PEMBIMBING:
dr. Devi Anyaprita
PASIEN
PENYAKIT
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran sejak 30 menit SMRS
Pasien datang dengan penurunan kesadaran sejak 30 menit SMRS. Menurut keluarga,
sebelumya pasien merasakan sakit kepala (+) dan mual (+), muntah (-), lalu saat pasien
berjalan ke kamar tidur untuk istirahat tiba-tiba terjatuh lemas dan tidak sadar, tidak
merespon saat dipanggil, tidak dapat berkomunikasi, duduk, berdiri, atau berjalan. Menurut
keluarga kelemahan terjadi pada seluruh tubuh. Sejak dari rumah hingga ke RS pasien tidak
sadar.
ANAMNESIS 1 2 3
PENYAKIT
Riwayat Penyakit Dahulu
Riw Trauma (-)
Riw Tumor (-)
Riw Infeksi SSP (-)
Riw Epilepsi (-)
Riw Liver (-)
Riw Ginjal (-)
Riw Paru (-)
Riw HT (-)
Riw DM (-)
2 GCS = E1M1V1= 3
Tanda Vital =
3
Tekanan Darah : 98/56 mmHg
Nadi : 68x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.40C
SpO2 : 98%
BB : 60kg
TB: 168cm
PEMERIKSAAN FISIK
4
Kepala : Leher : Pembesaran KGB (-), Trakea ditengah
• Normocephali
• Rambut hitam ke abu-abuan terdistribusi rata
• Tidak teraba benjolan, kulit kepala tidak ada Telinga : deformitas (-), secret (-)
kelainan
Hidung : Deformitas (-) sekret-/-,hiperemis -/-
Mata :
• Conjunctiva anemis (-/-) Tenggorokan : Faring tidak Hiperemis ,tonsil t1-t1
• Sklera ikterik (-/-)
• Pupil Isokor,diameter 2 mm/ 2mm , reflek
cahaya +/+ lambat,
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
vesicular breathing sound
bentuk dan gerak vocal fremitus normal kiri
Paru 4 simetris, deformitas (-) = kanan
sonor kiri = kanan normal +/+, rhonki-/-,
wheezing -/-
Ekstremitas : Akral hangat +/+, CRT < 2 detik, Edem tungkai -/-
Kekuatan Motorik atas : 0/1
Kekuatan Motorik bawah : 0/1
Refleks Babinski : -/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 13.8 13,8 -17 gr
Hematokrit 40.1 40-54
Leukosit 5.810 4,230-9,070
Trombosit 196.000 185000-402000
LED 31 0-15
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-6
Neutrofil 74 34-71
Monosit 9 4-12
Limfosit 17 19-52
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tulang-tulang intak.
Lengkung hemidiafragma kanan-kiri licin. Sinus
kostofrenikus kanan-kiri lancip.
Kardiomegali (+), CTR <50%. ((a+b):c)x100%= (5):9
x100%= 55%
Aorta dan mediastinum normal
Trakea ditengah. Kedua hilus tidak menebal.
Corakan bronkhovaskular kedua paru baik.
Tampak infiltrat/ nodul pada kedua lapangan paru.
Kesan:
infiltrate lapang paru, kardiomegali
CT SCAN KEPALA
EKG
1. Lead AVR = gel P negatif, Lead II gel P positif = ekg bisa dibaca
2. Irama sinus = gel P diikuti QRS T
3. Laju regular = dari r-r’ sama jaraknya
4. HR = 300:6= 50= bradikardia
5. Axis = lead I dan aVF gel p positif= tidak ada LVH/RVH
6. Gel p = 2 kotal kecil= normal tidak ada pembesaran atrium (<3 kotak kecil)
7. PR interval = 5 kotak kecil= normal (3-5 kotak kecil)
8. Kompleks QRS= <3 kotak kecil= normal dan tidak lebih dari 1/3 R
9. Tidak ada ST elevasi
10. Gel T= T inverted defleksi negatif di lead III dan AvF
DIAGNOSIS
Penurunan kesadaran ec Stroke Hemoragik dd Iskemik
Trauma kepala
Penyebab Tumor otak
Infeksi sistem saraf pusat
HEPATIKUM : Gangguan hepar klirens hepar terhadap amonia << amonia otak merusak
otak
Gangguan fungsi ginjal uremia Asam-asam organik darah di SSP
PENYAKIT permeabilitas sawar darah otak Akumulasi toksin
GINJAL
Hipervolemia relatif otak terhadap darah
KOMA intoksikasi air
MEKANISME Dialisis terlalu cepat
Pergerakan lambat bikarbonat dari darah ke otak
METABOLIK
asidosis otak
PENYAKIT PARU : Insufisiensi paru hiperkapnea narkosis CO2
EPIDEMIOLOGI
Arteri
VASKULARISASI OTAK serebri
posterior
Hemisfer
otak
Arteri Arteri
serebri serebri
media anterior
STROKE HEMORAGIK
Menyuplai arteri
lentikulostriata lateral,
segmen insula, segmen
operkulum, dan
segmen korteks bagian
distal pada hemisfer
lateral.
STROKE HEMORAGIK
Pada sirkulasi posterior, arteri vertebralis
bersatu arteri basilaris.
FAKTOR RESIKO
KLASIFIKASI STROKE
STROKE HEMORAGIK
KLASIFIKASI SH
STROKE HEMORAGIK
• Nyeri kepala pada SAH dapat disertai atau tidak disertai dengan kaku
kuduk akibat iritasi meningen, hilang kesadaran sesaat, mual, muntah,
atau defisit neurologis fokal.
• Nyeri punggung dan atau tungkai dapat muncul iritasi radiks nervus
lumbosakral oleh darah (Wanke, 2007).
STROKE HEMORAGIK
PX PX
DIAGNOSIS ANAMNESIS PF
NEUROLOGIS PENUNJANG
pemeriksaan
tanda trauma, status mental dan
infeksi, dan iritasi tingkat kesadaran, Lab Darah rutin,
riwayat dan meninges pemeriksaan Kimia darah
keluhan utama
nervus kranial, Pencitraan
pasien, U/ cari faktor fungsi motorik dan CT,SCAN, MRI, dll
gejala risiko stroke seperti sensorik
obesitas, hipertensi,
kelainan jantung, dll
STROKE HEMORAGIK
ALGORITMA GAJAH
MADA
STROKE HEMORAGIK
SIRIRAJ SCORE
No. Gejala/Tanda Penilaian Indek Skor ( 2,5xS ) + ( 2xM ) + ( 2xN ) + ( 0,1xD ) – ( 3xA ) – 12
1 Kesadaran (1) Kompos Mentis
(2) Mengantuk
(3) Semi x 2,5 +
koma/koma • Skor >1 = stroke hemoragik
2 Muntah (1) Tidak • Skor <-1 = stroke infark/iskemik
(2) Ya x2 +
• Skor diantara -1 dan 1
3 Nyeri Kepala (1) Tidak menandakan ragu-ragu dan
(2) Ya x2 +
membutuhkan pemeriksaan CT
4 Tekanan Darah Diastolik x 10% + Scan.
5 Ateroma:
DM (1) Tidak x (-3) -
Angina Pektoris (2) Ya
6 Konstanta -12 -12
Hasil SSS
STROKE HEMORAGIK
KOMPLIKASI
• Herniasi
• Hidrosefalus
• Peningkatan TIK
• Kejang
• Perdarahan berulang
• Defisit neurgologis memberat deteriorasi neurologis
• Hiponatremia
STROKE HEMORAGIK
TATA LAKSANA
TATA LAKSANA
Tata laksana umum di ruang rawat
1. Cairan
• Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin dengan tujuan menjaga euvolemi
• Pada umumnya kebutuhan cairan 30 ml/kgBB/hari (parenteral maupun
enteral).
• Hitung keseimbangan cairan dengan mengukur produksi urin sehari
• Elektrolit (natrium, kalium, kalsium, magnesium) harus selalu di periksa dan
diganti bila terjadi kekurangan sampai tercapai nilai normal
• Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah.
• Cairan yang hipotonik atau mengandung glukosa hendaklah dihindari
kecuali pada keadaan hipoglikemia
STROKE HEMORAGIK
TATA LAKSANA
Tata laksana umum di ruang rawat
2. Nutrisi
• Nutrisi enteral (dengan atau tanpa NGT) sebaiknya diberikan secepat mungkin apabila
tidak ada kontraindikasi paling lambat sudah harus diberikan dalam 48 jam
• Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun makanan diberikan melalui
pipa nasogastric
• Apabila kemungkinan pemakaian pipa nasogastrik diperkirakan >6 minggu,
pertimbangkan untuk gastrostomi
3. Mencegah dan mengatasi komplikasi
• Pencegahan dekubitus dengan mobilisasi terbatas dan / atau memakai kasur
antidekubitus.
• Pencegahan DVT dan emboli paru.