Anda di halaman 1dari 27

PROPTOSIS

Penyaji:
Ferren Oktavena Faisal 6120019047

Pembimbing :
dr. Windi Indria Rini, Sp.M
dr. Hani Faradis, Sp.M

SMF Ilmu Kesehatan Mata


RSI Jemursari Surabaya Kepaniteraan Klinik
2020 - 2021
PENDAHULUAN
 Proptosis didefinisikan sebagai penonjolan mata abnormal ke
bagian anterior bola mata atau dapat juga disebut eksoftalmus.

 Secara konvensional, istilah eksoftalmus diterapkan pada tonjolan


terkait endokrin; Semua penyebab lainnya disebut proptosis.

 Protrusi okular diukur dengan exophthalmometer.

2
GRAVES OFTALMOPATI
DEFINISI

 Graves Oftalmopati juga dikenal dengan Thyroid Eye disease (TED) merupakan suatu kondisi
autoimun yang dihubungkan dengan status kadar tiroid yang tidak normal, dimana terdapat
inflamasi berat yang menyebabkan remodelling jaringan orbita, termasuk akumulasi
makromolekul ekstraseluler dan lemak, Ditandai dengan retraksi kelopak mata, proptosis
(penonjolan bola mata ke luar), bahkan gejala neuropati optik.

 TED hadir dalam hampir 50% kasus GD, sedangkan sekitar 5% pasien akan berkembang
menjadi lebih berat dengan dysthyroid compressive optic neuropathy (DON).

4
ETIOPATOGENESIS
Terdapat suatu ruang di dalam rongga orbita
dan setiap pembengkakan pada jaringan
tersebut menghasilkan perpindahan bola
mata menjadi tampak ke depan. Dikarenakan proses autoimun, yang
terutama mempengaruhi lemak dan otot
ekstraokular  Adanya akumulasi
glikosaminoglikan yang menyebabkan
resistensi air dan infiltrasi sitokin pada TSH-R
di jaringan orbita yang dihasilkan oleh sel B
Obstruksi vena oftalmik superior sebagai proses antigen-antibodi.
juga dapat berkontribusi pada
pembengkakan orbital.

5
GEJALA KLINIS
 Retraksi kelopak mata, Mata menonjol/Proptosis (namun eksoftalmometer masih normal).

 Makin menonjol, merah, ngeres

 Epifora, panas, kemeng, kering (mudah keratitis exposure sampai ulkus)

 Kemosis

 Lagoftalmus (kelopak mata tidak dapat menutup sempurna)

 Pergerakan otot terhambat

 Diplopia

 Visus menurun bahkan sampai buta

6
RETRAKSI KELOPAK
SEVERE CONJUNCTIVAL CHEMOSIS
PEMERIKSAAN GRAVES OFTALMOPATI

 ANAMNESIS

 PEMERIKSAAN KLINIS “NOSPECS”

 PEMERIKSAAN FISIK UMUM & SISTEMIK

 PEMERIKSAAN LOKALIS MATA EKSOFTALMUS

 PEMERIKSAAN FISIK BOLA MATA

 PEMERIKSAAN KHUSUS

 PEMERIKSAAN PENUNJANG

9
ANAMNESIS

 Keluhan umum:

 Banyak berkeringat

 Berdebar – debar

 Gelisah

 Tidak tahan panas


ANAMNESIS

 Keluhan mata:

 Panas

 Kering

 Seperti ada benda asing (mengganjal)

 Nrocoh

 Mata membelalak
PEMERIKSAAN KLINIS (NOSPECS)
The American Thyroid Association telah menggolongkan derajat
keparahan dari manifestasi GO “ NO SPECS
PEMRIKSAAN FISIK UMUM

Takikardi

Nafas
normal /
Vital TD
Normal/
meningkat
Sign meningkat

Suhu
normal /
meningkat

13
PEMERIKSAAN SISTEMIK
PEMERIKSAAN LOKALIS MATA EKSOFTALMUS

Dalrymple’s Sign
• Retraksi kelopak mata atas
menghasilkan penampakan ketakutan

Von Graefe’s Sign


• Saat bola mata digerakkan ke bawah,
kelopak mata atas tertinggal.

Enroth’s Sign
• Kelopak mata terlihat penuh karena
proses edema dan peradangan.
Gifford's Sign
• Kelopak mata atas sulit
untuk di eversi (dibalik)

Stellwag’s Sign
• Kelopak mata jarang sekali
berkedip.
PEMERIKSAAN FISIK BOLA MATA
(SEGMEN ANTERIOR & SEGMEN POSTERIOR)

Konjungtiva
• Konjunctiva tampak mengalami injeksi dan iritasi sehingga terlihat berwarna
merah.

Gerakan bola mata


• Gangguan pada gerakan bola mata dapat berupa kelemahan konvergensi yang
dikenal sebagai Morbius’s sign sampai bola mata tidak dapat digerakkan secara
parsial maupun total.

Kornea
• Infeksi pada kornea atau disebut dengan keratitis dapat terjadi karena mata pasien
jarang berkedip dan kornea terekspos oleh udara sehingga kornea menjadi kering
dan mudah terinfeksi.

Saraf mata
• dapat terjadi neuropati optik karena saraf dan pembuluh darah pada mata
mendapat tekanan langsung akibat pembesaran otot rectus. Hal ini mengakibatka
papil edema atau atrofi saraf optik yang dihubungkan dengan gangguan
penglihatan yang berjalan progresif.
PEMERIKSAAN KHUSUS
OKULAR MOTILITY

18
PEMERIKSAAN KHUSUS
EXOPHTALMOMETER HERTEL

19
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• kadar T3 dan T4 yang meningkat, FT4
Tes Fungsi Tiroid meningkat, dan TSH menurun.

Pemeriksaan Visual • penurunan visus sampai pada kebutaan.

• mendeteksi pembengkakan jaringan lunak


Ultrasonografi orbita, terutama otot (ekstraokuler).

• Terlihat 4 kardinal dari kelainan pada orbita


yaitu proptosis, penebalan otot bola mata,
Computed Tomography (CT) Scan penebalan saraf optik, dan prolaps septum
orbita ke arah anterior karena hipertrofi
jaringan lemak dan atau penebalan otot.
TATALAKSANA BERDASARKAN STADIUM
TUJUAN : Paliatif
Self limiting disease (bisa regresi sendiri).

 STADIUM AWAL
kelainan Retraksi kelopak :
- Tears substitute “emolient substance 5%, methyl celluloce/mineral oil’’ 4-6x/hr
- Bebat mata ketika tidur
kelainan (Retraksi, merah, lakrimasi, ngeres, fotofobi) :
- Kompres dingin pagi hari dan tidur bantal tinggi
- Tears substitute “emolient substance 5%, methyl celluloce/mineral oil’’ 4-6x/hr
- Kaca mata hitam
- Diuretik

21
 STADIUM BERAT
 (Mata terbuka, hambatan/ gangguan pergerakan, ancaman ulkus kornea, dan
penurunan visus) :
- Prednison 40 -80 mg/hari
- Methylprednisolone 16 – 24mg/hari
- Bila sudah terjadi neuropati: Radiasi atau dekompresi membuang sebagian
jaringan disekitar N.II

22
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Glukokortikoid masih merupakan pengobatan yang efektif untuk GO berat :
- Prednison 40 -80 mg/hari

- Methylprednisolone 16 – 24mg/hari

23
TERAPI NON MEDIKAMENTOSA

Terapi • Efek anti inflamasi non spesifik & sensitifitas limfosit di

radiasi
orbita yang tinggi.

• Indikasi: neuropati, diplopia, dan cosmesis.

Operatif • Dekompresi orbita: untuk proptosis.


• perbaikan strabismus untuk memperbaiki adanya
diplopia

Perubahan
• Kontrol penyakit tiroid.
• Hentikan kebiasaan merokok

pola hidup • Proptosis: kornea diproteksi dengan penggunaan


kacamata atau tetes mata agar kornea selalu basah.
DIAGNOSIS BANDING

PSEUDO TUMOR ORBITA


MENINGIOMA

SELULITIS ORBITA

GLIOMA NERVE OPTIK


25
GRAVES OFTALMOPATI PSEUDOTUMOR SELULITIS ORBITA MENINGIOMA GLIOMA NERVE
ORBITA OPTIK
ETIOLOGI PROSES AUTOIMUN KERADANGAN INFEKSI KUMAN IDIOPATIK IDIOPATIK
IDIOPATIK PIOGENIK
ONSET 1 – 14 days (akut) 1 – 14 days (akut) 1 – 14 days (akut) - -
> 2week (sub akut)
GEJALA  Retraksi kelopak mata  Penurunan Visus  Nyeri hebat orbita  kehilangan  Hilangnya
KLINIS  Proptosis  Nyeri perabaan maupun penglihatan yang penglihatan
&  Merah, Ngeres,  Nyeri Kepala pergerakan (frozen cepat  Axial proptosis
TANDA Epifora, Panas,  Diplopia globe)  Gg gerak bola unilateral yang
KLASIK Kemeng, Kering  Proptosis  Palpebra bengkak mata bertahap dan tidak
(mudah keratitis  Gg gerak bola mata dan merah  proptosis yang disertai nyeri.
exposure sampai ulkus)  Edema palpebra  Kemosis terjadi secara  Dapat hadir
 Kemosis  Kemosis  Konjungtiva perlahan-lahan. sebagai tumor
 Lagoftalmus  Abnormalitas pupil hiperemi  Pem Fundus : soliter, atau
 Gg gerak bola mata karena invasi dan  Penurunan visus Atrofi papil sebagai bagian
 Diplopia kompresi  Proptosis  Opticociliary dari
 Visus menurun bahkan intraorbita oleh  Diplopia Shunt Vessel neurofibromatosis
sampai buta tumor. (tidak  Febris  Pemeriksaan
 Konjungtiva hiperemi spesifik)  Nyeri tekan & Fundus 
 Hipertiroid (underlying  Batas tak jelas Fluktuasi abses adanya atrofi
disease) / dada  Melekat pada dasar  Leukositosis dan edema papil
berdebar – debar,  Histo PA  LED tinggi saraf optik.
clubbing finger,
peritibial myxedema,
 Tes fungsi tyroid (+)
“ TERIMAKASIH

27

Anda mungkin juga menyukai