Anda di halaman 1dari 6

A.

Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah


Stimulasi adalah kegiatan merangsang kembampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakuka oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan
anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat
di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak
bahkan gangguan yang menetap.
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak dasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta
kemampuan sosialisasi dan kemandirian.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
ke-4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila berlu diberi hadah atas keberhasilannya.

B. Stimulasi pada Bayi Umur 6-9 Bulan


1. Kemampuan gerak kasar
a. Stimualsi yang perlu dilanjutkan
 Menyangga berat.
 Mengembangkan kontrol terhadap kepala.
 Duduk.
b. Merangkak
Letakkan sebuah mainan diluar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau
merangkan ke arah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan
lututnya.
c. Menarik ke posisi berdiri
Dudukkan bayi di tempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri.
Selanjutnya, lakukan hal tersebut di atas meja, kursi, atau tempat lainnya.
d. Berjalan berpegangan
Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya di depan
bayi dan jangan terlalu jauh. Buat agar bayi mau berjalan berpegangan pada
ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.
e. Berjalan dengan bantuan
Pegang kedua tangan bayi dan buat agar ia mau melangkah.
2. Kemampuan gerak halus
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
 Memegang benda dengan kuat.
 Memegang benda dengan kedua tangannya.
 Mengambil benda-benda kecil.
b. Memasukkan benda ke dalam wadah
Ajari bayi cara memasukkan mainan/benda kecil ke dalam suatu wadah
yang dibuat dari karton/kaleng/kardus/botol air mineral bekas. Setelah bayi
memasukkan benda-benda tersebut ke dalam wadah, ajari cara
mengeluarkan benda tersebut dan memasukkannya kembali. Pastikan benda-
benda tersebut tidak berbahaya, seperti jangan terlalu kecil karena akan
membuat tersedak bila benda tertelan.
c. Bermain “genderang”
Ambil kaleng kosong bekas, bagian atasnya ditutup dengan plastik/kertas
tebal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul “genderang dengan
sendok/centong kayu hingga menimbulkan suara.
d. Memegang alat tulis dan mencoret-coret
Sediakan karyon/pensil berwarna dan kertas bekas di atas meja. Dudukkan
bayi dipangkuan anda, bantu bayi agar ia dapat memegang karyon/pensil
dan ajarkan bagaimana mencoret-coret kertas.
e. Bermain mainan yang mengapung di air
Buat mainan dari karton bekas/kotak/gelas plastik tertutup yang mengapung
di air. Biarkan bayi main dengan mainan tersebut ketika mandi. Jangan
biarkan bayi sendirian ketika mandi/main di air.
f. Membuat bunyi-bunyian
Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing memegang mainan yang tidak
dapat pecah (kubus/balok kecil). Bantu agar bayi membuat bunyi-bunyian
dengan cara memukul-mukul ke 2 benda tersebut.
g. Menyembunyikan dan mencari mainan
Smbunyikan mainan/benda yang disukai bayi dengan cara ditutup
selimut/koran, sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara menemukan mainan
tersebut yaitu dengan mengangkat kain/koran penutup mainan. Setelah bayi
mengerti permainan ini, maka tutup mainan tersebut dengan selimut/koran,
dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri.
3. Kemampuan bicara dan bahasa
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
 Berbicara.
 Mengenali berbagai suara.
 Mencari sumber suara.
 Menirukan kata-kata.
b. Menyebutkan nama gambar-gambar di buku/majalah
Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna-warni (misal: gambar
binatang, kendaraan, meja, gelas, dan sebagainya) dari buku/majalah
bergambar yang sudah tidak terpakai. Sebut nama gambar yang anda
tunjukkan kepada bayi. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa
menit saja.
c. Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar
Tempelkan berbagai macam guntingan gambar yang menarik dan berwarna-
warni (misal: gambar binatang, mainan, alat rumah tangga, bunga, buah,
kendaraan, dan sebagianya), pada sebuah buku tulis/gambar. Ajak bayi
melihat gambar yang namanya anda sebutkan. Usahakan bayi mau
mengulangi kata-kata anda. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam
beberapa menit saja.
4. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a. Stimulasi yan perlu dilanjutkan
 Memberi rasa aman dan kasih sayang.
 Mengajak bayi tersenyum.
 Mengayun.
 Menina-bobokkan.
 Bermain “ciluk-ba”
 Melihat di kaca.
b. Permainan “bersosialisasi”
Ajak bayi bermain dengan orang lain. Ketika ayah pergi, laimbaika tangan
ke bayi sambul berkata “da... daah”. Bantu bayi dngan gerakkan membalas
melambaikan tangannya. Setelah ia mengerti permainan tersebut, coba agar
bayi mau menggerakkan tangannya sendiri ketika mengucapkan kata-kata
seperti di atas.
KPSP PADA BAYI UMUR 9 BULAN

Nama bayi : Syafiga Mounira Dunda


Tempat, tanggal lahir : Gorontalo, 12 Agustus 2018
Umur bayi : 9 bulan
Nama ibu : Ririn Anggriani Asunge
Umur ibu : 33 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Beringin, Kel. Buladu, Kec. Kota Barat, Kab. Gorontalo
A. Pemeriksaan KPSP pada Bayi Umur 9 bulan

1. Pada posisi bayi telentang, pegang Gerak Kasar Gerak Kasar


kedua tangannya lalu tarik perlahan- (YA) (TIDAK)
lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi
mempertahankan lehernya secara 
kaku? Jawab TIDAK jika kepala bayi
jatuh kembali.
2. Pernahkah anda melihat bayi Gerak Halus Gerak Halus
memindahkan mainan atau kue (YA) (TIDAK)
kering dari satu tangan ke tangan
yang lain? Benda-benda panjang 
seperti sendok atau kerincingan
bertangkai tidak ikut dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan Gerak Halus Gerak Halus
memperlihatkan selendang, sapu (YA) (TIDAK)
tangan atau serbet, kemudian
jatuhkan ke lantai. Apakah bayi
mencoba mencarinya? Misalnya 
mencari dibawah meja atau
dibelakang kursi?
4. Apakah bayi dapat memungut dua Gerak Halus Gerak Halus
benda seperti mainan/kue kering, dan (YA) (TIDAK)
masing-masing tangan memegang
satu benda pada saat yang sama? 
Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah
melakukan perbuatan ini.
5. Jika anda mengangkat bayi melalui Gerak Kasar Gerak Kasar
ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah (YA) (TIDAK)
ia menyangga sebagian berat bedan
dengan kedua kakinya? Jawab YA 
bila ia mencoba berdiri dan sebagian
berat badan tertumpu pada kedua
kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan Gerak Halus Gerak Halus
tangganya benda-benda kecil sperti (YA) (TIDAK)
kismis, kacang-kacangan, potongan
biskuit, dengan gerakkan miring atau 
menggerapai?
7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi Gerak Kasar Gerak Kasar
atau dinding, dapatkah bayi duduk (YA) (TIDAK)
sendiri selama 60 detik?

8. Apakah bayi dapa makan kue kering Sosialisasi & Sosialisasi &
sendiri? Kemandirian Kemandirian
(YA) (TIDAK)


9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan Bicara dan Bahasa Bicara dan
anda diam-diam datang berdiri (YA) Bahasa
dibelakangnya, apakah ia menengok (TIDAK)
kebelakang seperti mendengar
kedatangan anda? Suara keras tidak 
ikut dihitung. Jawab YA hanya jika
anda melihat reaksinya terhaap suara
yang perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang Sosialisasi & Sosialisasi &
diinginkan di luar jangkauan bayi, Kemandirian Kemandirian
apakah ia mencoba mendapatkannya (YA) (TIDAK)
dengan mengulurkan lengan atau
badannya? 

B. Intervensi Perkembangan
1) Pemeriksaan KPSP jawaban “YA” =9
2) Pemeriksaan KPSP jawaban “TIDAK” = 1

Syafiga, bayi berumur 9 bulan dengan hasil pemeriksaan KPSP bahwa belum bisa
duduk sendiri selama 60 detik tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding. Jadi,
tindakan intervensi perkembangannya yakni pada setiap kegiatan bersama bayi,
sesering mungkin ibu untuk melatih bayi duduk sendiri tanpa penyangga, agar bayi
akan mampu duduk sendiri tanpa penyangga dibelakangnya.

Anda mungkin juga menyukai