2. Pada saat ibu merasa adanya DORAN TEKNUS PERJOL VULKA Ibu diposisikan litotomi dan dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan pembukaan servix 10cm (lengkap). Bisa dilakukan perasat mc Robert. 3. Kemudian ibu dipimpin mengejan bersamaan dengan adanya HIS sebelumnya dipasangkan kain steril dibawah vagina. 4. Pada saat kepala bayi membuka vulva sebesar 5 cm, boleh dilakukan / tidak perasat episiotomy (tergantung kondisi perineum) 5. Kemudian tangan penolong diletakkan diatas simphisis guna mengatur defleksi kepala, tangan yang lain menahan perineum guna mencegah robekan perineum yang luas. 6. Kemudian bersamaan HIS ibu dipimpin mengejan 7. Kemudian lahirlah berturut turut dengan oksiput sebagai hipomochlion, UUB, UUK, dahi, muka, dagu dan akhirnya seluruh kepala 8. Kemudian diperiksa ada tidaknya lilitan tali pusat pada kepala bayi. Bila terdapat lilitan, kemudian diregangkan dan dilepaskan, dengan cara menarik dan meregangkan tali pusat dari arah belakang leher bayi bila tidak dapat dilepaskan, maka tali pusat diklem di dua tempat , lalu dipotong 9. Kemudian ditunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar,bila tidak melakukan putar paksi luar, maka kepala bayi dibantu diputar kearah dada bayi. 10. Kemudian kepala bayi dipegang secara biparietal. 11. Kemudian dilakukan tarikan curam kebawah hingga Nampak bahu depan di bawah simpisis. 12. Kemudian dilakukan tarikan elevasi ke atas hingga bahu belakang lahir. 13. Kemudian dilakukan tarikan mendatar sambil salah satu tangan penolong memegang kepala, tangan yang lain menelusuri punggung, bokong, paha, betis sampai kedua mata kaki. Lalu dipegang kedua mata kaki tersebut. 13. Akhirnya lahirlah bayi 14. Kemudian bayi diletakkan di perut ibu 15. Kemudian dilakukan pemotongan tali pusat 2 cm dari umbilicus bayi dengan cara diklem di 2 tempat pada klem ke 2 sebelumnya dilakukan pengurutan tali pusat kearah ibu lalu diklem kemudian dipotong. 16. Kemudian bayi dirawat oleh asisten 17. Kemudian melakukan manajemen aktif kala III 1) Menyuntikkan 10 unit oksitosin secara IM di 1/3 atas distal lateral paha ibu 2) Melakukan penarikan tali pusat terkendali 3) Melakukan massage pada fundus uterus ibu 18. Pindah klem tali pusat 5 cm di depan vulva. Pada saat melakukan penarikan tali pusat terkendali tangan penolong diletakkan di Rahim ibu sambil melakukan pengurutan kearah dorso kranial. 19. Gerakan ini dilakukan berulang ulang hingga tampak plasenta didepan vulva (tanda plasenta sudah lepas yaitu: timbulnya perdarahan mendadak saat dilakukan gerakan pada no 18 dan tali pusat terasa memanjang). kemudian plasenta ditangkap dengan kedua tangan dan dilakukan gerakan memutar 360 derajat searah jarum jam sampai plasenta keluar. 20. Kemudian dilakukan pengecekan plasenta telah lahir lengkap atau belum. Bila didapatkan masih terdapat sisa atau ditemukan plasenta yang tertinggal saat pengecekan plasenta, maka dilakukan eksplorasi dalam Rahim dengan cara memasukkan tangan atau jari penolong hingga benar sudah bersih. 21. Kemudian melakukan pengecekkan ada atau tidaknya luka jalan lahir. Mulai dari servix s/d vagina luar dan perineum. Bila didapatkan luka jalan lahir maka dilakukan penjahitan pada jalan lahir tersebut. 22. Bila keadaan sudah dinyatakan dalam keadaan aman kemudian ibu dibersihkan. Dilakukan pengecekkan 1) Vital sign 2) Kontraksi uterus 3) Tinggi fundus uteri Tiap 15 menit sekali (1 jam pertama), tiap 30 menit sekali (1 jam kedua) (KALA IV) 23. Bila kala IV dinyatakan baik, maka ibu dipindah ke ruangan.