Anda di halaman 1dari 14

ATRESIA REKTI /

ATRESI ANI
KELOMPOK 6 :

NEVI KHOTAMI
NURAISAH
PEGINIA KHAIRUNISA
DEFINISI ETRESIA
REKTI/ATRESI ANI
Atresia berasal dari bahasa yunani, A artinya tidak
ada, trepis artinya nutrisi atau makanan. Dalam
istilah kedokteran atresi itu sendiri adalah keadaan
tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal
atau organ tubular secara kongenital disebut juga
clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang
ditempat yang seharusnya berlubang atau buntunya
saluran atau rongga tubuh, hal ini terjadi karena
bawaan lahir atau terjadi kemudian karena proses
penyakit yang mengenai saluran itu.
beberapa pendapat yang mengemukakan
definisi dari atresia rekti/ atresi ani yaitu :

• Atresia rekti/atresi ani adalah ketiadaan atau


tertutupnya rektal secara kongenital (Dorland,1998)
• Atresia rekti/atresi ani adalah kelainan kongenital
yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus,
rektum atau keduanya ( Betz. ED 3 tahun 2002.
• Atresia rekti/atresi ani merupakan kelainan bawaan
(kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus
(Donna L Wong,520 : 2003)
Klasifikasi Atresia Rekti/ Atresi Ani

1. Secara Fungsional
•Tanpa anus tetapi dengan dekompresi adekuat traktus
gastrointestinalis dicapai melalui saluran fistula eksterna.
•Tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adekuat untuk
jalan keluar tinja.

2. Secara Berdasarkan Letak


•Anomali rendah
•Anomali intermediet
•Anomali tinggi
Tanda atau Gejala Atresi Rekti/Atresi Ani

1. Mekonium (feses bayi) tidak keluar dalam waktu 24-48 jam


setelah lahir.
2. Tinja keluar dari vagina atau uretra.
3. Perut mengembung.
4. Muntah
5. Tidak bisa buang air besar
6. Tidak adanya anus
7. Tidak adanya fistula (saluran abnormal)
8. Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan tegang perut
(distensi)
9. Gangguan cairan elektrolit dan asam basa.
Etiologi
• Etiologi secara pasti atresia ani belum diketahui,
kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan
pertumbuhan fusi dan pembentukan anus disebabkan
dari tonjolan embriogenik. Pada kelainan bawaan
anus umumnya tidak ada kelainan rektum, sfingter,
dan otot dasar panggul.
• Orang tua yang mempunyai gen carier penyakit ini
mempunyai peluang 25% untuk diturunkan kepada
anaknya 30% anak yang mempunyai sindrom genetik,
kelainan kromosom atau kelainan lain yang beresiko
untuk menderita atresia ani.
Lanjutan..
• Atresia rekti/atresi ani dapat disebabkan oleh beberapa
faktor :
• Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur
sehingga bayi baru lahir tanpa lubang dubur.
• Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12
minggu /3 bulan.
• Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik
di daerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis
yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam kehamilan.
• Berkaitan dengan syndrome down
• Atresia rekti/ani adalah kelainan bawaan.
Patofisiologi Atresia Rekti/Atresi Ani

Atresia rekti/ani terjadi akibat kegagalan penurunan


septum anorektal pada kehidupan embrional. Anus dan
rektum berkembang dari embrionik bagian belakang.
Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi
kloaka yang merupakan bakal genitourinarius dan struktur
anorektal terjadi atresia rekti/ani karena tidak ada
kelengkapan migrasi dan perkembangan struktur kolon
antara minggu ke-7 dan ke-10 dalam perkembangan fetal.
Kegagalan migrasi dapat juga terjadi karena kegagalan
dalam agnesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan
vagina.
Penatalaksanaan
a. Subyektif
•Informasi dari ibu riwayat kesehatan selama hamil
dan faktor etiologi tidak langsung kelainan bawaan
seperti faktor : infeksi, mekanik, obat, usia, ibu,
hormonal, radiasi dan gizi.
b. Objektif
•adanya kembung dan terjadi muntah dalam 24-28
jam setelah lahir.
•Terdapat mekonium pada urine, atau mekonium pada
vagina
LANJUTAN..

Dalam Penatalaksanaan medis dapat juga dilakukan :


a. Pembedahan
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai
dengan keparahan kelainan. Semakin tinggi gangguan, semakin
rumit prosedur pengobatannya.Untuk kelainan dilakukan
kolostomi beberapa lahir, kemudian anoplasti perineal yaitu
dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal)
dilakukan pada bayi berusia 12 bulan.
b. Pengobatan
Aksisi membran anal (membuat anus buatan). Fiktusi yaitu
dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 3 bulan
dilakukan korksi sekaligus (pembuat anus permanen)
Peran Bidan

Memberi dukungan dan keyakinan ibu, menjelaskan


pada ibu yang terpenting untuk saat ini, adalah
memberi bayi cukup minum untuk memastikan
pertumbuhan sampai operasi dapat dilakukan. Apabila
hanya labioskiziz dapat menganjurkan ibu untuk
tetap menyusui. Apabila kasus labiopalatoskizis
pemberian ASI peras untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya. Bila masalah minum teratasi BB naik,
rujuk bayi untuk operasi.
KESIMPULAN
Atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak
memunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi
gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan.
Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum
urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi
atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik. Putusnya
saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga
bayi lahir tanpa lubang dubur. Gangguan organogenesis dalam
kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan
pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau
tiga bulan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai