
1+ : Diminished
2+ : Normal
3+ : Increased
4+ : Unsustained clonus
5+ : Sustained clonus
REFLEKS
Plantar Reflex
RANGSANG MENINGEAL
Kaku kuduk / Nucal rigidity
Rangsang Meningeal
Laseque
TTV dan intepretasi neurologis
Otak membutuhkan OKSIGEN dalam jumlah yang
BESAR dan KONSTAN
Hubungan antara TTV dan fungsi neurologis
didasarkan pada HEMODINAMIK
Respon Iskemik SSP
Penurunan perfusi darah
ke otak/ ISKEMI
Penurunan perfusi
jaringan lain (kecuali
ginjal)
Kontraktilitas miokard ,
HR
BRADIKARDI
RESPON CUSHING
Tek CSF ~ TIK
kompresi ARTERI
SEREBRAL Trias CUSHING
1. Peningkatan TD
Perfusi Otak (Sistolik)
2. Bradikardi
3. Nafas Irreguler
Tekanan Arteri lebih
tinggi dari tek CSF
Respon Cushing
merupakan TANDA
Peningkatan TD (Sitolik)
LANJUT!!! Waspadai
perubahan TTV!!
Central neurogenic
hyperventilation
Apneustic Breathing
Implikasi keperawatan
1. Kaji berkala dan dokuemntasikan rate, rhytm, dan
karakteristik
2. Pertahankan jalan nafas tetap paten
3. Kaji penyebab sekunder gangguan pola nafas
4. Kaji komplikasi
5. Laporkan kepada dokter jika terjadi perubahan
status respirasi
Denyut dan Frekuensi Nadi
Kaji dan catat: Kekuatan, Irama, dan Frekuensi
TAKIKARDI
Hipoksia
Peningkatan TIK
Perdarahan lanjut
BRADIKARDI
Tanda lanjut dari peningkatan TIK + denyutan kuat
Bradikardi + hipotensi : Trauma Medula Spinalis
ARITMIA
Sering muncul pada kasus perdarahan intrakranial (SAH, CKB,
peningkatan TIK)
Tekanan Darah
HIPERTENSI
Stimulasi simpatetik
Tanda lanjut peningkatan TIK
HIPOTENSI
Tanda terminal pada cedera serebral sebagai kegagalan
mekanisme kompensasi
Hipotensi + Takikardi Kaji apakah ada sumber
perdarahan lainnya??
Hipotensi + Bradikardi Trauma servikal, gangguan
jalur desending saraf simpatetik
Referensi:
Douglas, A., Nicol F., Robertson, C., (2014).
Pemeriksaan Klinis Macleod. Hal. 240-274.
Singapore: Elsevier.
Hickey, J., (2009). The Clinical Practice of
Neurological and Neurosurgical Nursing, sixth
edition. Page 111-154. Philadelphia: Wolters
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins Health.