ISSN: 2302-6391
PERKEMBANGAN TERAPI
FARMAKOLOGIS PADA GAGAL
Tinjauan JANTUNG AKUT DEKOMPENSASI
Pustaka Bistamy Muhammad Nursabur1
ABSTRAK
Pendahuluan: Gagal jantung kronik dapat mengalami deteriorasi lebih lanjut menjadi
gagal jantung akut dekompensasi, dimana penderita penyakit tersebut menunjukkan
prognosis yang buruk. Walaupun terdapat berbagai pilihan dalam standar terapi terkini,
terapi-terapi tersebut masih memiliki berbagai kekurangan. Tinjauan pustaka berikut
bertujuan untuk membahas perkembangan terapi-terapi terbaru dalam usaha menangani
gagal jantung akut dekompensasi secara lebih efektif.
Metode: Tinjauan pustaka berikut ditulis setelah melakukan analisis dan sintesis berbagai
buku dan artikel jurnal full-text yang didapatkan setelah melakukan penelusuran melalui
Google, Google Scholar, PubMed, dan Clinical Key.
Pembahasan: Patomekanisme dari gagal jantung akut dekompensasi utamanya
disebabkan oleh aktivasi yang berlebihan dari sistem renin-angiotensin-aldosteron dan
sistem saraf simpatetik, yang pada awalnya merupakan bentuk kompensasi kerusakan
jantung. Manifestasi gangguan hemodinamik dari gagal jantung akut dekompensasi
tersebut akan mengarah pada akumulasi dan redistribusi cairan menuju jaringan-jaringan.
BMS-986231 (donor nitroksil murni generasi kedua), adrecizumab (antibodi terhadap
adrenomedullin dengan sifat tidak menetralisasi), dan sacubitril-valsartan (inhibitor
neprilisin-antagonis reseptor angiotensin II tipe 1) telah dibuktikan secara praklinis dan
klinis atas keamanan dan kemampuannya dalam memperbaiki hemodinamik yang
terganggu akibat gagal jantung akut dekompensasi.
Simpulan: Terapi-terapi terbaru, yaitu BMS-986231, adrecizumab, dan sacubitril-
valsartan, yang memiliki prospek yang baik dalam menangani gagal jantung akut
dekompensasi perlu diteliti lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya yang lebih baik
daripada standar manajemen terkini.
ABSTRACT
Organ jantung pada pekan pertama dengan terapi suplemen oksigen melalui
hingga keempat setelah terjadi nasal kanul, masker oksigen, atau
gangguan awal akan mengalami ventilator mekanik. Terkait salah satu
keseimbangan antara perbaikan gejala gagal jantung akut dekompensasi,
fisiologis dan kerusakan patologis. nesiritid yang diberikan melalui intravena
Namun, apabila berlangsung lebih dari dapat digunakan untuk meringankan
empat pekan, gagal jantung akan dispnea yang dialami pasien.[14-16]
berprogresi menuju gagal jantung kronik Walaupun manajemen-manajemen
yang memiliki probabilitas untuk tersebut lazim digunakan, dalam
mengalami keadaan inflamasi yang lebih praktiknya masih terdapat berbagai
parah.[10] Kemudian, gagal jantung kronik kekurangan. Penggunaan diuretik yang
yang mengalami deteriorasi lebih lanjut dapat memperbaiki oksigenasi melalui
akan menyebabkan penderitanya perbaikan kongesti paru ternyata tidak
mengalami gagal jantung akut mampu untuk mengubah faktor-faktor
dekompensasi.[11] yang menyebabkan terjadinya gagal
Gagal jantung akut jantung akut dekompensasi. Alternatif
dekompensasi utamanya diasosiasikan diuretik berupa ultrafiltrasi menunjukkan
dengan beberapa faktor pencetus seperti efikasinya yang mengecewakan dan
aritmia, disfungsi katup, dan iskemia peningkatan kejadian adverse effects.
akut, yang mana masing-masing meliputi Nitrat yang ditujukan sebagai vasodilator
30% dari kasus-kasus gagal jantung akut pun tidak mampu mencapai tujuannya
dekompensasi.[12] Mekanisme utama pada beberapa pasien gagal jantung.
yang menyebabkan terjadinya gagal Alternatif vasodilator tersebut yang
jantung akut dekompensasi merupakan berupa inotrop juga menunjukkan hasil
akumulasi berlebih atau redistribusi dari yang tidak baik dimana fungsinya dalam
volume darah dan cairan interstisial. stabilisasi hemodinamik hanya
Akumulasi cairan tersebut akan berlangsung dalam jangka pendek saja.
menimbulkan kongesti hemodinamik Terapi-terapi yang tidak berhasil tersebut
yang mana memunculkan beberapa menyebabkan pasien-pasien gagal
manifestasi klinis yang terkait, seperti jantung memerlukan perawatan di rumah
mengi, dispnea ketika tidur, ortopnea, sakit. Walaupun tingkat mortalitas
takikardia, serta edema pada abdomen pasien-pasien yang dirawat berkisar dari
dan kaki.[11,13,14] Walaupun gagal jantung 4-8%, tingkat mortalitas tersebut
akut dekompensasi berasal dari mengalami peningkatan ketika pasien
deteriorasi lanjutan dari gagal jantung tersebut dipulangkan mencapai 10-15%
kronik, manajemen penyakit tersebut dan 20-30% akan memerlukan
berbeda dengan gagal jantung kronik.[14] perawatan kembali di rumah sakit. Fakta-
Manajemen terhadap gagal fakta tersebut mengarah pada kebutuhan
jantung akut dekompensasi berpusat untuk mengembangkan strategi-strategi
pada stabilisasi hemodinamik, baru dalam terapi gagal jantung akut
penunjang untuk oksigenasi dan dekompensasi.[17,18] Maka dari itu,
ventilasi, dan peringanan gejala- tinjauan pustaka ini bertujuan untuk
gejala.[14] Injeksi intravena dari diuretik, mengulas beberapa strategi terapi
seperti furosemid dan bumetanid, telah terbaru dalam usaha untuk menangani
umum digunakan untuk mengurangi gagal ginjal akut dekompensasi.
penumpukan cairan berlebih. Apabila
pasien tidak memberikan respons pada 2. METODE
diuretik, maka manajemen ultrafiltrasi Penulisan tinjauan pustaka
dapat dilaksanakan. Vasodilator, seperti berikut diawali dengan pencarian
nitrat dan hidralazin, dapat digunakan pustaka yang dilakukan dengan bantuan
pada pasien dengan peningkatan pada mesin pencari berupa Google, Google
tekanan pengisian dan afterload dari Scholar, PubMed, dan Clinical Key.
ventrikel kiri. Apabila pasien tidak Dalam proses pencarian tersebut,
merespons baik pada vasodilator atau terdapat beberapa kata kunci yang
memiliki tekanan sistolik di bawah 90 dimasukkan, yaitu acute decompensated
mmHg, inotrop, seperti dobutamin, dapat heart failure, adrecizumab, BMS-98631,
diberikan pada pasien tersebut. non-communicable disease,
Oksigenasi pasien dapat diperbaiki pathogenesis, therapy, treatment,
sacubitril-valsartan, dan kombinasi kata- lain telah terjadi disfungsi sistol dari
kata kunci tersebut. Berdasarkan ventrikel kiri.[8,12,23] Manifestasi dari
pustaka yang telah didapatkan, penulis kejadian tersebut berujung pada
memilih pustaka yang bersifat full-text , hipoperfusi dari jaringan-jaringan yang
berkaitan dengan topik, dan diakibatkan oleh berkurangnya curah
dipublikasikan dalam jangka waktu jantung.[8]
maksimal 10 tahun terakhir. Gagal jantung dengan fraksi
Kemudian,tinjauan pustaka ini ditulis ejeksi normal (>40%) terjadi ketika
setelah melakukan analisis dan sintesis iskemia yang menyebabkan reduksi
dari referensi-referensi yang telah pada konsentrasi ATP mengganggu
didapatkan. proses relaksasi miokardium yang mana
bergantung pada ATP.[8,24,25] Fibrosis
3. PEMBAHASAN pada jantung juga berperan dalam
Patomekanisme gagal jantung patogenesis gagal jantung dengan fraksi
akut dekompensasi ejeksi normal dimana fibrosis
Curah jantung atau cardiac menyebabkan berkurangnya daya
output merupakan salah satu komponen regang dari ventrikel kiri (left ventricular
fisiologis dalam kerja dari jantung. Curah compliance) sehingga tekanan pengisian
jantung didefinisikan sebagai volume ventrikel kiri (left ventricular filling
darah yang diejeksikan oleh ventrikel per pressure) akan tetap berada dalam nilai
menit, yang mana merupakan hasil yang tinggi. [24,26] Kedua hal ini akan
perkalian antara volume sekuncup berlanjut menuju berkurangnya nilai
(stroke volume) dengan detak jantung. curah jantung akibat disfungsi diastol dari
Alterasi dari preload (derajat dari distensi ventrikel kiri tersebut dengan mekanisme
miokardium sebelum kontraksi terjadi), yang sama dengan gagal jantung
kontraktilitas jantung, dan afterload dengan fraksi ejeksi berkurang, yaitu
(hambatan yang harus dilawan oleh melalui pengurangan kontraktilitas
ventrikel agar dapat melakukan ejeksi ventrikel. Tambahan pula, disfungsi
darah) yang memengaruhi nilai volume ventrikel kiri, baik sistolik maupun
sekuncup mampu memanipulasi nilai diastolik, akan menyebabkan terjadinya
curah jantung.[8,19,20] Manipulasi dari nilai elevasi pada tekanan atrium kiri yang
curah jantung inilah yang menjadi salah berlanjut menjadi elevasi tekanan kapiler
satu faktor terjadinya gagal jantung, baik paru-paru sehingga menyebabkan
dengan fraksi ejeksi yang normal atau kongesti paru-paru. [8,12]
berkurang.[21,22] Berkurangnya curah jantung
Gagal jantung dapat terjadi pada gagal jantung akan menginisiasi
dengan fraksi ejeksi yang berkurang, mekanisme kompensasi dari tubuh
normal, atau keduanya.[23] Gagal jantung melalui aktivasi sistem neurohormonal
dengan fraksi ejeksi berkurang dapat yang terdiri dari dua komponen: sistem
terjadi ketika iskemia menyebabkan renin-angiotensin-aldosteron (SRAA)
berkurangnya jumlah miokardium yang dan sistem saraf simpatetik.[27] Aktivasi
fungsional dalam melakukan ejeksi SRAA diawali dengan stimulasi
darah. Hipertensi yang tidak terkontrol baroreseptor pada dinding arteriol aferen
pun dapat pula menjadi faktor penyebab ginjal oleh tekanan perfusi yang
gagal jantung dengan fraksi ejeksi berkurang untuk melepaskan renin,
berkurang melalui peningkatan berlebih enzim jenis aspartil protease, dari sel
dari tekanan yang harus dilawan. Akibat jukstaglomerulus melalui jalur yang
dari keadaan tersebut, preload pada melibatkan peran kalsium.[28,29] Renin
ventrikel akan meningkat. Pada awalnya, selanjutnya berperan dalam memotong
volume sekuncup akan meningkat 10 asam amino dari angiotensinogen,
sebagai konsekuensi dari kontraktilitas yang utamanya disintesis dalam hati,
ventrikel kiri yang meningkat. Namun, untuk membentuk angiotensin I dan
seiring berjalannya waktu, distensi dari meninggalkan sebuah protein yang
ventrikel kiri tersebut menyebabkan tersusun atas 98% protein induk yang
kontraktilitasnya berkurang sehingga disebut sebagai des(angiotensin
kemampuannya untuk mengatasi I)angiotensinogen (des(AngI)AGT).
afterload agar ejeksi darah terjadi akan Fungsi fisiologis dari des(AngI)AGT
berkurang hingga <40%, dengan kata belum diketahui, sedangkan angiotensin
yang lebih tinggi terhadap tiol.[42] Sebagai nitroksil melalui dekomposisi kimiawi
elektrofil, nitrogen pada nitroksil mampu ketika terpapar dengan pH netral pada
mengoksidasi protein-protein yang aliran darah. BMS-986231 menunjukkan
mengandung tiol, seperti aldehid kemampuannya untuk menghasilkan
dehidrogenase, gliseral 3-fosfat efek inotropik dan lusitropik positif serta
dehidrogenase, dan reseptor rianodin vasodilatasi yang dibuktikan dengan
pada retikulum sarkoplasma jantung. reduksi hubungan volume dengan
Nitroksil juga dapat bertindak sebagai tekanan akhir diastolik serta perbaikan
nukleofil dalam mereduksi metaloprotein, pada rasio fraksi ejeksi terhadap fraksi
seperti soluble guanylyl cyclase (sGC), pemendekan area (fractional area
protein yang mengandung heme, yang shortening), hubungan volume dengan
memiliki kaitan fungsi dengan pembuluh tekanan akhir sistolik, dan preload pada
darah.[40,43] Sifat unik lain dari nitroksil studi preklinis.[48,49] Efek inotropik dan
dibandingkan NO dan molekul nitrogen lusitropik positif tersebut berasal dari
lainnya adalah kapabilitasnya dalam reaktivitas nitroksil dengan rianodin yang
bereaksi dengan nitroksil lainnya (self meningkatkan probabilitas pelepasan ion
reactive) dalam menghasilkan dinitrogen kalsium dari retikulum sarkoplasma
oksida dan air. Instabilitas tersebut menuju sitoplasma dan reaktivitasnya
menyebabkan nitroksil tidak dapat terhadap sarco/endoplasmic reticulum
disimpan dan harus dihasilkan secara Ca2+-ATPase 2a (SERCA2a) yang
tidak langsung melalui keberadaan donor meningkatkan kemampuannya untuk
nitroksil.[44,45] mereabsorpsi ion kalsium kembali ke
Pada tahun 1901, Angeli’s salt retikulum sarkoplasma. Sedangkan, efek
(Na2N2O3,) ditemukan oleh Angelo Angeli vasodilatasi tersebut dimediasi oleh
yang dapat berfungsi sebagai donor aktivasi sGC yang diikuti oleh
nitroksil dengan berdekomposisi cepat peningkatan cGMP.[17] Studi klinis fase
(t1/2 = 2-3 menit) menjadi nitroksil dan satu menunjukkan keamanan BMS-
nitrit. Kemampuannya untuk 986231 pada pasien sehat dimana hanya
menghasilkan efek vasodilasi, inotropik, adverse events yang dihasilkannya
dan lusitropik, tidak cukup untuk hanya sakit kepala yang dapat diatasi
menjadikan Angeli’s salt layak digunakan dengan hidrasi. Selain itu, karakterisasi
dalam keperluan klinis disebabkan farmakokinetik BMS-986231
sifatnya yang tidak stabil.[17,46,47] Donor menunjukkan eliminasinya yang cepat
nitroksil murni (hanya menghasilkan dan paruh waktunya yang singkat (0,7
nitroksil sebagai produk yang aktif) sampai 2,5 jam) dalam rentang dosis dari
generasi pertama yang diteliti pada abad 0,1 sampai 15 μg/kg/menit.[48] Studi klinis
ini, CXL-1020, menunjukkan fase 2a pada pasien dengan gagal
kemampuannya untuk menghasilkan jantung akut dekompensasi disertai
efek vasodilasi, inotropik, dan lusitropik pengurangan fraksi ejeksi menunjukkan
pula. Namun, efek toksisitas yang keamanan dan tolerabilitas dari
dihasilkan ketika injeksi donor tersebut penggunaan BMS-986231. Selain itu,
membuat penelitian tersebut BMS-986231 juga menunjukkan
diberhentikan. Donor nitroksil murni kemampuannya dalam mengurangi
generasi kedua pun dikembangkan, yaitu tekanan baji kapiler paru (pulmonary
Bristol-Myers Squibb-986231 (BMS- capillary wedge pressure/ PCWP) dan
986231) dengan rumus kimia meningkatkan curah jantung (Gambar 1
C5H7NO4S.[46] dan 2).[49]
BMS-986231, dahulu disebut
sebagai CXL-1427, mendonorkan
Gambar 1. Grafik penurunan tekanan baji kapiler paru pada pasien gagal jantung akut
dekompensasi melalui pemberian BMS-986231.[49]
Gambar 2. Grafik peningkatan curah jantung pada pasien gagal jantung akut
dekompensasi melalui pemberian BMS-986231 yang ditandai dengan peningkatan stroke
volume index/SVI (atas) dan cardiac index/CI (bawah).[49]
Gambar 4. Mekanisme kerja dari neprilisin, peptida natriuretik, dan angiotensin II pada
reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1).[66]
merupakan obat kombinasi baru dengan reduksi pada fraksi ejeksi menunjukkan
mekanisme kerja berupa inhisi neprilisin efektivitas dan keamanan administrasi
yang dimediasi oleh sacubitril dan inhibisi dari sacubitril-valsartan. Efektivitas
reseptor angiotensin II tipe 1 yang tersebut ditunjukkan dengan
dimediasi oleh valsartan. Selain efek pengurangan pada konsentrasi ujung
yang disebutkan di atas, inhibisi terhadap amino dari peptida natriuretik tipe B,
neprilisin akan menyebabkan terjadinya troponin jantung, dan soluble
inhibisi terhadap protein phosphatase suppression of tumourigenicity 2 (sST2)
and tensin homolog (PTEN). Efek hilir yang mana keberadaan biomarker-
dari inhibisi PTEN adalah aktivasi biomarker tersebut menunjukkan
beberapa protein yang akan berimplikasi terjadinya stress hemodinamik dan
pada penghambatan kematian kerusakan pada miokardium. Pasien-
miokardiosit, penurunan hipertrofi pasien yang diberikan terapi dengan
jantung, dan peningkatan kontraktilitas sacubitril-valsartan pun menunjukkan
miosit.[73,74] Valsartan bekerja sebagai prognosis yang baik serta pengurangan
antagonis terhadap reseptor angiotensin pada perawatan kembali di rumah sakit
II tipe 1 yang mengalami peningkatan dalam jangka waktu 30 hari setelah
ekspresi seiring miosit mengalami diperbolehkan untuk pulang.[78-84]
peregangan.[75] Inhibisi spesifik terhadap Sacubitril-valsartan menimbulkan pula
reseptor angiotensin II tipe 1 efek reduksi pada biomarker profibrosis,
menimbulkan efek anti-hipertrofi, anti- peningkatan biomarker degradasi
fibrosis, serta penghambatan terhadap kolagen, dan perbaikan pada fraksi
sekresi aldosteron dan reabsorpsi ejeksi ventrikel kiri.[83,85] Efek dari
natrium, tanpa menimbulkan efek inhibisi sacubitril-valsartan yang seringkali
terhadap reseptor angiotensin II tipe 2. dibandingkan dengan enalapril, inhibitor
Reseptor angiotensin II tipe 2 tersebut ACE, membuktikan efek benefisial
kemudian dapat tetap distimulasi oleh sacubitril valsartan yang lebih tinggi
angiotensin II yang mana konsentrasinya dibandingkan enalapril yang terdistribusi
meningkat akibat inhibisi terhadap ke dalam semua kelas umur.[86,87]
neprilisin untuk menghasilkan efek Aplikasi klinis dari sacubitril-valsartan
vasodilatasi.[76,77] membutuhkan penurunan dosis pada
Beberapa penelitian klinis pada pasien-pasien dengan risiko tinggi
pasien-pasien yang menderita gagal terdampak penyakit yang lebih parah,
jantung akut dekompensasi dengan
dimana dibuktikan bahwa penurunan
dosis tersebut menunjukkan efek