Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

Anemia Gravis + Melena + Ca Colon

Ichtiyaumullail

PEMBIMBING:
dr. Devi Anyaprita

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RS ISLAM JAKARTA SUKAPURA
2021
IDENTITAS 1 2 3

PASIEN

Nama : Ny. Masriyah


Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kampung Malaka III RT 17 RW 06
No. RM : 00.10.51.18
Tgl masuk IGD : 06-09-2021
ANAMNESIS 1 2 3

PENYAKIT
Keluhan Utama
Pucat dan lemas sejak 1 bulan lalu, disertai mual, nyeri ulu hati, dan nyeri perut sisi kiri

Riwayat Penyakit Sekarang


• Sebelumnya pasien merasa tidak nafsu makan sejak 1 bulan, mual, nyeri ulu hati. Menurut keluarga pasien terlihat
pucat dan merasa lemas. Pasien juga merasa sakit pada perut kiri sejak 1 bulan lalu. Pasien BAB menjadi tidak setiap
hari sejak 1 bulan, BAB menjadi seminggu sekali, BAB padat berwarna hitam gelap sejak 2 minggu lalu. Penurunan
berat badan 2kg dalam 2 minggu terakhir. Muntah atau batuk darah (-).
• Riw menstruasi teratur lancer tiap bulan sekali, selama 3 hari, bulan ini pasien sudah menstruasi.
• Pasien memiliki riwayat CA Kolon, sudah menjalani operasi 1x dan selesai kemoterapi sejak 1 tahun lalu di RSCM, saat
ini pasien masih rutin kontrol ke RSCM.
• Alergi ranitidin (+).
ANAMNESIS 1 2 3

PENYAKIT
Riwayat Penyakit Dahulu
Riw Hipertensi (-)
Riw Jantung (-)
Riw Ginjal (-)
Riw Asma (-)
Riw DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riw keganasan (-)
PEMERIKSAAN FISIK

1 Kesadaran = Kompos mentis

2 GCS = E4M6V5= 15

3 Tanda Vital =
Tekanan Darah : 122/70 mmHg
Nadi : 105 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,5 0C
SpO2 : 99%
BB = 65 kg
TB = 155cm
PEMERIKSAAN FISIK
4
Kepala : Leher : Pembesaran KGB (-), Trakea ditengah
• Normocephali
• Rambut hitam ke abu-abuan terdistribusi rata
• Tidak teraba benjolan, kulit kepala tidak ada Telinga : deformitas (-), secret (-)
kelainan
Hidung : Deformitas (-) sekret-/-,hiperemis -/-
Mata :
• Conjunctiva anemis (+/+) Tenggorokan : Faring tidak Hiperemis ,tonsil t1-t1
• Sklera ikterik (-/-)
• Pupil Isokor ,bulat ,diameter 3 mm,reflek
cahaya +/+
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
vesicular breathing sound
bentuk dan gerak vocal fremitus normal kiri
Paru sonor kiri = kanan normal +/+, rhonki-/-,
simetris, deformitas (-) = kanan
wheezing -/-
4 batas jantung (ICS 2
sternalis dex, ICS 3
iktus kordis tidak iktus kordis tidak kuat Bunyi jantung S1 dan S2
Jantung strenalis sin, ICS 4
terlihat angkat normal, gallop -, murmur-
parasternal sin, ICS 5
midclavicular sin)

Supel, Hepar dan Lien


tidak teraba membesar,
Nyeri Tekan Epigastrium timpani, shifting
Abdomen datar, spider naevi (-) (+), Nyeri Tekan Kuadran dullness -, nyeri ketok bising usus (+) normal
kiri bawah (+) (lumbal, CVA -/-
umbilicus, inguinal
sinistra)

Ekstremitas : Akral hangat +/+, CRT < 2 detik,


Edem tungkai -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 6,2 13,8 -17 gr
Hematokrit 20,4 38-47
Leukosit 10.360 4,230-9,070
Trombosit 369.000 185.000-402.000
LED 76 0-15
Hitung Jenis
Basofil 1 0-1
Eosinofil 10 1-6
Neutrofil 67 34-71
Monosit 7 4-12
Limfosit 15 19-52
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN


Natrium 133 134-146
Kalium 4,3 3.4-4.5
Klorida 106 96-108
Swab SARS –C0V NEGATIF NEGATIF
XRAY THORAKS

Tulang-tulang intak.
Lengkung hemidiafragma kanan-kiri licin. Sinus
kostofrenikus kanan-kiri lancip.
Kardiomegali (-), CTR <50%. ((a+b):c)x100%= (5):15
x100%= 33%
Aorta dan mediastinum tidak melebar.
Trakea ditengah. Kedua hilus tidak menebal.
Corakan bronkhovaskular kedua paru baik.
Tidak tampak infiltrat/ nodul/ coin lession pada
kedua lapangan paru.
Kesan:
Normal, tidak ada infiltrat, tidak ada metastasis,
tidak ada kardiomegali
DIAGNOSIS
Anemia gravis + Melena + Ca Colon

Tatalaksana IGD sementara


Inf Asering
Inj Ondansentron 1 ampul
Pronalges supp 1x1
Tatalaksana dr.Adil Sp.PD
O2 NK 3 lpm
Cek Albumin, ureum, creatinin
Transfusi PRC 750cc, premedikasi Difenhidramin
Inf Asering 20 tpm
Inj tranexamat 3x1 ampul
Inj omeprazol 2x1 ampul
Sukralfat 4x15 cc
Tramadol tab 2x50mg
KANKER KOLOREKTAL

DEFINISI
Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan
epitel dari kolon atau rektum. Lebih jelasnya kolon berada dibagian
proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas
anus.

FAKTOR RISIKO
- riwayat KKR atau polip adenoma individual dan keluarga
- riwayat individual penyakit kronis inflamatori pada usus
- inaktivitas, obesitas , konsumsi tinggi daging merah, merokok dan
konsumsi alkohol
KANKER KOLOREKTAL

EPIDEMIOLOGI
• Berdasarkan survei GLOBOCAN 2012, insidens KKR di seluruh dunia menempati
urutan ketiga dan menduduki peringkat keempat sebagai penyebab kematian.

• Secara keseluruhan risiko untuk mendapatkan kanker kolorektal adalah 1 dari 20


orang (5%).

• Di Indonesia, kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga terbanyak

• Lebih dari 30% kasus didapat pada pasien yang berumur 40 tahun atau lebih
muda, sedangkan di negara maju, pasien yang umurnya kurang dari 50 tahun
hanya 2-8 % saja.
KANKER KOLOREKTAL

ETIOLOGI
• Genetik. Mutasi dari gen Adenomatous Polyposis Coli (APC) adalah penyebab Familial
Adenomatous polyposis (FAP), yang mempengaruhi individu membawa resiko hampir 100%
mengembangkan kanker usus besar pada usia 40 tahun

FAKTOR RISIKO
- Diet tinggi lemak, rendah serat
- Usia lebih dari 50 tahun
- Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal
mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat
- Inflammatory bowel disease.
- Kolitis Ulseratif
- Crohn disease, berisiko 4 sampai 10 kali lipat
KANKER KOLOREKTAL

DETEKSI DINI PADA POPULASI


Pada orang dewasa dengan risiko sedang, skrining harus dimulai pada
individu berusia 50 tahun dengan pilihan berikut:
1. Colok dubur
2. FOBT (fecal occult blood) setiap 1 tahun
3. Sigmoidoskopi fleksibel setiap 5 tahun
4. Kolonoskopi setiap 10 tahun
5. Barium enema dengan kontras ganda setiap 5tahun
6. CT kolonografi setiap 5 tahun
KANKER KOLOREKTAL

GEJALA KLINIS
• Diare
• Perut terasa penuh
• Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat gelap) di feses
• Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya
• Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau kembung.
• Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui
• Merasa sangat lelah sepanjang waktu
• Mual atau muntah
KANKER KOLOREKTAL

GEJALA SUBAKUT
• Tumor yang berada di kolon kanan seringkali tidak menyebabkan perubahan
pada pola buang air besar (meskipun besar).

• Tumor yang memproduksi mukus dapat menyebabkan diare.


• Perubahan warna feses menjadi gelap
• Kehilangan darah dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi.

• Sakit perut bagian bawah biasanya berhubungan dengan tumor yang berada
pada kolon kiri, yang mereda setelah buang air besar.

• Penurunan berat badan dan demam


KANKER KOLOREKTAL

GEJALA AKUT
• Obstruksi atau perforasi
• Pasien dengan total obstruksi mungkin mengeluh tidak bisa flatus atau
buang air besar, kram perut dan perut yang menegang.

• Perforasi juga dapat terjadi pada tumor primer, dan hal ini dapat
disalah artikan sebagai akut divertikulosis.

• Metastasis ke hepar dapat menyebabkan pruritus dan jaundice, dan


yang sangat disayangkan hal ini biasanya merupakan gejala pertama kali
yang muncul dari kanker kolon.
KANKER KOLOREKTAL
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Perubahan kebiasaan defekasi : diare atau obstipasi
• Sakit perut tidak menentu
• Sering ingin defekasi namun tinja sedikit
• Perdarahan campur lender
• Anoreksia dan berat badan semakin menurun

PEMERIKSAAN FISIK
• palpasi dinding abdomen: kadang-kadang teraba masa di daerah kolon kanan dan kiri.
• colok dubur/Rectal Toucher : Metastasis intraperitoneal dapat teraba pada bagian anterior rektum dimana
sesuai dengan posisi anatomis cavum douglas sebagai akibat infiltrasi sel neoplastik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• pemeriksaan darah, Hb, elektrolit, dan pemeriksaan tinja yang merupakan pemeriksaan rutin
• menegakkan diagnosa karsinoma kolorektal dilakukan juga skrining CEA (Carcinoma Embrionic Antigen).
• Pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi
• Radiologi
• Kolonoskopi
KANKER KOLOREKTAL

PEMERIKSAAN COLOK DUBUR


Pemeriksaan ini bertujuan untuk menetapkan keutuhan sfingter ani dan
menetapkan ukuran dan derajat fiksasi tumor pada rektum 1/3 tengah dan
distal.

Pada pemeriksaan colok dubur ini yang harus dinilai adalah


• Ekstensi lesi pada dinding rektum serta letak bagian terendah terhadap
cincin anorektal, cervix uteri, bagian atas kelenjar prostat atau ujung os
coccygis.
• Mobilitas tumor: Hal ini sangat penting untuk mengetahui prospek terapi
pembedahan.
• Ekstensi dan ukuran tumor dengan menilai batas atas, bawah, dan
sirkuler
KANKER KOLOREKTAL

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi. Prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan dengan
sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan
kolonoskopi total.

2. Enema barium dengan kontras ganda. Pemeriksaan enema barium yang


dipilih adalah dengan kontras ganda.

3. CT colonography (Pneumocolon CT)


KANKER KOLOREKTAL

DIAGNOSIS BANDING
1. Irritable bowel syndrome (IBS)
2. Kolitis ulseratif
3. Penyakit Crohn
4. Hemoroid
5. Fisura anus
6. Penyakit divertikulum
KANKER KOLOREKTAL

TATA LAKSANA
• Terapi bedah merupakan modalitas utama untuk kanker stadium
dini dengan tujuan kuratif.

• Kemoterapi adalah pilihan pertama pada kanker stadium lanjut


dengan tujuan paliatif.

• Radioterapi merupakan salah satu modalitas utama terapi


kanker rektum.
PERDARAHAN SALURAN CERNA

TATA LAKSANA
Penatalaksanaan Pada keadaan emergensi :
1. Memperkirakan jumlah darah yang hilang, dan mencari sumber
perdarahan.
2. Penilaian keadaan umum pasien (tensi,nadi,dan respirasi)
3. Kolonoskopi merupakan pemeriksaan yang mempunyai nilai diagnostik
yang tinggi untuk semua penyebab baik polips, ulkus, ataupun fissura
4. Transfusi darah bila perlu.
5. Pada keadaan perdarahan aktif, perlu dipasang iv-line 2 jalur.
6. Konsultasi bidang terkait (radiologi, bedah anak dan gawat darurat anak)
ANEMIA

DEFINISI
Anemia adalah kondisi terjadinya penurunan konsentrasi eritrosit atau
hemoglobin pada darah sampai dibawah normal. Hal ini terjadi apabila
keseimbangan antara kehilangan darah (lewat perdarahan atau
penghancuran sel) dan produksi darah terganggu.

DEFINISI
Anemia gravis adalah jenis anemia berat yang ditandai dengan kadar Hb di
bawah 8 g/dL. Kekurangan darah karena anemia gravis bukan hanya
menyebabkan lelah dan kelemahan, tapi juga berisiko menimbulkan
komplikasi berupa kerusakan beberapa organ tubuh. 
ANEMIA

Tanda dan gejala


Anemia gravis pada setiap orang dapat berbeda. Namun gejala anemia
ini termasuk parah dan dapat terjadi dalam waktu lama:

• Lelah yang ekstrem


• Kulit pucat atau kekuningan
• Detak jantung tidak teratur
• Sering sesak napas dan sakit dada
• Pusing 
• Tangan dan kaki dingin
• Sakit kepala
ANEMIA GRAVIS

Nilai Normal Hemoglobin

Namun untuk memudahkan dalam melakukan tindakan sesuai diagnosis anemia,


pada praktiknya kriteria anemia pada rumah sakit dan klinik di Indonesia adalah:
1. Hemoglobin < 10 g/dl
2. Hematokrit < 30%
3. Eritrosit < 2,8 x 106 /mm
ANEMIA GRAVIS

ETIOLOGI
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan
pada tiga kelompok:
1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal
2. Anemia akibat penghancuran sel darah merah
3. Anemia akibat kehilangan darah
ANEMIA GRAVIS

Anemia pada Kanker Kolorektal


• Jenis anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi zat besi.

• Patofisiologi terjadinya anemia


• Reaksi imun dari keganasan
• Adanya perdarahan yang sedikit tetapi kronis atau perdarahan akut
pada keganasan traktus digestivus
PEMERIKSAAN ANEMIA
SCREENING TEST
• PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN
• INDEKS ERITROSIT & MORFOLOGI DARAH TEPI

DARAH SERI ANEMIA


• HITUNG LEKOSIT, RETIKULOSIT, TROMBOSIT, LED

PEMERIKSAAN SUMSUM TULANG


• DIAGNOSA DEFINITIF ANEMIA

PEMERIKSAAN KHUSUS
• STATUS BESI (SI, TIBC, FERITINBILIRUBIN, COMB TEST, HB ELEKTROFORESA D;;
KLASIFIKASI ANEMIA
KLASIFIKASI ANEMIA
Diagnosis Banding
TERAPI ANEMIA DEFISIENSI BESI

TERAPI KAUSAL
• SESUAI ETIOLOGI

PREPARAT BESI
PREPARAT BESI ORAL
• PREPARAT SULFAS FEROSUS 3X200 mg
• Setiap 200 mg mengandung 66 mg besi elemental
• Pemberian 3x200 mg absorbsi besi 50 mg per hari

• DIBERIKAN SAAT LAMBUNG KOSONG


• LAMA TERAPI : 3-6 BULAN
• TERAPI PEMELIHARAAN : 100 mg – 200 mg
TERAPI BESI PARENTERAL
• INDIKASI
• INTOLERANSI TERHADAP PREPARAT ORAL
• KEPATUHAN RENDAH
• GANGGUAN PENCERNAAN , COLITIS ULSERATIF
• GANGGUAN ABSORBSI BESI ( POST GASTREKTOMI)
• KEBUTUHAN BESAR DAN DALAM WAKTU PENDEK ( KEHAMILAN TRIMESTER TIGA,
SEBELUM OPERASI)
• DEFISIENSI FUNGSIONAL RELATIF AKIBAT PEMBERIAN ERITROPOETIN

• PREPARAT : IRON DEXTRAN COMPLEX, IRON SORBITOL CITRIC ACID


KOMPLEKS DLL
RESPONS TERAPI
• EVALUASI TERAPI, BEREFEK JIKA :
• RETIKULOSIT
• NAIK PADA MINGGU PERTAMA, PUNCAK PADA PADA HARI KE 10, NORMAL KEMBALI
SETELAH HARI KE 14

• PENINGKATAN Hb 0,15 g/hari ATAU 2 g/dl SETELAH 3-4 MINGGU


• HEMOGLOBIN NORMAL SETELAH 4 MINGGU TERAPI
TERAPI ANEMIA PENYAKIT KRONIK

PREPARAT
TRANSFUSI
BESI

ERITROPETIN

Anda mungkin juga menyukai