Anda di halaman 1dari 42

ANAMNESA & PEMERIKSAAN FISIK

NEUROLOGI

Dr. Reno Sari SpS


ANAMNESIS
 Tahap awal pemeriksaan terhadap pasien
 Merupakan seni tersendiri
 Tujuan : 1. Mendapatkan informasi menyeluruh
mengenai pasien.
2. Membina hubungan dokter dan pasien
yang profesional  pengelolaan lebih
optimal.
Anamnesis yang baik :

 Identitas (Nama,Umur,Jenis
Kelamin,Alamat,Pendidikan,Pekerjaan,Suku,dll)
 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
 Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat Pekerjaan
Pemeriksaan Fisik Neurologi

 Perlu ketelitian dan sistematika dapat


menentukan diagnosa klinis dan topik.

Pemeriksaan fisik neurologi mencakup :


 pemeriksaan tingkat kesadaran
 pemeriksaan tanda rangsangan meningeal
 pemeriksaan saraf kranial
 pemeriksaan fungsi motorik
Sambungan…

 Pemeriksaan sistem sensorik


 pemeriksaan fungsi luhur
 pemeriksaan fungsi otonom
 pemeriksaan fungsi koordinasi
 pemeriksaan reflek fisiologis
 pemeriksaan reflek patologis
Pemeriksaan Tingkat Kesadaran
Berdasarkan skala dari Glasgow  GCS
1. Respon buka mata(eye opening) 1- 4 (E)
2. Respon Motorik 1 – 6 (M)
3. Respon Verbal 1 – 5 (V)

Hasil penilaian 3-15


Tanda Rangsangan Meningeal

Kaku kuduk

Rangsangan
Meningeal

Brudzinsky I Brudzinski II
PEMERIKSAAN TANDA RANGSANG MENINGEAL

 Kaku kuduk
Pasien tidur telentang,tempatlan tangan kiri di
belakang kepala pasien,lakukan fleksi leher.
Abnormal  Terdapat tahanan saat fleksi
 Brudzinski I
Tangan kanan dibawah kepala, fleksikan kepala
secara pasif  (+) didapatkan gerakan sendi lutut
dan pangguk kedua tungkai
Sambungan…

 Brudzinski II
Pasien tidur telentang, salah satu tungkai diangkat
 respon ekstensi sendi panggul dan sendi lutut
kontralateral
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS

 Nervus I (Olfaktorius)
Pemeriksaan nervus ini untuk memeriksa fungsi
pembauan / penghiduan.

 Nervus II (Optikus)
Meliputi : daya penglihatan, penglihatan warna,
medan penglihatan, pemeriksaan fundus okuli &
pemeriksaan pupil
Sambungan…Pemeriksaan Nervi Kranialis

 Nervus III (Okulomotorius)


Kelumpuhan nervus III menimbulkan ptosis,
oftalmoplegia dan midriasis. Pemeriksaan nervus ini
meliputi: ptosis, pemeriksaan gerakan bola mata,
strabismus divergen dan diplopia.
 Nervus IV (Troklearis)
Paralisis nervus IV akan melumpuhkan gerakan bola
mata ke bawah lateral, menyebabkan
penyimpangan kea rah nasal sedikit ke atas.
Samb... Pemeriksaan Nervi Kranialis

 Nervus V (Trigeminus)
Mempunyai fungsi motorik dan sensorik
 terbagi atas 3 cabang
 Fungsi : Menggigit, membuka mulut, sensibilitas,
refleks bersin, refleks masetter/ refleks rahang
bawah, refleks zigomatikus, trismus, dan refleks
kornea.
Samb... Pemeriksaan Nervi Kranialis

 Nervus VI (Abdusen)
menginervasi M. rektus lateralis  gerakan bola
mata ke lateral.
Paralisis nervus VI  melumpuhkan gerakan bola
mata ke lateral, menyebabkan penyimpangan ke
medial/nasal.

 Nervus VII (Fasialis)


pemeriksaan motorik dan sensorik
Samb... Pemeriksaan Nervi Kranialis

 Nervus VIII (Akustikus)


Pemeriksaan daya pendengaran meliputi

 Nervus IX (Glossofaringeus)
denyut nadi, arkus faring, bersuara (fonasi) dan
menelan.

 Nervus X (Vagus)
 denyut nadi, arcus faring, fonasi & menelan
Sambungan…Pemeriksaan Nervi Kranialis

 Nervus XI (Aksesorius)
Mensyarafi  M.Sternocleidomastoideus dan
M.Trapezius
 Nervus XII (Hipoglossus)
PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORIK

 Dapat disebabkan oleh gangguan di :


- Medulla Spinalis
 - Otak

 - Syaraf tepi

 Perasaan baal(parestesia), kebas atau hiperestesia


 Beberapa hal yang harus diperhatikan
 Kesadaran pasien harus CMC
 Pasien tidak boleh dalam keadaan lelah

 Cara & Tujuan pemeriksaan harus dijelaskan ke pasien


 Kadang terlihat manifestasi objektif
Pemeriksaan Sensasi Taktil

 Peralatan : Kuas halus, kapas, bulu, tissue, ujung jari


 Cara : Stimulasi seringan mungkin
 Beberapa Istilah
 Kelainan sensasi (anesthesia,hipestesia,hiperestesi)
 Trimagnestesia  sensasi raba ringan (-)

 Trikoanestesia  sensasi gerakan rambut (-)

 Topoanestesi  sensasi lokalisasi (-)


 Grafanestesi  (-) mengenal angka/huruf
Pemeriksaan Sensasi Nyeri Superfisial

 Peralatan : Jarum biasa, peniti, jarum pentul


pangkal palu reflek
 Istilah
 Analgesia  Tdk sensitif terhadap nyeri
 Hipoalgesia  sensitivitas menurun

 Hiperalgesia  peningkatan sensitivitas


Sambungan…Pemeriksaan Sensasi Nyeri Superfisial

 Alat  Jarum biasa, peniti, jarum pentul atau jarum


yang terdapat pada pangkal palu refleks,

Beberapa istilah yang berhubungan :


 Alganestesia dan analgesia : menunjukkan daerah
yang tidak sensitive terhadap rasa nyeri.
 Hipoalgesia menunjukkan sensitivitas yang menurun.

 Hiperalgesia menunjukkan peningkatan sensitivitas.


Pemeriksaan Sensasi Suhu

 Alat yang : Tabung yang diisi air dingin atau air


panas. Lebih dipilih tabung metal daripada tabung
gelas karena bahan gelas merupakan konduktor
yang buruk,

 Istilah perubahan sensibilitas suhu :


Termanestesia, Termihipestesia, dan Termihiperestia,
baik terhadap rangsang dingin maupun panas.
Pemeriksaan Sensasi Gerak dan Posisi

 Tujuan pemeriksaan Memperoleh kesan


penderita terhadap gerakan dan pengenalan
terhadap arah gerakan, kekuatan, lebar atau luas
gerakan (range of movement) sudut minimal yang
penderita sudah mengenali adanya gerakan pasif,
dan kemampuan penderita untuk menentukan posisi
jari di dalam ruangan.
Pemeriksaan Sensasi Getar / Vibrasi

 Disebut juga dengan palestesia


 Palestesia  Kemampuan untuk mengenal atau
merasakan adanya getar.
 Garpu tala yang telah digetarkan diletakkan
pada bagian tulang tertentu yang menonjol.(garpu
tala dengan frekuensi 128 Hz.
 Hasil normal  bila penderita merasakan getaran
maksimal.
Pemeriksaan Sensasi Tekan

 Sensasi tekan disebut juga sebagai piestesia.


 Erat kaitannya dengan sensasi taktil tetapi
melibatkan persepsi tekanan dari struktur subkutan.
 Juga erat hubungannya dengan sensasi posisi
dengan perantaraan kolumna posterior medulla
spinalis.
Pemeriksaan Sensasi Nyeri Dalam atau Nyeri
Tekan
 Pasien diminta untuk menyatakan apakah ada
perasaan nyeri atau tidak
 Pernyataan ini dicocokkan dengan intensitas
tekanan atau cubitan.
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK

Skala Kekuatan Otot


Skala
5 Normal
MRC
4+ Kekuatan/pergerakan sendi penuh & resistensi sub
maksimal
(Medical
Research 4 Kekuatan/pergerakan sendi sedang/kelemahan ringan

Council) 4- Kelamahan ringan


3 Gerakan sendi/melawan gravitasi/(-)tahanan
2 Gerakan sendi tanpa gravitasi
1 Sedikit/tanpa pergerakan sendi
0 Tidak ada Kontraksi
PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF OTONOM

Tes perspirasi
 Menentukan letak atau tinggi lesi di medulla
spinalis  D/ Topik
 Mudah & Aman

Prosedur
 Alat & Bahan : Penutup badab khusus, Solusio
yodium 2%, Pct tablet 500 mg
 Ruangan 370 c & kelembaban 40-50 0c
Sambungan.. PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF OTONOM

 Seluruh tubuh pasien diolesi yodium 2%


 Taburi tepung amilum
 Masukan ke ruangan yg disediakan

Interpretasi :
 Gangguan  (-) perubahan warna tepung amilum

 Perbatasan perubahan warna  Topik lesi


PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI

Romberg Tes
 Pada pasien yg mampu berdiri

 Kaki dirapatkan & mata ditutup beberapa detik

 (+) Pasien goyang/jatuh

Tes Disdiadokokinesis
 Menilai kemampuan melakukan gerakan cepat berselingan

 Spt : Pronasi supinasi, dorsofleksi tangan berselingan

 Valid  Tangan terjadi penurunan kekuatan motorik


Sambungan…PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI

Tes Dismetri
 Menilai gangguan kemampuan mengelola
kecepatan,kekuataan & jangkauan gerakan
 Tes telunjuk-hidung, telunjuk-telunjuk

 (+) Jari tidak tepat mendarat di ujung hidung/jari


telunjuk lainnya
Tes Nistagmus
 Dengan tromol yg diwarnai  kolom putih/hitam
Sambungan…PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI

 Tromol diputar, mata pasien mengikuti deretan


kolom hitam/putih

Tes Tandem-gait
 Sulit pada pasien vestibulopati  jatuh ke sisi lesi

Tes Nilen Barani (Hallpike Maneuver)


 Mencari adanya vertigo/nistagmus posisional
paroksismal
Sambungan…PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI

 Diperlukan rangsangan perubahan posisi cepat

Tes Kalori
 Pastikan kedua membran timpani utuh/liang telinga
utuh
 Pasien diperiksa dalam posisi terlentang dengan
kepalanya sedikit diangkat, sehingga bersudut 300
dengan bidang landasannya  posisi kanalis
semisirkularis lateralis hampir seluruhnya dapat
terangsang secara kalorik.
Sambungan…Tes Kalori

 Perangsangan  mengisi liang telinga dengan air 30


dan 40 celcius (70 di bawah dan di atas suhu badan
normal
 Tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk pengisian air
ke dalam telinga ialah kira-kira 60 cm di atas bidang
telinga.
 Irigasi setiap liang telinga dengan air panas (440C)
atau dingin (300C)  40 detik.
 Setiap telinga yang telah diirigasi baru boleh
menjalani irigasi lagi 5 menit setelah tes sebelumnya
berakhir.
PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS

 akibat rangsangan terhadap tendon atau


periosteum
 Dasar pemeriksaan reflex
1. Menggunakan reflex hammer
2. Penderita berada dalam posisi rileks dan santai.
3. Rangsangan harus diberikan secara cepat dan
langsung
4. Oleh karena sifat reaksi tergantung pada tonus
otot  otot yang diperiksa harus dalam keadaan
sedikit kontraksi
Penilaian hasil reflex

0 = Negatif
+1= lemah (dari normal)
+2 = normal
+3 = meninggi,belum patoiogik
+4 = hiperaktif, sering disertai klonus, sering
merupakan indikator suatu penyakit.
Jenis-jenis pemeriksaan reflex

Pemeriksaan reflex pada lengan


 Reflex biseps

 Cara pemeriksaan
 (+) meningggi  Zona refleks meluas sampai klavikula

 Reflex triseps
 Cara pemeriksaan

 Reflek Brachioradialis
Pemeriksaan refleks pada tungkai

Refleks patela/quadriceps
 Pasien dalam posisi duduk /tungkai menjuntai

 Tentukan lokasi yang tepat

 Tangan pemeriksa yang satu memegang paha bagian


distal, yang lain memukul tendo  reflex hammer
 Kontraksi otot kuadriseps

 Tungkai bawah yang bergerak menyentak & berayun


sejenak.

Refleks Achiles
 Tendi Achilles dipukul ringan &cepat

 Gerakan fleksi kaki yang menyentak


PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS

 Tidak ada pada individu normal


 Refleks pattologis pada ekstemitas bawah lebih
konstan, lebih mudah muncul, lebih reliable

Dasar pemeriksaan reflex


 Menggunakan reflex hammer/jari tangan.

 Pasien dalam posisi nyaman & santai

 Rangasangan cepat dan langsung


Jenis-jenis pemeriksaan reflex patologis

Babinsky sign
 Menggores bagian lateral telapak kaki denga ujung palu reflex.

 Reaksi : Dorsofleksi ibu jari kaki disertai plantarfleksi dan gerakan


melebar jari-jari lainnya.

Chaddock’s sign
 Cara : Pemeriksa menggores dibawah dan sekitar maleolus eksterna
kea rah lateral denga palu reflex ujung tumpul.
 Reaksi = babinski

Gordon’s sign
 Cara : Pemeriksa menekan oto-otot betis dengan kuat

 Reaksi = babinski s
Sambungan…Jenis-jenis pemeriksaan reflex patologis

Schaffer’s sign
 Cara : Tekan tendo Achilles dengan kuat

 Reaksi = Babinski’s

Oppenhein’s sign
 Cara : Beri tekanan kuat dengan ibu jari & telunjuk pada
permukaan anterior tibia & geser ke arah distal
 Reaksi = Babinski’s sign

Rossolimo’s sign
 Cara :dorsofleksi ringan jari-jari kaki/tidak ada gerakan

 Reaksi:plantar fleksi jari dengan cepat.


Diagnosis
 Diagnosis Klinis :
 Diagnosis Topik :
 Diagnosis Etiologi :
 Diagnosis Sekunder :
 Diagnosis banding :

Anda mungkin juga menyukai