Anda di halaman 1dari 16

Assalammualaikum Wr Wb

Kelompok1 OBSTIPASI
Alvianti Siti S
Andini Sakinah
Ane Grinovia Shakti
Anisa Devita F

Tingkat : 2-A
Obstipasi

1. Pengertian
Obstipasi berasal dari bahasa latin
Ob berarti in the way = Perjalanan
dan stipare yang berarti to compres
= Menekan. Secara istilah
obstipasi adalah bentuk konstipasi
parah dimana biasanya disebabkan
oleh terhalangnya pergerakan fases
dalam usus (adanya obstruksi
usus).
Secara umum Obstipasi adalah penimbunan
fases yang keras akibat adanya penyakit atau
adanya akibat obstruksi pada saluran cerna. Bisa
juga didefinisikan sebagai tidak adanya
pengeluaran fases selama 3 hari atau lebih.
2. Etiologi Obstipasi

• Keadaan Mental
• Penyakit Organik
• Kelainan KKebiasaan
Makan
• Hipotiroidisme
• Keadaan – ongenital
• Penyebab lain
3. Patofisiologi dan
Fatogenesis Obstipasi
Defekasi mekanisme usus yang normal terdiri
atas 3 faktor yaitu sebagai berikut :
• Asupan cairan yang adekuat.
• Kegiatan fisik dan mental
• Jumlah asupan makanan yang berserat
4. Klasifikasi Obstipasi

a. Obstipasi Akut
Rektum tetap mempertahankan tonusnya dan defekasi timbul
secara mudah dengan stimulasi laksatif, suposutoria atau enema.
b. Obstipasi Kronik
Rektum tidak kosong dan dindingnya mengalami peregangan
berlebihan secara kronik sehingga tambahan fases yang datang
mencapai tempat ini tidak menyebabkan rektum meregang lebih
lanjut. Reseptor sensorik tidak memberikan respons pada dinding
rektum lebih lanjut dan tidak mampu untuk berkontraksi secara
efektif.
5. Tanda dan Gejala Obstipasi

• Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam


36 jam pertama pada bayi jika tidak mengeluarkan fases
selama 3 hari atau lebih.
• Sakit dan kejang pada perut
• Pada pemeriksaan rektal, jari akan merasa jepitan udara
dan mekonium yang menyemprot.
• Fases besar dan tidak dapat digerakan dalam rektum
• Bising usus yang janggal
• Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala.
• Terdapat luka pada anus.
Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita
obstipasi adalah sebagai berikut :
o Pendarahan
o Ulserasi
o Obstruksi parsial
o Diare intermiten
o Distensi kolon akan menghilang jika ada
sensasi rektum yang mengawali proses
defekasi 
6. Diagnosa
• Anamnesa
Riwayat penyakit difokuskan pada gangguan untuk mengeluarkan
baik fases maupun gas. Anamnessis ditujukan untuk menggali lebih
dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi
terjadinya obstipasi.
Dicari juga apakah ada kelainan usus sebulumnya nyeri pada perut
dan masalah sistemik lain yang penting.
• Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen standar seperti insfeksi, auskultasi, perkusi
dan palfasi untuk melihat apakah ada masa abdomen, nyeri abdomen,
dan adanya disentri kolon. Pemeriksaan rektal tussae (colok dubur)
untuk mengidentifikasi kelainan racun yang mungkin menyebabkan
obstruksi dan memberikan gambaran rektum.
• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaanpenunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang
menderita obstipasi adalah pemeriksaan hb, pemeriksaan urine, dan
pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
• Pencitraan
Pencitraan dengan CT scan, USG, Xrays, dengan atau tanpa bahan
kontras. Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi
kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon
dengan terdapat udara menandakan partial parsial. Pencitraan dapat
digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.
• Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darat (mengetahui
dehidrasi dan ketidak seimbangan elektrolit), hermatrokit (mengetahui
insfeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan
menentukan sebab obstipasi.
7. Penatalaksanaan

langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi obstipasi :


a. Mencari penyebab obstipasi
b. Menegakan kembali kebiasaan defekasi yang normal
dengan memperhatikan gizi, tambahan cairan, dan
kondisi psikis.
c. Pengosongan Beberapa rektum dilakukan dengan
disimpaksi digital, enema minyak zaitun, dan laksatif.
d. Usahakan diet pada ibu dan bayi tepat yang cukup
mengandung makanan yang banyak mengandung serat,
buah-buahan dan sayur-sayuran.
d. Berikan bayi lebih banyak cairan seperti susu atau
air putih ataupun setelah usia 4 bulan dapat diberikan jus
buah yang diencerkan.
e. Olahraga bantulah bayi anda dengan melakukan
olahraga kecil dengan cara menekuk lutt bayi kearah
perutnya secara lebut, beberapa kali, yang akan
membantu untuk mengeluarkan BAB.
f. Berikaan bayi mandi air hangat.
g. Oleskan vasline atau baby oil disekitar anus bayi.
h. Diet pada ostruksi total dianjurkan tidak makan apa-
apa.
i. Pada obstruksi parsial dapat diberikan makanan cair
dan obat-obat oral.
j. Bayi antara 4 bulan dan 1 tahun dapat sembuh dengan
sereal serat tinggi atau jus apricot, kacang polong, sereal,
kripik graham, buncis dan bayam.
k. Kebiasaan BAB yang baik
l. Anak yangmengalami konstipasi harus dilatih untuk
membangun kebiasaan BAB yang baik
m. Anak juga harus belajar untuk tidakmenahan keinginan
BAB
n. Perawatan medis yaitu resusitasi untuk mengoreksi cairan
dan elektrolit tubuh, nasogatris decompression pada
obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi dan
pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit.
o. Operasi
8. Asuhan Kebidanan Dengan Manajemen Terapi

Berikut adalah penilaian yang perlu dilakukan


pada saat melakukan manajemen kebidanan :
• Penilaian makan dan cairan
• Penilaian dari kebiasaan usus (kebiasaan pola
makan)
• Penilaian penampakan stres emosional pada
anak yang dapat mempengaruhi pola defekasi
bayi.
 
Wassalammualaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai