Anda di halaman 1dari 25

Menentukan Diagnosa

Topik Sub topik

: Menentukan diagnosa : 1. Menetapkan normalitas ibu 2. Menentukan usia kehamilan 3. Menentukan periode kehamilan 4. Membedakan antara ketidaknyamanan dalam kehamilan dan kemungkinan komplikasi 5. Mengidentifkasi tanda dan gejala menyimpangan dari keadaan normal 6. Mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan belajar

Mata Kuliah Waktu Dosen

: Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) : 200 menit : Herlina Simanjuntak, Ni Wayan Ana PS, Gita Listryani

OBJEKTIF PERILAKU SISWA 1. Setelah perkuliahan selesai, tanpa melihat catatan mahasiswa dapat menjelaskan kembali normalitas ibu sesuai dengan hand out. 2. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). 3. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri (TFU).

Menentukan Diagnosa

4. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan usia kehamilan berdasarkan gerakan janin. 5. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat membedakan antara ketidaknyamanan dalam kehamilan dan kemungkinan komplikasi dengan tepat sesuai hand out. 6. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat mengidentifkasi tanda dan gejala menyimpangan dari keadaan normal sesuai handout. 7. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan belajar. 8. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan diagnosa dengan diberikan studi kasus.

REFERENSI 1. ----------. Asuhan Antenatal. Pusdiknakes. WHO. Jakarta : JHPIGEO.2002. Hal 74-88 2. ---------. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Hal : N-1. 3. Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 2002. Hal : 128 156 4. Varney, H. Ilmu kebidanan (Varneys Midwifery 3rd edition). Jakarta : EGC 2004. Hal 197 241 5. Datta, M. Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Bahana Ilmu Populer. 2007. Hal 28 71 6. Prawirohardjo, S. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP. 2002. Hal 154 163 7. ----. Antenatal Care : Routine Care for Healthy Pregnant Woman. NICE Clinical Guidelines 62. NHS. 2008. Hal 37 38

Menentukan Diagnosa

8. Susan Scott, Terri Kyle. Maternity and Pediatric Nursing. USA : Lippincott Williams & Wilkins. 2008. Hal 324 326 9. Matterson Peggy. Womens Health During the Childbearing Years a Community-Based Approach. USA : Mosby. 2001. Hal 343 356 10. Siswosudarmo Risanto, Emilia Ova. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta : Pustaka Cendikia Press. 2008. Hal 58 - 75

PENDAHULUAN

Periode antenatal mencakup waktu kehamilan yang dimulai dimulai dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) sampai dimulainya persalinan yang ditandai dengan mulainya periode intrapartal. Selama periode antenatal seorang wanita akan mengalami banyak keluhan ketidaknyamanan baik yang fisiologis ataupun mengarah ke komplikasi. Pengkajian yang tepat dan pemeriksaan yang menyeluruh dan komprehensif sangat diperlukan selama periode ini. Pelayanan antenatal yang diberikan oleh bidan pada akhirnya akan menentukan hasil luaran dari kehamilan dan persalinan. Pada handout ini akan dibahas bagaimana bidan akan menentukan diagnosa kehamilan.

Menentukan Diagnosa

URAIAN MATERI

A. MENETAPKAN NORMALITAS IBU Gambaran diagnosa kehamilan normal antara lain :

1. Ibu sehat Sehat secara fisik dan psikologis. Sehat secara fisik dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan obstetri, dan pemeriksaan laboratorium. Sehat secara psikologis, berarti tidak ada gangguan secara psikologis pada ibu hamil tersebut. Ibu hamil tersebut hanya mengalami perubahan psikologis yang normal yaitu : Trimester I : ibu merasa cemas dengan kehamilannya, mencari tandatanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya hamil, setiap perubahan penting diperhatikan dengan seksama. Trimester II : biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai merasakan kehadiran bayinya. Trimester III : disebut sebagai periode menunggu dan waspada. Ibu tidak sabar terhadap kelahiran bayinya. Kadang-kadang takut pada sakit fisik pada proses persalinan dan takut kalau bayi yang dilahirkan tidak normal. Ibu juga merasa dirinya aneh dan jelek.

Menentukan Diagnosa

2. Tidak ada riwayat obstetri yang buruk Komplikasi obstetri adalah : a. Umur kurang dari 19 tahun atau diatas 35 tahun. b. Paritas : Primigravida tua Grande multipara

c. Riwayat persalinan : Abortus lebih dari 2 kali Partus prematurus 2 kali atau lebih Riwayat kematian janin dalam rahim Perdarahan pasca persalinan Riwayat preeclampsia dan eklampsia Riwayat persalinan dengan tindakan operasi (SC) Terdapat disproporsi sefalopelvik Perdarahan antepartum Kehamilan ganda atau hidramnion Hamil dengan kelainan letak Hamil disertai mioma uteri atau kista ovarium

3. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan Secara tradisional perkiraan tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, dan prosesus sifoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu, hasil yang dilaporkan masih bervariasi.

Menentukan Diagnosa

(Gambar menentukan tinggi fundus uteri dengan palpasi)

Dalam upaya standardisasi perkiraan TFU, para peneliti saat ini menyarankan penggunaan pita ukur untuk mengukur TFU dari tepi atas simfisis karena memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Ukuran dengan pita ukur dilakukan setelah umur kehamilan 24 minggu. Ukuran ini biasanya sesuai dengan umur kehamilan dalam minggu. Namun bisa terjadi beberapa variasi (1-2 cm).

(Gambar mengukur tinggi fundus uteri dengan pita pengukur)

Menentukan Diagnosa

4. Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal Tujuan dari pemeriksaan fisik dan tes laboratorium bertujuan untuk mendeteksi adanya komplikasi kehamilan. 1) Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan fisik umum a) Tinggi badan b) Berat badan : > 145 cm : kenaikan selama kehamilan 6,5 16 kg.

Berat badan ideal wanita hamil sebaiknya dihitung dengan menggunakan indeks massa tubuh.

Keterangan :

Menentukan Diagnosa

Tabel Kenaikan Berat Badan Rata Rata Pada Ibu Hamil Minggu 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 Kenaikan dalam Kg 0,2 0,5 0,8 1,1 1,7 2,4 3,1 3,9 4,7 5,5 6,2 7 7,7 8,4 9,1 9,8 10,4 10,9

Menentukan Diagnosa

c) Tanda-tanda vital Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu b. Kepala dan leher a) Tidak ada edema di wajah b) Sklera mata tidak ikterus c) Konjungtiva tidak anemis d) Bibir tidak pucat e) Tidak terdapat pembesaran pada kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening c. Payudara a) Ukuran keduanya simetris/sama b) Puting payudara menonjol c) Ada pengeluaran kolostrum (usia kehamilan 28 minggu) d) Tidak terdapat massa atau nodul pada payudara dan axilla d. Abdomen a) Tidak terdapat luka bekas operasi yang berhubungan dengan kandungan b) Ballottement, ballottement terjadi pada usia kehamilan 16 20 minggu. c) Tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan d) Letak, posisi, presentasi, dan penurunan kepala ( >36 minggu) e) Denyut jantung janin (DJJ). Dapat didengar dengan menggunakan laenec saat usia kehamilan 18 20 minggu, dan dengan : 100/60 mmHg - 140/90 mmHg : 60 90 x/menit : 15 20 x/menit : 36,5C 37,5C

Menentukan Diagnosa

menggunakan Doppler saat usia kehamilan 12 minggu. DJJ normal 120 160 x/menit dan reguler. e. Tangan dan kaki a) Tidak ada edema pada jari tangan b) Kuku jari tidak pucat c) Tidak ada varices d) Reflex patella (+) f. Genitalia eksterna Tidak terdapat varices, perdarahan, luka, pengeluaran uretra dan skene normal, dan tidak terdapat bengkak atau massa pada kelenjar bartolin. g. Genitalia interna a) Serviks : tidak terdapat luka atau lesi, terdapat tanda goodel, serviks tertutup. b) Vagina : cairan yang keluar normal, tidak terdapat luka dan darah. c) Uterus : tanda piscasek

2) Pemeriksaan laboratorium Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui protein dan glukosanya. Pemeriksaan darah untuk mengetahui golongan darah, kadar hemoglobin, faktor rhesus, dan deteksi dini TORCH. Tes Lab Hemoglobin Protein urin Nilai Normal 10,5 14 Nilai tidak normal < 10,5 Diagnosa atau masalah terkait Anemia Preeklampsia

10

Menentukan Diagnosa

Dipstick Merebus

Negative Bening

> atau = 2 Keruh

dan eklampsia

Glukosa dalam urin

Sama dengan Lebih warna pembanding dari

keruh Diabetes mellitus

pembanding Rh Rh sensitization Ketidakcocokan ABO

Faktor rhesus Golongan darah

Rh + A, B, AB, O

HIV Rubela

Negative Negative

positif Positif

HIV/AIDS Anomaly janin jika pada ibu

mengalami infeksi Tinja (untuk OVA/ Negative telur cacing parasit) Positif Anemia akibat

cacing tambang

B. MENENTUKKAN USIA KEHAMILAN 1. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Rumus 4 1/3 Contoh : Tanggal kunjungan HPHT Perhitungan : 17 10 2010 16 05 2010 1 - 5 4 dikalikan dengan minggu + 1/3 dikalikan minggu : 17 10 2010 : 16 05 2010

11

Menentukan Diagnosa

4 (5) + 1/3 (5) = 20 minggu + 1 minggu 6 hari 21 minggu 6 hari ditambahkan sisa 1 hari = 21 minggu 7 hari atau sama dengan 22 minggu Jadi usia kehamilan ibu adalah 22 minggu. Rumus menghitung bulan Contoh : Seorang wanita HPHT : 14 8 2004 Diperiksa tanggal : 11 2 2005 Usia kehamilannya adalah : Minggu 14 8 2004 9 10 11 12 1 11 2 2005 2 4 4 4 4 4 1 23 Total : 25 minggu 6 hari Hari 3 2 3 2 3 3 4 20

2. TFU Perabaan (palpasi) Perabaan (palpasi) 3 jari diatas simfisis Pertengahan simfisis pusat 1 2 jari dibawah pusat Usia kehamilan (minggu) 12 16 20

12

Menentukan Diagnosa

Sejajar dengan pusat 1 2 jari diatas pusat Pertengahan pusat prosesus xyphoid 1 2 jari dibawah prosesus xyphoid Pertengahan pusat prosesus xyphoid Rumus Mc. Donald Dengan menggunakan metlin atau pita ukur.

24 28 32

36 38 40

Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan : Tinggi fundus uteri (cm) x 8= tuanya kehamilan dalam minggu 7 TINGGI FUNDUS UTERI (DALAM CM) 20 23 26 30 33 USIA KEHAMILAN (DALAM BULAN) 5 6 7 8 9

Dari hasil pengukuran TFU juga dapat ditentukan Taksiran Berat Badan Janin TBBA), rumusnya adalah sebagai berikut : (Tinggi fundus dalam cm n) x 155 = berat badan (gram) Bila kepala belum masuk panggul maka n = 12 Bila kepala sudah masuk panggul maka n = 11

13

Menentukan Diagnosa

Contoh : Dari hasil pemeriksaan TFU didapatkan : 32 cm. Kepala belum masuk PAP TBBA = (32 12) X 155 TBBA = 3100 gram 3. Gerakan janin Gerakan janin yang dirasakan ibu hamil untuk pertama kalinya disebut quickening. Pada ibu primigravida quickening dirasakan ibu pada usia kehamilan 18 20 minggu, sedangkan pada multigravida quickening dirasakan ibu pada usia kehamilan 16 minggu. 4. Denyut jantung janin (DJJ) DJJ mulai terdengar dengan menggunakan monoaural (laenec) pada usia kehamilan 20 minggu, sedangkan dengan menggunakan Doppler, DJJ dapat terdengar pada usia kehamilan 12 minggu. 5. Pemeriksaan USG

C. MENENTUKAN PERIODE KEHAMILAN Setelah menentukan usia kehamilan, maka tentukan periode kehamilannya : Trimester I Trimester II Trimester III : usia kehamilan 0 12 minggu : usia kehamilan 13 27 minggu : usia kehamilan 28 40 minggu

D. MEMBEDAKAN ANTARA KETIDAKNYAMANAN DALAM KEHAMILAN DAN KEMUNGKINAN KOMPLIKASI

14

Menentukan Diagnosa

E. MENGIDENTIFKASI TANDA DAN GEJALA MENYIMPANGAN DARI KEADAAN NORMAL Interpretasi data untuk menegakkan diagnosa merupakan langkah kedua dari manajemen kebidanan. Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap suatu diagnosa atau masalah berdasarkan informasi yang akurat dan datadata yang telah dikumpulkan. Dari data tersebut dapat ditentukan

kehamilan berada dalam kondisi normal atau tidak, serta dengan membedakan antara ketidaknyamanan yang umum terjadi pada ibu hamil dengan kemungkinan terjadinya komplikasi pada kehamilan.

F. MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN KEBUTUHAN BELAJAR Kebutuhan belajar dapat diidentifikasi berdasarkan penyimpangan kebutuhannya. Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh ibu hamil selama masa kehamilan adalah : 1. Makanan (diet ibu hamil) Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena berguna untuk : a. Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan b. Pertumbuhan janin c. Cadangan makanan pada masa laktasi Nutrisi yang diperlukan adalah protein, karbohidrat, lemat, zat besi (Fe), vitamin, dan mineral. 2. Obat-obatan Jangan memberikan obat yang tidak terlalu perlu terutama pada trimester I dan II. Ada obat yang teratogenik yang dapat memberikan kelainan organik pada janin, misalnya talidomide. dari keadaan normal, dan tanda dan gejala yang menjadi

hal-hal

15

Menentukan Diagnosa

3. Gerak badan atau olahraga Olah raga ringan dan latihan pernafasan serta relaksasi akan membantu mempertahankan kebugaran tubuh, secara bertahap hingga 20 menit perhari. Salah satu olahraga yang baik bagi ibu hamil dan dapat menunjang proses persalinan adalah senam hamil. 4. Pakaian Baju yang dikenakan hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu atau alas kaki dengan tumit yang tinggi hendaknya jangan dipakai, karena titik berat wanita hamil berubah sehingga mudah jatuh atau tergelincir. Payudara yang membesar juga membutuhkan BH yang lebih besar dan cukup menopang payudara. Disarankan untuk mulai menggunakan BH menyusui. 5. Istirahat Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat secara teratur khususnya seiring dengan kemajuan kehamilan. Posisi miring ke kiri sangat dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi dengan mengurangu tekanan pada vena cava inferior. 6. Kebersihan tubuh Kebersihan tubuh dapat mengurangi kemungkinan infeksi dari kumankuman. Perawatan gigi juga sangat penting, karena gigi yang baik akan menjamin pencernaan yang sempurna. Bila terjadi kerusakan gigi dan tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan komplikasi yang menyebar kemana-mana. 7. Kesehatan jiwa (psikologis) Selain fisik, kesehatan jiwa harus diperhatikan. Ketakutan menghadapi kehamilan maupun persalinan adalah hal yang fisiologis. Tugas bidan

16

Menentukan Diagnosa

bukan untuk menghilangkan takut tetapi membantu ibu mengatsinya dan memberikan dukungan emosional. 8. Perawatan payudara Pemeriksaan payudara dilakukan untuk memeriksa ketidaknormalan puting susu. Jika puting terlalu kecil dan terbenam akan menyulitkan bayi untuk menghisap pada masa laktasi. Persiapan menyusui pada masa kehamilan penting dilakukan sejak dini agar lebih siap menyusui bayinya.

KESIMPULAN 1. Gambaran diagnosis kehamilan normal antara lain : Ibu sehat Tidak ada riwayat obstetri yang buruk Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal

2. Identifikasi terhadap suatu diagnosa atau masalah berdasarkan informasi yang akurat dari data data yang telah dikumpulkan. Dari data tersebut dapat ditentukan kehamilan berada dalam kondisi normal atau tidak, serta dengan membedakan antara ketidaknyamanan yang umum terjadi pada ibu hamil dengan kemungkinan terjadinya komplikasi pada kehamilan. 3. Kebutuhan belajar diidentifikasi berdasarkan adanya tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal, dan hal hal yang menjadi keluhan ibu, serta sesuai dengan kebutuhannya.

17

Menentukan Diagnosa

CONTOH KASUS Kasus 1 Ibu N, 28 tahun, datang ke klinik tanggal 17 10 2010 untuk kunjungan antenatal pertamanya. Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa HPHT ibu tanggal 02 08 2010. PP test positif, ibu belum merasakan gerakan janin, sering mual dan muntah di awal kehamilan tetapi sekarang tidak. Ibu merasa khawatir karena sering sekali buang air kecil terutama pada malam hari. Ibu tidak pernah mengalami perdarahan pervaginam. Ini adalah kehamilan ibu yang kedua, anak pertamanya berusia 1 tahun, saat lahir berat badan anaknya 2900 gr, persalinan dibantu oleh bidan tidak ada komplikasi. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes, STDs, HIV dan malaria. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Tanda vital : Tekanan darah Nadi : 120/80 mmHg : 88 x/menit BB : 60 kg TB : 152 cm

Pemeriksaan payudara

: payudara teraba keras, ada hiperpigmentasi pada areola.

Pemeriksaan abdomen

: tinggi fundus teraba 3 jari di atas simfisis pubis, DJJ belum terdengar

Pemeriksaan ekstremitas

: tidak ada oedema dan varices.

Apakah diagnosa dari kasus diatas?

Jawaban : Diagnosis : G2P1A0 gravida 11-13 minggu dengan keluhan fisiologis. G2P1A0 : Ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu sudah pernah melahirkan 1 kali dan ibu tidak pernah mengalami keguguran Gravida 11-13 minggu: usia kehamilan dihitung dari HPHT, pp test positif.

18

Menentukan Diagnosa

Keluhan fisiologis : mual dan muntah, sering buang air kecil dimalam hari merupakan keluhan fisiologis pada kehamilan trimester I.

Kasus 2 Ny. I usia 32 tahun datang ke bidan tanggal 17 Oktober 2010. Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa ini adalah kehamilan ke-tiga, sebelumnya ibu pernah mengalami keguguran 1 kali. Ibu sangat menantikan kehamilan ini. Ibu mengatakan bahwa HPHTnya adalah tanggal 05 06 2010. Ibu mengeluh kakinya bengkak bengkak, tetapi hilang segera setelah diistirahatkan. Ibu juga mengeluhkan sakit kepala, tetapi tidak berat hingga mengganggu aktivitas ibu. Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes, jantung, IMS dan TBC atau penyakit lainnya. Anak pertama lahir normal di bidan dengan berat badan 3100 gr tetapi meninggal karena sakit saat berusia 1 tahun. Gerakan anak sudah dirasakan oleh ibu sejak 1 minggu yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Tanda tanda vital : Tekanan Darah Nadi BB TB : 130/80 mmHg : 84 x/menit : 63 kg : 156 cm : payudara teraba keras, ada hiperpigmentasi pada areola. Pemeriksaan abdomen : tinggi fundus teraba 3 jari di bawah pusat, teraba ballotement DJJ : 148 x/menit, reguler Pemeriksaan ekstremitas : oedema (+) di kedua kaki Respirasi : 20 x/menit

Pemeriksaan payudara

Apakah diagnosa dari kasus diatas?

Jawaban :

19

Menentukan Diagnosa

Diagnosis : G3P1A1 gravida 19-21 minggu janin tunggal hudup dengan keluhan fisiologis. G3P1A1 : Ini merupakan kehamilan yang ketiga, ibu sudah pernah melahirkan 1 kali dan ibu pernah mengalami keguguran 1 kali. Gravida 19-21 minggu : usia kehamilan dihitung dari HPHT. Janin tunggal hidup : terdengar DJJ 1. Keluhan fisiologis : Kaki bengkak, tetapi hilang ketika diistirahatkan dan sakit kepala, tetapi tidak berat hingga menggangu aktivitas ibu merupakan keluhan fisiologis pada kehamilan trimester II.

Kasus 3 Ibu N, 29 tahun, datang ke klinik tanggal 20 10 2010 untuk kunjungan antenatal kelima. Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa HPHT ibu tanggal 01 03 2010. Ibu mengeluh susah buang air besar, padahal ibu sudah mengkonsumsi cukup sayuran. Ibu juga merasa ada keputihan, tetapi tidak berbau, berwarna bening dan tidak gatal. Ibu juga mengeluhkan sering pusing terutama jika bangun dari tempat tidur. Ini adalah kehamilan ibu yang kedua dan ibu tidak pernah mengalami keguguran, anak pertamanya berusia 3 tahun, saat lahir berat badan anaknya 2750 gr, persalinan dibantu oleh bidan tidak ada komplikasi. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes, STDs, HIV dan malaria. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Tanda vital : Tekanan darah Nadi : 110/70 mmHg : 88 x/menit BB : 70 kg TB : 161 cm

Pemeriksaan payudara

: payudara teraba keras, ada hiperpigmentasi pada areola.

20

Menentukan Diagnosa

Pemeriksaan abdomen TFU : 30 cm : teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting : teraba bagian keras memanjang di kanan ibu : teraba bagian bulat lunak dan melenting : teraba konvergen : 142 x/menit, reguler

Leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV BJA

Pemeriksaan ekstremitas : tidak ada oedema dan varices. Apakah diagnosa yang dari kasus diatas?

Jawaban : Diagnosis : G2P1A0 gravida 33-35 minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan keluhan fisiologis. G2P1A0 : Ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu sudah pernah melahirkan 1 kali dan ibu tidak pernah mengalami keguguran. Gravida 33-35 minggu : usia kehamilan dihitung dari HPHT dan kesesuaian TFU dengan usia kehamilan. Janin tunggal hidup intrauterin : hanya terdengar 1 DJJ reguler dan gerakan janin dirasakan oleh ibu. Keluhan fisiologis : susah buang air besar, keputihan tidak berbau, berwarna jernih dan tidak gatal merupakan keluhan fisiologis pada kehamilan trimester I.

Kasus 4 : Tanggal 20 Oktober bidan memeriksa Ny. N usia 23 tahun, hamil pertama, tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya. HPHT : 10 Maret 2010. Ini adalah kehamilan yang direncanakan. Ibu mengeluh sering buang air kecil terutama pada malam hari, pola istirahat cukup, tidak mengkonsumsi obat obatan dan gerakan

21

Menentukan Diagnosa

janin dirasakan aktif. Berencana melahirkan pervaginam dan menyusui bayinya. Nenek dari ibu menderita diabetes yang dikontrol dengan diet dan obat obatan. Paman dan bibi dari suami memiliki riwayat kembar. Hasil pemeriksaan : Keadaan umum baik, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, BB sebelum hamil 50 kg, BB saat ini 61 kg. Perut sebelah kanan terdapat parut bekas apendictomy, TFU : 30 cm. Pada fundus teraba bulat dan tidak melenting, punggung janin teraba di sebelah kiri. DJJ : 136 x/menit, regular. Apakah diagnosa dari kasus diatas?

Jawaban : Diagnosis : G1P0A0 gravida 32-34 minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan keluhan fisiologis. G1P0A0 : Ini merupakan kehamilan yang pertama, ibu belum pernah melahirkan dan ibu tidak pernah mengalami keguguran. Gravida 32-34 minggu : usia kehamilan dihitung dari HPHT dan kesesuaian TFU dengan usia kehamilan. Janin tunggal hidup intrauterin : hanya terdengar 1 DJJ reguler dan gerakan janin dirasakan oleh ibu. Keluhan fisiologis : sering buang air kecil merupakan salah satu keluhan fisiologis pada kehamilan TM III.

Kasus 5 : Tanggal 20 Oktober 2010 Ibu Dina usia 23 tahun datang ke bidan Yani untuk memeriksakan kehamilannya. HPHT 8 Februari 2010. Berat badan ibu sebelum hamil adalah 42 kg, sekarang berat badan ibu Dina 46 kg.Ibu mengatakan bahwa makan ibu tidak teratur selain itu sebelum hamil ibu Dina merupakan seorang perokok aktif. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital semuanya dalam batas normal. Ini

22

Menentukan Diagnosa

merupakan kehamilan kedua ibu dan ibu tidak pernah mengalami keguguran. Setelah dilakukan pemeriksaan Leopold kepala janin belum masuk PAP. Pemeriksaan abdomen TFU : 28 cm : teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting : teraba bagian keras memanjang di kanan ibu : teraba bagian bulat lunak dan melenting

Leopold I Leopold II Leopold III

Leopold IV : teraba konvergen BJA : 120 x/menit, reguler

Diagnosis apa yang dapat Anda buat pada kasus ini?

Jawaban : Diagnosis : G2P1A0 gravida 36-38 minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan IUGR G2P1A0 : Ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu sudah pernah melahirkan 1 kali dan ibu tidak pernah mengalami keguguran. Gravida 36-38 minggu : usia kehamilan dihitung dari HPHT Janin tunggal hidup intrauterin : hanya terdengar 1 DJJ reguler dan gerakan janin dirasakan oleh ibu. IUGR : wanita perokok, penambahan berat badan yang sangat sedikit, faktor nutrisi, dan ketidaksesuaian TFU dengan usia kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya IUGR.

Kasus 6 : Ibu Sany datang ke BPS untuk periksa hamil tanggal 26 September karena mengeluh sakit kepala menetap walaupun sudah diistirahatkan. Selain itu ibu Sany mengatakan terkadang penglihatan ibu kabur. Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasilnya adalah 140/90 mmHg, ballotemen positif, DJJ

23

Menentukan Diagnosa

138 x/menit reguler, bidan tersebut juga melakukan pemeriksaan protein urin dan hasilnya adalah +1. Ini merupakan kehamilan yang pertama dan ibu mengatakan tidak pernah keguguran, sampai saat ini ibu masih merasakan gerakan janinnya. HPHT 6 Mei 2010. Diagnosis apa yang dapat Anda berikan pada ibu Sany?

Jawaban : Diagnosis : G1P0A0 gravida 20-22 minggu janin tunggal hidup dengan preeklamsia ringan G1P0A0 : Ini merupakan kehamilan yang pertama, ibu belum pernah melahirkan dan ibu tidak pernah mengalami keguguran. Gravida 20-22 minggu : usia kehamilan dihitung dari HPHT. Janin tunggal hidup : hanya terdapat 1 DJJ. Preeklamsia ringan : Tekanan darah: 140/90 mmHg, protein urin +1 , pandangan kabur dan nyeri kepala menetap walaupun sudah diistirahatkan merupakan tanda gejala preeklamsia ringan.

Kasus 7 : Pada tanggal 24 Oktober 2010 bidan Lina memeriksa seorang ibu hamil yang mengeluh keluar darah sedikit di celana dalam ibu seminggu yang lalu, setelah seminggu kemudian kejadian tersebut berulang sehingga ibu tersebut memutuskan untuk datang ke bidan Lina. Sebelum hamil ini ibu mengatakan pernah mengalami keguguran dan ibu mempunyai satu orang anak berusia 3 tahun. Ibu juga mengeluh terkadang nyeri dipunggung dan nyeri perut ringan. PP test positif, setelah dilakukan pemeriksaan dalam didapat fluksus sedikit, ostium uteri internum tertutup dan besarnya uterus sesuai dengan umur kehamilan. HPHT 6 Agustus 2010. Diagnosis apa yang harus bidan Lina buat ?

24

Menentukan Diagnosa

Jawaban : Diagnosis : G3P1A1 gravida 9-11 minggu dengan abortus iminens. G3P1A1 : Ini merupakan kehamilan yang ketiga, ibu sudah pernah melahirkan 1 kali dan ibu pernah mengalami keguguran 1 kali. Gravida 9-11 minggu: dihitung dari HPHT, pp test positif Abortus iminens : fluksus sedikit, ostium uteri internum tertutup dan besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan adalah tanda dan gejala dari abortus iminens.

25

Anda mungkin juga menyukai