Anda di halaman 1dari 29

Thyroid Eye Disease

Preceptor:
Dr. M. Yusran, Sp. M(K)

Azrie Izzatul Jannah 1718012007


Diah Ayu Larasati 1618012079
Nada Ismalia 1618012119
Putri Ria Ariyanti 1618012140

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT UMUM DR. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2018
Definisi

Thyroid eye diseases (TED) / Kondisi ini ditandai dengan


thyroid associated retraksi kelopak mata, proptosis
(penonjolan bola mata ke luar),
orbitopathy (TAO) /
miopati ekstraokluler restriktif, dan
orbitopathy dystyroid neuropati optik.
didefinisikan sebagai suatu
kondisi autoimun yang
dihubungkan dengan status
kadar tiroid yang tidak normal,
dimana terdapat inflamasi berat
yang menyebabkan remodelling
jaringan orbita, termasuk
akumulasi makromolekul
ekstraseluler dan lemak.

2
Epidemiologi
• Insidensi kejadian TED : 16 kasus untuk jenis kelamin
perempuan dan 3 kasus untuk jenis kelamin laki-laki per
100.000 orang per tahun dengan bentuk penyakit yang parah
tidak lebih dari 3-5% kasus.

• Pada kondisi hipertiroid sekitar 80% pasien dengan penyakit


Grave menimbulkan manifestasi klinis pada mata.

• TED lebih sering terjadi pada wanita.

• Penderita usia 30-50 tahun terbukti paling sering terkena


penyakit ini.

• Dari pasien yang mengalami orbitopati tiroid sekitar 80%


adalah hipertiroid secara klinis dan 20% adalah eutiroid
secara klinis.
3
Patofisiologi

4
5
Klasifikasi [American Thyroid Association
(ATA)]
Kelas 0 Tidak ada gejala dan tanda
Hanya terdapat tanda, tanpa ada gejala (tanda yang ditemukan
Kelas 1 terbatas pada retraksi kelopak mata, dengan atau tanpa
Early

kelopak mata yang tertinggal dan proptosis ringan)


Keterlibatan jaringan lunak dengan tanda (sebagaimana yang
Kelas 2 terdapat pada Kelas-1) dan gejala pada produksi air mata,
fotophobia, pembengkakan kelopak mata atau konjungtiva
Kelas 3 Proptosis yang cukup terlihat

Kelas 4 Keterlibatan otot ekstraokular (pembatasan gerak dan diplopia)


Late

Kelas 5 Keterlibatan kornea (keratitis exposure)


Penglihatan yang berkurang akibat keterlibatan saraf
Kelas 6 penglihatan dengan diskus yang pucat atau papil edem dan
defek dari lapangan pandang

6
Klasifikasi [Europea Group on Grave’s
Orbitopathy (EUGOGO)]
Derajat
Tanda dan Gejala
Keterlibatan Ocular
Retraksi palpebral minor (<2 mm), keterlibatan jaringan lunak
ringan, eksoftalmos <3 mm dari normal berdasarkan ras dan jenis
Mild GO (ringan)
kelamin, transient atau tanpa diplopia, paparan kornea yang
responsive terhadap lubricant
Retraksi palpebra >2 mm, keterlibatan jaringan lunak sedang-
Moderate-to-severe
berat, eksoftalmos >3 mm dari normal berdasarkan ras dan jenis
GO (sedang-berat)
kelamin, diplopia inconstant atau constant

Sight-threatening
Adanya dysthyroid optic neuropathy (DON) dan/atau kerusakan
GO (mengancam
kornea
penglihatan)

7
Manifestasi Klinis

8
Retraksi palpebra
▧ Tanda yang khas ditemukan pada oftalmopati tiroid.
▧ Unilateral atau bilateral.
▧ Superior atau inferior
▧ Paling sering dijumpai adalah retraksi palpebra superior
(dalrymple sign), seringkali disertai dengan temporal
flare.

9
10
Eksoftalmos

▧ Eksoftalmos (proptosis) ▧ Diperiksa dengan


yang disertai dengan palpasi retropulsi.
retraksi palpebra Pada penderita
merupakan tanda khas dengan eksoftalmos
yang membedakan dirasakan
oftalmopati tiroid berkurangnya
dengan penyakit yang dorongan ke belakang
lain orbita .
▧ Diukur dengan
menggunakan
Eksoftalmometer
Hertel atau Krahn.
▧ Derajat ringan < 24
mm, berat ≥ 28 mm.

11
Oftalmopati Tiroid Berat (diambil dari : Geneva Foundation of
Medical Education and Research)

12
Ophthalmopathy thyroid. Proptosis, edema palpebra,
retraksi palpebra, chemosis

13
Lagoftalmus

▧ Merupakan kelainan pada mata berupa kelopak mata


tidak dapat menutup dengan sempurna.
▧ Mata yang tidak dapat tertutup dengan sempurna dapat
mengakibatkan mata bagian depan terpapar oleh udara,
sedangkan proses penggantian tears film oleh kelopak
mata juga terganggu. Akibatnya kornea mata menjadi
kering dan mudah terjadi infeksi seperti konjungtivitis dan
keratitis.

14
Miopati restriktif

▧ Menyebabkan gangguan ▧ Dikonfirmasi dengan


atau adanya hambatan pemeriksaan forced
pada pergerakan bola ductions.
mata.
▧ Otot-otot yang paling
sering terlibat adalah
musculus rectus inferior
dan musculus rectus
medialis.
▧ Keadaan berat:
strabismus deviasi ke
bawah (hipotropia) atau
deviasi ke nasal
(esotropia)

15
Hipotropia Kiri dengan Retraksi Palpebra Superior (diambil dari :
Geneva Foundation of Medical Education and Research)

16
Kelainan Pada Kornea

▧ Keratokonjungtivitis pada daerah limbus superior, yang


disebabkan oleh iritasi berulang kronis oleh trauma
mekanis dari palpebra superior.
▧ Tanda sudah oftalmopati berat
▧ Pada eksoftalmos berat, terjadi paparan kornea yang
dapat menyebabkan ulkus kornea.

17
Diplopia

▧ Karena infiltrasi miopati menyerang otot ektraokuler. Otot


dapat membesar secara masif sehigga mempengaruhi
pergerakan bola mata yg juga dapat mengakibatkan
diplopia.

18
Kelainan pada Retina dan Nervus
Optik

▧ Pada oftalmopati tiroid dapat terjadi peningkatan tekanan


intra okular yang disebabkan berkurangnya aliran vena
episklera, menyebabkan perubahan-perubahan pada
retina.
▧ Neuropati optik terjadi akibat kompresi oleh otot-otot
ekstraorbital yang mengalami pembesaran, atau dapat
pula terjadi karena iskemia nervus optik.

19
Kelainan lain pada TED
Glabellar furrows

• Terdapat kerutan pada glabella

Von Graefe sign

• Kegagalan palpebra superior mengikuti pergerakan bola


mata saat pandangan diarahkan ke arah bawah

Vigouroux sign

• edema palpebra

Stellwag sign

• jarang mengedipkan mata


20
Grove sign

• adanya tahanan ketika menurunkan palpebra superior yang


mengalami retraksi

Joffroy sign

• tidak ada lipatan dahi pada pergerakan bola mata ke atas

Möbius sign

• konvergensi pupil lemah

Ballet sign

• adanya restriksi pada satu atau lebih otot ekstraokular.

Gifford's sign

• kelopak mata atas sulit untuk di eversi (dibalik)


21
22
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang

23
Diagnosis : ditemukan 2 dari 3
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
Sedang dalam penunjang
Tanda khas orbital :
perawatan imun ▧ Retraksi kelopak
Bukti radiografi
karena disfungsi matal dengan khas (pembesaran
tiroid akibat satu kemerahan di sebelah fusiform unilateral/
atau lebih penyakit temporal (dengan/ bilateral dari satu
▧ Graves tanpa lagoftalmus). atau lebih otot
hipertiroidisme ▧ Proptosis berikut):
▧ Hashimoto ▧ Strabismus restriktif ▧ Otot rektus
tiroiditis dengan pola yang inferior
▧ Terdapatnya khas
▧ Otot rektus
antibodi tiroid ▧ Neuropati optik
medial
kompresif
▧ Edema/eritema ▧ Otot rektus
kelopak mata lateral
flukuatif ▧ Komplek levator
▧ Kemosis

24
Diagnosis Banding

• Gejala: demam, mata merah, • Gejala: proptosis unilateral,


kelopak mata edem, dapat disertai nyeri orbital,
proptosis, visus menurun visus menurun.
• Unilateral • Pemeriksaan CT scan (untuk
• Leukositosis, dan T3, T4, membedakan proptosis
TSH dalam batas normal karena pembesaran otot dan
lemak atau karna tumor)
• T3, T4 dan TSH normal.

Selulitis Tumor
Orbita Orbita

25
Prinsip Penatalaksanaan

• Tobacco abstinence
T

• Euthroidism must be achieved


E

• Artificial tears
A

• Referral to a specialist centre with experience


R

26
Gejala Tatalaksana
Soft tissue involvement
1. Epibulbar hiperemis NSAID/SAID topikal maupun oral
Penatalaksanaan per-gejala
Lubrikan (mencegah kornea kering),
lateral tarsorrhaphy (mengurangi
2. Limbic Keratokonjungtivitis
eksposur keratopathy bila tidak respon
dg lubrikan)
Retraksi ringan (tidak perlu
penatalaksanaan), mullerotomy, reseksi
Retraksi Kelopak
retractor kelopak bawah, Guanethidine
5% eyedrops
Steroid sistemik (prednison 1-1,5
mg/kgBB)
Radioterapi
Proptosis dan neuropati optik
Kombinasi azothiaprine dan prednisolon
dosis rendah
Pembedahan dekompresi (untuk
meningkatkan volume orbita dg
membuanng tulang dan lemak disekitar
orbita)
Miopati restriktif 27Pembedahan
Prognosis
Dewasa: Diagnosis dan
manifestasinya intervensi dini
Anak dan sedang-berat, terhadap
remaja: sering perkembangan
penyakit ringan menyebabkan penyakit dapat
tanpa cacat perubahan mengurangi
yang bermakna struktur dan morbiditas dan
gambaran mempengaruhi
kosmetik prognosisnya.

28
Thankyou!

29

Anda mungkin juga menyukai