Anda di halaman 1dari 31

REFARAT

THYROID ASSOCIATED OPHTHALMOPATHY

OLEH :
AMIRAH ZAHIDAH MARDHIYAH, S.Ked

PEMBIMBING :
Dr. NENENG H. SAHUNA, Sp.M

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
PENDAHULUAN

Oftalmopati tiroid merupakan suatu kelainan inflamasi autoimun yang menyerang


jaringan orbital dan periorbital mata, yang juga berkaitan dengan keadaan
disfungsi tiroid.

Menurut WHO jumlah penderita penyakit hipertiroid di seluruh dunia pada tahun
2000 diperkirakan 400 juta, dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki
dengan perbandingan 5 : 1.

Penatalaksanaan oftalmopati tiroid direkomendasikan European Group on


Graves Orbitopathy (EUGOGO) ialah untuk mencapai eutiroid, berhenti
merokok, penggunaan tetes mata dan salep mata, penggunaan kacamata dapat
juga diberikan steroid.
ANATOMI

Gambar. Anatomi bola mata. (Ilyas, 2010)


Otot penggerak Mata (6 otot) :
1. Otot Oblik inferior  mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.
2. Otot Oblik Superior  di persarafi saraf ke IV
3. Otot Rektus Inferior  Depresi, Eksoklotorsi, Aduksi
4. Otot Rektus Lateral  abduksi
5. Otot Rektus Medius  adduksi (gerakan primer)
6. Otot Rektus Superior  elevasi, Aduksi dan Insiklotorsi
Etiologi
Proses inflamasi pada oftalmopati tiroid umumnya berhubungan
dengan kelainan tiroid, seperti :

* Hipertiroidisme Graves 80%

* Tiroiditis Hashimoto 10-15%

* Abnormalitas imun kelenjar tiroid 5%


Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi penyakit oftalmopati tiroid,
antara lain :

-Hipertiroidisme yang berat dan lama

-Pengobatan dengan I131

-Merokok

-Pengobatan kelainan mata yang terlambat atau tidak tepat

-Polimorfisme genetik

-Anatomi orbita yang sempit


KLASIFIKASI KELAINAN MATA TIROID MENURUT WERNER (1997)

0 Tidak ada mempunyai gejala


1 Hanya gejala

2 Keterlibatan jaringan lunak, disertai dengan adanya gejala dan tanda


0 Absent
a. Minimal
b. Moderate
c. Marked

3 Proptosis ≥ 3 mm, dengan atau tanpa gejala


0 Absent
a. Proptosis 3-4 mm
b. Proptosis 5-7 mm
c. Proptosis > 8 mm

4 Keterlibatan otot ekstraokuler, biasanya disertai dengan diplopia, serta gejala dan tanda lainya
0 Absent
a. Keterbatasan gerak (limitation of motion)
b. Restriksi gerak yang nyata (evident restriction of motion)
c. Fiksasi ke rongga bola mata

5 Keterlibatan kornea (lagoftalmus)


0 Absent
a. Stippling of cornea
b. Ulserasi
c. Perforasi, nekrosis

6 Kehilangan penglihatan akibat keterlibatan nervus optikus


0 Absent
a. Disc pallor, tajam penglihatan 20/20 sampai 20/60
b. Disc pallor, tajam penglihatan 20/70 sampai 20/200
c. Kebutaan, tajam penglihatan <20/200
THE AMERICAN THYROID ASSOCIATION MEMBUAT PENENTUAN DERAJAT
TANDA OKULAR BERDASARKAN PENINGKATAN KEPARAHAN.

Kelas Tanda

0 Tidak ada gejala atau tanda

1 Hanya tanda, yang mencakup retraksi kelopak mata atas, dengan atau tanpa lid lag, atau proptosis sampai 22

mm. tidak ada gejala

2 Keterlibatan jaringan lunak

3 Proptosis > 22 mm

4 Keterlibatan otot ekstraokuler

5 Keterlibatan kornea

6 Kehilangan penglihatan akibat keterlibatan saraf optikus


PATOGENESIS

Penyakit Graves berkaitan dengan gangguan imunologik, baik humoral


maupun seluler.

- Kompleks imun tiroglobulin-anti tiroglobulin berikatan


dengan otot-otot ekstra okuler  miositis.

- zat-zat penyebab eksoftalmus bekerja dengan imunoglobulin


oftalmik untuk menyingkirkan thyroid stimulating hormone dari
membran retro orbita  peningkatan lemak retro orbita
Penyakit Hashimoto, autoantibodi tiroid terhadap tiroglobulin dan
fraksi mikrosom sel tiroid.
PADA PENYAKIT MATA TIROID, DAPAT TERJADI
PERUBAHAN-PERUBAHAN SEBAGAI BERIKUT:

Hipertropi otot ekstraokuler


Hipertropi otot ekstraokuler umumnya disebabkan oleh peningkatan
glikosaminoglikans (GACs) pada jaringan orbita

Infiltrasi seluler
Pada stadium kongesti, terdapat infiltrasi jaringan oleh sel limfosit, sel plasma,
makrofag dan sel mast

Proliferasi lemak orbita


Pada penderita penyakit mata tiroid juga terjadi proliferasi lemak orbita,
jaringan ikat, dan kelenjar lakrimal dengan retensi cairan dan akumulasi
glikosaminoglikan
MANIFESTASI KLINIS

• Penderita biasanya dalam usia rentang dekade ke-3 hingga ke-4. perempuan > laki-
laki
• Discomfort
• Mata kering (dry eyes)
• Bengkak kelopak mata
• Proptosis biasanya disertai retraksi palpebra menyebabkan lagoftalmus
• Diplopia
• Penurunan tajam penglihatan
• Penurunan lapang pandang
• Kelainan pada penglihatan warna (diskromatopsia)
• Fotopsia
• Nyeri atau tekanan pada mata
pasien juga merasakan keluhan sistemik tirotosikosis , seperti :

• takikardia
• Diaphoresis
• tidak tahan panas
• penurunan berat badan, nafsu makan yang baik
• fatigue
DIAGNOSIS

• Berdasarkan manifestasi klinis berupa kelainan mata disertai gejala klinis


hipertiroidisme
• Pemeriksaan Oftalmologi
- Retraksi palpebra

Gambar. Tampakan retraksi palpebra dan Dalrymple


sign (Perluasan fisura palpebra). (Chong, 2010)
Eksoftalmometer
Eksoftalmus (proptosis)

Gambar. Eksoftalmus. (Chong, 2010)

Gambar. Pemeriksaan eksoftalmus


dengan eksoftalmometer. (Chong, 2010)
MIOPATI RESTRIKTIF

A. Hipotropia dalam posisi tetap. B. Mata kiri lebih turun saat pergerakan ke
bawah. C. Pergerakan ke atas mata kiri terbatas. (Chong, 2010)
KELAINAN PADA KORNEA

Punctate epithelial erosions (PEE) secondary to exposure keratopathy.


(Chong, 2010)
KELAINAN PADA RETINA
DAN NERVUS OPTIK

Gambar. Compressive optic neuropathy. This sequence


Gambar. CT Scan orbital normal. (Chong, 2010) shows a series of CT Scans. (Chong, 2010)
KELAINAN LAIN

Gambar. Inflamasi Aktif pada Oftalmopati Graves.


(Chong, 2010)
TANDA-TANDA EPONIM LAIN YANG TERKAIT
OFTALMOPATI TIROID ANTARA LAIN:

• Von Graefe sign: keterlambatan palpebra pada saat menggerakkan bola mata ke bawah.

• Vigouroux sign: edema palpebra

• Stellwag sign: penutupan mata tidak sempurna dan jarang mengedipkan mata

• Grove sign: adanya tahanan ketika menurunkan palpebra superior yang mengalami
retraksi

• Joffroy sign: tidak ada lipatan dahi pada pergerakan bola mata ke atas

• Möbius sign: konvergensi pupil lemah

• Ballet sign: adanya restriksi pada satu atau lebih otot ekstraokular.
Pemeriksaan Fisik Umum

- Manifestasi hipertiroidisme berupa difus kelenjar tiroid teraba


hangat pada palpasi dan dapat terdengar bruit pada auskultasi.

- Penurunan berat badan, kulit berkeringat banyak, kulit berkeringat


banyak dan hangat pada palpasi, kelemahan otot,
takikardi saat istirahat, dispneu, gelisah, tremor, dan tanda-tanda
lainnya yang menunjukkan adanya peningkatan laju
metabolism.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• pengukuran kadar TSH dan kadar hormon tiroid, yaitu FT3 dan FT4

• USG (Ultrasonography) orbita, dapat melihat adanya penebalan otot atau


pembesaran vena oftalmika superior

• MRI (Magnetic Resonance Imaging) lebih sensitif untuk melihat adanya


kompresi nervus optik

• CT (computed-tomography) scan lebih baik untuk melihat adanya dekompresi


pada struktur tulang
DIAGNOSIS BANDING

1. SELULITIS ORBITA

Gambar. Selulitis orbita. (Kanski, 2007)


2. MIOSITIS ORBITA

Gambar. Miositis orbita. (McCance, 2010)


3. TUMOR ORBITA

Gambar. Tumor orbita. (Riordan, 2008)


TATALAKSANA

Umum Steroid

• Mencapai eutiroid Terapi Kortikosteroid (Oral atau IV)


• Berhenti merokok
• Penggunaan tetes mata dan salep • Terapi lini pertama untuk kompresif
mata neuropati optik
• Penggunaan kacamata Untuk
• injeksi botulinum toxin tipe A.
Te r a p i Po t e n s i a l l a i n nya Radiasi orbita

• Imunoterapi Radiasi orbita dilakukan pada pasien


• Antioksidan seperti selenium 200 dengan gejala sedang hingga berat,
mcg perhari adanya diplopia, dan kehilangan
penglihatan. Radiasi 1500-2000 cGy
dalam 10 fraksinasi diberikan dari
lateral dengan angulasi posterior
PEMBEDAHAN

Dekompresi orbita

Pembedahan Strabismus

Gambar. Pembedahan Strabismus. (Riordan, 2008)


Pembedahan Pemanjangan palpebra (Lid-Lengthening Surgery)

Blepharoplasty

Gambar. Blepharoplasty. (Riordan, 2008)


PROGNOSIS

P Apabila tercapai keadaan eutiroid, terjadi perbaikan


R retraksi palpebra hingga 90% dan 30 % miopati
O restriktif membaik
G
meningkatnya kebutuhan akan pembedahan strabismus
N dan atau dekompresi
O
S
Adanya diplopia dan tekanan intraokular lebih dari 21
I mmHg juga merupakan penanda penyakit yang lebih
s berat
KESIMPULAN

• Kelainan mata tiroid dapat menyertai hipertiroidisme.

• Penatalaksanaan oftalmopati tiroid terdiri atas pengobatan medis,


pembedahan, dan radiasi.

• Prognosis oftalmopati tiroid ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis


kelamin, hipertiroid tidak terkontrol, riwayat penggunaan steroid, dan
adanya diplopia, neuropati optik, dan tekanan intraokular.

Anda mungkin juga menyukai