Anda di halaman 1dari 16

e-ISSN: 2721-1924

ISSN: 2302-6391

PERKEMBANGAN TERAPI
FARMAKOLOGIS PADA GAGAL
Tinjauan JANTUNG AKUT DEKOMPENSASI
Pustaka Bistamy Muhammad Nursabur1

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas


Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Sumedang

ABSTRAK

Pendahuluan: Gagal jantung kronik dapat mengalami deteriorasi lebih lanjut menjadi
gagal jantung akut dekompensasi, dimana penderita penyakit tersebut menunjukkan
prognosis yang buruk. Walaupun terdapat berbagai pilihan dalam standar terapi terkini,
terapi-terapi tersebut masih memiliki berbagai kekurangan. Tinjauan pustaka berikut
bertujuan untuk membahas perkembangan terapi-terapi terbaru dalam usaha menangani
gagal jantung akut dekompensasi secara lebih efektif.
Metode: Tinjauan pustaka berikut ditulis setelah melakukan analisis dan sintesis berbagai
buku dan artikel jurnal full-text yang didapatkan setelah melakukan penelusuran melalui
Google, Google Scholar, PubMed, dan Clinical Key.
Pembahasan: Patomekanisme dari gagal jantung akut dekompensasi utamanya
disebabkan oleh aktivasi yang berlebihan dari sistem renin-angiotensin-aldosteron dan
sistem saraf simpatetik, yang pada awalnya merupakan bentuk kompensasi kerusakan
jantung. Manifestasi gangguan hemodinamik dari gagal jantung akut dekompensasi
tersebut akan mengarah pada akumulasi dan redistribusi cairan menuju jaringan-jaringan.
BMS-986231 (donor nitroksil murni generasi kedua), adrecizumab (antibodi terhadap
adrenomedullin dengan sifat tidak menetralisasi), dan sacubitril-valsartan (inhibitor
neprilisin-antagonis reseptor angiotensin II tipe 1) telah dibuktikan secara praklinis dan
klinis atas keamanan dan kemampuannya dalam memperbaiki hemodinamik yang
terganggu akibat gagal jantung akut dekompensasi.
Simpulan: Terapi-terapi terbaru, yaitu BMS-986231, adrecizumab, dan sacubitril-
valsartan, yang memiliki prospek yang baik dalam menangani gagal jantung akut
dekompensasi perlu diteliti lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya yang lebih baik
daripada standar manajemen terkini.

Kata Kunci: adrecizumab, BMS-986231, gagal jantung, sacubitril-valsartan

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 158


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

ADVANCEMENT OF PHARMACOLOGICAL THERAPIES


TOWARDS ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE

ABSTRACT

Background: Chronic heart failure could undergo further deterioration as acute


decompensated heart failure, which the sufferers will show bad prognosis. Despite various
choices available in current standard therapies, these therapies still have several
drawbacks. This literature review aims to disclose the development of latest discovered
therapies as efforts to manage the acute decompensated heart failure in more effective
ways.
Methods: This literature review was written after analyzing and synthesizing several books
and full-text journal articles obtained through searching with the aid of Google, Google
Scholar, PubMed, and Clinical Key.
Discussion: Pathomechanism of acute decompensated heart failure mainly originated
from excessive activation of renin-angiotensin-aldosterone system and sympathetic
nervous system, which acted as compensatory mechanisms against cardiac injury at first.
The hemodynamics disturbances in acute decompensated heart failure will manifest
toward accummulation and redistribution of fluids throughout the body tissues. BMS-
986231 (second generation of pure nitroxyl donor), adrecizumab (non-neutralizing
antibodies against adrenomedullin), and sacubitril-valsartan (neprilysin inhibitor-type 2
angiotensin II receptor antagonist) has been proved preclinically and clinically regarding
their safety and capabilities to improve the hemodynamics imbalances caused by acute
decompensated heart failure
Conclusion: The latest discovered therapies, which are BMS-986231, adrecizumab, and
sacubitril-valsartan, which have good prospects in managing acute decompensated heart
failure need to be explored further to prove their better effectivities than the current standard
managements.

Keywords: adrecizumab, BMS-986231, heart failure, sacubitril-valsartan

1. PENDAHULUAN ribu jiwa pada skala nasional di tahun


Modernisasi dari gaya hidup 2016.[4,5] Salah satu penyakit
manusia memiliki dampak buruk kardiovaskular yang penting untuk
terhadap berkembangnya epidemik diselidiki lebih lanjut adalah gagal
global dari non-communicable diseases jantung dimana prevalensinya mencapai
atau penyakit tidak menular yang mana 64 juta penderita di seluruh dunia pada
terdiri atas empat penyakit utama: tahun 2017. Tambahan pula, gagal
kanker, penyakit kardiovaskular dan jantung memiliki nilai years lost due to
respirasi, serta diabetes mellitus.[1,2] disability (YLD) sekitar 9 juta jiwa secara
Gaya hidup berupa merokok, meminum global yang menempatkannya menjadi
alkohol, dan mengonsumsi makanan satu di antara enam penyakit utama
asin secara berlebihan dapat dalam Global Burden of Disease
meningkatkan risiko terdampak dari (GBD).[6,7]
penyakit tidak menular.[3] WHO Gagal jantung merupakan
menyatakan bahwa penyakit tidak sindrom klinis yang disebabkan
menular menjadi penyebab utama dari kerusakan struktur dan fungsi pada
kematian dimana tingkat mortalitas di myocardium yang dapat diakibatkan oleh
seluruh dunia mencapai 41 juta jiwa pada beberapa etiologi, di antaranya adalah
tahun 2018 dan di Indonesia mencapai iskemia, hipertensi, dan diabetes.
1,8 juta jiwa pada tahun 2016. Di antara Kerusakan tersebut akan menyebabkan
keempat jenis utama dari penyakit tidak gangguan pada pemompaan darah dan
menular, penyakit kardiovaskular aliran balik vena.[8,9] Kedua gangguan
menjadi penyakit utama dalam tersebut memiliki manifestasi klinis
menyumbangkan jumlah kematian berupa dispnea, batuk, edema pada
terbanyak yang mencapai 17,9 juta jiwa tungkai bawah, rasa letih, mual, nafsu
pada skala global di tahun 2018 dan 65 makan yang berkurang, dan palpitasi.[8]

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 159


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

Organ jantung pada pekan pertama dengan terapi suplemen oksigen melalui
hingga keempat setelah terjadi nasal kanul, masker oksigen, atau
gangguan awal akan mengalami ventilator mekanik. Terkait salah satu
keseimbangan antara perbaikan gejala gagal jantung akut dekompensasi,
fisiologis dan kerusakan patologis. nesiritid yang diberikan melalui intravena
Namun, apabila berlangsung lebih dari dapat digunakan untuk meringankan
empat pekan, gagal jantung akan dispnea yang dialami pasien.[14-16]
berprogresi menuju gagal jantung kronik Walaupun manajemen-manajemen
yang memiliki probabilitas untuk tersebut lazim digunakan, dalam
mengalami keadaan inflamasi yang lebih praktiknya masih terdapat berbagai
parah.[10] Kemudian, gagal jantung kronik kekurangan. Penggunaan diuretik yang
yang mengalami deteriorasi lebih lanjut dapat memperbaiki oksigenasi melalui
akan menyebabkan penderitanya perbaikan kongesti paru ternyata tidak
mengalami gagal jantung akut mampu untuk mengubah faktor-faktor
dekompensasi.[11] yang menyebabkan terjadinya gagal
Gagal jantung akut jantung akut dekompensasi. Alternatif
dekompensasi utamanya diasosiasikan diuretik berupa ultrafiltrasi menunjukkan
dengan beberapa faktor pencetus seperti efikasinya yang mengecewakan dan
aritmia, disfungsi katup, dan iskemia peningkatan kejadian adverse effects.
akut, yang mana masing-masing meliputi Nitrat yang ditujukan sebagai vasodilator
30% dari kasus-kasus gagal jantung akut pun tidak mampu mencapai tujuannya
dekompensasi.[12] Mekanisme utama pada beberapa pasien gagal jantung.
yang menyebabkan terjadinya gagal Alternatif vasodilator tersebut yang
jantung akut dekompensasi merupakan berupa inotrop juga menunjukkan hasil
akumulasi berlebih atau redistribusi dari yang tidak baik dimana fungsinya dalam
volume darah dan cairan interstisial. stabilisasi hemodinamik hanya
Akumulasi cairan tersebut akan berlangsung dalam jangka pendek saja.
menimbulkan kongesti hemodinamik Terapi-terapi yang tidak berhasil tersebut
yang mana memunculkan beberapa menyebabkan pasien-pasien gagal
manifestasi klinis yang terkait, seperti jantung memerlukan perawatan di rumah
mengi, dispnea ketika tidur, ortopnea, sakit. Walaupun tingkat mortalitas
takikardia, serta edema pada abdomen pasien-pasien yang dirawat berkisar dari
dan kaki.[11,13,14] Walaupun gagal jantung 4-8%, tingkat mortalitas tersebut
akut dekompensasi berasal dari mengalami peningkatan ketika pasien
deteriorasi lanjutan dari gagal jantung tersebut dipulangkan mencapai 10-15%
kronik, manajemen penyakit tersebut dan 20-30% akan memerlukan
berbeda dengan gagal jantung kronik.[14] perawatan kembali di rumah sakit. Fakta-
Manajemen terhadap gagal fakta tersebut mengarah pada kebutuhan
jantung akut dekompensasi berpusat untuk mengembangkan strategi-strategi
pada stabilisasi hemodinamik, baru dalam terapi gagal jantung akut
penunjang untuk oksigenasi dan dekompensasi.[17,18] Maka dari itu,
ventilasi, dan peringanan gejala- tinjauan pustaka ini bertujuan untuk
gejala.[14] Injeksi intravena dari diuretik, mengulas beberapa strategi terapi
seperti furosemid dan bumetanid, telah terbaru dalam usaha untuk menangani
umum digunakan untuk mengurangi gagal ginjal akut dekompensasi.
penumpukan cairan berlebih. Apabila
pasien tidak memberikan respons pada 2. METODE
diuretik, maka manajemen ultrafiltrasi Penulisan tinjauan pustaka
dapat dilaksanakan. Vasodilator, seperti berikut diawali dengan pencarian
nitrat dan hidralazin, dapat digunakan pustaka yang dilakukan dengan bantuan
pada pasien dengan peningkatan pada mesin pencari berupa Google, Google
tekanan pengisian dan afterload dari Scholar, PubMed, dan Clinical Key.
ventrikel kiri. Apabila pasien tidak Dalam proses pencarian tersebut,
merespons baik pada vasodilator atau terdapat beberapa kata kunci yang
memiliki tekanan sistolik di bawah 90 dimasukkan, yaitu acute decompensated
mmHg, inotrop, seperti dobutamin, dapat heart failure, adrecizumab, BMS-98631,
diberikan pada pasien tersebut. non-communicable disease,
Oksigenasi pasien dapat diperbaiki pathogenesis, therapy, treatment,

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 160


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

sacubitril-valsartan, dan kombinasi kata- lain telah terjadi disfungsi sistol dari
kata kunci tersebut. Berdasarkan ventrikel kiri.[8,12,23] Manifestasi dari
pustaka yang telah didapatkan, penulis kejadian tersebut berujung pada
memilih pustaka yang bersifat full-text , hipoperfusi dari jaringan-jaringan yang
berkaitan dengan topik, dan diakibatkan oleh berkurangnya curah
dipublikasikan dalam jangka waktu jantung.[8]
maksimal 10 tahun terakhir. Gagal jantung dengan fraksi
Kemudian,tinjauan pustaka ini ditulis ejeksi normal (>40%) terjadi ketika
setelah melakukan analisis dan sintesis iskemia yang menyebabkan reduksi
dari referensi-referensi yang telah pada konsentrasi ATP mengganggu
didapatkan. proses relaksasi miokardium yang mana
bergantung pada ATP.[8,24,25] Fibrosis
3. PEMBAHASAN pada jantung juga berperan dalam
Patomekanisme gagal jantung patogenesis gagal jantung dengan fraksi
akut dekompensasi ejeksi normal dimana fibrosis
Curah jantung atau cardiac menyebabkan berkurangnya daya
output merupakan salah satu komponen regang dari ventrikel kiri (left ventricular
fisiologis dalam kerja dari jantung. Curah compliance) sehingga tekanan pengisian
jantung didefinisikan sebagai volume ventrikel kiri (left ventricular filling
darah yang diejeksikan oleh ventrikel per pressure) akan tetap berada dalam nilai
menit, yang mana merupakan hasil yang tinggi. [24,26] Kedua hal ini akan
perkalian antara volume sekuncup berlanjut menuju berkurangnya nilai
(stroke volume) dengan detak jantung. curah jantung akibat disfungsi diastol dari
Alterasi dari preload (derajat dari distensi ventrikel kiri tersebut dengan mekanisme
miokardium sebelum kontraksi terjadi), yang sama dengan gagal jantung
kontraktilitas jantung, dan afterload dengan fraksi ejeksi berkurang, yaitu
(hambatan yang harus dilawan oleh melalui pengurangan kontraktilitas
ventrikel agar dapat melakukan ejeksi ventrikel. Tambahan pula, disfungsi
darah) yang memengaruhi nilai volume ventrikel kiri, baik sistolik maupun
sekuncup mampu memanipulasi nilai diastolik, akan menyebabkan terjadinya
curah jantung.[8,19,20] Manipulasi dari nilai elevasi pada tekanan atrium kiri yang
curah jantung inilah yang menjadi salah berlanjut menjadi elevasi tekanan kapiler
satu faktor terjadinya gagal jantung, baik paru-paru sehingga menyebabkan
dengan fraksi ejeksi yang normal atau kongesti paru-paru. [8,12]
berkurang.[21,22] Berkurangnya curah jantung
Gagal jantung dapat terjadi pada gagal jantung akan menginisiasi
dengan fraksi ejeksi yang berkurang, mekanisme kompensasi dari tubuh
normal, atau keduanya.[23] Gagal jantung melalui aktivasi sistem neurohormonal
dengan fraksi ejeksi berkurang dapat yang terdiri dari dua komponen: sistem
terjadi ketika iskemia menyebabkan renin-angiotensin-aldosteron (SRAA)
berkurangnya jumlah miokardium yang dan sistem saraf simpatetik.[27] Aktivasi
fungsional dalam melakukan ejeksi SRAA diawali dengan stimulasi
darah. Hipertensi yang tidak terkontrol baroreseptor pada dinding arteriol aferen
pun dapat pula menjadi faktor penyebab ginjal oleh tekanan perfusi yang
gagal jantung dengan fraksi ejeksi berkurang untuk melepaskan renin,
berkurang melalui peningkatan berlebih enzim jenis aspartil protease, dari sel
dari tekanan yang harus dilawan. Akibat jukstaglomerulus melalui jalur yang
dari keadaan tersebut, preload pada melibatkan peran kalsium.[28,29] Renin
ventrikel akan meningkat. Pada awalnya, selanjutnya berperan dalam memotong
volume sekuncup akan meningkat 10 asam amino dari angiotensinogen,
sebagai konsekuensi dari kontraktilitas yang utamanya disintesis dalam hati,
ventrikel kiri yang meningkat. Namun, untuk membentuk angiotensin I dan
seiring berjalannya waktu, distensi dari meninggalkan sebuah protein yang
ventrikel kiri tersebut menyebabkan tersusun atas 98% protein induk yang
kontraktilitasnya berkurang sehingga disebut sebagai des(angiotensin
kemampuannya untuk mengatasi I)angiotensinogen (des(AngI)AGT).
afterload agar ejeksi darah terjadi akan Fungsi fisiologis dari des(AngI)AGT
berkurang hingga <40%, dengan kata belum diketahui, sedangkan angiotensin

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 161


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

I memiliki fungsi vasokonstriksi walaupun pembuluh darah untuk meningkatkan


tidak mampu mengubah fungsi sirkulasi tekanan arteri rata-rata. Aktivasi pada
secara signifikan.[28,30,31] Angiotensin I reseptor tersebut dapat pula mengarah
selanjutnya akan diubah oleh pada stimulasi SRAA yang bekerja
angiotensin-converting enzyme (ACE) sebagaimana disebutkan pada paragraf
dalam pembuluh darah paru-paru untuk sebelumnya. Selain itu, distribusi saraf
membentuk angiotensin II.[31] tersebut pada vena mampu mereduksi
Angiotensin II memiliki fungsi untuk kapasitansi vena splanchnic sehingga
vasokonstriksi arterial sistemik yang menyebabkan terjadinya mobilisasi
berperan dalam mempertahankan darah tambahan menuju volume efektif
tekanan darah dan aliran darah menuju darah yang bersirkulasi; akibatnya,
organ-organ vital (otak dan jantung). preload pada jantung akan meningkat
Dalam kaitannya dengan jantung, sehingga menyebabkan kongesti paru-
angiotensin II dapat menyebabkan paru. Pada awalnya, fungsi kompensasi
hipertrofi miosit dan fibroblas serta dari sistem saraf simpatetik tersebut
deposisi kolagen yang akan dapat membantu kerja dari jantung,
menyebabkan terjadinya fibrosis namun stimulasi yang berlebihan dalam
miokardium. Selain itu, angiotensin II jangka waktu yang panjang akan
mampu menginisiasi sintesis aldosteron memperparah disfungsi ventrikel kiri
dengan berikatan dengan reseptor AngII disebabkan peningkatan preload dan
tipe 1 (AT1). Sintesis aldosteron tersebut afterload pada jantung.[8,21,35-37]
dijalankan melalui dua tahap utama:
mobilisasi kolesterol dari droplet lipid Bristol-Myers Squibb-986231:
menuju mitokondria dan aktivasi donor nitroksil
kolesterol ester hidrolase. Aldosteron Keadaan fisiologis dan
yang telah disintesis tersebut akan patofisiologis dari jantung dan pembuluh
memiliki fungsi yang sama dengan darah dipengaruhi oleh sebuah gas yang
angiotensin II dalam meningkatkan dahulu hanya dikenal sebagai gas
retensi natrium dan air dari ginjal beracun, yaitu hidrogen sulfida (H2S),
sehingga meningkatkan volume cairan yang dapat disintesis secara endogen.
intravaskular dan tekanan darah.[23,28,32] Dalam menjalankan fungsinya untuk
Peningkatan vasonkonstriksi sistemik vasodilatasi, stimulasi angiogenesis,
akan menyebabkan terjadinya atenuasi terhadap apoptosis, dan
pengaktifan lebih lanjut dari SRAA dan antioksidasi, H2S melakukan cakap
peningkatan afterload yang silang (cross talk) dengan nitrogen
menyebabkan terjadinya redistribusi monoksida (NO), yang dapat disintesis
cairan menuju paru-paru. Peningkatan secara endogen pula.[38] Salah satu
volume cairan intravaskular akan bentuk interaksi H2S-NO dapat
menyebabkan terjadinya edema paru- menghasilkan nitroksil (HNO) intraseluler
paru dan perifer yang akan melalui jalur yang melibatkan transient
menyebabkan terjadinya akumulasi receptor potential channel A1 (TRPA1)
cairan sehingga memperparah disfungsi dan calcitonin gene-related peptide
dari ventrikel kiri.[8,21,33] Akumulasi dan (CGRP).[39] Walaupun nitroksil telah
redistribusi dari cairan tersebut juga menarik perhatian para peneliti sejak
memperparah keadaan kongesti yang awal abad 20, penelitian yang lebih
menjadi sebab utama dari munculnya ekstensif baru dilakukan kembali akhir-
gejala-gejala pada gagal jantung akut akhir ini setelah terdapat beberapa
dekompensasi.[11,34] penemuan terkait potensi biologisnya.[40]
Aktivasi dari sistem saraf Nitroksil, dikenal pula sebagai
simpatetik diawali distimulasi oleh nitroksil hidrida dalam tata penamaan
penurunan tekanan arteri rata-rata berdasarkan IUPAC, merupakan bentuk
(mean arterial pressure) yang terprotonasi dari NO yang mengalami
diakibatkan penurunan curah jantung. reduksi satu elektron.[41] Beberapa studi
Sistem saraf simpatetik bekerja melalui menunjukkan bahwa mekanisme biologis
pelepasan epinefrin dan norepinefrin dari nitroksil didasarkan pada
yang akan berikatan melalui reseptor α konversinya menjadi NO. Hal yang
dan β untuk meningkatkan detak dan menjadikan nitroksil lebih unggul
kontraktilitas jantung serta konstriksi dibandingkan NO adalah reaktivitasnya

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 162


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

yang lebih tinggi terhadap tiol.[42] Sebagai nitroksil melalui dekomposisi kimiawi
elektrofil, nitrogen pada nitroksil mampu ketika terpapar dengan pH netral pada
mengoksidasi protein-protein yang aliran darah. BMS-986231 menunjukkan
mengandung tiol, seperti aldehid kemampuannya untuk menghasilkan
dehidrogenase, gliseral 3-fosfat efek inotropik dan lusitropik positif serta
dehidrogenase, dan reseptor rianodin vasodilatasi yang dibuktikan dengan
pada retikulum sarkoplasma jantung. reduksi hubungan volume dengan
Nitroksil juga dapat bertindak sebagai tekanan akhir diastolik serta perbaikan
nukleofil dalam mereduksi metaloprotein, pada rasio fraksi ejeksi terhadap fraksi
seperti soluble guanylyl cyclase (sGC), pemendekan area (fractional area
protein yang mengandung heme, yang shortening), hubungan volume dengan
memiliki kaitan fungsi dengan pembuluh tekanan akhir sistolik, dan preload pada
darah.[40,43] Sifat unik lain dari nitroksil studi preklinis.[48,49] Efek inotropik dan
dibandingkan NO dan molekul nitrogen lusitropik positif tersebut berasal dari
lainnya adalah kapabilitasnya dalam reaktivitas nitroksil dengan rianodin yang
bereaksi dengan nitroksil lainnya (self meningkatkan probabilitas pelepasan ion
reactive) dalam menghasilkan dinitrogen kalsium dari retikulum sarkoplasma
oksida dan air. Instabilitas tersebut menuju sitoplasma dan reaktivitasnya
menyebabkan nitroksil tidak dapat terhadap sarco/endoplasmic reticulum
disimpan dan harus dihasilkan secara Ca2+-ATPase 2a (SERCA2a) yang
tidak langsung melalui keberadaan donor meningkatkan kemampuannya untuk
nitroksil.[44,45] mereabsorpsi ion kalsium kembali ke
Pada tahun 1901, Angeli’s salt retikulum sarkoplasma. Sedangkan, efek
(Na2N2O3,) ditemukan oleh Angelo Angeli vasodilatasi tersebut dimediasi oleh
yang dapat berfungsi sebagai donor aktivasi sGC yang diikuti oleh
nitroksil dengan berdekomposisi cepat peningkatan cGMP.[17] Studi klinis fase
(t1/2 = 2-3 menit) menjadi nitroksil dan satu menunjukkan keamanan BMS-
nitrit. Kemampuannya untuk 986231 pada pasien sehat dimana hanya
menghasilkan efek vasodilasi, inotropik, adverse events yang dihasilkannya
dan lusitropik, tidak cukup untuk hanya sakit kepala yang dapat diatasi
menjadikan Angeli’s salt layak digunakan dengan hidrasi. Selain itu, karakterisasi
dalam keperluan klinis disebabkan farmakokinetik BMS-986231
sifatnya yang tidak stabil.[17,46,47] Donor menunjukkan eliminasinya yang cepat
nitroksil murni (hanya menghasilkan dan paruh waktunya yang singkat (0,7
nitroksil sebagai produk yang aktif) sampai 2,5 jam) dalam rentang dosis dari
generasi pertama yang diteliti pada abad 0,1 sampai 15 μg/kg/menit.[48] Studi klinis
ini, CXL-1020, menunjukkan fase 2a pada pasien dengan gagal
kemampuannya untuk menghasilkan jantung akut dekompensasi disertai
efek vasodilasi, inotropik, dan lusitropik pengurangan fraksi ejeksi menunjukkan
pula. Namun, efek toksisitas yang keamanan dan tolerabilitas dari
dihasilkan ketika injeksi donor tersebut penggunaan BMS-986231. Selain itu,
membuat penelitian tersebut BMS-986231 juga menunjukkan
diberhentikan. Donor nitroksil murni kemampuannya dalam mengurangi
generasi kedua pun dikembangkan, yaitu tekanan baji kapiler paru (pulmonary
Bristol-Myers Squibb-986231 (BMS- capillary wedge pressure/ PCWP) dan
986231) dengan rumus kimia meningkatkan curah jantung (Gambar 1
C5H7NO4S.[46] dan 2).[49]
BMS-986231, dahulu disebut
sebagai CXL-1427, mendonorkan

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 163


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

Gambar 1. Grafik penurunan tekanan baji kapiler paru pada pasien gagal jantung akut
dekompensasi melalui pemberian BMS-986231.[49]

Gambar 2. Grafik peningkatan curah jantung pada pasien gagal jantung akut
dekompensasi melalui pemberian BMS-986231 yang ditandai dengan peningkatan stroke
volume index/SVI (atas) dan cardiac index/CI (bawah).[49]

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 164


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

Adrecizumab: antibodi terhadap dengan kemampuannya untuk


adrenomedulin meningkatkan curah jantung dan
Pada tahun 1993, Kitamura dan menurunkan tekanan darah pada pria
para koleganya menemukan sebuah sehat dan pasien dengan gagal jantung.
peptida baru, adrenomedulin, yang Studi yang menunjukkan adrenomedulin
diisolasi dari jaringan tumor manusia memiliki efek dalam meningkatkan
berupa pheochromocytoma. kontraktilitas jantung bersifat inkonklusif,
Adrenomedulin dikodekan oleh gen sebab terdapat beberapa studi yang
tunggal yang terletak pada kromosom 11 menunjukkan hasil yang berlawanan
yang terdiri atas empat ekson dan tiga atau tidak menunjukkan efek terhadap
intron. Hasil transkripsi gen tersebut kontraktilitas sama sekali. Sebuah studi
akan dilanjutkan dengan proses translasi lainnya menunjukkan bahwa
yang menghasilkan prepro- adrenomedulin pada awalnya mampu
adrenomedulin dengan jumlah asam menginduksi jalur Gs untuk aktivasi
amino sebanyak 185. Peptida sinyal protein kinase A (meningkatkan
pada ujung amino dari peptida tersebut kontraktilitas), namun dalam jangka
akan dipotong untuk menghasilkan pro- panjang akan menginduksi jalur Gi untuk
adrenomedulin dengan jumlah asam inhibisi protein kinase A (menurunkan
amino sebanyak 164. Pro- kontraktilitas). Tambahan pula,
adrenomedulin selanjutnya akan adrenomedullin mampu menginhibisi
dipotong untuk menghasilkan empat hipertrofi dan fibrosis pada jantung.
buah peptida, dimana salah satunya Dalam interaksinya dengan SRAA,
merupakan adrenomedulin inaktif. adrenomedulin berfungsi untuk
Adrenomedullin inaktif tersebut akan menginhibisi sistem tersebut. Selain itu,
mengalami proses amidasi pada ujung adrenomedulin juga menginhibisi
karboksilnya untuk menghasilkan konsumsi air dan nafsu makan terhadap
adrenomedulin aktif.[50-52] Sintesis garam (salt appetite).[54,59] Walaupun
tersebut tidak terbatas pada jaringan adrenomedulin memiliki efek
pheochromocytoma saja, namun juga menguntungkan yang luas, administrasi
pada jantung, paru-paru, ginjal, jaringan adrenomedulin dinilai tidak
adiposa, dan endotelium.[53] memungkinkan untuk diadopsi sebagai
Dalam kaitannya dengan sistem bentuk terapi. Hal tersebut disebabkan
kardiovaskular, adrenomedulin keterbatasan sifat farmakokinetiknya
memainkan beberapa peran penting.[54] yang memiliki paruh waktu sekitar 22
Faktanya, konsentrasi adrenomedullin menit dimana eliminasinya dimediasi
yang meningkat saat gagal jantung akut terutama oleh neprilisin. Selain itu,
dekompensasi menjadikannya salah efeknya yang luas berimplikasi pada
satu biomarker terhadap penyakit pentingnya untuk membatasi persinyalan
tersebut.[55,56] Adrenomedullin memiliki adrenomedulin agar tidak berlebih. Salah
efek vasodilatasi yang poten terhadap satu cara untuk mengatasi keterbatasan
sirkulasi sistemik maupun spesifik farmakokinetik dan membatasi
terhadap pembuluh darah otak, paru- persinyalannya adalah dengan
paru, dan ginjal. Efek vasodilatasi administrasi antibodi yang mampu
tersebut dimediasi oleh peningkatan berikatan dengan adrenomedulin.[58,60,61]
konsentrasi melalui ikatan antara Adrecizumab merupakan
adrenomedulin dengan kompleks antibodi monoklonal yang telah
reseptor-koreseptor berupa CT-like dihumanisasi yang bekerja dengan
receptor (CLR) dan receptor activity- berikatan pada ujung amino dari
modifying protein (RAMP). Selain itu, adrenomedulin (Gambar 3). Ikatannya
efek vasodilatasi juga berasal dari dengan adrenomedulin hanya
induksi sintesis NO ketika adrenomedulin menghambat aktivitas adrenomedulin
berikatan dengan endotelium.[51,54] secara parsial dan bersifat tidak
Adrenomedulin juga memiliki efek menetralisasi adrenomedulin.
angiogenesis serta mengurangi Karakteristik tersebut bersama dengan
permeabilitas pembuluh darah melalui paruh waktu adrecizumab selama 15 hari
peningkatan integritasnya, tak terkecuali membuat adrecizumab mampu
pada pembuluh di paru-paru.[57,58] Efek meningkatkan konsentrasi plasma dari
adrenomedulin pada jantung ditunjukkan adrenomedulin sehingga mampu

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 165


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

meningkatkan integritas (mengurangi Neprilisin, yang dikenal pula


permeabilitas) pembuluh darah. Massa dengan endopeptidase netral,
molekulernya yang tinggi, 160 kilodalton, endoprotease, enkefalinase, dan
membuat adrenomedulin tidak dapat berbagai istilah lainnya, merupakan
melintasi pembuluh darah menuju sebuah metallo-endopeptidase yang
interstisium sehingga fungsi bergantung terhadap seng dengan
vasodilatasinya akan berkurang. Studi panjang asam amino sebanyak 749
praklinis menunjukkan kemampuan residu. Protein yang dikodekan oleh
adrecizumab dalam memperbaiki fungsi kromosom 3 tersebut dapat ditemukan
hemodinamik dan ginjal serta dalam dua bentuk: terlarut atau terikat
mengurangi inflamasi sistemik dan membran. Neprilisin terlarut dapat
ekspresi inducible NO synthase (iNOS) ditemukan dalam darah, urin, dan cairan
pada hewan yang mengalami inflamasi serebrospinal. Bentuk terikat membran
sistemik dan syok sepsis. Studi tersebut dari neprilisin terdistribusi secara luas
juga menunjukkan keamanan dari pada sistem gastrointestinal, saluran
adrecizumab sebagaimana hasil dari genitalia, tiroid, otak, paru-paru, kelenjar
studi klinis fase 1 pada pasien yang adrenal, ginjal, pembuluh darah periferal,
sehat. Studi klinis fase 1 tersebut juga dan jantung. Implikasinya, neprilisin
menunjukkan kemampuan adrecizumab memiliki substrat yang luas, dimana
untuk mengurangi persepsi sakit (illness) neprilisin bekerja utamanya dengan
pada pasien sehat. Studi fase 2 untuk memotong peptida pada sisi amino dari
mengujikan adrecizumab pada pasien residu fenilalanin, leusin, dan metionin.
dengan gagal jantung akut Dalam kaitannya dengan sistem
dekompensasi sedang dalam tahap kardiovaskular, neprilisin berperan dalam
preparasi. Studi tersebut memiliki menginhibisi kerja dari peptida natriuretik
hipotesis bahwa dengan kemampuan (tipe A, B, dan C), adrenomedulin,
adrecizumab dalam meningkatkan bradikinin, angiotensin I dan II, dan
integritas pembuluh darah, maka endotelin-1; dengan afinitas tertinggi
kongesti pada jaringan-jaringan akan terhadap peptida natriuretik tipe A dan C
berkurang sehingga mengurangi dispnea serta angiotensin I dan II. Dengan
dan perawatan kembali dari pasien ke demikian, inhibisi terhadap neprilisin
rumah sakit.[58,61-63] akan menghasilkan efek akhir berupa
meningkatkan natriuresis dan vasodilasi
serta menurunkan hipertrofi dan fibrosis
pada jantung. Namun, efek lain dari
inhibisi neprilisin akan mengarah pada
peningkatan konsentrasi plasma dari
angiotensin II sehingga menimbulkan
aktivitas SRAA yang berpotensi untuk
memperparah keadaan gagal jantung
akut dekompensasi. Hal tersebut
dibuktikan dengan efektivitas yang
rendah dari inhibisi tunggal terhadap
neprilisin saja. Pembatasan fungsi dari
konsentrasi angiotensin II yang
meningkat tersebut tidak aman apabila
dilakukan melalui inhibisi ACE,
Gambar 3. Mekanisme kerja dari melainkan keamanan tersebut dapat
adrecizumab (ADM) melalui berikatan dicapai ketika pembatasan tersebut
dengan adrenomedulin.[58] dilakukan melalui antagonis terhadap
reseptor angiotensin II (Gambar 4).[64-72]
Sacubitril-valsartan: inhibitor Sacubitril-valsartan, dikenal
neprilisin-antagonis reseptor angiotensin sebelumnya sebagai LCZ696,
II tipe 1

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 166


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

Gambar 4. Mekanisme kerja dari neprilisin, peptida natriuretik, dan angiotensin II pada
reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1).[66]

merupakan obat kombinasi baru dengan reduksi pada fraksi ejeksi menunjukkan
mekanisme kerja berupa inhisi neprilisin efektivitas dan keamanan administrasi
yang dimediasi oleh sacubitril dan inhibisi dari sacubitril-valsartan. Efektivitas
reseptor angiotensin II tipe 1 yang tersebut ditunjukkan dengan
dimediasi oleh valsartan. Selain efek pengurangan pada konsentrasi ujung
yang disebutkan di atas, inhibisi terhadap amino dari peptida natriuretik tipe B,
neprilisin akan menyebabkan terjadinya troponin jantung, dan soluble
inhibisi terhadap protein phosphatase suppression of tumourigenicity 2 (sST2)
and tensin homolog (PTEN). Efek hilir yang mana keberadaan biomarker-
dari inhibisi PTEN adalah aktivasi biomarker tersebut menunjukkan
beberapa protein yang akan berimplikasi terjadinya stress hemodinamik dan
pada penghambatan kematian kerusakan pada miokardium. Pasien-
miokardiosit, penurunan hipertrofi pasien yang diberikan terapi dengan
jantung, dan peningkatan kontraktilitas sacubitril-valsartan pun menunjukkan
miosit.[73,74] Valsartan bekerja sebagai prognosis yang baik serta pengurangan
antagonis terhadap reseptor angiotensin pada perawatan kembali di rumah sakit
II tipe 1 yang mengalami peningkatan dalam jangka waktu 30 hari setelah
ekspresi seiring miosit mengalami diperbolehkan untuk pulang.[78-84]
peregangan.[75] Inhibisi spesifik terhadap Sacubitril-valsartan menimbulkan pula
reseptor angiotensin II tipe 1 efek reduksi pada biomarker profibrosis,
menimbulkan efek anti-hipertrofi, anti- peningkatan biomarker degradasi
fibrosis, serta penghambatan terhadap kolagen, dan perbaikan pada fraksi
sekresi aldosteron dan reabsorpsi ejeksi ventrikel kiri.[83,85] Efek dari
natrium, tanpa menimbulkan efek inhibisi sacubitril-valsartan yang seringkali
terhadap reseptor angiotensin II tipe 2. dibandingkan dengan enalapril, inhibitor
Reseptor angiotensin II tipe 2 tersebut ACE, membuktikan efek benefisial
kemudian dapat tetap distimulasi oleh sacubitril valsartan yang lebih tinggi
angiotensin II yang mana konsentrasinya dibandingkan enalapril yang terdistribusi
meningkat akibat inhibisi terhadap ke dalam semua kelas umur.[86,87]
neprilisin untuk menghasilkan efek Aplikasi klinis dari sacubitril-valsartan
vasodilatasi.[76,77] membutuhkan penurunan dosis pada
Beberapa penelitian klinis pada pasien-pasien dengan risiko tinggi
pasien-pasien yang menderita gagal terdampak penyakit yang lebih parah,
jantung akut dekompensasi dengan
dimana dibuktikan bahwa penurunan
dosis tersebut menunjukkan efek

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 167


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

benefisial sacubitril-valsartan yang tetap komparasi penggunaan sacubitril-


sama relatif terhadap enalapril yang valsartan terhadap enalapril
diturunkan dosisnya pula ketika menunjukkan efektivitas biayanya yang
dibandingkan dengan efek benefisial lebih baik di Amerika Serikat, Denmark,
sacubitril-valsartan relatif terhadap dan Kolombia, namun hal tersebut tidak
enalapril pada dosis yang tidak terbukti lebih baik di
diturunkan dosisnya.[88,89] Analisis
Australia.[90-92] Namun, kriteria inklusi Potential Hormetins in
pasien yang digunakan dalam uji acak Nonpharmacological Metabolic
terkendali dari penelitian-penelitian di Approaches to Health and
atas masih memiliki kekurangan dimana Longevity. The Science of Hormesis
eligibilitas tersebut tidak diasosiasikan in Health and Longevity. 2019;:257-
dengan prognosis yang lebih buruk 274.
sehingga perlu adanya parameter baru 2. Kishore S, Reddy K. Non-
selain dari ejeksi fraksi ventrikel kiri.[93] communicable Diseases. Manson's
Tropical Infectious Diseases.
4. SIMPULAN 2014;:848-853.e1.
Penelitian terhadap terapi-terapi 3. Norris K, Williams S, Nicholas S,
baru menampilkan prospek yang baik Agodoa L. Current View on CKD
dalam upaya menangani gagal jantung Risk Factors: Traditional,
akut dekompensasi secara lebih efektif Noncommunicable Diseases—
dibandingkan beberapa manajemen Diabetes, Hypertension, and
yang masih menjadi standar terkini. Obesity. Chronic Kidney Disease in
BMS-986231, donor nitroksil murni Disadvantaged Populations.
generasi kedua, menunjukkan 2017;:183-190.
kemampuannya dalam perbaikan pada 4. Non communicable diseases
jantung melalui efek lusitropik dan [Internet]. Who.int. [cited 23
inotropik positif, vasodilatasi, dan December 2020]. Available from:
peningkatan curah jantung serta https://www.who.int/newsroom/fact-
keamanan penggunaannya ketika sheets/detail/noncommunicable-
diujikan secara praklinis serta klinis fase diseases
1 dan 2. Adrecizumab, antibodi 5. [Internet]. Who.int. 2018 [cited 23
monoklonal yang tidak bersifat December 2020]. Available from:
menetralisasi terhadap adrenomedulin, https://www.who.int/nmh/countries/i
menunjukkan kemampuannya untuk dn_en.pdf
perbaikan fungsi hemodinamik dan ginjal 6. James SL, Abate D, Abate KH, et al.
yang berpengaruh pada fisiologis jantung Global, regional, and national
serta keamanan administrasinya dalam incidence, prevalence, and years
studi praklinis dan klinis fase 1. lived with disability for 354 diseases
Sacubitril-valsartan, inhibitor neprilisin- and injuries for 195 countries and
antagonis reseptor angiotensin II, territories, 1990–2017: a systematic
menunjukkan efektivitas, dibuktikan analysis for the Global Burden of
dengan penurunan berbagai biomarker Disease Study 2017. The Lancet.
terkait gagal jantung akut dekompensasi, 2018;392:1789-1858.
dan keamanannya ketika diaplikasikan 7. Braunwald E. The war against heart
pada pasien dengan gagal jantung akut failure: the Lancet lecture. The
dekompensasi. Dengan prospek yang Lancet. 2015;385(9970): 812–824.
baik dari ketiga jenis terapi tersebut, 8. Kemp C, Conte J. The
diharapkan akan dilakukannya penelitian pathophysiology of heart failure.
lebih lanjut hingga membuktikan Cardiovascular Pathology.
efektivitasnya yang lebih baik sebagai 2012;21(5):365-371.
terapi-terapi terhadap gagal jantung akut 9. Inamdar A, Inamdar A. Heart
dekompensasi daripada standar terkini. Failure: Diagnosis, Management
and Utilization. Journal of Clinical
Medicine. 2016;5(7):62.
DAFTAR PUSTAKA 10. Dick S, Epelman S. Chronic Heart
1. Sakharoff M. Buteyko Breathing Failure and Inflammation.
Technique and Ketogenic Diet as

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 168


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

Circulation Research. fraction. Nature Reviews


2016;119(1):159-176. Cardiology. 2014;11(9):507-515.
11. Xanthopoulos A, Butler J, Parissis J, 23. Hammond D, Smith M, Lee K,
Polyzogopoulou E, Skoularigis J, Honein D, Quidley A. Acute
Triposkiadis F. Acutely Decompensated Heart Failure.
decompensated versus acute heart Journal of Intensive Care Medicine.
failure: two different entities. Heart 2016;33(8):456-466.
Failure Reviews. 2019;25(6):907- 24. Loscalzo J. Harrison's
916. cardiovascular medicine. New York:
12. Hummel A, Empen K, Dörr M, Felix McGraw-Hill Medical; 2010.
S. De Novo Acute Heart Failure and 25. Elgebaly S, Poston R, Todd R,
Acutely Decompensated Chronic Helmy T, Almaghraby A, Elbayoumi
Heart Failure. Deutsches Aerzteblatt T et al. Cyclocreatine protects
Online. 2015;. against ischemic injury and
13. Aronson D, Darawsha W, Atamna A, enhances cardiac recovery during
Kaplan M, Makhoul B, Mutlak D et early reperfusion. Expert Review of
al. Pulmonary Hypertension, Right Cardiovascular Therapy.
Ventricular Function, and Clinical 2019;17(9):683-697.
Outcome in Acute Decompensated 26. Walley K. Sepsis-induced
Heart Failure. 2013. myocardial dysfunction. Current
14. Raj L, Maidman S, Adhyaru B. Opinion in Critical Care.
Inpatient management of acute 2018;24(4):292-299.
decompensated heart failure. 27. van der Velde A, Meijers W, de Boer
Postgraduate Medical Journal. R. Biomarkers for Risk Prediction in
2019;96(1131):33-42. Acute Decompensated Heart
15. Pauly D. Managing Acute Failure. Current Heart Failure
Decompensated Heart Failure. Reports. 2014;11(3):246-259.
2014. 28. Sayer G, Bhat G. The Renin-
16. Puspita D, Fadil M. Penggunaan Angiotensin-Aldosterone System
Ventilasi Mekanik pada Gagal and Heart Failure. 2014.
Jantung Akut. Jurnal Kesehatan 29. Kurtz A. Control of Renin Synthesis
Andalas. 2020;9(Supplement and Secretion. American Journal of
1):194–203. Hypertension. 2012;25(8):839-847.
17. Kemp-Harper B, Horowitz J, Ritchie 30. Lu H, Cassis L, Kooi C, Daugherty
R. Therapeutic Potential of Nitroxyl A. Structure and functions of
(HNO) Donors in the Management angiotensinogen. Hypertension
of Acute Decompensated Heart Research. 2016;39(7):492-500.
Failure. Drugs. 2016;76(14):1337- 31. Hall J, Guyton A. Guyton and Hall
1348. textbook of medical physiology.
18. Krzysztofik J, Ponikowski P. Current Philadelphia: Elsevier; 2016.
and emerging pharmacologic 32. Hattangady N, Olala L, Bollag W,
options for the management of Rainey W. Acute and chronic
patients with chronic and acute regulation of aldosterone
decompensated heart failure. 2017. production. Molecular and Cellular
19. Mehta Y. Newer methods of cardiac Endocrinology. 2012;350(2):151-
output monitoring. World Journal of 162.
Cardiology. 2014;6(9):1022. 33. Colombo P, Doran A, Onat D, Wong
20. Vincent J. Understanding cardiac K, Ahmad M, Sabbah H et al.
output. Critical Care. Venous Congestion, Endothelial
2008;12(4):174. and Neurohormonal Activation in
21. Hartupee J, Mann D. Acute Decompensated Heart
Neurohormonal activation in heart Failure: Cause or Effect?. Current
failure with reduced ejection Heart Failure Reports.
fraction. Nature Reviews 2015;12(3):215-222.
Cardiology. 2016;14(1):30-38. 34. Arrigo M, Parissis J, Akiyama E,
22. Borlaug B. The pathophysiology of Mebazaa A. Understanding acute
heart failure with preserved ejection heart failure: pathophysiology and
diagnosis. European Heart Journal

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 169


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

Supplements. 2016;18(suppl 45. Bianco C, Toscano J, Bartberger M,


G):G11-G18. Fukuto J. The chemical biology of
35. Florea V, Cohn J. The Autonomic HNO signaling. 2016.
Nervous System and Heart Failure. 46. Hartman J, del Rio C, Reardon J,
Circulation Research. Zhang K, Sabbah H. Intravenous
2014;114(11):1815-1826. Infusion of the Novel HNO Donor
36. Parati G, Esler M. The human BMS-986231 Is Associated With
sympathetic nervous system: its Beneficial Inotropic, Lusitropic, and
relevance in hypertension and heart Vasodilatory Properties in 2 Canine
failure. European Heart Journal. Models of Heart Failure. JACC:
2012;33(9):1058-1066. Basic to Translational Science.
37. Burchell A, Sobotka P, Hart E, 2018;3(5):625-638.
Nightingale A, Dunlap M. 47. Doctorovich F, Farmer P, Marti M.
Chemohypersensitivity and The chemistry and biology of nitroxyl
Autonomic Modulation of Venous (HNO). Elsevier; 2017.
Capacitance in the Pathophysiology 48. Cowart D, Venuti R, Lynch K, Guptill
of Acute Decompensated Heart J, Noveck R, Foo S. A Phase 1
Failure. Current Heart Failure Randomized Study of Single
Reports. 2013;10(2):139-146. Intravenous Infusions of the Novel
38. Polhemus D, Lefer D. Emergence of Nitroxyl Donor BMS‐986231 in
Hydrogen Sulfide as an Healthy Volunteers. The Journal of
Endogenous Gaseous Signaling Clinical Pharmacology.
Molecule in Cardiovascular 2019;59(5):717-730.
Disease. Circulation Research. 49. Tita C, Gilbert E, Van Bakel A,
2014;114(4):730-737. Grzybowski J, Haas G, Jarrah M et
39. Eberhardt M, Dux M, Namer B, al. A Phase 2a dose-escalation
Miljkovic J, Cordasic N, Will C et al. study of the safety, tolerability,
H2S and NO cooperatively regulate pharmacokinetics and
vascular tone by activating a haemodynamic effects of BMS-
neuroendocrine HNO–TRPA1– 986231 in hospitalized patients with
CGRP signalling pathway. Nature heart failure with reduced ejection
Communications. 2014;5(1). fraction. European Journal of Heart
40. Fukuto J, Carrington S. HNO Failure. 2017;19(10):1321-1332.
Signaling Mechanisms. Antioxidants 50. Cheung BM, Tang F.
& Redox Signaling. Adrenomedullin: exciting new
2011;14(9):1649-1657. horizons. Recent Pat Endocr Metab
41. Smulik R, Dębski D, Zielonka J, Immune Drug Discov 2012;6: 4–17.
Michałowski B, Adamus J, Marcinek 51. Schönauer R, Els-Heindl S, Beck-
A et al. Nitroxyl (HNO) Reacts with Sickinger A. Adrenomedullin - new
Molecular Oxygen and Forms perspectives of a potent peptide
Peroxynitrite at Physiological pH. hormone. Journal of Peptide
Journal of Biological Chemistry. Science. 2017;23(7-8):472-485.
2014;289(51):35570-35581. 52. Geven C, Kox M, Pickkers P.
42. Fukuto J, Cisneros C, Kinkade R. A Adrenomedullin and
comparison of the chemistry Adrenomedullin-Targeted Therapy
associated with the biological As Treatment Strategies Relevant
signaling and actions of nitroxyl for Sepsis. Frontiers in Immunology.
(HNO) and nitric oxide (NO). 2013. 2018;9.
43. Kemp-Harper B. Nitroxyl (HNO): A 53. Kato J, Kitamura K. Bench-to-
Novel Redox Signaling Molecule. bedside pharmacology of
Antioxidants & Redox Signaling. adrenomedullin. 2015.
2011;14(9):1609-1613. 54. Wong H, Cheung T, Cheung B.
44. Fukuto J. A recent history of nitroxyl Adrenomedullin and cardiovascular
chemistry, pharmacology and diseases. JRSM Cardiovascular
therapeutic potential. British Journal Disease. 2012;1(5):1-7.
of Pharmacology. 2018;176(2):135- 55. Nishikimi T, Nakagawa Y.
146. Adrenomedullin as a Biomarker of
Heart Failure. 2017.

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 170


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

56. ter Maaten J, Kremer D, Demissei B, sacubitril/valsartan. Heart.


Struck J, Bergmann A, Anker S et al. 2016;102(17):1342-1347.
Bio‐adrenomedullin as a marker of 66. Bayes-Genis A, Morant-Talamante
congestion in patients with new‐ N, Lupón J. Neprilysin and
onset and worsening heart failure. Natriuretic Peptide Regulation in
European Journal of Heart Failure. Heart Failure. Current Heart Failure
2019;21(6):732-743. Reports. 2016;13(4):151-157.
57. Karpinich NO, Hoopes SL, Kechele 67. Bayés-Genís A, Barallat J, Galán A,
DO, Lenhart PM, Caron KM. de Antonio M, Domingo M, Zamora
Adrenomedullin function in vascular E et al. Soluble Neprilysin Is
endothelial cells: insights from Predictive of Cardiovascular Death
genetic mouse models Curr. and Heart Failure Hospitalization in
Hypertens. Rep. 2011;7:228-239. Heart Failure Patients. 2014.
58. Voors A, Kremer D, Geven C, ter 68. Reddy Y, Iyer S, Scott C,
Maaten J, Struck J, Bergmann A et Rodeheffer R, Bailey K, Jenkins G et
al. Adrenomedullin in heart failure: al. Soluble Neprilysin in the General
pathophysiology and therapeutic Population: Clinical Determinants
application. European Journal of and Its Relationship to
Heart Failure. 2018;21(2):163-171. Cardiovascular Disease. Journal of
59. Tsuruda T, Kato J, Kuwasako K, the American Heart Association.
Kitamura K. Adrenomedullin: 2019;8(15).
Continuing to explore 69. D'Elia E, Iacovoni A, Vaduganathan
cardioprotection. Peptides. M, Lorini F, Perlini S, Senni M.
2019;111:47-54. Neprilysin inhibition in heart failure:
60. Skurk C, Rottbauer W, Kessler M, mechanisms and substrates beyond
Akin I, Kluge S, Burdelski C et al. modulating natriuretic peptides.
The ACCOST-HH Trial. European European Journal of Heart Failure.
Heart Journal. 2020;41(45):4296- 2017;19(6):710-717.
4298. 70. Standeven K, Hess K, Carter A,
61. Geven C, Peters E, Schroedter M, Rice G, Cordell P, Balmforth A et al.
Struck J, Bergmann A, McCook O et Neprilysin, obesity and the
al. Effects of the Humanized Anti- metabolic syndrome. International
Adrenomedullin Antibody Journal of Obesity.
Adrecizumab (HAM8101) on 2010;35(8):1031-1040.
Vascular Barrier Function and 71. McMurray J. Neprilysin inhibition to
Survival in Rodent Models of treat heart failure: a tale of science,
Systemic Inflammation and Sepsis. serendipity, and second chances.
SHOCK. 2018;50(6):648-654. European Journal of Heart Failure.
62. Deniau B, Takagi K, Asakage A, 2015;17(3):242-247.
Mebazaa A. Adrecizumab: an 72. Campbell D. Long-term neprilysin
investigational agent for the inhibition — implications for ARNIs.
biomarker-guided treatment of Nature Reviews Cardiology.
sepsis. Expert Opinion on 2016;14(3):171-186.
Investigational Drugs. 2020;:1-8. 73. Iborra-Egea O, Gálvez-Montón C,
63. Blet A, Deniau B, Geven C, Roura S, Perea-Gil I, Prat-Vidal C,
Sadoune M, Caillard A, Kounde P et Soler-Botija C et al. Mechanisms of
al. Adrecizumab, a non-neutralizing action of sacubitril/valsartan on
anti-adrenomedullin antibody, cardiac remodeling: a systems
improves haemodynamics and biology approach. npj Systems
attenuates myocardial oxidative Biology and Applications. 2017;3(1).
stress in septic rats. Intensive Care 74. Sible A, Nawarskas J, Alajajian D,
Medicine Experimental. 2019;7(1). Anderson J. Sacubitril/Valsartan.
64. Bayes‐Genis A, Barallat J, Richards Cardiology in Review.
AM. A test in context: Neprilysin. J 2016;24(1):41-47.
Am Coll Cardiol 2016;68:639– 653. 75. Miura S, Karnik S, Saku K. Review:
65. Jhund P, McMurray J. The neprilysin Angiotensin II type 1 receptor
pathway in heart failure: a review blockers: class effects versus
and guide on the use of molecular effects. Journal of the

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 171


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

Renin-Angiotensin-Aldosterone Reduced Ejection Fraction. JACC:


System. 2010;12(1):1-7. Heart Failure. 2020;8(10):822-833.
76. Juillerat-Jeanneret L. The Other 84. Desai A, Claggett B, Packer M, Zile
Angiotensin II Receptor: AT2R as a M, Rouleau J, Swedberg K et al.
Therapeutic Target. Journal of Influence of Sacubitril/Valsartan
Medicinal Chemistry. (LCZ696) on 30-Day Readmission
2020;63(5):1978-1995. After Heart Failure Hospitalization.
77. Siddiqui N, Husain A, Chaudhry L, 2016.
Alam MS, Mitra M, Bhasin PS. 85. Mirić D, Baković D, Eterović D, Sorić
Pharmacological and T, Čapkun V, Vuković I et al. Left-
Pharmaceutical Profile of Valsartan: Ventricular Function After 3 Months
A Review. J Applied Pharm Sci. of Sacubitril-Valsartan in Acute
2011;1(4):12-19. Decompensated Heart Failure.
78. Ambrosy A, Braunwald E, Morrow Journal of Cardiovascular
D, DeVore A, McCague K, Meng X Translational Research. 2020;.
et al. Angiotensin Receptor- 86. Taddei S, Bortolotto L. Unraveling
Neprilysin Inhibition Based on the Pivotal Role of Bradykinin in
History of Heart Failure and Use of ACE Inhibitor Activity. American
Renin-Angiotensin System Journal of Cardiovascular Drugs.
Antagonists. Journal of the 2016;16(5):309-321.
American College of Cardiology. 87. Jhund P, Fu M, Bayram E, Chen C,
2020;76(9):1034-1048. Negrusz-Kawecka M, Rosenthal A
79. Velazquez E, Morrow D, DeVore A, et al. Efficacy and safety of LCZ696
Duffy C, Ambrosy A, McCague K et (sacubitril-valsartan) according to
al. Angiotensin–Neprilysin Inhibition age: insights from PARADIGM-HF.
in Acute Decompensated Heart European Heart Journal.
Failure. New England Journal of 2015;36(38):2576-2584.
Medicine. 2019;380(6):539-548. 88. Vardeny O, Claggett B, Packer M,
80. Morrow D, Velazquez E, DeVore A, Zile M, Rouleau J, Swedberg K et al.
Prescott M, Duffy C, Gurmu Y et al. Efficacy of sacubitril/valsartan vs.
Cardiovascular biomarkers in enalapril at lower than target doses
patients with acute decompensated in heart failure with reduced ejection
heart failure randomized to fraction: the PARADIGM‐HF trial.
sacubitril-valsartan or enalapril in European Journal of Heart Failure.
the PIONEER-HF trial. European 2016;18(10):1228-1234.
Heart Journal. 2019;40(40):3345- 89. Martens P, Beliën H, Dupont M,
3352. Mullens W. Insights into
81. Acanfora D, Scicchitano P, Acanfora implementation of
C, Maestri R, Goglia F, Incalzi R et sacubitril/valsartan into clinical
al. Early Initiation of practice. ESC Heart Failure.
Sacubitril/Valsartan in Patients with 2018;5(3):275-283.
Chronic Heart Failure After Acute 90. Gaziano T, Fonarow G, Claggett B,
Decompensation: A Case Series Chan W, Deschaseaux-Voinet C,
Analysis. Clinical Drug Investigation. Turner S et al. Cost-effectiveness
2020;40(5):493-501. Analysis of Sacubitril/Valsartan vs
82. Zile M, O'Meara E, Claggett B, Enalapril in Patients With Heart
Prescott M, Solomon S, Swedberg K Failure and Reduced Ejection
et al. Effects of Sacubitril/Valsartan Fraction. JAMA Cardiology.
on Biomarkers of Extracellular 2016;1(6):666.
Matrix Regulation in Patients With 91. King J, Shah R, Bress A, Nelson R,
HFrEF. Journal of the American Bellows B. Cost-Effectiveness of
College of Cardiology. Sacubitril-Valsartan Combination
2019;73(7):795-806. Therapy Compared With Enalapril
83. Pascual-Figal D, Wachter R, Senni for the Treatment of Heart
M, Bao W, Noè A, Schwende H et al. Failure With Reduced Ejection
NT-proBNP Response to Fraction. 2020.
Sacubitril/Valsartan in Hospitalized 92. Perera K, Ademi Z, Liew D, Zomer
Heart Failure Patients With E. Sacubitril-valsartan versus

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 172


e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391

enalapril for acute decompensated Eligibility for sacubitril–valsartan in


heart failure: a cost-effectiveness patients with acute decompensated
analysis. European Journal of heart failure. ESC Heart Failure.
Preventive Cardiology. 2020;7(3):1282-1290.
2019;:204748731987895.
93. Carballo D, Stirnemann J, Garin N,
Marti C, Serratrice J, Carballo S.

JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021 173

Anda mungkin juga menyukai